Home / Rumah Tangga / SESAL SANG MANTAN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of SESAL SANG MANTAN: Chapter 11 - Chapter 20

34 Chapters

11. Dipecat?

Melihat Irwan yang kemudian menutup ponselnya dengan raut wajah kalah pun membuat Mona murka. Ia berkacak pinggang di hadapan kekasih haramnya itu sambil mulai mengomel khas wanita."Apa-apaan itu tadi, Irwan? Kamu nggak berani sama si buluk istrimu itu, ha? Pria macam apa sih kamu?”“Mona, jangan memperkeruh suasana. Aku udah cukup pusing dengan masalahku—““Apa? Masalahmu? Ini juga masalahku, Irwan. Jelas-jelas netizen udah bertindak menyerang akunku gila-gilaan! Sekarang mau ditaruh di mana mukaku, coba? Semua orang kini akan mengataiku pelakor dan kamu bilang cuma kamu yang punya masalah? Iya?” Mona menggamit lengan Irwan dan dengan gemas memuntirnya lalu menghujaninya dengan cubitan keras.“Tapi aku juga mengalami hal yang sama, Mona. Bukan kamu aja. Ya udah, kita harus terima ini sebagai salah satu konsekwensi dari perbuatan kita di belakang Ranti—““Hah? Kamu kok jadi kayaknya ngebelain istri kamu itu, sih? Kamu udah simpati sama dia dan mau kembali sama dia?” tuding Mona yang
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

12. Rentetan Masalah

“Sial! Ini gila! Gimana mungkin kita bisa sama-sama dipecat gini, coba?” Mona mencak-mencak setelah mereka sudah keluar dari ruangan Pak Jodi.“Pak Jodi keterlaluan sih. Harusnya dia nggak sekeras itu. Paling tidak kasih SP dulu lah. Bukan langsung main pecat gini!” Irwan sama emosinya dengan Mona.Pikiran mereka semakin kalut mengingat berbagai tagihan yang harus mereka bayar setiap bulan. Apa jadinya kalau mereka sudah tak lagi punya sumber penghasilan berupa gaji seperti biasanya? Siapa lagi yang bisa diandalkan? Sial!“Ini semua gara-gara istri buluk kamu itu! Kamu pokoknya harus kasih pelajaran ke dia, Irwan! Bikin dia kapok dan minta dia bilang ke Pak Jodi untuk menganulir pemecatan kita! Aku yakin kalau dia mau menjadi penengah, mungkin Pak Jodi akan mau mempertimbangkan—“ Mona kembali mengumpati Ranti soal tersebarnya skandal penyebab dipecatnya mereka itu.“Huuuft ... Pak Jodi pasti tidak akan menggubris Ranti, Mona. Siapa dia sampai bisa membuat Pak Jodi membatalkan keputusa
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

13. Tamu Tak Diundang

Ranti mendengarkan dengan tenang cerita dari Dewi. Ada sedikit rasa tak nyaman dalam hatinya karena sesungguhnya ia tak mengharapkan kejadian buruk yang menimpanya itu disebarluaskan. Bukan hanya Mona dan Irwan, dirinya sendiri pun menanggung malu meskipun tentu saja bukan sebagai pesakitan.Tapi, jadi korban dalam sebuah perselingkuhan sama sekali bukan hal yang pantas untuk dibanggakan juga, kan? Baginya sebenarnya itu adalah aib yang layak ditutupi. Tapi kalau menurut Dewi hal itu akan bisa menjadikan efek jerqa bagi para pelaku perselingkuhan dan sebagai bagian dari sanksi sosial yang pantas didapat oleh Irwan dan pelakornya, maka biarlah terjadi.Ia sendiri juga mendapati akun sosial medianya diserbu dengan berbagai dukungan, simpati dan bahkan motivasi dari mereka yang tampaknya juga pernah mengalami hal sama. Oke, itu cukup menghibur meskipun sesungguhnya yang ia perlukan saat itu hanyalah sebuah privasi dan waktu bersama dirinya sendiri. Waktu untuk menyembuhkan sakit hati dan
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

