Home / Rumah Tangga / SESAL SANG MANTAN / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of SESAL SANG MANTAN: Chapter 31 - Chapter 40

44 Chapters

31. Hinaan Dibalas Lunas

Di sebuah kafe yang terletak tidak jauh dari pusat kota, Ranti sedang duduk santai menikmati secangkir kopi sambil memeriksa beberapa pesanan online yang masuk untuk distro miliknya. Pagi itu, suasana kafe cukup ramai, beberapa orang duduk di sudut berbincang santai, sementara yang lain sibuk bekerja dengan laptop terbuka di hadapan mereka. Ranti merasa tenang di tengah keramaian itu, menikmati momen kesendirian yang bisa memberinya sedikit ketenangan di tengah kesibukan usahanya.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba, dua orang yang familiar muncul di pintu kafe. Ranti mengenali sosok itu dengan sangat jelas. Irwan dan Mona, selingkuhannya, melangkah masuk dengan senyum lebar yang terlihat sedikit sinis. Mereka berjalan menuju meja yang terletak tidak jauh dari tempat Ranti duduk. Tampak sekali Irwan sebenarnya ingin mengajak Mona keluar, mungkin berganti cafe lain, tapi Mona tentu saja tak peduli.Ranti berusaha menahan diri agar tidak terlihat terlalu memperhatikan m
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

32. Pembalasan Irwan

Seiring berjalannya waktu, Irwan mulai mempelajari rutinitas dan struktur Ekomoda. Ia tidak hanya harus beradaptasi dengan posisi barunya sebagai asisten manager marketing, tetapi juga mempersiapkan langkah-langkah untuk melaksanakan sabotase yang telah direncanakannya. Setiap hari, ia menyusup lebih dalam ke dalam data dan sistem, mencari celah yang merupakan kekurangan perusahaan itu dibandingkan dengan kinerja Giant Textile. Tujuan utamanya adalah untuk membuat Ekomoda jauh lebih maju sekaligus menghancurkan Giant Textile setelah itu. Irwan tahu persis bagaimana cara mereka bekerja—Giant Textile adalah pesaing besar yang tak pernah gagal dalam memenangkan tender-tender besar selama ini. Namun, ia juga tahu kelemahan mereka. Selama bertahun-tahun bekerja di sana, ia mempelajari betul bagaimana mereka mengelola data klien, strategi penawaran, dan mekanisme internal mereka. Semua informasi itu kini ia pegang erat, dan ia tahu Ecomoda harus bisa memanfaatkannya
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

33. Penyelidikan

Giant Textile yang selama ini selalu mendominasi pasar harus menghadapi kerugian besar dan kehilangan klien-klien penting, yang seharusnya menjadi bagian dari portofolio mereka. Namun, di balik semua kemenangan Ekomoda, ada perasaan tidak nyaman yang menghantui Irwan. Walaupun ia berhasil menyabotase perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya, ia juga merasa bahwa ia sedang merusak reputasinya sendiri dalam dunia bisnis. Namun, ia menekan perasaan itu, berpikir bahwa ini adalah langkah terbaik untuk membalaskan dendam dan mendapatkan tempat yang layak bagi dirinya di Ekomoda.Kemenangan Ekomoda dalam tender itu membuka peluang besar bagi Irwan untuk melangkah lebih jauh dalam kariernya. Ia tak hanya berhasil menjatuhkan Giant Textile, tetapi juga membuktikan bahwa ia adalah orang yang sangat berguna bagi perusahaan ini. Posisi yang tadinya hanya sebagai asisten manajer kini bisa segera menjadi manajer marketing yang diinginkannya.Namun, di balik kesuksesan ini, Irwan semakin terperangka
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

