“Aku bawain Mbak sarapan, maaf lancang masuk, soalnya aku chat gak dibales-bales, pintu tadi tak tertutup rapat. Mbak baik-baik saja ‘kan?” Kevandra sengaja berpura-pura seolah tak tahu apa yang terjadi. Dia ingin tahu, apakah Arumi ingin bercerita atau masih ingin menyembunyikannya? Arumi menoleh cepat ke arah meja, matanya langsung tertumbuk pada kertas akta cerai yang tadi tergeletak begitu saja. Wajahnya berubah, dia segera melangkah mendekat dengan gerakan gugup. Dengan tangan yang masih sedikit gemetar, dia buru-buru meraih kertas itu, melipatnya dengan rapi, dan memasukkannya ke dalam laci lemari di dekat meja kerja.“Hmmm, makasih ya buat sarapannya, Kev! Mbak baik-baik saja, kok.”Kevandra mengangguk, tersenyum tipis meskipun dia kecewa karena Arumi tak menceritakan apa-apa padanya, “Sama-sama, Mbak. Kalau ada apa-apa atau butuh support, jangan sungkan ya, cerita.”Arumi tersenyum dan mengangguk, “Ya, nanti Mbak hubungi kamu dan teman-teman kamu kalau butuh masukkan terkait
Last Updated : 2025-03-06 Read more