All Chapters of Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan: Chapter 81 - Chapter 90

151 Chapters

81. Aku Akan Menanggung Semuanya

Ariella yang bungkam, membuat rasa sabar Felix terkikis.“Cepat berikan padaku!” Pria itu menyentak tegas, selaras tangannya yang menekan lengan Ariella lebih kuat.Akan tetapi wanita itu hanya menatapnya berang, seolah tak sudi memberikan yang Felix minta. Sialnya, pria tersebut langsung menampik kotak obat yang dipegang Ariella hingga jatuh ke lantai. Saat itulah, ponsel Peter tak sengaja keluar dari sana.“Aish, sialan!” Makian lolos dari mulut Felix ketika mengambil benda pipih itu.Bibirnya menyeringai puas, tapi ini sungguh membuat Ariella was-was.Dengan tatapan tegasnya, wanita itu menuntut balasan. “Saya sudah mengambil ponsel Tuan Peter, sekarang tepati janji Anda. Bebaskan Halley!”Ya, Felix memang membuat kesepakatan itu dengannya. Usai mendengar kabar dari Beatrice bahwa Peter memegang bukti kuat untuk membebaskan Lucas, Felix harus melakukan apapun untuk memusnahkannya. Sebab itu, dia meminta Ariella mengkhianati Lucas dengan mencuri bukti itu dari Peter.Pria tersebut m
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

82. Selama Ini Aku Memelihara Seorang Pengkhianat

‘Sialan! Apa yang dia lakukan?!’ Lucas mencecar penuh makian dalam hatinya.Mulanya dia tak menggubris setiap bualan Felix, tapi saat melihat video Ariella yang berjalan telanjang dan duduk di paha adiknya, sungguh membuat amukannya meradang. Bahkan kedua tangannya yang saling berkaitan di atas meja, ini tampak mengepal geram.‘Jadi selama ini aku memelihara seorang pengkhianat?!’ sambung pria itu membatin berang.Emosinya pun kian membengkak ketika Felix berujar, “kau tahu, Kak? Jalang ini sangat pandai bergoyang di atas ranjang. Apa dia juga memuaskanmu? Aku menyukainya karena dia selalu patuh padaku, termasuk mencuri ponsel Peter!”Iras muka Felix berangsur berang selaras dengan kalimat terakhirnya yang kebak tekanan. Dia tertawa penuh ejekan mengamati wajah Lucas yang sejak tadi menatapnya dingin.“Hah … aku rasa kau harus mengganti asistenmu yang bodoh itu, agar lebih becus bekerja. Atau kau mau aku rekomendasikan seseorang? Aish, tapi apa gunanya? Kau akan membusuk di penjara!”
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

83. Tentu Saja Aku Harus Melenyapkannya!

Pengacara pembela Lucas meraih sesuatu dari balik jasnya, lalu berujar tegas. “Ini ponsel milik mendiang Caesar yang ditemukan di lokasi kontruksi proyek Santa Manila, Yang Mulia!”Dia juga memampangkan benda pipih itu ke arah jaksa penuntut yang menatapnya. Dan itu membuat Felix yang berada di sebelah Ariella mengerutkan dahinya kesal.‘Sialan! Kenapa mereka bisa menemukan ponsel korban? Bukankah Matthias sudah mengurus semuanya?!’ cecarnya membatin geram.Reaksinya tersebut berbending terbalik dengan Ariella yang berbinar penuh harap.“Ponsel itu tidak akan membuktikan apapun!” Felix mencibir seakan mematahkan kesenangan Ariella.Namun, detik berikutnya sang pengacara menyalakan layar proyektor di depan ruang sidang. Di sana terpampang pesan obrolan mendiang korban proyek Santa Manila dengan sang istri, sebelum kecelakaan.Hakim ketua dan semua orang yang melihatnya sontak membelalak, mengetahui sepasang suami istri itu sengaja merencanakan kecelakaan.[Aku takut, istiku.][Kau suda
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

