Share

Bab 52

Author: Alisa Salim
Namun ....

"Aku nggak menginginkannya lagi," kata Tiffany sambil mendorong dada Simon dengan sikunya, agar Simon tidak menempel terlalu dekat dengannya.

"Huh."

Simon tertawa dengan pelan, suaranya serak.

"Memangnya aku bisa dibujuk segampang itu, sehingga kamu bisa merayuku kapan pun kamu mau dan mendorongku kalau kamu nggak mau? Hmm?"

Tangannya yang tegas memegang pinggang Tiffany, bibirnya yang tipis mencium telinga wanita itu.

Bagian itu adalah bagian tubuh Tiffany yang paling sensitif. Dia merasa seakan-akan tubuhnya mati rasa. Dia seketika menciut karena dia merasakan tekad kuat pria ini.

"Simon! Nenek menungguku!" seru Tiffany.

Tanpa Michelle di tempat ini, Tiffany hanya ingin menjauh dari Simon.

"Kata Nenek, Nenek baru naik pesawat selama 20-an jam. Jadi, Nenek sangat lelah dan sudah terlelap. Kata Nenek, jangan ganggu istirahatnya."

Simon langsung menghalangi jalan keluarnya Tiffany.

Jika ingatan Isabella berhenti di lima tahun yang lalu ....

Pada saat itu, Isabella seharusnya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 53

    Tatapan Simon seketika menggelap, napasnya juga menjadi kacau.Dia mengangkat tangannya dan menutup mulut Tiffany agar Tiffany tidak bersuara."Ada apa?" tanya Simon.Suara Simon menjadi lebih rendah, nada bicaranya juga terdengar kesal.Dia tidak seperti sebelumnya, yang langsung pergi dengan satu panggilan dari Michelle.Tiffany membuka matanya yang berkaca-kaca dan menatap Simon.Dia menatap lekat-lekat ke arah pria itu, seperti yang sering dia lakukan sebelumnya.Dalam pelukan Simon, Tiffany bersikap sangat patuh dan menyanjung.Melihat tatapan ini, Simon tidak tahan lagi.Napasnya menjadi makin berat.Simon mengernyit dan menunggu beberapa detik, tetapi dia tidak juga mendengar Michelle berbicara. Dia tidak sabar untuk menunggu lagi, jadi dia langsung mengakhiri panggilan ini.Dia melemparkan ponselnya ke satu sisi dan kembali mencium Tiffany dengan kuat.Baru saja dia mencium Tiffany ....Ponselnya berdering lagi.Kali ini, Simon tidak menghiraukan panggilan itu dan terus mencium

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 54

    Ketiga orang ini berjalan masuk ke perusahaan bersama.Orang yang menyambut kedatangan mereka adalah Amanda, asistennya Nancy.Tatapannya menyapu tanda pengenal ketiga orang ini dan akhirnya tertuju pada Tiffany. Dia mengamati Tiffany dari atas ke bawah dan berkata dengan nada yang tidak jelas, "Kamu Tiffany Scott, yang sangat dikagumi oleh Bu Nancy.""Terima kasih atas penilaian Bu Nancy. Saya akan bekerja keras, nggak akan mengecewakan Bu Nancy," kata Tiffany dengan rendah hati.Namun, ekspresi Amanda tidak melembut. Dengan ekspresi serius, dia mendengus dengan dingin dan berkata, "Kamu bisa mengucapkan kata-kata ini setelah masa magang berakhir.""Amanda, kamu suka minum kopi, 'kan? Simon menyuruhku untuk membawakan kopi untukmu. Kalau kamu menyukainya, lain kali, aku akan membawakannya lagi untukmu," kata Michelle sambil mengeluarkan sekotak kopi yang dibungkus dengan sangat indah dari tasnya.Saat Amanda mendengar nama Simon, dia masih tidak menunjukkan reaksi apa pun. Namun, keti

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 55

    Michelle mengikutinya ke dalam ruangan.Saat pintu ruangan tertutup, ekspresi Michelle langsung berubah.Senyuman di wajahnya menghilang. Dia menatap Tiffany dengan ekspresi gelap. Saat dia mengingat kejadian semalam, ekspresinya menjadi sangat masam.Semalam, saat dia menghubungi Simon, dia jelas-jelas mendengar suara Simon yang serak dan penuh hasrat dari ujung telepon lainnya.Simon jelas-jelas sudah sangat siap untuk menerkam.Akhirnya, Michelle hanya bisa memanfaatkan Aurora sebagai sebuah alasan.Oleh karena itu, Simon pasti merasa sangat tidak puas.Saat hasrat seorang pria tidak terpenuhi, hanya dengan sedikit godaan saja pria itu bisa langsung menerkam dengan ganas.Jadi, Michelle sengaja mengenakan piama yang menggoda.Kemudian, Simon datang dengan seorang dokter untuk memastikan bahwa Aurora baik-baik saja.Setelah dokter itu pergi, Michelle pura-pura mengkhawatirkan Aurora dan tidak menyadari bahwa ikat pinggangnya terlepas. Dia pun berdiri di hadapan Simon dengan piamanya

