Setelah melarikan diri dari markas Bayangan Kedua, tim Alvaro kembali ke tempat persembunyian mereka yang aman. Namun, kelelahan dan ketegangan mulai terasa di antara mereka.“Kita tidak bisa terus begini,” keluh Ricardo, meletakkan senjatanya ke meja. “Mereka selalu selangkah lebih maju dari kita.”Nadia, yang masih memulihkan diri dari luka tembak, menatap Ricardo dengan tajam. “Kita sudah sejauh ini. Menyerah bukan pilihan.”Alvaro mendengar percakapan itu dari kejauhan, pikirannya melayang pada apa yang terjadi sebelumnya. Marco, sahabatnya yang berubah menjadi musuh, sekarang memimpin pasukan yang ingin menghancurkan mereka.“Aku harus mengakhiri ini,” bisiknya.Selena, yang berdiri di sampingnya, mencoba menghiburnya. “Alvaro, kau tidak harus melakukannya sendirian. Kami semua ada di sini untukmu.”“Ini lebih dari sekadar misi,” jawab Alvaro dengan suara berat. &ld
Last Updated : 2025-02-03 Read more