34. Ancaman Penjara

Hari itu juga sepulang kerja Jodi mendatangi distro milik Ranti. Ia memutuskan Ranti harus tahu soal kelakuan mantan suaminya itu. Sesampai di sana, ia langsung bercerita dengan gamblang soal kekalahan perusahaannya saat berebut tender dengan Ekomoda. Dan tentu saja fakta bahwa Irwan lah dalang di balik kekalahan itu.“Apa? Kamu yakin, Jod? Irwan kayaknya nggak mungkin senekat itu, deh—“ Ranti terkejut dan tak percaya mendengar berita tersebut.“Aku udah selidikin dan bahkan tadi aku langsung hubungin dia, Ran. Dia nggak ngelak, loh! Malah dia bilang itu baru awal dari pemabalasan dendamnya karena udah kupermalukan,” jawab Jodi meyakinkan.“Astaga! Keterlaluan banget sih Irwan! Dia nggak tahu apa kalau sabotase seperti itu termasuk tindak kriminal? Bener-bener ceroboh!” Serta-merta Ranti mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Irwan.Jodi melihat kelakuan Ranti tersebut dengan wajah heran.“Tunggu ... kamu mau apa? Mau hubungin dia? Serius?” sergah Jodi sambil menyentuh lengan Ra
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

35. Kasihani Suamimu, Ran!

"Loh, Ibu di sini?"Spontan Ranti terkejut kala melihat siapa yang masuk ke ruangannya. Tak lain dan tak bukan adalah Bu Ine, sang mantan mertua.Wajah tamunya itu tampak kusut dan penuh beban hingga Ranti langsung bangkit dan mempersilakan wanita setengah baya itu duduk di sofz panjang yang ada di sisi ruangan."Ranti ... apa Ibu mengganggu kerja kamu?" tanya Bu Ine seraya mengitarkan pandangan ke seantero ruang office yang sekaligus sebagai ruang menerima tamu di distro tersebut.Ranti biasa melakukan meeting dengan calon investor, pelanggan partai besar atau juga penyedia jasa iklan di ruangan tersebut. Ruangan itu dibuat multifungsi agar bisa menampung semua urusan distro."Nggak begitu sibuk, Bu. Hanya sedang mengecek rekap penjualan dan persediaan stok," jawab Ranti kini mengalihkan perhatiannya penuh kepada Bu Ine. "Ibu ada apa kemari, Bu?" lanjutnya sebab sudah penasaran sekali akan maksud kedatangan Bu Ine.Bu Ine kemudian meraih lengan Ranti dan meremasnya pelan."Ran, Ibu t
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

36. Perbincangan Antar Lelaki

Jodi lumayan terkejut kala siang itu mendapati sosok Irwan ada di kantornya. Sejujurnya ia tak menyangka Irwan akan berani menginjakkan kaki lagi di Giant Textile. Rupanya nyalinya besar juga, pikir Jodi sambil kemudian bersikap waspada.“Kau kemari, Irwan? Untuk apa?” tanya Jodi akhirnya.“Untuk berbincang secara lelaki!” tukas Irwan pendek. Tampak dadanya naik turun menahan emosi. Hal mana membuat Jodi terheran karena seharusnya yang emosi kala melihat Irwan adalah dirinya. Jelas-jelas Jodi yang dirugikan dan dikhianati sedemikian rupa hingga Giant Textile kehilangan tender potensialnya.“Perbincangan antar lelaki? Wow!” komentar Jodi sedikit mencibir.“Saya kemari karena Bapak rupanya begitu takut dengan aksi saya sampai-sampai mulai mengintimidasi Ibu dan Ranti untuk ikut membujuk saya. Di mana nyali Anda sebagai lelaki, Pak? Bukankah ini urusan pribadi kita berdua?” Irwan langsung melabrak Jodi.“Tunggu, siapa yang mengintimidasi Ibu kamu dan Ranti?” Jodi menaikkan alis tanda tak
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

37. Yang Lama Terpendam

"Udah beres semua urusan Distro?" tanya Jodi kala Ranti sudah masuk ke dalam mobilnya."Udah, kok. Nanti kalau ada apa-apa Imel akan hubungin aku. Tapi nggak ada jadwal khusus hari ini, sepertinya aman," jawab Ranti meyakinkan.Biasanya ia memang akan menolak diajak keluar kalau ada jadwal kedatangan stok bahan atau produk jadi yang datang. Juga bila ada janji temu dengan supplier atau buyer partai besar. Tapi hari ini bebas, ia bisa keluar dengan Jodi entah ke mana pria itu akan membawanya."Oke, berarti kalau kita perginya agak jauhan bisa kan?" tanya Jodi lagi.Seketika Ranti menoleh ke arah pria di belakang kemudi itu."Agak jauh ke mana maksud kamu?""Ya ada deh, nggak jauh-jauh banget. Palingan dua jam perjalanan," jawab Jodi penuh misteri.Mobil sudah melaju membelah jalanan kota Bandung di jam pulang kerja. Bisa dibayangkan macetnya, tetapi rupanya hanya sebentar mereka berjibaku dalam padatnya kendaraan karena Jodi kemudian berbelok ke areal yang lumayan sepi, menuju ke Indra
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