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 56

    Seusai berbicara, Tiffany meletakkan majalah itu. Tanpa menghiraukan Michelle, dia langsung meninggalkan ruangan.Di dalam ruangan, Michelle menggertakkan giginya dengan amarah yang menggebu-gebu.Dia berpikir, 'Tiffany, nggak usah berharap kamu bisa merebut Simon dariku!'Kemudian, Michelle mengendalikan perasaannya dan meninggalkan ruangan dengan seulas senyuman di wajahnya.Dia melihat sekilas ke Tiffany yang sedang mencetak dokumen di satu sisi, lalu tiba-tiba bertanya, "Malam ini, pada punya waktu, nggak?"Seseorang bertanya, "Michelle, kamu mau traktir makan, ya?"Michelle tersenyum sambil menjawab, "Iya. Tadi, Simon menghubungiku. Katanya, hari ini hari pertamaku di perusahaan, jadi dia mau mentraktir semua orang makan di Restoran Wonders. Apakah semuanya punya waktu malam ini?""Tentu saja!""Wah, Restoran Wonders! Apa pun yang terjadi, aku tetap akan pergi! Dengar-dengar, makanan di Restoran Wonders sangat enak. Hari ini, akhirnya kita bisa mencicipinya berkat Michelle."Meski

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 57

    Namun, dia tidak menepis tangan Michelle.Dia sedang menunggu penjelasan Michelle.Sudut bibir Tiffany pun terangkat, membentuk senyuman yang sinis.Tiffany berpikir, 'Sepertinya ini perbedaan antara orang yang dia cintai dan nggak dia cintai, ya?''Tadi, Michelle jelas-jelas sudah mengakui bahwa dia menggunakan cara yang paling Simon benci, tapi Simon masih bersedia untuk memberinya kesempatan untuk menjelaskan.''Bagaimana dengan aku?''Hanya dengan fitnah yang berdasarkan pada ucapan Michelle, Simon langsung menentukan kalau aku bersalah.'Berbagai adegan dari masa lalu berputar dalam benak Tiffany.Jika dia tidak menjelaskan apa pun, artinya dia mengakui bahwa dia bersalah.Namun, jika dia menjelaskan sesuatu, dia akan dianggap berdalih.Saat dia lepas kendali atas emosinya, dia dianggap menggila.Tiffany berlinang air mata, kesedihan meluap dalam hatinya.Namun, akhirnya, dia hanya tertawa dengan sinis.Mendengar suara ini, Simon menatap ke arah Tiffany dan memicingkan matanya. Ta

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 58

    "Maaf, ya. Biar aku bersulang dengan kalian semua," kata Michelle.Kemudian, Michelle melepaskan tangan Simon.Dia berjalan ke tempat duduknya, mengambil anggur dan menuangkan segelas penuh untuk Tiffany.Tiffany tetap tidak menunjukkan reaksi apa pun.Tatapan Michelle tertuju pada dirinya.Begitu pula dengan tatapan rekan kerja mereka.Tiffany hanya bisa mengambil gelasnya dan meminum seteguk anggur.Dia tidak pandai minum, sehingga tegukan barusan membuatnya agak mabuk.Michelle meneguk segelas anggur, lalu menurunkan gelasnya. Tubuhnya terhuyung-huyung, membuatnya terjatuh dalam pelukan Simon.Dia bersandar dalam pelukan Simon dan mengurut keningnya dengan tidak nyaman. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Simon dengan tatapannya yang berkabut sambil berkata dengan menggoda, "Simon, aku agak pusing, ayo pulang."Ucapan ini menunjukkan tahap hubungan kedua orang ini."Iya."Simon merangkul pinggang Michelle dan membawa Michelle yang tidak bisa berdiri dengan baik ke luar ruangan.Saa

