Semua Bab Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan: Bab 1 - Bab 10

12 Bab

Prolog. Kebangkitan dari Kehampaan

Malam itu, udara di kota terasa lebih berat dari biasanya. Di luar, hujan rintik-rintik menambah kesunyian yang menghantui kamar kecil yang hanya cukup untuk menampung satu orang. Suara detakan jam dinding mengisi kekosongan, menambah kesan sepi yang menyelubungi setiap sudut ruangan. Pria muda itu Rafael duduk di pinggir tempat tidurnya, kedua tangan menggenggam erat ujung baju yang telah kumal dan pudar warnanya. Matanya kosong, menatap kosong ke arah dinding. Di luar sana, kehidupan terus berputar. Orang-orang yang memiliki segalanya berjalan dengan langkah ringan, sementara dirinya terjebak dalam kenyataan pahit yang tak pernah bisa ia hindari. Dulu, ada harapan. Ada cinta. Tapi kini, semua itu hanya menyisakan luka. Kekasih yang pernah berjanji akan selalu ada di sampingnya, kini telah pergi begitu saja, memilih pria lain yang lebih kaya dan lebih mampu. Semua yang dimilikinya terasa tak berarti lagi. Pikiran tentang masa depan yang gelap menggelayuti benaknya. Ia pernah berm
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 1. Pilihan Aneh

Dengan sedikit ketegangan, ia memutuskan untuk mengikuti suara itu. Toh, apa lagi yang bisa ia harapkan? Tak ada yang lebih buruk dari kenyataan yang sedang ia jalani sekarang."Sistem Kekayaan telah mengenali keinginan Anda," suara itu melanjutkan, “Berikut adalah pilihan misi pertama Anda."Tiba-tiba, layar itu berubah, menampilkan tiga misi yang sangat tidak terduga.Misi 1: "Gila Sekali"Tugas: Berbicara dengan lima orang asing di jalan dan beri mereka motivasi hidup. Tapi, semua orang harus Anda yakinkan dengan cara yang paling dramatis dan berlebihan. Jadilah seperti seorang motivator yang berlebihan—bicaralah dengan tangan di udara, ekspresi wajah penuh semangat, dan mungkin sedikit air mata. (Durasi: 1 Jam)Hadiah: 10 juta rupiah dan sebuah rumah sederhana di pinggiran kota.Misi 2: "Pesta Gila"Tugas: Pergi ke kafe terdekat dan minta maaf dengan tulus kepada tiga orang yang tampaknya memiliki kehidupan lebih baik darimu. Katakan bahwa kamu menyesal karena selalu merasa iri pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 2: Misi yang Canggung

Rafael kembali memasuki kamarnya, perasaan kemenangan masih membalut dirinya meski kejadian tadi sedikit memalukan. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya masih terfokus pada layar proyeksi yang mengambang di depannya. Uang yang baru saja ditransfer ke rekeningnya tampaknya nyata, dan rumah yang akan ia dapatkan juga terasa seperti mimpi. Namun, saat itu, suara sistem kembali terdengar, mengingatkan bahwa perjalanan ini baru saja dimulai."Sistem Kekayaan siap untuk memberi Anda tantangan baru, Rafael," suara itu bergema dalam pikirannya. "Misi kedua siap untuk dilaksanakan. Persiapkan diri Anda."Dengan penuh rasa penasaran, Rafael membaca pesan di layar yang memaparkan misi kedua.Misi 2: "Pesta Gila"Tugas: Pergi ke kafe terdekat dan minta maaf dengan tulus kepada tiga orang yang tampaknya memiliki kehidupan lebih baik darimu. Katakan bahwa kamu menyesal karena selalu merasa iri pada mereka. Buat mereka merasa sangat canggung, namun berikan kesan seolah kamu benar-benar menyesal. B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 3. Kejutan dan Misi yang Lebih Gila

