Home / Romansa / CEO Dingin Itu Ayah Dari Putraku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of CEO Dingin Itu Ayah Dari Putraku : Chapter 11 - Chapter 20

67 Chapters

Bab 11

Siang itu, di luar gerbang sekolah Galen, Edrio berdiri di dalam mobilnya yang diparkir tidak jauh. Ia mengenakan kacamata hitam, memandang dari kejauhan, memastikan bahwa tidak ada yang menyadarinya. Matanya tertuju pada sosok kecil Galen yang keluar dari gerbang, ditemani oleh Mika. Edrio mengamati setiap langkah anak itu. Galen tampak ceria, berbicara dengan Mika tentang sesuatu yang tampaknya menyenangkan. Tetapi yang menarik perhatian Edrio bukanlah percakapan mereka, melainkan cara anak itu berjalan, senyum yang begitu familier, dan ekspresi wajah yang seolah mencerminkan dirinya sendiri. “Tidak mungkin hanya kebetulan...” gumam Edrio, menggenggam setir mobilnya dengan kuat. Namun, dia tidak mendekat. Dia tahu, jika terlalu gegabah, maka ia akan semakin sulit untuk mendekati anak itu. Oleh karenanya, Edrio memilih untuk tetap diam, membiarkan dirinya menjadi bayangan yang tak terlihat. Tapi dalam hatinya, dia bertekad untuk mencari tahu hal yang membuatnya merasa penasaran
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 12

“Apa yang kau temukan?” tanya Edrio tanpa basa-basi, suaranya tenang tapi penuh ketegasan. ”Saya menemukan beberapa hal menarik tentang Gaura. Tapi ada bagian yang terasa… aneh," jawab seorang pria yang merupakan bawahannya sambil menyerahkan sebuah map berisi informasi tentang Gaura. “Aneh bagaimana?” Edrio membuka map tersebut, matanya langsung menyisir halaman-halaman yang penuh dengan informasi. “Setelah dia mengundurkan diri dari posisi bodyguard pribadi anda beberapa tahun lalu, dia menghilang selama beberapa bulan. Tidak ada jejak aktivitas, pekerjaan, atau bahkan keberadaannya. Baru setelah itu dia muncul kembali sebagai penata rias di kota ini.” Edrio menghentikan bacaannya, menatap bawahanya dengan tajam. “Menghilang? Tidak ada jejak sama sekali?” Pria itu mengangguk. “Ya. Saya mencoba melacak aktivitasnya, tapi semuanya tertutup rapat. Seolah-olah dia sengaja menghapus keberadaannya.” Edrio mengetuk meja dengan jarinya, pikirannya berputar cepat. “Apa ada hubu
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 13

"Aku harus mendekat," ucap Edrio. Setelah mengetahui fakta mengejutkan semalam, pagi ini, ia kembali duduk di dalam mobil hitamnya, menatap taman tempat Galen biasa bermain setelah sekolah. Dari balik jendela gelap, ia mengamati bocah itu dengan saksama. Tak jauh dari sana, Mika berdiri dengan waspada, memastikan Galen tetap dalam jangkauannya. Edrio mengepalkan tangan. Selama beberapa hari terakhir, ia hanya bisa mengamati dari jauh tanpa mendapatkan kesempatan untuk mendekat. Tapi hari ini berbeda. Ia tahu bahwa Mika biasanya meninggalkan Galen beberapa saat untuk mengambil air minum atau mengurus hal kecil lainnya. Itu adalah momen yang ia tunggu. “Ini waktunya,” gumam Edrio sambil membuka pintu mobil, berjalan perlahan dengan langkah mantap. Di sisi lain. Mika melirik Galen yang sedang asyik menggambar dengan teman-temannya. Ia mendekati Galen dan berkata, “Galen, aku akan ke mobil sebentar untuk mengambil sesuatu. Jangan ke mana-mana, oke?” Galen mengangguk. “Oke.” Mika
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 14