38. Cukup Satu Kata

"Would you be mine?"Hening. Hembusan angin pantai meniup lembut jilbab Ranti hingga berkibar menutup hampir separuh wajahnya. Melihat itu, jemari Irwan tak kuasa untuk tak menyentuh helai jilbab yang dikenakan oleh wanita di hadapan."Cantik ...." Sebuah kata meluncur lancar dari bibir Jodi. Tak ayal membuat wajah Ranti yang sudah merona semakin tampak matang sempurna.Astaga! Kalau ada tempat kabur dan sembunyi, rasanya Ranti akan melompat ke sana secepatnya. Tak ada yang bisa dilakukannya kini selain menundukkan kepala. Memandangi ujung sepatunya sambil dengan susah payah menjaga agar debaran jantung tak sampai terdengar oleh pria di hadapan."Ran ...? Tidur ya kamu?" Mendadak Jodi mengangkat lembut dagu Ranti dan menengadahkan wajah ayu itu hingga menghadap langsung ke matanya.Dan saat dua pasang mata bertemu, kembali tak ada sepatah pun terucap. Hanya desau angin yang terasa semakin kencang saja hingga Jodi memutuskan mengambilkan jas yang tadi ia letakkan di mobil untuk dikenak
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

39. Mobil Baru

"Aku pulang langsung atau boleh mampir dulu?" tanya Jodi saat sudah sampai di depan pagar rumah Ranti.Ranti menengok jam tangan yang menunjuk angka 9 dan kemudian menggelengkan kepalanya pelan. "Udah kemalaman banget, Jod. Kapan-kapan aja ya mampirnya.""Bukain gih gerbangnya," pinta Jodi kemudian seraya bersiap memutar mobil untuk masuk rumah."Loh, kubilang pulang aja, ini udah kemaleman," ulang Ranti yang sejenak mengira Jodi salah mengartikan ucapannya tadi."Iya aku langsung pulang. Ini cuma mau masukin mobil dulu kok," sergah Jodi yang tak sabar lalu keluar sendiri dan dengan cepat mendorong pintu besi berwarna hitam itu menggeser ke samping hingga terbuka semua.Ranti masih terperangah. Gimana sih, kan disuruh pulang, kok malah mobilnya dimasukin? Pikirannya tak sampai menerka maksud Jodi.Sementara Jodi memilih melanjutkan tindakan. Memasukkan mobil sedan maticnya ke teras, bersebelahan dengan mobil ayah Ranti. Kemudian ia keluar dari kursi kemudi dan menyerahkan kunci pada R
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

40. Cemburu Maksimal

“Kamu kok jadi jarang banget pulang ke rumahku, sih?” protes Mona di kantor hari itu.“Ya aku kan harus nemenin Ibuku, Mon. Lagipula kan kita udah selalu ketemu di kantor." Irwan menjawab santai karena ia tak begitu tertarik lagi dengan Mona. Baginya, mengejar Ranti kembali merupakan sebuah misi yang jauh lebih penting ketimbang menuruti kemauan wanita di depannya itu.“Ya beda dong, Sayang ….” Mona merapatkan tubuhnya dan menyentuhkan jemari ke rahang Irwan.Biasanya Irwan akan meleleh lalu turut mencumbu wanita itu, tapi tidak kali ini. Irwan justru menepis tubuh Mona dan bangkit dari kursi putarnya untuk keluar dari ruangan.“Dengar, Mona. Kita masih baru di perusahaan ini, jadi jaga sikapmu sebelum kita bisa dapat peringatan atau parahnya dipecat lagi seperti dulu!”Mona memelototi Irwan yang meninggalkannya begitu saja di ruangan.“Sial! Kenapa sih dia? Kayaknya udah ada yang lain lagi ini!” gerutu Mona menyipitkan mata sambil bertekad akan menyelidiki.Tidak mungkin Irwan cuek p
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status