Rafael melangkah keluar dari rumah barunya, yang meski masih sederhana, sudah terasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan kamar sempit tempat ia dulu tinggal. Uang yang ia peroleh dari misi sistem dan hasil kursus bisnis membuatnya merasa sedikit lebih percaya diri. Hari itu, ia memutuskan untuk membeli beberapa barang yang telah lama ia impikan: pakaian yang layak, jam tangan, dan sedikit aksesori yang akan membuat penampilannya lebih menarik.Di dalam mall yang mewah, ia berjalan dengan santai, merasakan kebebasan yang selama ini ia impikan. Dulu, tempat seperti ini hanya bisa ia lihat dari jauh, dengan rasa iri yang menyelubungi hatinya. Tapi sekarang, dengan kantong yang lebih berat, ia merasa seperti bagian dari dunia ini.Tentu saja, segala perubahan ini tidak terjadi begitu saja. Ia tahu bahwa ia harus bekerja keras untuk terus memperbaiki dirinya. Misi demi misi yang diberikan oleh sistem membuatnya semakin maju, dan ia merasa bahwa ia berada di jalur yang benar. Namun, takdi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 4. Pertunjukan Kekayaan

Rafael berdiri di depan cermin, memeriksa penampilannya. Setelan jas yang baru saja ia beli, dengan warna hitam elegan, memberi kesan profesional dan percaya diri. Di tangan kirinya, ia menggenggam dompet kulit baru yang ia beli untuk melengkapi penampilannya. Semua ini hasil dari kerja kerasnya dan tentu saja, misi-misi sistem yang membuatnya memiliki kekayaan yang cukup untuk merasakan hidup seperti ini.Hari itu, Rafael mengundang beberapa teman lama untuk makan malam di restoran mewah yang baru dibuka di pusat kota. Salah satunya adalah Daniel, teman yang dulu sering merendahkannya. Mereka dulu bekerja bersama di toko kecil, dan Rafael tahu bagaimana Daniel selalu membuat lelucon tentang kondisinya. Bahkan ketika mereka berdua duduk bersama, Daniel selalu membandingkan hidupnya dengan hidup orang kaya yang datang ke toko, seolah-olah keberadaan Rafael hanyalah sebuah kebetulan.Sambil melangkah menuju mobil, Rafael merenung sejenak. Apakah ini benar-benar aku yang dulu? pikirnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 5. Jejak masa lalu

Rafael pulang ke apartemennya setelah makan malam, perasaan bercampur aduk memenuhi pikirannya. Pertemuan tak terduga dengan Maya telah mengguncang hatinya, meskipun ia mencoba menyangkalnya. Wanita itu adalah bagian dari masa lalu yang ia harap tidak perlu dihadapi lagi. Namun, hidup selalu punya cara untuk menguji kekuatan seseorang.Saat ia duduk di sofa sambil menyesap teh hangat, sistem tiba-tiba aktif.> "Pembaruan misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihat daftar misi?"Rafael mendesah, menggosok pelipisnya. "Apa lagi sekarang?" gumamnya, tapi ia menekan tombol "Ya" pada layar proyeksi.Daftar misi muncul di depannya, masing-masing lebih aneh dan menantang dari sebelumnya:1. Misi: Menjadi bintang tamu di acara talk show lokalImbalan: 500.000 Rupiah dan voucher belanjaRisiko: Dikenal sebagai orang aneh karena tidak punya latar belakang terkenal.2. Misi: Menghadiahkan dompet penuh uang kepada seorang gelandangan di jalan raya.Imbalan: 1 Miliar RupiahRisiko: Potensi disal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 6. Pembalasan yang Manis

Setelah kejadian di pusat perbelanjaan, Rafael memutuskan untuk tidak langsung menunjukkan kekayaannya secara terang-terangan. Ia sadar bahwa menonjol terlalu cepat bisa memancing masalah yang lebih besar. Dengan rencana sistem untuk membeli restoran tempat Maya bekerja, Rafael merasa inilah saat yang tepat untuk sedikit bermain peran.Namun, ia tidak bisa langsung melaksanakan misinya. Sistem mengharuskannya mengunjungi restoran tersebut terlebih dahulu untuk menyelidiki kondisi tempat itu sebelum melakukan pembelian.Sore itu, Rafael mengenakan pakaian sederhana—kaus polos, celana jeans lama, dan sepatu yang sudah terlihat usang. Ia masuk ke restoran tempat Maya bekerja dengan langkah santai, mencoba terlihat seperti pelanggan biasa.Di dalam, restoran tampak ramai, dengan pelanggan menikmati makanan mereka. Rafael menemukan meja kosong di sudut ruangan dan duduk sambil membuka menu. Beberapa pelayan sibuk melayani pelanggan, dan di antara mereka, Rafael melihat Maya.Maya tampak te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 7: Langkah Awal yang Mantap

