Lahat ng Kabanata ng Perjanjian Di Ujung Pengkhianatan: Kabanata 111 - Kabanata 120

128 Kabanata

Bab 111

Pagi itu, matahari bersinar lembut di atas gedung firma hukum *Juan & Associates Law Firm*. Hari ini menandai babak baru dalam hidup Juan, dan ia merasa seperti seorang prajurit yang baru saja memasuki medan perang. Dengan setelan jas rapi dan berkas-berkas di tangannya, ia melangkah mantap ke dalam ruangannya. Dini, yang sejak pagi telah menyiapkan bekal makan siang untuknya, tersenyum bangga. “Hari ini sidang pertamamu sebagai pemilik firma, kan?” tanyanya sambil menyerahkan kotak makan siang yang telah dihias rapi. Juan mengangguk, menerima bekal itu dengan penuh rasa terima kasih. “Ya, kasus ini penting, Din. Ini bukan sekadar kasus bisnis biasa, tapi soal hak seorang ibu yang ditinggalkan begitu saja oleh suaminya yang kaya dan berkuasa. Aku harus memastikan dia mendapatkan keadilan.” Dini menggenggam tangannya erat. “Kamu bisa melakukannya. Kamu selalu berjuang untuk yang benar.” Setelah mencium kening Dini dan mengucapkan selamat tinggal pada Dean, Juan bergegas ke
last updateHuling Na-update : 2025-03-13
Magbasa pa

Bab 112

Pagi itu, Juan sudah bersiap lebih awal dari biasanya. Setelan jasnya rapi, dasinya terpasang sempurna, dan tatapannya penuh tekad. Dini memperhatikan dari dapur sambil menyiapkan sarapan untuk Dean, menyadari betapa bersemangatnya suaminya pagi ini. “Kamu kelihatan berbeda hari ini,” kata Dini sambil meletakkan secangkir kopi di meja. Juan mengambil cangkir itu dan tersenyum. “Hari ini ada sidang penting. Ini bisa menjadi tonggak besar untuk karierku.” Dini mengangguk mengerti. “Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Kamu selalu memberikan yang terbaik dalam setiap kasus.” Sebelum berangkat, Juan mencium kening Dini dan mengusap kepala Dean yang masih mengunyah rotinya. “Doakan Ayah, ya, Nak.” Dean mengangkat kepalan tangannya dengan penuh semangat. “Semangat, Ayah! Kamu pasti menang!” Juan tertawa dan mengangguk. “Terima kasih, jagoan.” Di ruang sidang, suasana begitu tegang. Kasus yang ditangani Juan kali ini melibatkan seorang klien yang dituduh melakuk
last updateHuling Na-update : 2025-03-13
Magbasa pa

Bab 113

Juan duduk di ruang kerjanya, menatap tumpukan berkas yang tersusun rapi di atas meja. Sebagai pengacara handal, tanggung jawabnya semakin besar. Kasus yang ia tangani bukan hanya tentang memenangkan perkara, tetapi juga tentang menegakkan keadilan bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya. Namun, malam ini pikirannya bukan hanya soal pekerjaan—ada hal lain yang lebih besar yang sedang ia rencanakan. Pintu terbuka pelan, dan Dini muncul dengan secangkir kopi di tangannya. “Sejak tadi kamu belum keluar dari sini. Pasti ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan,” katanya sambil meletakkan cangkir itu di meja. Juan menghela napas dan tersenyum kecil. “Aku memikirkan sesuatu yang penting. Sesuatu yang akan mengubah hidup kita.” Dini mengernyitkan dahi. “Apa itu?” Juan menatap istrinya dalam-dalam. “Aku ingin membangun firma hukum sendiri.” Mata Dini sedikit membesar. “Kamu serius?” Juan mengangguk. “Selama ini aku bekerja di firma orang lain, menangani banyak kasus, tapi a
last updateHuling Na-update : 2025-03-14
Magbasa pa

