Semua Bab Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama: Bab 51 - Bab 60

100 Bab

Bab 51

Saat pintu kamar mandi terbuka, Tiffany sedang mandi. Pada saat ini, dia sedang menggosokkan sabun mandi ke tubuhnya dalam posisi membelakangi pintu.Mendengar suara pintu dibuka, dia langsung menoleh.Dia pun menatap mata Simon yang sangat ganas.Wajah Tiffany seketika memerah, begitu pula dengan telinganya.Dia langsung mengangkat tangan untuk melindungi dirinya sendiri. Secara bersamaan, dia berbalik dengan malu dan juga marah. "Simon, siapa yang membiarkanmu masuk?! Cepat ... cepat keluar!"Sekarang, tubuhnya tidak terhalang sehelai pakaian pun.Dia juga tidak bisa melarikan diri ke mana-mana."Ini kamar mandiku," kata Simon.Simon mengenakan kemeja dengan tekstur yang sangat bagus. Kancing mansetnya tidak dikancing. Lengan bajunya disingsingkan, menunjukkan jam tangan mahal di pergelangan tangannya.Dia bersandar di pintu kamar mandi sambil melepaskan jam tangannya dengan santai dan meletakkannya di satu sisi.Tatapannya tertuju pada tubuh Tiffany dengan sangat agresif.Rambut Tif
Baca selengkapnya

Bab 52

Namun ...."Aku nggak menginginkannya lagi," kata Tiffany sambil mendorong dada Simon dengan sikunya, agar Simon tidak menempel terlalu dekat dengannya."Huh."Simon tertawa dengan pelan, suaranya serak."Memangnya aku bisa dibujuk segampang itu, sehingga kamu bisa merayuku kapan pun kamu mau dan mendorongku kalau kamu nggak mau? Hmm?"Tangannya yang tegas memegang pinggang Tiffany, bibirnya yang tipis mencium telinga wanita itu.Bagian itu adalah bagian tubuh Tiffany yang paling sensitif. Dia merasa seakan-akan tubuhnya mati rasa. Dia seketika menciut karena dia merasakan tekad kuat pria ini."Simon! Nenek menungguku!" seru Tiffany.Tanpa Michelle di tempat ini, Tiffany hanya ingin menjauh dari Simon."Kata Nenek, Nenek baru naik pesawat selama 20-an jam. Jadi, Nenek sangat lelah dan sudah terlelap. Kata Nenek, jangan ganggu istirahatnya."Simon langsung menghalangi jalan keluarnya Tiffany.Jika ingatan Isabella berhenti di lima tahun yang lalu ....Pada saat itu, Isabella seharusnya
Baca selengkapnya

Bab 53

Tatapan Simon seketika menggelap, napasnya juga menjadi kacau.Dia mengangkat tangannya dan menutup mulut Tiffany agar Tiffany tidak bersuara."Ada apa?" tanya Simon.Suara Simon menjadi lebih rendah, nada bicaranya juga terdengar kesal.Dia tidak seperti sebelumnya, yang langsung pergi dengan satu panggilan dari Michelle.Tiffany membuka matanya yang berkaca-kaca dan menatap Simon.Dia menatap lekat-lekat ke arah pria itu, seperti yang sering dia lakukan sebelumnya.Dalam pelukan Simon, Tiffany bersikap sangat patuh dan menyanjung.Melihat tatapan ini, Simon tidak tahan lagi.Napasnya menjadi makin berat.Simon mengernyit dan menunggu beberapa detik, tetapi dia tidak juga mendengar Michelle berbicara. Dia tidak sabar untuk menunggu lagi, jadi dia langsung mengakhiri panggilan ini.Dia melemparkan ponselnya ke satu sisi dan kembali mencium Tiffany dengan kuat.Baru saja dia mencium Tiffany ....Ponselnya berdering lagi.Kali ini, Simon tidak menghiraukan panggilan itu dan terus mencium
Baca selengkapnya