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 59

    "Antarkan dia ke rumah."Suara Simon yang rendah dan serak terdengar dari luar mobil.Kemudian, pintu mobil ditutup.Michelle yang sudah setengah memejamkan matanya sambil menunggu Simon datang dan melakukan apa pun yang Simon inginkan padanya pun tiba-tiba membuka kedua matanya. Dia sama sekali tidak terlihat mabuk.Dia melihat ke jok belakang mobil yang kosong dengan tatapan tidak percaya.Dia langsung duduk tegak dan membuka pintu mobil. Dia menarik pergelangan tangan Simon dan menatap Simon dengan matanya yang berkaca-kaca sambil bertanya dengan lembut, "Simon, kamu mau ke mana? Kamu nggak akan mengantarkanku pulang, ya?"Simon tidak mengucapkan apa pun dan hanya menatap Michelle dengan tatapan dingin.Tatapan itu membuat Michelle sesak napas. Kata-kata yang hendak dia ucapkan seketika tersangkut dalam tenggorokannya.Dia sangat memahami sikap Simon, jadi tentu saja dia mengetahui arti dari tatapan ini.Pria ini sedang marah.Awalnya, Michelle mengira bahwa kesediaan Simon untuk pe

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 60

    Saat Simon mendekat, aroma maskulin yang kuat menyelimuti Tiffany.Namun, bau ini bercampur dengan wangi parfumnya Michelle.Dua bau yang bercampuran ini terasa ambigu, membuat Tiffany merasa mual."Wuek!"Tiffany benar-benar merasa mual."Tiffany, jangan sampai kamu muntah!"Ekspresi Simon seketika berubah. Dia teringat akan adegan Tiffany mabuk dan muntah pada dirinya, sehingga dia langsung melepaskan Tiffany dan menyingkir ke satu sisi.Tiffany tidak muntah.Dengan kesempatan ini, dia melangkah maju dan duduk di kursi. Dia bersandar di kursi itu untuk meredakan rasa pusing itu.Setelah itu, dia mengabaikan Simon dan mengeluarkan ponselnya untuk memanggil taksi.Simon yang berada di satu sisi menunduk dan menatap Tiffany dengan tatapan gelap.Sesaat kemudian.Simon mengeluarkan ponselnya dan mengetuk layar ponselnya beberapa kali.Kemudian, dia menyimpan kembali ponselnya.Saat Tiffany hendak memanggil taksi, pesan yang berisi pemberitahuan dari bank muncul di layar ponselnya.Dia me

Latest chapter

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 100

    Tiffany berpikir, 'Apakah dia nggak pernah berpikir, bagaimana kalau aku benar-benar kenapa-kenapa?''Atau jangan-jangan dia sama sekali nggak peduli?'Karena efek obat itu, Tiffany kehilangan akal sehatnya dan tidak bisa menyembunyikan pikirannya. Dia langsung bertanya dengan suara pecah, "Simon, karena aku nggak menaati ucapanmu dan datang untuk kencan buta, kamu membiarkannya memberiku obat bius, supaya dia menindasku? Hanya karena aku melanggar ucapanmu, kamu mau mendidikku dengan cara seperti ini?"Simon tidak membantah.Artinya, dia mengiakan pertanyaan Tiffany.Tiffany hanya merasakan kedinginan yang menjalar dari ujung kakinya ke seluruh tubuhnya. Dia pun mendorong Simon dengan sekuat tenaganya.Simon yang tangannya menyentuh dinding baru saja ingin menarik Tiffany ke dalam pelukannya untuk membawa Tiffany pergi.Pada saat ini, pintu lift terbuka lagi.Seseorang dengan sosok tinggi dan tampan pun muncul di koridor ini.Orang itu adalah Ivan.Pria yang tinggi itu melangkah mengh

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 99

    "Sekeras apa pun kamu berteriak, nggak akan ada yang mendengarmu," kata Martin.Dia sengaja memilih restoran ini karena tempat ini sangat menghargai privasi tamu.Oleh karena itu, ruang pribadi di restoran ini sangat kedap suara.Martin menunduk dan melihat luka di lengannya. Dia mulai menggila.Dia tidak menyangka bahwa Tiffany yang terlihat lemah lembut bisa berbuat seliar ini.Dia menyukai wanita yang liar.Makin liar, makin seru.Martin melangkah maju.Seorang pria dewasa dan seorang wanita yang sudah hampir kehilangan kemampuannya untuk melawan.Baru saja Tiffany tiba di depan pintu ruangan, sebelum dia bisa membuka pintu itu, rambutnya dijambak oleh Martin dari belakang, sehingga dia tertarik menjauh dari pintu itu.Pintu ruangan yang baru sedikit terbuka pun kembali tertutup."Pergi sana!"Tiffany mengayunkan pisau itu lagi untuk mengusir Martin.Namun, kali ini, Martin sudah memiliki persiapan.Martin meraih pergelangan tangan Tiffany yang diayunkan dengan gila-gilaan, lalu mem