84. Dia Akan Menceraikanmu!

‘Hah … Tu-tuan Muda ingin membunuhku!’ batin Ariella menutup mulutnya dengan sebelah tangan.Sensasi empedu seperti naik ke leher, tubuhnya pun gemetar ketakutan saat mendapati orang mengincar nyawanya. Dan sial, saking terkejutnya, bahu Ariella tak sengaja menyenggol pintu ruangan tersebut, hingga terbuka lebih lebar.‘Ah! Celaka!’ Wanita itu bergeming kaget selaras dengan Peter yang kini menoleh ke arah pintu.“Tuan Muda, sepertinya ada tikus yang berusaha menguping pembicaraan kita!” tukas Peter menatap tegas.Lucas yang berada di kursinya, menilik ke arah pintu dengan sorot tajam. Tampak jelas amarah membara tergantung di matanya.“Saya akan menangkapnya, Tuan Muda!” Peter berujar sambil menoleh pada Lucas lagi.Alih-alih menyetujui, Lucas justru mengangkat telapak tangannya, memberi kode pada sang asisten untuk menahan diri.Sementara Ariella yang berada di balik ambang itu, semakin ketakutan. Dia buru-buru berbalik dan mangkir dari sana. Saking buncahnya, wanita tersebut hampir
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

85. Kau Hanya Sibuk Tidur Dengan Para Pelacur

“Brengsek!” Felix mengumpat geram. “Siapa yang berani masuk se—”Kata-kata lelaki itu kembali tertelan, bahkan maniknya langsung berubah seluas cakram begitu melihat Beatrice memicing jijik ke arahnya. “Hah! I-ibu?!” Felix seketika menjauh dari Ariella. Sang waninta yang sejak tadi tengkurap di meja billiard itu pun bergegas merapikan diri. Tapi saat berpaling pada Felix, dia tak segan menggampar wajah lelaki tersebut dengan kerasnya. “Kau!” Felix menatap tajam saat merasakan wajahnya memanas di bekas tamparan. Namun, Ariella tak gentar sebab dirinya tak bersalah. Wanita itu sudah lelah menjadi bahan fantasi bejat Felix. Hingga dengan manik yang memerah, Ariella berujar tegas pada Beatrice. “Nyonya Besar, Tuan Muda Felix berniat memperkosa saya!”“Sialan! Apa yang kau bicarakan, dasar jalang?!” Felix menyambar dengan raut wajah berangnya. Tapi bukannya menciut, Ariella malah menunjuk botol alkohol yang tergeletak di karpet dekat tempat Beatrice berdiri. “Alkohol itu! Tuan Muda
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

86. Tolong Dengarkan Saya, Tuan Muda!

“Tidak, Tuan Muda!” tukas Ariella yang seketika berpaling ke belakang. Dirinya telah susah payah masuk ke galeri seni itu. Dia masih harus mencari bukti kematian Elizabeth di galeri seni tersebut. Mana mungkin Ariella menyerah di tengah jalan?Belum sampai wanita itu melanjutkan ujarnya, Lucas malah beranjak pergi. Ariella tak bisa pasrah. Apapun yang terjadi, dia harus mengatakan semuanya pada sang suami.“Saya bisa menjelaskan bahwa saya tidak memihak Tuan Felix, tapi ….” Ucapan Ariella kembali teredam sebab Lucas tak menghentikan langkahnya. Dengan cepat, wanita itu pun merengkuh tangan Lucas agar berhenti. “Tolong dengarkan saya, Tuan Muda!” tukas Ariella penuh harap. Namun, tanpa diduga Lucas malah berpaling sambil menghempas cekalan Ariella amat kasar. Punggung istrinya itu menatap lemari pendingan, tapi Lucas yang sejak tadi membendung amarah, langsung mengungkungnya dengan sebelah tangan.Manik elang pria itu menatap tajam seraya mendecak, “apa kau tidak paham bahasa manus
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

87. Beri Aku Waktu Sedikit Lagi

“Oh? Bisa dibuka?!”Ariella tak sengaja melepas sambungan di leher patung itu. Maniknya pun mengerjap lebar begitu melihat mini kamera di bagian kepala patung tersebut.‘Apa ini kamera perekam?’ batin Ariella menerka.Dia lantas meraih kamera mini itu, tapi sayangnya indikator di kamera tersebut langsung mati. Dan itu membuat Ariella was-was.“Tidak, semoga ini tidak rusak karena jatuh tadi!” gumam wanita itu memeriksanya lebih dekat.Dirinya berharap penuh pada kamera tersebut. Karena tersembunyi dalam miniature patung, jelas sekali kamera itu menyimpan sesuatu. Mungkin saja Ariella bisa menemukan petunjuk mengenai kematian mendiang Elizabeth.Wanita tersebut hanya mengambil mini kamera tadi, lalu meletakkan miniature patung Potrait of Nancy ke almari pajangan belakang kursi. Dia juga merapikan area meja kerja direktur dan bergegas keluar dari ruangan tersebut.Sambil menggenggam kamera mini tadi, Ariella pun membatin, ‘Ayah, aku yakin kita akan mengungkap kebenaran di balik kecelaka
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