Bab 54

Ketiga orang ini berjalan masuk ke perusahaan bersama.Orang yang menyambut kedatangan mereka adalah Amanda, asistennya Nancy.Tatapannya menyapu tanda pengenal ketiga orang ini dan akhirnya tertuju pada Tiffany. Dia mengamati Tiffany dari atas ke bawah dan berkata dengan nada yang tidak jelas, "Kamu Tiffany Scott, yang sangat dikagumi oleh Bu Nancy.""Terima kasih atas penilaian Bu Nancy. Saya akan bekerja keras, nggak akan mengecewakan Bu Nancy," kata Tiffany dengan rendah hati.Namun, ekspresi Amanda tidak melembut. Dengan ekspresi serius, dia mendengus dengan dingin dan berkata, "Kamu bisa mengucapkan kata-kata ini setelah masa magang berakhir.""Amanda, kamu suka minum kopi, 'kan? Simon menyuruhku untuk membawakan kopi untukmu. Kalau kamu menyukainya, lain kali, aku akan membawakannya lagi untukmu," kata Michelle sambil mengeluarkan sekotak kopi yang dibungkus dengan sangat indah dari tasnya.Saat Amanda mendengar nama Simon, dia masih tidak menunjukkan reaksi apa pun. Namun, keti
Baca selengkapnya

Bab 55

Michelle mengikutinya ke dalam ruangan.Saat pintu ruangan tertutup, ekspresi Michelle langsung berubah.Senyuman di wajahnya menghilang. Dia menatap Tiffany dengan ekspresi gelap. Saat dia mengingat kejadian semalam, ekspresinya menjadi sangat masam.Semalam, saat dia menghubungi Simon, dia jelas-jelas mendengar suara Simon yang serak dan penuh hasrat dari ujung telepon lainnya.Simon jelas-jelas sudah sangat siap untuk menerkam.Akhirnya, Michelle hanya bisa memanfaatkan Aurora sebagai sebuah alasan.Oleh karena itu, Simon pasti merasa sangat tidak puas.Saat hasrat seorang pria tidak terpenuhi, hanya dengan sedikit godaan saja pria itu bisa langsung menerkam dengan ganas.Jadi, Michelle sengaja mengenakan piama yang menggoda.Kemudian, Simon datang dengan seorang dokter untuk memastikan bahwa Aurora baik-baik saja.Setelah dokter itu pergi, Michelle pura-pura mengkhawatirkan Aurora dan tidak menyadari bahwa ikat pinggangnya terlepas. Dia pun berdiri di hadapan Simon dengan piamanya
Baca selengkapnya

Bab 56

Seusai berbicara, Tiffany meletakkan majalah itu. Tanpa menghiraukan Michelle, dia langsung meninggalkan ruangan.Di dalam ruangan, Michelle menggertakkan giginya dengan amarah yang menggebu-gebu.Dia berpikir, 'Tiffany, nggak usah berharap kamu bisa merebut Simon dariku!'Kemudian, Michelle mengendalikan perasaannya dan meninggalkan ruangan dengan seulas senyuman di wajahnya.Dia melihat sekilas ke Tiffany yang sedang mencetak dokumen di satu sisi, lalu tiba-tiba bertanya, "Malam ini, pada punya waktu, nggak?"Seseorang bertanya, "Michelle, kamu mau traktir makan, ya?"Michelle tersenyum sambil menjawab, "Iya. Tadi, Simon menghubungiku. Katanya, hari ini hari pertamaku di perusahaan, jadi dia mau mentraktir semua orang makan di Restoran Wonders. Apakah semuanya punya waktu malam ini?""Tentu saja!""Wah, Restoran Wonders! Apa pun yang terjadi, aku tetap akan pergi! Dengar-dengar, makanan di Restoran Wonders sangat enak. Hari ini, akhirnya kita bisa mencicipinya berkat Michelle."Meski
Baca selengkapnya

Bab 57

Namun, dia tidak menepis tangan Michelle.Dia sedang menunggu penjelasan Michelle.Sudut bibir Tiffany pun terangkat, membentuk senyuman yang sinis.Tiffany berpikir, 'Sepertinya ini perbedaan antara orang yang dia cintai dan nggak dia cintai, ya?''Tadi, Michelle jelas-jelas sudah mengakui bahwa dia menggunakan cara yang paling Simon benci, tapi Simon masih bersedia untuk memberinya kesempatan untuk menjelaskan.''Bagaimana dengan aku?''Hanya dengan fitnah yang berdasarkan pada ucapan Michelle, Simon langsung menentukan kalau aku bersalah.'Berbagai adegan dari masa lalu berputar dalam benak Tiffany.Jika dia tidak menjelaskan apa pun, artinya dia mengakui bahwa dia bersalah.Namun, jika dia menjelaskan sesuatu, dia akan dianggap berdalih.Saat dia lepas kendali atas emosinya, dia dianggap menggila.Tiffany berlinang air mata, kesedihan meluap dalam hatinya.Namun, akhirnya, dia hanya tertawa dengan sinis.Mendengar suara ini, Simon menatap ke arah Tiffany dan memicingkan matanya. Ta
Baca selengkapnya

