Michelle berpikir, 'Jangan-jangan aku salah tebak?'Suasana di dalam mobil sangat sunyi. Michelle melirik sekilas ke Tiffany yang memandang ke luar jendela dengan tenang, dia tidak bisa menebak apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh Tiffany.Dia jelas-jelas tahu bahwa siapa pun yang berbicara terlebih dahulu pada saat ini akan kalah.Namun, Michelle tidak tahan."Tiffany, apa yang mau kamu lakukan?"Michelle berpikir, 'Wanita ini sudah kuinjak-injak selama bertahun-tahun. Dia dan anak bajingan itu selalu kupermainkan.''Atas dasar apa dia bersikap sesombong ini di hadapanku?'"Nanti, kamu akan tahu," kata Tiffany dengan acuh tak acuh. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Michelle, melainkan hanya menatap Michelle dengan tatapan penuh arti.Tatapan itu mengandung perasaan yang tidak bisa Michelle pahami.Hal yang tidak diketahui ini membuat Michelle merasa takut.Michelle menahan kepanikan dalam hatinya dan menggertakkan giginya sambil berkata dengan penuh amarah, "Tiffany, kalau ka
Setelah Tiffany siuman, dia meminta bantuan Isabella untuk menyelidiki masalah ini.Isabella memberitahunya bahwa Isabella sudah menyelidiki hal itu.Akun yang digunakan untuk menghubungi orang itu memang akun sosialnya Tiffany, tetapi hari itu, akun tersebut dibajak. Tiffany jelas-jelas tidak berada di lokasi orang yang masuk ke akun itu, jadi dia bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah.Harry juga sudah menyelidiki tentang Michelle, tetapi dia tidak menemukan bukti apa pun.Orang itu juga tidak memiliki riwayat transaksi apa pun dengan Michelle. Mereka tidak saling kenal, Michelle juga tidak pernah bertemu dengan orang itu secara pribadi.Jika Isabella tidak menemukan apa pun, artinya memang tidak ada bukti apa pun yang tersisa.Artinya, dengan bukti-bukti yang didapatkan oleh Harry, Tiffany paling-paling hanya bisa membuktikan pada Simon bahwa dia bukanlah pelaku kejahatan itu.Namun, dia tidak akan membiarkan Michelle berhasil merancang segala rencana ini, dia harus menunjukkan s
Tiffany sudah tidak memiliki ekspektasi apa pun untuk Simon yang sekarang.Michelle bergantung pada sikap Simon yang pilih kasih untuk memfitnah Tiffany tanpa bukti apa pun.Michelle membiarkan Simon mengurung Tiffany di ruang bawah tanah dan menyiksa Tiffany seperti itu.Tiffany tidak akan melupakan perbuatan Simon padanya.Namun, Michelle yang memulai masalah ini juga harus mengalami apa yang sudah Tiffany derita.Kalaupun Tiffany belum bisa membalaskan dendam Sierra untuk sementara, dia tidak akan menerima penderitaan semalam dalam diam."Tiffany, berani sekali kamu! Kalau Simon tahu, dia nggak akan melepaskanmu!" seru Michelle.Michelle mencoba untuk menakut-nakuti Tiffany dengan nama Simon."Oh ya?"Namun, Tiffany hanya tersenyum dengan sinis.Dia juga ingin tahu apa yang akan Simon lakukan lagi padanya."Lemparkan dia ke dalam," kata Tiffany dengan dingin.Pengawal itu langsung melemparkan Michelle ke dalam ruangan tanpa ampun.Michelle pun terjatuh dengan kuat."Ahhh!"Dia meras
