Home / Urban / Bayangan Pengkhianatan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bayangan Pengkhianatan : Chapter 21 - Chapter 30

42 Chapters

Bab 21: Bayangan di Balik Kebenaran

Luka yang Masih TerbukaHujan deras mengguyur villa malam itu, membasuh darah dan keringat yang baru saja mengisi ruangan. Suara petir yang menggelegar seakan menjadi latar bagi perasaan Alvaro yang penuh dengan kemarahan dan kekecewaan. Ia terduduk di lantai, menatap kosong ke arah tubuh pamannya yang tergeletak. Kata-kata terakhir pria itu terus terngiang di telinganya seperti gema yang tidak kunjung hilang."Ayahku? Bagaimana bisa?" gumamnya, hampir tidak terdengar di tengah hujan deras. Tangannya gemetar, masih memegang pistol yang dingin dan berat.Karin mendekati Alvaro dengan hati-hati. Wanita itu tahu bahwa ini adalah momen rapuh baginya. Ia berlutut di sampingnya, menempatkan tangannya di pundaknya. "Alvaro," katanya dengan lembut. "Kita harus pergi sekarang. Mereka pasti akan datang untuk mencari kita."Namun, Alvaro tidak menjawab. Ia memalingkan wajahnya, matanya memandang kosong ke arah jendela besar di ujung ruangan. I
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 22: Perburuan Pengkhianat

Kabur dengan Harga MahalMalam terasa seperti tak berujung saat Alvaro dan kelompoknya berhasil melarikan diri dari markas ayahnya. Namun, meskipun mereka membawa bukti yang cukup untuk menjatuhkan pria itu, suasana di antara mereka penuh dengan ketegangan.Ricardo, yang masih terluka akibat insiden sebelumnya, mengamati layar laptopnya dengan penuh konsentrasi. “Kita sudah jauh dari markas, tapi mereka pasti akan mengejar kita.”Alvaro menatap ke luar jendela mobil yang melaju kencang. Pikirannya dipenuhi berbagai skenario tentang siapa yang mungkin telah berkhianat dalam kelompok mereka.Karin duduk di samping Alvaro, mencoba menyeka darah di lengan Ricardo dengan kain. “Kita butuh tempat aman untuk beristirahat. Kalau terus seperti ini, kita tidak akan bertahan.”Alvaro mengangguk. “Kita harus mengatur ulang rencana. Dan aku harus tahu siapa di antara kita yang masih bermain dua sisi.”
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 23: Perlawanan Terakhir

Gudang yang sebelumnya menjadi tempat perlindungan kini hanya tinggal kenangan. Dengan segala kekacauan dan pengkhianatan yang mereka alami, Alvaro tahu bahwa mereka harus lebih berhati-hati dari sebelumnya.“Semua ini belum berakhir,” kata Alvaro kepada timnya. “Ayahku masih mengendalikan permainan. Selama dia bebas, kita tidak akan pernah aman.”Ricardo, meskipun terluka, masih menunjukkan semangatnya. “Kita punya senjata terbesar: bukti. Sekarang, yang perlu kita lakukan hanyalah memastikan semuanya sampai ke tangan yang tepat.”Namun, Nadia memotong. “Tidak semudah itu. Ayahmu memiliki koneksi luas, Alvaro. Bahkan jika kita membawa bukti ini ke pihak berwenang, tidak ada jaminan mereka akan bertindak.”Karin menatap Nadia dengan penuh keyakinan. “Maka kita harus menciptakan tekanan. Bukan hanya menyerahkan bukti, tetapi membuatnya menjadi perhatian publik.”Alvaro mengangguk. “Ki
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 24: Jejak yang Tersisa