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 98

    Melihat mobil yang menjauh itu, sudut bibir Michelle terangkat...."Maaf, Pak Martin. Kencan buta ini bukan keinginanku. Aku sudah menghabiskan waktumu. Kamu bisa menurunkanku di stasiun kereta bawah tanah," kata Tiffany sambil menatap Martin dengan tatapan penuh perasaan bersalah."Kebetulan, aku juga hanya menyelesaikan tugas dari keluargaku. Ayo makan bareng, anggap saja sebagai penjelasan untuk para tetua keluarga kita?" kata Martin sambil tertawa."Baiklah," jawab Tiffany.Mendengar ucapan Martin, Tiffany merasa jauh lebih santai, jadi dia mengangguk dan menyetujui usul Martin.Martin membawa Tiffany ke sebuah restoran.Mereka berjalan berdampingan dengan jarak yang wajar di antara mereka dan masuk ke sebuah ruangan pribadi yang sudah dipesan terlebih dahulu. Kemudian, Martin menarikkan kursi untuk Tiffany."Nona Tiffany suka minum anggur apa?" tanya Martin dengan sopan."Maaf, aku nggak minum," jawab Tiffany.Tiffany memiliki toleransi yang rendah terhadap alkohol, jadi dia hany

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 97

    Isabella menunggu jam Tiffany pulang kerja untuk mengawasi progres kencan buta itu.Tiffany berpikir sejenak sebelum menyadari maksud ucapan Isabella, yaitu pasangan kencan butanya."Dia menunggu di bawah perusahaan?" tanya Tiffany."Iya, awalnya mau mengajak untuk bertemu di restoran, tapi katanya, dia kebetulan sejalan, jadi dia akan pergi menjemputmu di perusahaan. Tiffany, jangan membuatnya menunggu lama. Cepat turun," kata Isabella.Isabella sangat bersemangat. Bisa dilihat bahwa dia sangat puas dengan pasangan kencan buta yang dia pilih ini."Baiklah, aku akan ke bawah sekarang juga," kata Tiffany.Tiffany juga tidak ingin membuat orang lain menunggu lama, jadi setelah membereskan barangnya, dia langsung turun ke lantai bawah.Baru saja dia keluar dari perusahaan, dia melihat sebuah mobil Rolls-Royce Ghost berwarna hitam.Mobil itu mobilnya Simon.Pria itu duduk di dalam mobil dan tidak turun dari mobil.Jendela mobil diturunkan sedikit, sehingga saat Tiffany melihat ke arah mobi

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 96

    Saat Simon melihat telinga Tiffany yang sangat merah, tatapannya menggelap.Tatapannya bergerak ke bawah.Dia pun melihat bagian belakang leher Tiffany yang juga sudah memerah.Napas Simon menjadi makin berat. Dia membalikkan wajah Tiffany dan meraih dagu Tiffany sambil menunduk untuk mencium Tiffany."Upp!"Tiffany terus meronta.Dia terus menggoyangkan kepalanya untuk menghindari ciuman ini.Namun, Simon mendekatinya secara perlahan, sehingga Tiffany sama sekali tidak bisa menghindar.Simon mencium Tiffany hingga Tiffany kesusahan bernapas, sebelum Simon melepaskan bibirnya.Tiffany benar-benar marah besar.Begitu bibirnya dibebaskan, dia menunduk, membuka mulutnya dan menggigit bagian antara jari jempol dan jari telunjuknya Simon.Dia juga menatap Simon dengan tatapan penuh kebencian.Simon membiarkan Tiffany menggigitnya, seakan-akan dia tidak merasakan rasa sakit.Dia hanya makin kejam.Mobil ini sudah meninggalkan jalan pribadi Keluarga Frank. Saat ini sedang jam sibuk, jadi arus