Bab 114

Malam itu, Dini duduk di tepi tempat tidur, mengelus perutnya yang mulai membuncit. Rasa bahagia dan haru bercampur menjadi satu. Di sampingnya, Juan baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut masih sedikit basah. Ia tersenyum melihat istrinya yang tampak termenung. “Kamu kenapa?” Juan bertanya seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dini menghela napas pelan, lalu tersenyum. “Aku hanya nggak menyangka waktu berjalan secepat ini. Rasanya baru kemarin aku masih takut untuk menjalani semua ini, dan sekarang… kita menunggu kelahiran anak kedua.” Juan duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Dini dengan hangat. “Aku juga tidak menyangka akan sejauh ini. Dulu, aku hanya seorang pengacara yang sibuk dengan pekerjaannya, sementara kamu adalah perempuan yang terus mencoba menghindariku.” Dini terkekeh, mengingat bagaimana dulu ia begitu ragu dengan perasaannya sendiri. “Aku nggak nyangka bisa sebahagia ini bersamamu, Juan.” Juan tersenyum kecil, lalu perlahan membaringkan k
last updateHuling Na-update : 2025-03-14
Magbasa pa

Bab 115

Pagi yang cerah menyambut keluarga kecil itu dengan suasana hangat. Juan, yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengacara, memilih untuk mengambil cuti hari ini. Ia ingin menghabiskan waktu bersama Dini dan Dean, terutama karena kondisi Dini yang sedang hamil membuatnya ingin lebih banyak berada di sisinya. Saat mereka selesai sarapan, Dean tiba-tiba melonjak kegirangan. “Papa, Mama, hari ini kita main ke taman, ya? Aku mau kasih makan ikan di kolam!” Juan melirik ke arah Dini, memastikan apakah istrinya merasa cukup sehat untuk berjalan-jalan. Namun, Dini justru tersenyum dan mengangguk. “Boleh, Sayang. Mama juga butuh udara segar.” Mereka pun bersiap-siap untuk pergi ke taman kota yang tak jauh dari rumah. Dean membawa sekantong kecil roti yang sudah dipotong-potong untuk diberikan pada ikan, sementara Juan menyiapkan air mineral dan beberapa camilan ringan. Sesampainya di taman, Dean langsung berlari menuju kolam ikan dengan penuh semangat. Juan dan Dini mengi
last updateHuling Na-update : 2025-03-15
Magbasa pa

bab 116

Pagi itu, suasana rumah Juan dan Dini terasa begitu hangat. Aroma roti panggang dan kopi memenuhi udara, menambah kenyamanan di dalam rumah mereka yang kini terasa semakin lengkap. Dean duduk di kursinya dengan wajah antusias, sesekali menggoyang-goyangkan kakinya sambil menunggu sarapannya disajikan. “Mama, aku mau telur dadar kayak kemarin!” seru Dean dengan semangat. Dini terkikik sambil membalik telur di wajan. “Baik, Nak. Mama buat yang spesial buat kamu.” Sementara itu, Juan duduk di meja makan, membaca beberapa dokumen yang berkaitan dengan kasus yang sedang ditanganinya. Sebagai pengacara handal, dia memang selalu sibuk, tetapi akhir-akhir ini dia berusaha mengatur waktunya agar tidak kehilangan momen-momen berharga bersama keluarga. “Pagi ini kita mau ke mana?” tanya Juan sambil menatap Dini yang sedang sibuk di dapur. Dini menoleh sebentar dan tersenyum. “Aku pikir kita bisa mengajak Dean ke taman bermain. Dia sudah lama ingin naik perahu kecil di danau.” Dean la
last updateHuling Na-update : 2025-03-15
Magbasa pa

Bab 117

Pagi itu, sinar matahari menembus jendela besar rumah mereka, menyinari ruang tamu yang hangat. Dini tengah menyiapkan sarapan sementara Juan duduk di meja makan, membaca beberapa dokumen hukum yang perlu ia tinjau sebelum sidang siang nanti. Dean, dengan piyama bergambarkan karakter favoritnya, berlari kecil ke arah meja makan sambil membawa mainannya. “Papa! Lihat, aku punya mobil balap baru!” serunya dengan semangat. Juan menatap putranya dan tersenyum, kemudian meletakkan dokumen di tangannya. “Wah, keren sekali! Siapa yang belikan ini?” “Bunda!” Dean menjawab dengan bangga, lalu berlari ke arah Dini yang sedang menuangkan susu ke gelasnya. Dini terkekeh. “Dia sudah memilih sendiri di toko mainan kemarin. Katanya ingin jadi pembalap.” Juan menggeleng pelan, tertawa kecil. “Anak kita memang semakin pintar.” Setelah sarapan, Juan bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia berdiri di depan cermin, merapikan dasinya, sementara Dini datang membawa jasnya. “Hari ini ad
last updateHuling Na-update : 2025-03-16
Magbasa pa