14. Rencana Nge-prank

“Jangan sebut dia buluk dengan mulutmu yang busuk itu! Kamu bisa aja akan langsung insecure kalau temanku ini sudah berdandan, tahu! Bahkan semua mata juga tahu di sini siapa yang lebih cantik antara kamu atau Ranti!” Dewi menyergah gusar.Mendengar hal itu, Mona kini menyipitkan mata dan memandang lebih teliti ke arah Ranti. Ia beberapa kali bertemu dan melihat foto Ranti sebelumnya meskipun tidak pernah berhadapan secara langsung. Tapi ya, benar kata Dewi barusan, sepertinya Ranti kini sudah banyak berubah dari yang terakhir ia ingat. Wajah dan kulitnya tampak jauh lebih bersinar dan terawat ... apa mungkin .... Ah, persetan, gegas ia menghalau pikirannya lalu kembali mengutarakan apa maksud kedatangannya.“Dih, memangnya aku peduli apa pendapat orang lain? Yang jelas Irwan jauh lebih memilihku ketimbang dia, kan? Huh, itu aja udah cukup membuktikan!” ujarnya tegas yang langsung membuat Ranti bangkit dari duduknya.“Irwan milih kamu karena kamu emang semurah itu! Kamu mau-maunya aja
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

15. Resah

Heran melihat Irwan yang tak tampak bersiap untuk ke kantor hari itu membuat Bu Ine bertanya, “Kamu lagi libur kerja, Irwan?”Irwan menyuapkan sesendok nasi goreng buatan pelayan baru di rumah mereka sambil membayangkan bulan depan mau menggajinya dengan uang apa kalau ia benar jadi dipecat.“Irwan!” sentak Bu Ine yang pertanyaannya barusan benar-benar tak mendapatkan respon dari sang putra.“Eh, Bu. Iya, ada apa?” Geragapan karena baru sadar dari lamunan suramnya, Irwan menatap rikuh pada ibunya.“Kamu ngelamun, ya? Ibu dari tadi tanya kenapa kamu nggak pakai baju ngantor?” ulang Bu Ine akhirnya.“Ehm, anu, Bu. Irwan lagi ambil cuti, capek ....” jawab Irwan sedikit terbata.Tentu ia tak mau tergesa mengadukan musibah besar yang menimpanya. Ia rasa ibunya mungkin bisa saja akan kembali terguncang dan bisa-bisa pingsan lagi. Toh, hari ini Ranti akan menemui Pak Jodi dan kemungkinan besar atasannya itu akan berbelas kasihan lalu tak jadi memecatnya dan Mona. Harapannya kembali melambung
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

16. Pertemuan

“Jangan panggil aku Miranti Pradibta kalau sampai tidak bisa membuat kalian kapok melawanku,” ucap Ranti seorang diri sambil meneliti penampilannya di depan cermin lebar di kamar. Ia sedang akan berangkat menemui Jodi Mahendra bersama Dewi dengan disaksikan juga oleh Irwan dan Mona.Mata pandanya yang biasa menghiasi kini sudah hilang berkat tak pernah lagi begadang malam. Ia yang kini menjadi seperti single dan tak punya pekerjaan lain selain menulis novel sepanjang hari tentu saja sudah punya waktu istirahat yang sangat cukup. Pun juga ia memang bertekad kembali merawat diri. Menyisihkan waktu untuk jogging di pagi hari, ikut yoga beberapa kali atas ajakan Dewi, serta juga membeli skincare dengan bebas dengan uang hasil novelnya sendiri. Sesekali ia juga pergi ke salon untuk memaksimalkan perawatan.Dan penampilannya juga sudah bisa dibilang berkelas lagi. Karena ia kembali mengenakan pakaian lamanya yang branded yang masih tersimpan rapi di lemari rumah orangtuanya ini. Berbeda den
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

17. Fix Dipecat

“Dan kemarin, si pelakor tidak tahu malu ini memaksa Miranti untuk menemui Bapak demi meminta kelonggaran atas pemecatan mereka dari perusahaan ini,” lanjut Dewi dengan ekspresi ingin muntah saking muaknya. Pak Jodi yang menyimak kini semakin dibuat heran oleh penjelasan dari Dewi.“Lalu, apa maksudnya sekarang Miranti datang untuk itu?” tanyanya langsung menatap mata wanita yang sedari tadi membuatnya tak bisa berkedip saat memandangnya itu.Ranti menegakkan posisi duduknya dan dengan sangat tegas menjawab pendek, “Tentu tidak, Pak. Saya sebagai pihak yang tersakiti di sini. Saya tidak punya kepentingan lagi dengan mereka berdua. Karena itu, kalau memang saya diminta kemari, maka saya sudah penuhi untuk datang, tapi semua keputusan saya serahkan kepada Bapak sebagai pemegang tertinggi kebijakan di perusahaan ini. Apakah seorang karyawan dengan status menikah boleh secara bebas melakukan tindakan asusila semacam perselingkuhan dengan sesama karyawan di sini? Itu s
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

