All Chapters of Sang CEO Menyesal Setelah Memilih Cinta Pertama: Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Bab 71

"Diam!"Mendengar kata-kata "kantor polisi", ekspresi Simon menjadi sangat dingin. Dia menatap Tiffany dengan tatapan tajam dan berkata, "Kamu benar-benar nggak takut, ya."Tiffany memahami maksud ucapan ini.Simon memercayai ucapan Michelle tadi dan menganggap bahwa Tiffany tidak takut masuk kantor polisi, bukan karena Tiffany tidak bersalah, melainkan karena dia didukung oleh Isabella.Jadi, kalaupun Tiffany ditahan, dia juga tidak takut karena Isabella sangat menyayanginya dan sangat membenci Michelle.Isabella akan membela Tiffany sebagaimana Simon membela Michelle dan akan memanfaatkan relasi Keluarga Frank untuk membebaskan Tiffany.Dengan begitu, Simon tidak bisa melampiaskan amarah wanita dan putri yang dia cintai.Tiffany mengira bahwa dia sudah sangat tegar.Namun, pada saat ini, jantungnya tetap berdebar dengan kencang.Dia menggigit bibirnya dengan kuat dan mengeluarkan ponselnya dari kantongnya.Jika Simon tidak mengantarkannya ke kantor polisi, dia akan melaporkan hal ini
Read more

Bab 72

Simon tertawa dengan sinis.Dia mengabaikan perlawanan Tiffany dan mencoba melepaskan tangan Tiffany.Namun, Tiffany tetap berpegangan erat pada pintu itu.Dia ingin sekali menancapkan kukunya ke pintu itu, tetapi sekuat apa pun dia berusaha, usahanya sia-sia.Simon melepaskan jari tangannya satu per satu dari pintu itu.Kemudian, pria itu menutup pintu itu di depan Tiffany.Begitu pintu itu tertutup, kegelapan menyelimuti dirinya.Tiffany langsung mengulurkan tangannya untuk membuka pintu, tetapi pintunya sudah dikunci dari luar.Rasa takut yang terpendam dalam lubuk hatinya meluap, sehingga wajahnya segera memucat.Tiffany seketika menjadi gelisah. Dia mengangkat tangannya dan memukul pintu itu."Simon, buka pintunya, biarkan aku keluar! Nggak ada bukti apa pun, atas dasar apa kamu mengurungku?!"Namun, tidak ada yang menjawabnya."Simon, apakah kamu mendengarku? Biarkan aku keluar! Kamu nggak berhak mengurungku! Biarkan aku keluar!"Tetap saja tidak ada yang menanggapi ucapannya.Di
Read more

Bab 73

Sedangkan hari ini, Simon menghukumnya demi Michelle dan Aurora dan mendorongnya ke jurang ini dengan tangannya sendiri.Pria itu menyiksa dirinya dengan hal yang paling dia takuti.Hati Tiffany seperti dicengkeram dengan erat oleh sebuah tangan yang tidak terlihat, membuatnya tidak bisa bernapas.Dia berlutut di lantai sambil menarik kerah bajunya dengan putus asa. Dia membuka mulutnya dengan lemah dan menarik napas dengan terengah-engah, tetapi dia tetap merasa kesulitan bernapas.Dia merasa sangat tegang. Dengan pengaruh ketakutan yang ekstrem ini, suaranya tidak lagi setegas saat dia baru dikurung.Tiffany melemahkan sikapnya. Dia menunjukkan kelemahannya pada Simon sambil memanggil nama pria itu dengan suaranya yang bergetar. "Simon, biarkan aku keluar.""Simon ... Simon ... Simon ... buka pintunya ...."Tiffany mengangkat tangannya dan menggedor pintu sambil terus memanggil nama Simon.Suaranya terus bergetar karena dia merasa ketakutan.Pria itu jelas-jelas tahu bahwa Tiffany be
Read more