"Sudah selesai gambarnya, sayang?" tanya Gaura, mencoba bersikap biasa meskipun entah mengapa, hatinya terasa gusar. Pada siang hari, Gaura duduk di sofa, tangannya sibuk melipat pakaian sambil sesekali melirik Galen yang duduk di lantai dengan penuh semangat, mencoret-coret kertas gambar di hadapannya. Tawa kecil anak itu menggema di ruangan, tetapi hati Gaura terasa berat. Galen menoleh dengan senyum lebar. "Iya, sebentar lagi selesai, Bunda! Ini gambarnya untuk seseorang yang spesial." Gaura mengernyit. "Seseorang yang spesial? Siapa itu?" Galen tertawa kecil, wajahnya memerah. "Rahasia!" Ia terus mewarnai dengan antusias. Gaura tersenyum tipis, tetapi perasaannya tak enak. Ia tidak ingin memaksanya, tetapi naluri keibuannya memintanya untuk waspada. Tak lama kemudian, Galen berdiri dengan bangga, memegang hasil gambarnya. "Selesai!" serunya sambil mengangkat kertas itu ke udara. Gaura memeriksa gambar itu dengan hati-hati. Di kertas tersebut, ada tiga sosok yang dig
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab 15

“Hasilnya positif, Tuan,” akhirnya pria itu berkata dengan nada pelan. “Anak itu adalah putra kandung anda.” Kata-kata itu menggantung di udara, seolah-olah memenuhi ruangan dengan bobot yang tak terlihat. Edrio menatap kertas di tangannya sekali lagi, memastikan bahwa apa yang ia baca benar-benar nyata. Angka-angka dan analisis di atas kertas itu tidak mungkin salah. "Keluar," ucap Edrio tiba-tiba, membuat pria itu tersentak. "T-tuan?" "Keluar. Sekarang," ulang Edrio dengan nada lebih tegas, namun tetap berusaha mengendalikan emosinya. Pria itu segera mengangguk, membungkuk cepat, lalu pergi meninggalkan ruangan tanpa berani berkata apa-apa lagi. Setelah pria itu pergi, Edrio mengusap rambutnya dengan kasar dengan tangannya yang lain masih memegang dokumen hasil tes DNA tersebut. Ia menatap kosong ke langit-langit, pikirannya penuh dengan pertanyaan. “Jadi, Galen memang anakku...” gumamnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar. Namun, alih-alih merasa lega, ia justru m
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab 16

“Edrio, jangan bicara seperti itu pada Mommy-mu!” Edwin membentak. Ayara menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. “Kami tidak hanya memikirkan reputasi, Edrio. Tapi ini tentang tanggung jawab. Kalau benar Galen adalah anakmu, kau harus mengambil tanggung jawab atas hidupnya.” “Itulah yang akan kulakukan,” jawab Edrio dengan tegas. “Aku datang ke sini bukan untuk dihakimi. Aku datang karena aku butuh bantuan.” Keduanya terdiam. Suasana di ruang itu terasa mencekam. Edwin akhirnya duduk kembali, wajahnya serius. “Baiklah. Kalau begitu, ceritakan semuanya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan... Gaura? Kenapa dia menyembunyikan ini darimu?” Edrio menarik napas dalam. “Aku belum tahu sepenuhnya. Tapi yang aku tahu, Gaura mengundurkan diri dariku dengan alasan kesehatan, lalu pergi ke luar kota. Aku tidak pernah tahu dia hamil, Daddy. Kalau aku tahu, aku pasti akan—” “Melakukan apa?” potong Edwin tajam. “Kau mungkin akan tetap fokus pada kariermu dan melupakan semuany
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 17

“Aku tidak tahu. Tapi satu hal yang pasti, aku tidak akan meninggalkan Galen. Apa pun yang terjadi," jawabnya dengan menggeleng pelan. Edwin menggelengkan kepalanya dengan frustrasi. “Kau membuat semuanya lebih rumit, Edrio. Tapi jika itu keputusanmu, kami tidak bisa menghentikanmu. Tapi jangan harap semuanya akan berjalan mulus.” Ayara menghela napas panjang, lalu menatap Edrio dengan tatapan penuh kasih sayang meski masih ada sedikit kekecewaan. “Kami tidak akan menghalangimu, Edrio. Tapi pikirkan baik-baik. Jangan sampai kau menyesali keputusan ini nanti.” Edrio mengangguk pelan, menatap kedua orang tuanya dengan penuh tekad. “Terima kasih. Aku tahu ini tidak mudah untuk kita semua, tapi aku harus melakukan ini.” Ayara dan Edwin saling berpandangan, mencoba mencerna keputusan putra mereka. Di dalam hati Edrio, ia tahu bahwa jalan di depannya akan penuh dengan rintangan. Tapi ia juga tahu bahwa ia tidak akan mundur. Tidak sekarang, tidak setelah mengetahui kebenaran tentan
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 18