88. Jalang Itu Harus Dilenyapkan!

‘Ternyata selama ini Jalang itu mengorek kematian Elizabeth?!’ geming Beatrice dengan sorot mata membara.Wajahnya terpampang penuh amukan saat menyaksikan rekaman video Elizabeth yang meregang nyawa di ruang direktur Baratheon Gallery!“Hah!” Breatrice segera menutup layar laptop di hadapannya.Tangan wanita paruh baya itu mengepal geram. Ya, padahal selama ini dia sudah menutupi fakta ini dari semua orang. Tapi Ariella yang tiba-tiba mengusik masalah ini, sungguh membuatnya khawatir. Beatrice tidak akan membiarkan satu kutu pengganggu mengancam kedamaiannya.‘Aku harus bertindak. Jangan sampai jalang itu membongkar dan mengacaukan semuanya!’ batin Nyonya Baratheon tersebut amat dongkol. ‘Aku mencapai semua ini tidak mudah. Jadi satu-satunya cara agar segalanya aman, hanyalah menyingkirkan batu sandungan. Jalang itu harus dilenyapkan!’Napas Beatrice membara penuh amukan. Dengan geramnya, dia pun menatap pria bermasker hitam yang sejak tadi bersiaga di depannya.“Kau! Singkirkan jala
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

89. Hanya Kematian yang Pantas Untukmu

“Ugh!” Darah keluar dari mulut Ariella saat dirinya kembali menerima tembakan kedua.Kakinya yang tak bisa beranjak, membuat Ariella terdiam di tempat, hingga mobil yang melaju dari depan tak bisa menghindarinya. Hantaman yang keras membuat wanita itu terpental, bahkan terguling ke jalanan.Pria bermasker hitam yang melihat Ariella tertabrak, jadi mengurungkan langkah untuk mendekat. Terlebih saat dia melihat pengemudi mobil itu keluar. Antek Beatrice tersebut tak bisa mengambil risiko apapun, karena ada orang lain di sana.‘Sialan! Aku harus cepat pergi sebelum terlibat dengannya. Ya, lagi pula wanita itu tertembak di titik vital. Dia juga tertabrak mobil. Sudah pasti tidak akan selamat!’ batin pria masker hitam tersebut.Dirinya bergegas kembali ke mobilnya dan segera mangkir dari area tersebut.Sementara itu, seorang pria berjas hitam yang menabrak tadi buru-buru menghampiri Ariella. Pria tersebut mengernyit cemas melihat Ariella yang sudah tak sadaran diri. Bahkan pelipis dan seki
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

90. Luke, Ini Aku!

‘Brengsek! Jika mereka memang ada hubungannya dengan kematian Ibu, aku tidak akan memberi ampun!’ Lucas memaki berang dalam batinnya. Dia mengamati Beatrice dan Felix yang kini berbelok masuk ke dalam mansion. ‘Aku harus menyelidiki mereka!’ sambung Lucas merapatkan alis. Pria itu tak akan mengabaikan kemungkinan sekecil apapun jika menyangkut Elizabeth. Kecurigaannya pun kian menebal pada Beatrice sebab selama ini dia-lah yang menjadi duri di kehidupan mendiang sang ibu. Bahkan kematian Elizabeth juga sangat menguntungkannya, karena Beatrice yang semula gundik di vila Baratheon berhasil menjadi Nyonya Besar di mansion. Hingga waktu sarapan tiba, Lucas yang sudah beberapa hari tak bergabung, kini turun ke ruang makan dan duduk di kursi pertama dekat tempat Richard. Dia bahkan hadir sebelum anggota keluarga Baratheon lainnya datang. Itu membuat Felix yang baru tiba seketika menajamkan pandangan. Tanpa segan, putra bungsu Richard itu berkata, “Kakak, bisakah kau geser ke sebelah?”
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status