Bab 74

Dia benar-benar hancur.Dengan air mata membasahi seluruh wajahnya, dia merangkak kembali ke sisi pintu.Dia sudah tidak bertenaga, tetapi dia terus memukul pintu hingga kukunya yang berdarah meninggalkan jejak telapak tangan yang berdarah di atas pintu.Dia sudah tidak bisa merasakan rasa sakit itu. Supaya dia bisa keluar, dia hanya bisa menangis sambil memohon pada pria di luar ruangan. "Simon, biarkanlah aku keluar, kumohon ...."Jangan bersikap sekejam ini!Kata-kata permohonannya terdengar sangat sedih.Di luar ruangan, Michelle berdiri dengan kedua lengannya tersilang di depan dadanya.Dia tidak mengucapkan apa pun dan membiarkan Tiffany mengira bahwa orang yang berdiri di depan pintu adalah Simon.Mendengar permohonan Tiffany yang putus asa, sudut bibir Michelle terangkat.Meskipun dia tidak bisa melihat keadaan Tiffany yang menyedihkan di dalam ruangan, hanya dengan mendengar suara Tiffany saja dia sudah tahu betapa menyedihkannya Tiffany saat ini.Hal ini membuatnya merasa leb
Read more

Bab 75

Ruangan ini hangat, tetapi setelah pakaiannya dilepaskan, tubuh Aurora tetap bergetar.Dalam tidurnya, dia bersandar dalam pelukan Michelle. Meskipun Michelle tidak memperlakukannya dengan baik, sejak kecil, dia hanya ditemani oleh ibunya. Oleh karena itu, dalam lubuk hatinya, Aurora sangat bergantung pada ibunya.Namun, kedekatannya tidak membuat hati Michelle melunak.Michelle menggendong Aurora sambil berjalan cepat ke kamar mandi. Kemudian, dia menyalakan air dingin dan mematikan pemanas dalam kamar.Tanpa pemanas, suhu di dalam kamar mandi segera menurun.Michelle melihat air dingin memenuhi bak mandi. Saat tangannya menyentuh air itu, tangannya bahkan terasa sakit karena kedinginan air itu.Aurora yang berada dalam pelukan Michelle merasakan kedinginan ini, jadi dia mendekatkan diri ke pelukan Michelle. Karena rasa dingin ini, giginya bergemeretak. Dia bergumam, "Ibu, peluk Rora, Rora kedinginan ...."Hati Michelle melunak sejenak.Namun, saat dia mengingat Tiffany yang berada di
Read more

Bab 76

Keesokan siangnya, di rumah lama Keluarga Frank.Isabella memberi perintah pada pengurus rumah. "Harry, nanti malam, suruh juru masak di dapur untuk mempersiapkan beberapa makanan kesukaan Tiffany.""Baik, Nyonya."Setelah mengiakan ucapan Isabella, Harry pun pergi.Isabella mengeluarkan ponselnya. Dia mengira bahwa Tiffany sedang bekerja, jadi dia tidak menelepon Tiffany dan hanya mengirimkan pesan suara pada Tiffany. "Tiffany, Nenek menyuruh pelayan di dapur untuk memasakkan masakan yang kamu suka. Nanti malam, sepulang kerja, datang makan, ya," kata Isabella.Isabella yang tidak menerima balasan dari Tiffany hanya mengira bahwa Tiffany sedang sibuk. Tanpa menunggu balasan itu, dia naik ke lantai atas untuk tidur siang.Lewat pukul empat siang hari.Karena Tiffany masih belum membalas pesannya, Isabella pun menghubungi Tiffany."Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi."Isabella seketika mengernyit.Saat Tiffany pergi kerja, ponselnya tidak mungkin kehabisan baterai.Dengan ekspre
Read more

Bab 77

Di rumah sakit.Tiffany berbaring di ranjang rawat dengan wajah pucat."Pak Dokter, bagaimana kondisi Tiffany?" tanya Isabella dengan cemas."Pasien jatuh pingsan karena kondisi detak jantung yang nggak teratur, untung saja dibawa ke rumah sakit pada waktunya. Kalau lebih telat sedikit saja ... pasien mungkin sudah meninggal," jawab dokter itu.Mendengar ucapan ini, Isabella seketika naik darah hingga tubuhnya bergetar dan napasnya menjadi berat. Dia membanting tongkatnya ke lantai sambil menggertakkan giginya dan berkata, "Dasar bajingan!"'Dia jelas-jelas tahu Tiffany paling takut pada ruang bawah tanah! Berani sekali dia mengurung Tiffany selama itu di sana! Dia mau membunuh Tiffany, ya?!' pikir Isabella."Nyonya, perhatikan kesehatan Nyonya."Harry berjalan maju dengan cemas, tetapi dia tidak berhasil menenangkan Isabella.Pada saat ini, sebuah tangan yang dingin mengusap punggung tangan Isabella yang berkeriput dan terdengar suara yang serak dan pelan. "Nenek ...."Isabella seketi
Read more