Michelle sudah ketakutan setengah mati.Dia menelan air liurnya dengan kuat dan melembutkan nada bicaranya untuk bernegosiasi dengan Tiffany.Tiffany memiliki hati yang sangat lunak.Asalkan Michelle bisa membujuk Tiffany untuk membiarkannya keluar, dia tidak akan melepaskan Tiffany lagi.Namun, Tiffany sudah malas beromong kosong dengan Michelle.Dia berjongkok dan menerima sarung tangan yang disodorkan oleh pengawal itu, lalu memakainya dengan santai. Di bawah tatapan Michelle yang sudah ketakutan, dia mengeluarkan seekor ular dari kandang itu.Ekspresi Tiffany tidak berubah, tetapi wajah Michelle sudah memucat, matanya juga bergetar ketakutan.Michelle berbaring di lantai sambil terus menggelengkan kepalanya. Dia juga terus bergumam, "Jangan, jangan, singkirkan! Tiffany, cepat singkirkan! Ahhh!"Di bawah teriakan Michelle yang melengking, Tiffany langsung melemparkan ular itu padanya.Semalam, orang yang melemparkan tikus dari jendela itu pasti adalah Michelle.Michelle berhubungan
Michelle tidak akan bisa keluar segampang itu."Simon ...."Saat Michelle sedang menangis dengan menyedihkan, pintunya sudah tertutup.Secara bersamaan, Tiffany mengangkat kepalanya dan menatap Simon yang sedang marah besar dengan tatapan dingin. Dia sama sekali tidak takut karena amarah pria ini, dia hanya tersenyum sinis sambil bertanya, "Kenapa aku nggak berani?""Nona Tiffany, semalam, Pak Simon membebaskanmu dari tuduhan perencanaan pembunuhan. Jadi jangan ...."Melihat suasana tegang ini, Vincent bergegas berjalan maju sambil membujuk Tiffany dengan suara rendah.Dia ingin memberi tahu Tiffany usaha yang sudah dilakukan Simon semalam.Dia ingin mengatakan bahwa Simon hanya mengurung Tiffany untuk melindungi Tiffany."Jadi, aku harus berterima kasih padanya?"Saat Tiffany teringat akan segala hal yang harus dia alami di ruang bawah tanah itu, nada bicaranya menjadi makin sinis.Hal itu sama sekali bukan perbuatannya, jadi dia sama sekali tidak bersalah. Untuk apa Simon melindungin
Isabella jelas-jelas datang dengan terburu-buru.Tiffany memintanya untuk menghubungi Simon agar Simon bisa dipisahkan dari Michelle, supaya Tiffany bisa membawa Michelle pergi.Isabella sebenarnya ingin membantu Tiffany, tetapi Tiffany bersedia untuk membela dirinya sendiri, jadi dia juga ingin membiarkan Tiffany melakukannya sendirian.Dulu, Tiffany mencintai Simon, sehingga dia terlalu memanjakan pria ini.Simon memang sudah berhasil dipisahkan dari Michelle.Namun, saat Simon tidak kunjung datang ke rumah lama, Isabella menyadari bahwa ada yang tidak benar.Dia langsung menyuruh Harry untuk menyelidiki hal ini. Seperti dugaannya, Simon datang ke tempat ini.Isabella berjalan menghampiri Tiffany dan melindungi Tiffany di belakangnya."Nenek."Simon menurunkan kakinya yang terangkat dan berbalik untuk menatap neneknya.Dia masih marah, tatapannya juga masih dingin, tetapi nada bicaranya jelas-jelas jauh melembut. Dia berkata dengan suara rendah, "Jangan karena Nenek menyukai Tiffany,
Mendengar ucapan Simon yang tegas, Michelle merasa sangat bangga.Namun, dia kembali merasa ketakutan karena ular yang melilit tubuhnya hingga sekujur tubuhnya bergetar.Dia tidak ingin berlamaan lagi di dalam ruangan ini.Michelle pun menangis dengan makin menyedihkan. "Simon, aku takut ... tolong aku ...."Dia memang takut, tetapi dia juga ingin menyakiti hati Tiffany lagi.Baru saja Tiffany mengurung Michelle, tetapi Simon sudah menyelamatkannya.Sedangkan Tiffany yang sudah dikurung selama semalaman pun tidak dipedulikan oleh Simon.Sambil memikirkan adegan Simon menggendongnya keluar di hadapan Tiffany, Michelle merasa sangat senang.Tiffany tidak akan pernah menang darinya."Nenek, masalah ini nggak berhubungan dengan Michelle. Orang yang mengurung Tiffany itu aku, jadi lepaskanlah Michelle," kata Simon.Isabella langsung tertawa dengan sinis."Nggak!""Demi Michelle, kamu mengurung Tiffany selama semalaman. Aku sudah memutuskan. Kalau Michelle dikeluarkan sebelum hari ini berakh