Alvaro duduk di sebuah ruangan kecil dengan lampu yang redup. Mereka berhasil melarikan diri dari gedung Antonio, tetapi situasi masih jauh dari kata aman. Karin, Ricardo, dan Nadia bergantian menjaga pintu sementara Ricardo memeriksa data yang berhasil mereka selamatkan.“Rekaman itu memang membuat Antonio tertangkap,” kata Ricardo dengan suara pelan. “Tapi jaringan yang dia bangun masih ada, dan mereka tidak akan tinggal diam.”Karin mendekati Alvaro, menyodorkan secangkir kopi. “Kau harus istirahat, Alvaro. Kita semua tahu ini belum selesai, tapi kau butuh energi untuk langkah berikutnya.”Alvaro mengangguk pelan. “Aku hanya tidak bisa berhenti memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Setiap langkah kita akan diikuti oleh mereka. Bahkan sekarang, aku merasa seperti kita sedang diawasi.”Nadia, yang baru saja masuk dengan peta dan beberapa dokumen di tangannya, menyela pembicaraan. “Kita perlu m
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 25: Bayangan yang Semakin Dekat

Malam itu, Selena mulai merasa ada yang aneh. Tim Alvaro tampak tenang meskipun situasi di luar semakin tegang. Alvaro, Nadia, Ricardo, Karin, dan Emilio tampak sibuk mempersiapkan sesuatu yang Selena tidak tahu apa itu.“Apa yang sebenarnya kalian rencanakan?” tanya Selena kepada Ricardo, berusaha mencari tahu.Ricardo hanya tersenyum. “Kita sedang memastikan bahwa semua berjalan lancar.”Di tempat lain, Bayangan menginstruksikan timnya untuk menyerang markas Alvaro. Dia berpikir bahwa Selena telah memberikan cukup informasi untuk memastikan keberhasilan serangan itu. Namun, Bayangan tidak tahu bahwa informasi tersebut telah dimanipulasi.Ketika tim penyerang mendekati markas, mereka disambut oleh jebakan yang telah dipasang oleh Nadia dan Karin. Gas pembius dilepaskan ke udara, melumpuhkan sebagian besar penyerang sebelum mereka sempat memasuki markas.“Kerja bagus, Nadia,” kata Karin sambil tersenyum.&
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 26: Bayangan yang Masih Membayangi

Meskipun Bayangan telah dikalahkan dan markasnya dihancurkan, Alvaro tahu bahwa perang belum berakhir. Ricardo menemukan petunjuk baru dalam sistem Bayangan yang mengarah ke jaringan lebih besar di balik organisasi itu.“Ada seseorang yang lebih besar dari Bayangan,” kata Ricardo saat mempresentasikan temuannya. “Orang ini dikenal sebagai ‘Sang Pengendali.’ Dia yang memberi perintah kepada Bayangan.”“Jadi, kita baru saja menjatuhkan pion,” kata Nadia dengan nada skeptis.Alvaro mengangguk. “Dan sekarang kita harus menemukan raja di balik semua ini.”Petunjuk Ricardo membawa mereka ke sebuah lokasi misterius di Asia Timur, tempat operasi besar Sang Pengendali diyakini berada. Namun, perjalanan ini penuh risiko. Mereka harus menyusup ke sebuah kota yang dikontrol ketat oleh jaringan kriminal internasional.Selena merasa gugup tetapi juga bersemangat. Setelah pembuktian dirinya di misi
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 27: Bayangan Masa Lalu yang Kembali

Di sebuah vila kecil yang tersembunyi di pegunungan, tim Alvaro akhirnya menemukan waktu untuk menarik napas setelah serangkaian pertempuran yang melelahkan. Suasana malam itu begitu tenang, bahkan terlalu tenang untuk sebuah tim yang selalu berada dalam bahaya.Selena, dengan rambutnya yang terurai, duduk di teras sambil menikmati secangkir teh herbal. Tatapannya terpaku pada langit malam yang dipenuhi bintang. Keindahan itu hanya berhasil mengalihkan pikirannya sebentar dari beban yang ia pikul.“Kau tidak bisa tidur?” suara Alvaro memecah keheningan. Ia berdiri di belakang Selena, membawa jaket yang ia lemparkan ke pundaknya.Selena menoleh dengan senyum tipis. “Tidak. Aku rasa terlalu banyak yang ada di pikiranku.”“Bahkan di saat-saat seperti ini, otakmu tetap bekerja keras,” canda Alvaro sambil duduk di kursi di sampingnya.Selena tertawa kecil. “Kita baru saja selamat dari serangkaian jebakan mematik
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 28: Pertarungan yang Tak Terhindarkan