Bab 78

Kemudian, pria itu mengangkat kakinya dan menendang Michelle ke dalam mobil.Kepala Michelle membentur sandaran kursi, sehingga dia merasa pusing. Pada saat ini, rambutnya dijambak dengan kuat."Ahhh!"Sambil berteriak dengan kuat, dia diseret ke dalam mobil.Dia dipaksa untuk mengangkat kepalanya dan menatap sepasang mata yang dingin.Mata itu matanya Tiffany!Dia datang untuk membalaskan dendamnya pada Michelle!Saat Michelle melihat Tiffany dengan jelas, kepanikan di matanya seketika menghilang.Dia sama sekali tidak merasa takut. Dia berusaha untuk duduk dan menatap Tiffany yang lesu dan pucat setelah disiksa semalaman.Michelle berpikir, 'Beruntung sekali dia!''Bisa-bisanya dia keluar dengan selamat!''Pasti wanita tua itu yang membebaskannya dari sana!'Dengan perasaan penuh kebencian, dia melirik ke jari tangan Tiffany yang dibalut dengan kain kasa.Saat dia memikirkan adegan Tiffany memohon belas kasihan semalam, dia merasa sangat puas.Perasaan ini meluap dalam hatinya, tetap
Read more

Bab 79

Michelle berpikir, 'Jangan-jangan aku salah tebak?'Suasana di dalam mobil sangat sunyi. Michelle melirik sekilas ke Tiffany yang memandang ke luar jendela dengan tenang, dia tidak bisa menebak apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh Tiffany.Dia jelas-jelas tahu bahwa siapa pun yang berbicara terlebih dahulu pada saat ini akan kalah.Namun, Michelle tidak tahan."Tiffany, apa yang mau kamu lakukan?"Michelle berpikir, 'Wanita ini sudah kuinjak-injak selama bertahun-tahun. Dia dan anak bajingan itu selalu kupermainkan.''Atas dasar apa dia bersikap sesombong ini di hadapanku?'"Nanti, kamu akan tahu," kata Tiffany dengan acuh tak acuh. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Michelle, melainkan hanya menatap Michelle dengan tatapan penuh arti.Tatapan itu mengandung perasaan yang tidak bisa Michelle pahami.Hal yang tidak diketahui ini membuat Michelle merasa takut.Michelle menahan kepanikan dalam hatinya dan menggertakkan giginya sambil berkata dengan penuh amarah, "Tiffany, kalau ka
Read more

Bab 80

Setelah Tiffany siuman, dia meminta bantuan Isabella untuk menyelidiki masalah ini.Isabella memberitahunya bahwa Isabella sudah menyelidiki hal itu.Akun yang digunakan untuk menghubungi orang itu memang akun sosialnya Tiffany, tetapi hari itu, akun tersebut dibajak. Tiffany jelas-jelas tidak berada di lokasi orang yang masuk ke akun itu, jadi dia bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah.Harry juga sudah menyelidiki tentang Michelle, tetapi dia tidak menemukan bukti apa pun.Orang itu juga tidak memiliki riwayat transaksi apa pun dengan Michelle. Mereka tidak saling kenal, Michelle juga tidak pernah bertemu dengan orang itu secara pribadi.Jika Isabella tidak menemukan apa pun, artinya memang tidak ada bukti apa pun yang tersisa.Artinya, dengan bukti-bukti yang didapatkan oleh Harry, Tiffany paling-paling hanya bisa membuktikan pada Simon bahwa dia bukanlah pelaku kejahatan itu.Namun, dia tidak akan membiarkan Michelle berhasil merancang segala rencana ini, dia harus menunjukkan s
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status