Meskipun Isabella tidak melihatnya secara langsung, hanya dengan memikirkannya saja dia sudah mengetahui apa yang dialami Tiffany.Simon tampak tercengang.Hal itu sudah berlalu sangat lama.Dia sudah melupakannya.Saat Tiffany baru datang ke Kediaman Frank, Simon berjanji pada neneknya untuk menjaga Tiffany. Namun, Simon tidak pernah menyukai Tiffany, dia bahkan tidak pernah memerhatikan Tiffany.Dia sama sekali tidak memedulikan Tiffany.Dia mulai memerhatikan Tiffany saat Tiffany terus mengikutinya sambil memanggilnya "Kak Simon".Suara yang lembut itu terdengar seperti suaranya Nini.Karena Nini, Simon melindungi Tiffany.Tidak ada alasan lainnya.Melihat ekspresi Simon, tatapan Tiffany menjadi sangat dingin.Dia menarik kembali tangannya dari tangan Simon dengan ekspresi datar.Pria ini sudah lama melupakan hal yang Tiffany jaga dengan sangat hati-hati dan benamkan dalam lubuk hatinya.Bagi Simon, hal itu bukanlah apa-apa.Untuk sejenak, Tiffany tidak bisa membedakan yang mana yan
Tiffany berpikir, 'Apakah dia nggak pernah berpikir, bagaimana kalau aku benar-benar kenapa-kenapa?''Atau jangan-jangan dia sama sekali nggak peduli?'Karena efek obat itu, Tiffany kehilangan akal sehatnya dan tidak bisa menyembunyikan pikirannya. Dia langsung bertanya dengan suara pecah, "Simon, karena aku nggak menaati ucapanmu dan datang untuk kencan buta, kamu membiarkannya memberiku obat bius, supaya dia menindasku? Hanya karena aku melanggar ucapanmu, kamu mau mendidikku dengan cara seperti ini?"Simon tidak membantah.Artinya, dia mengiakan pertanyaan Tiffany.Tiffany hanya merasakan kedinginan yang menjalar dari ujung kakinya ke seluruh tubuhnya. Dia pun mendorong Simon dengan sekuat tenaganya.Simon yang tangannya menyentuh dinding baru saja ingin menarik Tiffany ke dalam pelukannya untuk membawa Tiffany pergi.Pada saat ini, pintu lift terbuka lagi.Seseorang dengan sosok tinggi dan tampan pun muncul di koridor ini.Orang itu adalah Ivan.Pria yang tinggi itu melangkah mengh
"Sekeras apa pun kamu berteriak, nggak akan ada yang mendengarmu," kata Martin.Dia sengaja memilih restoran ini karena tempat ini sangat menghargai privasi tamu.Oleh karena itu, ruang pribadi di restoran ini sangat kedap suara.Martin menunduk dan melihat luka di lengannya. Dia mulai menggila.Dia tidak menyangka bahwa Tiffany yang terlihat lemah lembut bisa berbuat seliar ini.Dia menyukai wanita yang liar.Makin liar, makin seru.Martin melangkah maju.Seorang pria dewasa dan seorang wanita yang sudah hampir kehilangan kemampuannya untuk melawan.Baru saja Tiffany tiba di depan pintu ruangan, sebelum dia bisa membuka pintu itu, rambutnya dijambak oleh Martin dari belakang, sehingga dia tertarik menjauh dari pintu itu.Pintu ruangan yang baru sedikit terbuka pun kembali tertutup."Pergi sana!"Tiffany mengayunkan pisau itu lagi untuk mengusir Martin.Namun, kali ini, Martin sudah memiliki persiapan.Martin meraih pergelangan tangan Tiffany yang diayunkan dengan gila-gilaan, lalu mem