Gaura bisa merasakan air mata yang hampir muncul di matanya, namun ia berusaha menahannya. “Ya. Saya sangat tahu anda seperti apa. Tapi kini, anda bukan siapa-siapa saya. Jadi tolong, tak perlu membicarakan hak anda.” Edrio menggeleng pelan, mencoba memahami kata-kata Gaura. “Tapi aku memang berhak Gaura. Aku berhak mengetahui apa yang terjadi. Kenapa kamu memutuskan untuk pergi dan menyembunyikan segalanya?” Gaura berdiri, langkahnya cepat dan tegas. “Aku tidak akan memberi anda jawaban, Tuan. Aku sudah membuat keputusan dan itu tidak bisa diubah.” Kemudian, Edrio berdiri di depan Gaura, menatap wanita itu dengan mata yang penuh ketegasan. Hatinya masih bergejolak dengan berbagai perasaan—kecewa, marah, dan entah apa lagi. Ia tahu Gaura ingin menghindarinya, namun kali ini ia tidak akan membiarkan wanita itu melarikan diri. Tanpa kata, Edrio dengan cepat melangkah dan menahan bahu Gaura, menariknya sedikit lebih kuat sehingga wanita itu menatapnya. “Tuan, lepaskan Saya!” Ga
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 19

"Gaura, aku...” Edrio terdiam sejenak, kaget mendengar Gaura meluapkan kemarahan seperti itu. Wajahnya yang dingin mulai menunjukkan raut kebingungannya. Gaura mendekat, suaranya semakin keras dan penuh ketegangan. "Kamu tidak tahu, Edrio? Kamu tidak tahu betapa kamu merusak hidupku? Betapa malam itu menghancurkan segalanya? Kamu menjadi perusak dalam hidupku, tanpa izin dan tanpa perasaan, kamu mengambil sesuatu yang telah aku jaga. Kamu… kamu merenggut kesucianku dengan paksa dan memperlakukanku seperti seorang pelacur!" Edrio hanya bisa menatap Gaura dengan tatapan kosong, meskipun hatinya terasa teriris mendengar kata-kata Gaura. "Gaura, aku... aku mengerti... aku tidak tahu harus bagaimana untuk menebus semuanya. Tapi aku hanya ingin semuanya baik-baik saja setelah kita bertemu kembali. Aku hanya ingin..." "Sudah cukup, Edrio!" Gaura mengangkat tangannya, menahan pria itu untuk tidak melanjutkan kata-katanya. “Tidak ada yang bisa baik-baik saja setelah apa yang terjadi. Se
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 20

Gaura melangkah mendekat, jarak mereka semakin dekat. "Tidak ada yang bisa mengubah kenyataan yang sudah terjadi. Kamu mengambil segalanya dari aku malam itu. Aku bahkan tak tahu harus bagaimana menghadapi diriku sendiri setelah itu. Kamu ingin tahu mengapa aku pergi? Karena aku takut, Edrio. Takut kamu akan kembali untuk mengambil lebih banyak lagi!" Edrio menggertakkan giginya, perasaan bersalah dan frustrasi melanda dirinya. Ia mendekat, mencoba menahan emosi yang mulai meledak. “Aku tidak tahu, Gaura! Aku tidak tahu bahwa itu akan jadi seperti ini! Aku bahkan tidak tahu kalau itu mempengaruhi kamu seperti ini. Itu terjadi begitu saja!” Gaura menatap Edrio dengan tatapan yang penuh kekecewaan. “Kamu pikir itu 'terjadi begitu saja'? Kamu pikir itu hanya sebuah kecelakaan? Tidak, Edrio, itu adalah pilihanmu! Kamu memaksaku untuk melakukan hal yang aku tidak ingin lakukan! Aku tidak pernah ingin berada dalam posisi itu!” Edrio merasa ada sebuah ketegangan yang menyesakkan dada.
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status