Setelah melarikan diri dari markas Bayangan Kedua, tim Alvaro kembali ke tempat persembunyian mereka yang aman. Namun, kelelahan dan ketegangan mulai terasa di antara mereka.“Kita tidak bisa terus begini,” keluh Ricardo, meletakkan senjatanya ke meja. “Mereka selalu selangkah lebih maju dari kita.”Nadia, yang masih memulihkan diri dari luka tembak, menatap Ricardo dengan tajam. “Kita sudah sejauh ini. Menyerah bukan pilihan.”Alvaro mendengar percakapan itu dari kejauhan, pikirannya melayang pada apa yang terjadi sebelumnya. Marco, sahabatnya yang berubah menjadi musuh, sekarang memimpin pasukan yang ingin menghancurkan mereka.“Aku harus mengakhiri ini,” bisiknya.Selena, yang berdiri di sampingnya, mencoba menghiburnya. “Alvaro, kau tidak harus melakukannya sendirian. Kami semua ada di sini untukmu.”“Ini lebih dari sekadar misi,” jawab Alvaro dengan suara berat. &ld
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 29: Jejak dalam Kegelapan

Setelah kejadian di gedung tua, Alvaro dan timnya kembali ke markas mereka dengan keadaan fisik dan mental yang terkuras. Ricardo mencoba memperbaiki sistem komunikasi mereka yang rusak, sementara Selena memeriksa peralatan mereka untuk misi berikutnya.Namun, yang paling terguncang adalah Alvaro. Di kamarnya, ia memandangi foto lama dirinya dan Marco, merenungkan setiap momen yang membawa mereka ke titik ini.“Marco bukan hanya sahabatku,” gumam Alvaro, suaranya serak karena emosi. “Dia seperti saudara bagiku. Tapi sekarang... aku bahkan tidak mengenalinya lagi.”Nadia, yang baru saja selesai mengobati lukanya, masuk ke ruangan. “Alvaro, aku tahu ini sulit bagimu, tapi kita harus fokus. Jika kita tidak menghentikannya sekarang, banyak nyawa yang akan hilang.”Alvaro mengangguk pelan, meskipun hatinya masih terasa berat. Saat Ricardo memeriksa dokumen yang mereka ambil dari gedung tua itu, ia menemu
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 30: Bayangan Masa Lalu

Setelah berhasil melarikan diri dengan Marco sebagai tawanan, tim Alvaro berlindung di sebuah gudang tua yang jauh dari kota. Mereka harus menyusun ulang strategi mereka sambil mencoba mendapatkan informasi dari Marco tentang lokasi Shadow Alpha.“Dia tidak akan berbicara,” kata Selena sambil menatap Marco yang terikat di kursi. “Kita sudah mencoba semua cara.”Alvaro mendekat, matanya tajam menatap sahabat lamanya. “Marco, kau tahu aku tidak ingin ini terjadi. Beritahu aku di mana Shadow Alpha berada, dan aku akan memastikan kau mendapat kesempatan kedua.”Marco hanya tersenyum kecil, meskipun wajahnya dipenuhi luka. “Kau terlalu naif, Alvaro. Dunia ini tidak sesederhana itu.”Nadia, yang berdiri di sudut ruangan, menyela. “Mungkin kita harus mencoba pendekatan lain. Mungkin ada seseorang yang bisa kita percayai untuk membantu.”Namun, Alvaro menggeleng. “Tidak ada waktu untuk itu.
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status