Bab 58

"Maaf, ya. Biar aku bersulang dengan kalian semua," kata Michelle.Kemudian, Michelle melepaskan tangan Simon.Dia berjalan ke tempat duduknya, mengambil anggur dan menuangkan segelas penuh untuk Tiffany.Tiffany tetap tidak menunjukkan reaksi apa pun.Tatapan Michelle tertuju pada dirinya.Begitu pula dengan tatapan rekan kerja mereka.Tiffany hanya bisa mengambil gelasnya dan meminum seteguk anggur.Dia tidak pandai minum, sehingga tegukan barusan membuatnya agak mabuk.Michelle meneguk segelas anggur, lalu menurunkan gelasnya. Tubuhnya terhuyung-huyung, membuatnya terjatuh dalam pelukan Simon.Dia bersandar dalam pelukan Simon dan mengurut keningnya dengan tidak nyaman. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Simon dengan tatapannya yang berkabut sambil berkata dengan menggoda, "Simon, aku agak pusing, ayo pulang."Ucapan ini menunjukkan tahap hubungan kedua orang ini."Iya."Simon merangkul pinggang Michelle dan membawa Michelle yang tidak bisa berdiri dengan baik ke luar ruangan.Saa
Baca selengkapnya

Bab 59

"Antarkan dia ke rumah."Suara Simon yang rendah dan serak terdengar dari luar mobil.Kemudian, pintu mobil ditutup.Michelle yang sudah setengah memejamkan matanya sambil menunggu Simon datang dan melakukan apa pun yang Simon inginkan padanya pun tiba-tiba membuka kedua matanya. Dia sama sekali tidak terlihat mabuk.Dia melihat ke jok belakang mobil yang kosong dengan tatapan tidak percaya.Dia langsung duduk tegak dan membuka pintu mobil. Dia menarik pergelangan tangan Simon dan menatap Simon dengan matanya yang berkaca-kaca sambil bertanya dengan lembut, "Simon, kamu mau ke mana? Kamu nggak akan mengantarkanku pulang, ya?"Simon tidak mengucapkan apa pun dan hanya menatap Michelle dengan tatapan dingin.Tatapan itu membuat Michelle sesak napas. Kata-kata yang hendak dia ucapkan seketika tersangkut dalam tenggorokannya.Dia sangat memahami sikap Simon, jadi tentu saja dia mengetahui arti dari tatapan ini.Pria ini sedang marah.Awalnya, Michelle mengira bahwa kesediaan Simon untuk pe
Baca selengkapnya

Bab 60

Saat Simon mendekat, aroma maskulin yang kuat menyelimuti Tiffany.Namun, bau ini bercampur dengan wangi parfumnya Michelle.Dua bau yang bercampuran ini terasa ambigu, membuat Tiffany merasa mual."Wuek!"Tiffany benar-benar merasa mual."Tiffany, jangan sampai kamu muntah!"Ekspresi Simon seketika berubah. Dia teringat akan adegan Tiffany mabuk dan muntah pada dirinya, sehingga dia langsung melepaskan Tiffany dan menyingkir ke satu sisi.Tiffany tidak muntah.Dengan kesempatan ini, dia melangkah maju dan duduk di kursi. Dia bersandar di kursi itu untuk meredakan rasa pusing itu.Setelah itu, dia mengabaikan Simon dan mengeluarkan ponselnya untuk memanggil taksi.Simon yang berada di satu sisi menunduk dan menatap Tiffany dengan tatapan gelap.Sesaat kemudian.Simon mengeluarkan ponselnya dan mengetuk layar ponselnya beberapa kali.Kemudian, dia menyimpan kembali ponselnya.Saat Tiffany hendak memanggil taksi, pesan yang berisi pemberitahuan dari bank muncul di layar ponselnya.Dia me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status