Melihat mobil yang menjauh itu, sudut bibir Michelle terangkat...."Maaf, Pak Martin. Kencan buta ini bukan keinginanku. Aku sudah menghabiskan waktumu. Kamu bisa menurunkanku di stasiun kereta bawah tanah," kata Tiffany sambil menatap Martin dengan tatapan penuh perasaan bersalah."Kebetulan, aku juga hanya menyelesaikan tugas dari keluargaku. Ayo makan bareng, anggap saja sebagai penjelasan untuk para tetua keluarga kita?" kata Martin sambil tertawa."Baiklah," jawab Tiffany.Mendengar ucapan Martin, Tiffany merasa jauh lebih santai, jadi dia mengangguk dan menyetujui usul Martin.Martin membawa Tiffany ke sebuah restoran.Mereka berjalan berdampingan dengan jarak yang wajar di antara mereka dan masuk ke sebuah ruangan pribadi yang sudah dipesan terlebih dahulu. Kemudian, Martin menarikkan kursi untuk Tiffany."Nona Tiffany suka minum anggur apa?" tanya Martin dengan sopan."Maaf, aku nggak minum," jawab Tiffany.Tiffany memiliki toleransi yang rendah terhadap alkohol, jadi dia hany
Isabella menunggu jam Tiffany pulang kerja untuk mengawasi progres kencan buta itu.Tiffany berpikir sejenak sebelum menyadari maksud ucapan Isabella, yaitu pasangan kencan butanya."Dia menunggu di bawah perusahaan?" tanya Tiffany."Iya, awalnya mau mengajak untuk bertemu di restoran, tapi katanya, dia kebetulan sejalan, jadi dia akan pergi menjemputmu di perusahaan. Tiffany, jangan membuatnya menunggu lama. Cepat turun," kata Isabella.Isabella sangat bersemangat. Bisa dilihat bahwa dia sangat puas dengan pasangan kencan buta yang dia pilih ini."Baiklah, aku akan ke bawah sekarang juga," kata Tiffany.Tiffany juga tidak ingin membuat orang lain menunggu lama, jadi setelah membereskan barangnya, dia langsung turun ke lantai bawah.Baru saja dia keluar dari perusahaan, dia melihat sebuah mobil Rolls-Royce Ghost berwarna hitam.Mobil itu mobilnya Simon.Pria itu duduk di dalam mobil dan tidak turun dari mobil.Jendela mobil diturunkan sedikit, sehingga saat Tiffany melihat ke arah mobi
Saat Simon melihat telinga Tiffany yang sangat merah, tatapannya menggelap.Tatapannya bergerak ke bawah.Dia pun melihat bagian belakang leher Tiffany yang juga sudah memerah.Napas Simon menjadi makin berat. Dia membalikkan wajah Tiffany dan meraih dagu Tiffany sambil menunduk untuk mencium Tiffany."Upp!"Tiffany terus meronta.Dia terus menggoyangkan kepalanya untuk menghindari ciuman ini.Namun, Simon mendekatinya secara perlahan, sehingga Tiffany sama sekali tidak bisa menghindar.Simon mencium Tiffany hingga Tiffany kesusahan bernapas, sebelum Simon melepaskan bibirnya.Tiffany benar-benar marah besar.Begitu bibirnya dibebaskan, dia menunduk, membuka mulutnya dan menggigit bagian antara jari jempol dan jari telunjuknya Simon.Dia juga menatap Simon dengan tatapan penuh kebencian.Simon membiarkan Tiffany menggigitnya, seakan-akan dia tidak merasakan rasa sakit.Dia hanya makin kejam.Mobil ini sudah meninggalkan jalan pribadi Keluarga Frank. Saat ini sedang jam sibuk, jadi arus
Tiffany berjalan keluar dengan tergesa-gesa.Begitu dia keluar, dia langsung melihat sebuah mobil Maybach hitam yang terparkir di depan pintu.Mobil ini diaturkan Isabella untuk mengantarkan Tiffany ke perusahaan.Tiffany bergegas menghampiri mobil itu dan membuka pintu mobil untuk naik mobil.Begitu dia masuk ke dalam mobil, dia melihat seseorang di jok belakang mobil.Tiffany langsung menoleh. Di dalam mobil yang gelap ini, dia bisa melihat sosok seorang pria tinggi yang sedang bersandar di kursinya, dengan sebagian besar wajahnya tersembunyi di bayangan.Orang itu adalah Simon.Dia memegang sebatang rokok yang belum dinyalakan di tangan kirinya yang ujungnya sudah berubah bentuk karena kekuatan tangannya.Dia menatap Tiffany dengan tatapan yang sangat berbahaya.Dengan ekspresi dingin, gerakan Tiffany naik mobil seketika terhenti.Kemudian, Tiffany bergegas mundur ke belakang.Dia tidak ingin naik mobil yang sama dengan Simon.Reaksi Tiffany sudah sangat cepat, tetapi dia tetap saja