18. Bukan Jual Kesedihan

“Dewi! Untuk apa kamu menjual cerita sedihku pada atasan mantan suamiku? Jangan-jangan kamu mau dia kasih pesangon jatah Irwan dan selingkuhannya itu ke aku lagi?” seloroh Ranti yang kini memang sudah kembali kepada tabiatnya yang sering bergurau.Mau tak mau Jodi ikut terkekeh mendengar selorohan itu. “Jatah pesangon larinya ke kantong Direktur, bukan ke mantan istri yang tersakitai, wkwkwk.” “Iiiih ... korupsi itu namanya! Apa kumasukin aja lah ke list tuntutan persidangan ya, jatah pesangon adalah hak milik istri karena itu termasuk harta gono-gini,” sergah Dewi turut pula melucu membuat ketiganya kemudian terbahak bersama.Terjeda oleh datangnya OB yang mengantar minuman dingin mereka, ketiganya pun melanjutkan obrolan. Kebanyakan mengenai pertanyaan Jodi kepada kabar Ranti selain soal perceraiannya. Ia bertanya kerja di mana, sekarang tinggal di mana dan apakah sempat bekerja sebelumnya.“Kalau mau, kamu bisa melamar ke sini. Bisa aja menggantikan posisi Mona tadi, dia sekretari
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

19. Shock Berat (Lagi?)

Sementara itu, di rumah Mona sedang terjadi pertengkaran hebat. Ia bersitegang dengan Irwan karena merasa telah dibodohi oleh Ranti dan itu semua adalah salah Irwan juga. “Bukankah kamu sendiri yang begitu yakin kalau istri kamu itu pasti akan menolong kita? Tapi kenapa ternyata dia malah jadiin itu sebagai senjata buat ngelawan kita? Hih, kamu juga bisa-bisanya nggak berbuat apa-apa pas di sana. Kamu itu laki-laki, kan?” omel Mona sangat sakit hati karena merasa dijebak oleh Ranti dan juga Dewi. “Kamu yang kieterlaluan, Mona. Masa’ iya kamu suruh Ranti untuk belain kita di saat kamu tahu dia itu korbannya! Keterlaluan!” Irwan mau tak mau juga menyalahkan kebodohan mereka berdua yang begitu saja yakin bahwa Ranti pasti akan membantu. Jelas-jelas Ranti pasti sakit hati kepada mereka, tapi mereka malah berharap terlalu banyak. “Kok jadi nyalahin aku? Salahin diri kamu sendiri dong yang nggak bisa cariin solusi lain sampai aku harus berjuang sendiri kayak kemarin!” sentak Mona kesal
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

20. Mendadak Dilabrak

“Bu, ada apa, Bu?” Mbak Marni, sang pelayan segera menghampiri dan memapah Bu Ine untuk duduk di sofa yang lebih panjang. Gegas ia mengurut pundak sang Nyonya karena memang biasanya Bu Ine seringkali minta dipijat di bagian itu bila sedang pusing atau kelelahan.“Marni ... panggil Irwan sekarang juga di kamarnya, Marni. Cepat,” titah Bu Ine dengan suara terpatah-patah seperti sedang terserang sesak nafas.Serta-merta Mbak Marni melaksanakan perintah Bu Ine dan setengah berlari ke kamar Irwan dan mengetuk lalu memanggili sang tuan. Ia begitu tergopoh karena takut kalau-kalau Bu Ine kena serangan, sebab ia sudah berkali-kali diperingatkan oleh Irwan untuk menjaga kondisi sang nyonya. Ia takut akan dipersalahkan.Setelah beberapa kali ketukan, baru Irwan terbangun dan membukakan pintunya. Ia baru saja tidur sebentar dan kepalanya juga masih belum sempurna hilang pusingnya. Tapi kini masalah lain sedang menghadang.“Ada apa, Mbak Marni? Kenapa teriak-teriak gitu?” tanyanya sambil menguap
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status