Bab 118

Malam semakin larut ketika Dini dan Juan akhirnya kembali ke rumah setelah hari yang panjang. Setelah sekian lama berjuang menghadapi berbagai rintangan, hidup mereka kini mulai menemukan ritme yang lebih tenang. Namun, di balik ketenangan itu, ada tanggung jawab besar yang kini mereka emban bersama. Dini duduk di ruang tamu, melepaskan sepatu dengan sedikit lelah. Juan berjalan mendekat, membawa dua cangkir teh hangat, lalu duduk di sebelahnya. "Hari yang panjang, ya?" tanyanya dengan senyum kecil. Dini mengangguk sambil meniup teh di tangannya. "Tapi aku bersyukur. Akhirnya, kita bisa sampai di titik ini. Dean tumbuh dengan baik, pekerjaanmu semakin stabil, dan kita... kita semakin kuat." Juan menatap Dini dalam-dalam, lalu mengulurkan tangan untuk menggenggam jemarinya. "Aku selalu tahu bahwa bersamamu, aku bisa menghadapi apa pun. Kamu membuatku ingin menjadi pria yang lebih baik, Din." Dini tersenyum, merasa hatinya menghangat. "Dan kamu membuatku merasa aman, Juan." Se
last updateHuling Na-update : 2025-03-16
Magbasa pa

Bab 119

Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah tirai kamar, menciptakan cahaya keemasan yang lembut di dalam ruangan. Juan membuka matanya perlahan, lalu tersenyum melihat Dini yang masih terlelap di sampingnya. Rambutnya sedikit berantakan, napasnya teratur, dan wajahnya terlihat begitu damai. Tak ingin membangunkannya, Juan perlahan bangkit dari tempat tidur. Ia melangkah menuju dapur untuk menyiapkan sarapan sederhana. Roti panggang, telur dadar, dan secangkir teh hangat—menu yang mungkin sederhana, tapi penuh makna karena dibuat dengan cinta. Sementara itu, Dean terbangun dan langsung berlari keluar kamar dengan wajah penuh semangat. “Papa!” serunya dengan suara nyaring. Juan berbalik dan tersenyum. “Pagi, Nak. Mau bantu Papa bikin sarapan buat Mama?” Dean mengangguk antusias. Dengan tangan kecilnya, ia mencoba membantu mengoleskan selai di atas roti, meskipun sebagian besar selainya justru berakhir di tangannya sendiri. Juan hanya tertawa melihatnya. Tak lama, langkah kak
last updateHuling Na-update : 2025-03-17
Magbasa pa

Bab 120

Malam di rumah Juan dan Dini terasa begitu tenang. Setelah seharian menghabiskan waktu bersama Dean, mereka akhirnya bisa duduk berdua di ruang keluarga. Juan sedang membaca sebuah dokumen penting di laptopnya, sementara Dini sibuk menyulam kain dengan motif bunga yang cantik. “Besok kamu ada jadwal sidang lagi?” tanya Dini tanpa mengalihkan pandangannya dari sulamannya. Juan mengangguk. “Iya, kasus ini cukup besar. Aku harus memastikan semua bukti dan argumenku kuat. Lawan kita kali ini cukup licik.” Dini menatap Juan dengan khawatir. “Hati-hati, ya. Kamu tahu aku selalu mendukungmu, tapi aku juga nggak mau kamu terlalu terbebani.” Juan tersenyum, lalu menutup laptopnya dan mendekat ke arah Dini. “Aku tahu. Kamu selalu jadi alasan kenapa aku bisa bekerja dengan baik. Aku nggak akan berlebihan, janji.” Dini tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Juan. “Baiklah. Aku percaya padamu.” *** Keesokan paginya, Juan berangkat lebih awal ke kantornya. Saat tiba, ia
last updateHuling Na-update : 2025-03-17
Magbasa pa
PREV
1
...
8910111213
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status