Restoran Rafael mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dengan strategi yang didukung oleh sistem, tempat tersebut perlahan menjadi tujuan favorit pelanggan. Namun, di balik kesuksesan itu, konflik kecil terus bermunculan, menguji kesabaran dan kecerdasan Rafael.Suatu hari, Dimas, karyawan dapur yang sering meremehkan Rafael, akhirnya memunculkan masalah. Ia ketahuan mencuri bahan makanan untuk dijual di luar. Kejadian ini terungkap ketika sistem mendeteksi adanya ketidaksesuaian dalam inventaris.Rafael memutuskan untuk menghadapi Dimas secara langsung di ruang kantor."Dimas," ujar Rafael dengan nada tegas, "aku sudah memberi semua orang di sini kesempatan untuk berkembang, tapi kamu malah memanfaatkan situasi. Bisa jelaskan kenapa?"Dimas terdiam, wajahnya memerah. "Saya... saya butuh uang, Mas. Gaji saya nggak cukup untuk kebutuhan keluarga."Rafael menghela napas. "Kalau kamu butuh bantuan, kenapa nggak bilang? Kamu malah memilih jalan yang salah."Setelah berpikir sejenak, R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 8: Langkah di Balik Bayangan

Misi di gala amal menjadi pengalaman yang mengesankan bagi Rafael. Selain berhasil menyelesaikan tugas dengan sempurna, ia juga meninggalkan kesan mendalam pada Amelia Hartanto. Namun, Rafael tidak ingin terlalu menonjolkan diri, terutama mengingat sistem sering memberikan misi yang berisiko tinggi.Kini, dengan restoran yang berjalan otomatis dan uang yang terus bertambah, Rafael fokus pada dua hal: meningkatkan kemampuannya dan menyelesaikan misi-misi baru dari sistem.[Sistem]: Misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihatnya?Tanpa ragu, Rafael membuka antarmuka sistem.Misi Pilihan Anda:1. Operasi Pasar Gelap – Menyelidiki aktivitas ilegal di sebuah pelelangan rahasia. Hadiah: 10 Miliar + Item Sistem Khusus.2. Sang Dermawan Misterius – Sumbangkan uang dalam jumlah besar tanpa mengungkap identitas Anda. Hadiah: Popularitas di kalangan tokoh penting.3. Kejar Impian Lama – Kunjungi kampung halaman dan bantu orang-orang yang dulu pernah meremehkan Anda. Hadiah: 5 Miliar + Perkemba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Bab 9: Panggung Bagi yang Diremehkan

Setelah menyelesaikan misi di museum dan memperoleh Kunci Dimensi, Rafael kembali menjalani rutinitasnya. Restoran yang kini berjalan otomatis menjadi salah satu sumber penghasilan yang terus berkembang, sementara kekayaan dari sistem memberinya kebebasan untuk mengatur hidupnya tanpa tekanan. Namun, Rafael tetap sering berpura-pura hidup sederhana. Bukan karena ia takut dikenal, tetapi karena ia menikmati melihat reaksi orang-orang ketika mereka salah menilai dirinya Suatu sore, Rafael mengunjungi sebuah toko elektronik untuk membeli laptop baru. Ia mengenakan pakaian sederhana—kaos polos dan jeans usang. Penampilannya yang biasa saja membuat pegawai toko memandang rendah dirinya sejak ia masuk. “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah satu pegawai dengan nada dingin. Rafael tersenyum tipis. “Saya butuh laptop untuk pekerjaan. Bisa tunjukkan model terbaru?” Pegawai itu mengernyitkan dahi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status