"Aku terbawa emosi, makanya aku melepaskan beberapa ekor tikus ke dalam ruangan untuk melampiaskan amarahku demi Rora.""Simon, aku hanya melakukannya karena aku terlalu mencintai Rora."Aurora adalah keuntungan Michelle.Simon sangat menyayangi Aurora.Asalkan Michelle mengatakan bahwa dia hanya melakukan hal itu demi Aurora, Simon tidak akan perhitungan dengannya.Karena Simon diam saja, Michelle berkata lagi dengan nada lembut dan manis, "Simon, sekarang, aku sama sekali nggak berani tidur. Setiap aku memejamkan mataku, aku bisa melihat ular itu menjerat diriku. Bisakah kamu menemaniku di rumah sakit?"Namun, Simon malah berkata dengan suara rendah, "Sudah malam, cepat tidur."Kemudian, dia langsung mengakhiri panggilan ini.Saat Michelle mengatakan bahwa dia terus melihat ular menjerat dirinya setiap dia memejamkan matanya, Simon malah mengingat bahwa Tiffany sangat takut pada tikus, tetapi malah dikurung selama itu, jadi malam ini, Tiffany pasti susah tidur....Setelah Simon kelu
Michelle menangis dengan pelan sambil terus mengeluh tentang penyiksaan yang dia derita di ruang bawah tanah itu.Setiap kata yang dia ucapkan sedang memancing amarah Simon.Dia sudah mengatakan bahwa saat dia keluar, dia tidak akan melepaskan Tiffany.Seiring dengan tangisannya, dia jelas-jelas merasakan aura dingin yang Simon pancarkan.Michelle membenamkan dirinya dalam pelukan Simon sambil tersenyum dengan bangga....Di rumah lama Keluarga Frank.Pada malam hari, Tiffany tidak tidur di rumahnya Simon, melainkan pergi ke rumahnya Isabella dan tidur di kamarnya sendiri.Karena Tiffany sudah merasakan ketakutan yang berlebihan, Isabella menyuruh pembantu untuk memasakkan sup hangat untuk Tiffany dan menyalakan dupa aroma terapi di kamarnya.Tiffany mengira bahwa hal-hal ini akan membantunya terlelap, tetapi setiap dia memejamkan matanya, adegan di ruang bawah tanah itu akan muncul dalam benaknya.Dia tidak bisa tidur.Tiffany pun berdiri dan mengeluarkan obat dari tasnya.Dia meminum
Jika Simon tidak bisa melihat kebaikan Tiffany, Isabella akan mencarikan orang yang bisa menghargai dan mencintai Tiffany.Dia menggenggam tangan Tiffany dan berkata, "Tiffany, Nenek pasti akan memilihkan pasangan yang baik untukmu.""Nenek, aku nggak mau kencan buta."Tiffany langsung menolak.Ucapan Simon memang benar, Tiffany tidak akan kencan buta, bukan karena dia terlalu mencintai Simon, melainkan karena dia belum membalaskan dendam Sierra, jadi dia tidak ingin memikirkan hal-hal ini.Isabella berkata dengan sungguh-sungguh, "Tiffany, Nenek mau mencarikan orang yang bisa melindungimu."Sebelumnya, dia ingin menjodohkan Tiffany dengan Simon.Dia memang egois karena Simon adalah cucu yang paling dia sayangi dan Tiffany sangat mencintai Simon, jadi Tiffany pasti akan memperlakukan Simon dengan baik. Oleh karena itu, Isabella merasa tenang.Namun, secara bersamaan, dia menginginkan agar Simon bisa melindungi Tiffany dan tidak membiarkan Tiffany ditindas.Akan tetapi, sekarang, Isabel