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 95

    Tiffany berjalan keluar dengan tergesa-gesa.Begitu dia keluar, dia langsung melihat sebuah mobil Maybach hitam yang terparkir di depan pintu.Mobil ini diaturkan Isabella untuk mengantarkan Tiffany ke perusahaan.Tiffany bergegas menghampiri mobil itu dan membuka pintu mobil untuk naik mobil.Begitu dia masuk ke dalam mobil, dia melihat seseorang di jok belakang mobil.Tiffany langsung menoleh. Di dalam mobil yang gelap ini, dia bisa melihat sosok seorang pria tinggi yang sedang bersandar di kursinya, dengan sebagian besar wajahnya tersembunyi di bayangan.Orang itu adalah Simon.Dia memegang sebatang rokok yang belum dinyalakan di tangan kirinya yang ujungnya sudah berubah bentuk karena kekuatan tangannya.Dia menatap Tiffany dengan tatapan yang sangat berbahaya.Dengan ekspresi dingin, gerakan Tiffany naik mobil seketika terhenti.Kemudian, Tiffany bergegas mundur ke belakang.Dia tidak ingin naik mobil yang sama dengan Simon.Reaksi Tiffany sudah sangat cepat, tetapi dia tetap saja

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 94

    "Aku terbawa emosi, makanya aku melepaskan beberapa ekor tikus ke dalam ruangan untuk melampiaskan amarahku demi Rora.""Simon, aku hanya melakukannya karena aku terlalu mencintai Rora."Aurora adalah keuntungan Michelle.Simon sangat menyayangi Aurora.Asalkan Michelle mengatakan bahwa dia hanya melakukan hal itu demi Aurora, Simon tidak akan perhitungan dengannya.Karena Simon diam saja, Michelle berkata lagi dengan nada lembut dan manis, "Simon, sekarang, aku sama sekali nggak berani tidur. Setiap aku memejamkan mataku, aku bisa melihat ular itu menjerat diriku. Bisakah kamu menemaniku di rumah sakit?"Namun, Simon malah berkata dengan suara rendah, "Sudah malam, cepat tidur."Kemudian, dia langsung mengakhiri panggilan ini.Saat Michelle mengatakan bahwa dia terus melihat ular menjerat dirinya setiap dia memejamkan matanya, Simon malah mengingat bahwa Tiffany sangat takut pada tikus, tetapi malah dikurung selama itu, jadi malam ini, Tiffany pasti susah tidur....Setelah Simon kelu

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 93

    Michelle menangis dengan pelan sambil terus mengeluh tentang penyiksaan yang dia derita di ruang bawah tanah itu.Setiap kata yang dia ucapkan sedang memancing amarah Simon.Dia sudah mengatakan bahwa saat dia keluar, dia tidak akan melepaskan Tiffany.Seiring dengan tangisannya, dia jelas-jelas merasakan aura dingin yang Simon pancarkan.Michelle membenamkan dirinya dalam pelukan Simon sambil tersenyum dengan bangga....Di rumah lama Keluarga Frank.Pada malam hari, Tiffany tidak tidur di rumahnya Simon, melainkan pergi ke rumahnya Isabella dan tidur di kamarnya sendiri.Karena Tiffany sudah merasakan ketakutan yang berlebihan, Isabella menyuruh pembantu untuk memasakkan sup hangat untuk Tiffany dan menyalakan dupa aroma terapi di kamarnya.Tiffany mengira bahwa hal-hal ini akan membantunya terlelap, tetapi setiap dia memejamkan matanya, adegan di ruang bawah tanah itu akan muncul dalam benaknya.Dia tidak bisa tidur.Tiffany pun berdiri dan mengeluarkan obat dari tasnya.Dia meminum

  • Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama   Bab 92

    Jika Simon tidak bisa melihat kebaikan Tiffany, Isabella akan mencarikan orang yang bisa menghargai dan mencintai Tiffany.Dia menggenggam tangan Tiffany dan berkata, "Tiffany, Nenek pasti akan memilihkan pasangan yang baik untukmu.""Nenek, aku nggak mau kencan buta."Tiffany langsung menolak.Ucapan Simon memang benar, Tiffany tidak akan kencan buta, bukan karena dia terlalu mencintai Simon, melainkan karena dia belum membalaskan dendam Sierra, jadi dia tidak ingin memikirkan hal-hal ini.Isabella berkata dengan sungguh-sungguh, "Tiffany, Nenek mau mencarikan orang yang bisa melindungimu."Sebelumnya, dia ingin menjodohkan Tiffany dengan Simon.Dia memang egois karena Simon adalah cucu yang paling dia sayangi dan Tiffany sangat mencintai Simon, jadi Tiffany pasti akan memperlakukan Simon dengan baik. Oleh karena itu, Isabella merasa tenang.Namun, secara bersamaan, dia menginginkan agar Simon bisa melindungi Tiffany dan tidak membiarkan Tiffany ditindas.Akan tetapi, sekarang, Isabel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status