Semua Bab Wanita Dambaan Sang Billionaire: Bab 61 - Bab 70

114 Bab

61. Breakfast (21+)

“Sial, Princess!! kau takkan bisa keluar setelah ini!Selena tertawa kecil, suara lembutnya bergetar di antara mereka. “Siapa bilang aku ingin keluar?” bisiknya, jemarinya kini meluncur ke tengkuk Matthias, menariknya lebih dekat hingga napas mereka bertaut.Matthias menutup matanya sejenak, mencoba mengendalikan debaran dadanya yang semakin liar. Gadis ini… ia benar-benar bermain dengan batasnya. “Jangan main-main denganku, Princess.” Suaranya rendah, hampir seperti geraman.“Aku tidak main-main.” Selena menatap lurus ke dalam mata Matthias, pinggangnya bergerak, sengaja menggoda milik Matthias yang menegang dibalik handuk itu. “Kau ingin aku berhenti?”“Oh fuck!”Matthias mencengkeram pinggang Selena lebih erat, napasnya memburu. “Stop it, Princess.”Selena hanya tersenyum nakal, matanya berbinar penuh tantangan. “Aku sudah bilang, aku tidak main-mai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

62. Climax (21+)

Selena mengerang, entah sudah berapa banyak cairannya keluar hanya karena permainan mulut Matthias. Padahal posisi Selena masih berada di meja makan dengan Matthias yang menunduk dibawahnya“Matthias... Engh-..”Selena menggigit bibirnya, jari-jarinya mencengkeram tepian meja makan sementara napasnya tersengal. Tubuhnya gemetar dalam gelombang kenikmatan yang belum juga mereda, tetapi Matthias masih enggan melepaskannya."Matthias, cukup..." suara Selena terdengar lirih, hampir seperti bisikan, namun Matthias hanya menanggapi dengan sebuah senyum tipis sebelum akhirnya ia berdiri perlahan.Tatapannya penuh dengan kehangatan bercampur intensitas yang membuat tubuh Selena semakin panas. Jarinya yang masih sedikit lembap menyusuri paha Selena sebelum akhirnya ia menangkup dagunya, mengangkat wajahnya agar mata mereka bertemu.Matthias menatap Selena yang kini terengah-engah di hadapannya. Bibirnya mengkilat basah. Mata abu-abu gelapnya dip
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

63. Hanya kau yang boleh menyentuhku

Selena mengerang pelan, tubuhnya terasa lemas dan pegal di setiap inci. Matanya yang bengkak nyaris sulit dibuka, dan tenggorokannya terasa kering. Ia ingin bangun, ingin bersiap untuk kuliah, tetapi tubuhnya seolah menolak untuk bergerak.Selimut yang membungkus tubuhnya terasa lebih berat dari biasanya. Napasnya masih belum stabil sepenuhnya, dan kenangan semalam memenuhi benaknya seperti potongan-potongan adegan yang sulit diabaikan.Selena tak menyangka jika efek dari apa yang terjadi semalam akan begitu terasa di tubuhnya. Andai ia tahu bahwa tubuhnya akan selelah ini, mungkin ia akan berpikir dua kali sebelum terus-terusan memancing gairah Matthias.Tapi siapa yang bisa menyalahkannya?Matthias mungkin menganggapnya nafi tapi Selena yang paling tahu jika dia bukanlah gadis polos. Selena tahu tentang hubungan fisik antara pria dan wanita. Lagipula, dia sudah berpacaran lebih dari lima kali dan bahkan hampir melangkah lebih jauh dalam beberapa hubunga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

64. Sekali lagi (21+)

Selena kembali terlena.Jantungnya berdebar tak karuan. Ia masih belum bisa mencerna pengakuan Matthias sepenuhnya—pria itu, seseorang dengan pesona yang begitu menggoda, ternyata belum pernah melakukan hal ini sebelumnya? Bagaimana mungkin?Tapi tatapan Matthias tidak berbohong.Selena mencoba mempertahankan akal sehatnya meskipun tubuhnya terasa terlalu panas untuk berpikir jernih. Tatapan Matthias yang kelam dan penuh intensitas seolah menghipnotisnya, membuatnya tenggelam lebih dalam dalam permainan yang ia sendiri tak yakin bisa menangkan.“Kau masih ingin istirahat, Princess?” tanyanya dengan suara rendah yang berbahaya.Selena tahu ia dalam masalah. Terlebih Matthias tak mengelurkan benda itu dari dalam dirinya.“Sekali lagi ya?” Matthias meminta dengan ekspresi yang sulit Selena tolakSetelah pengakuan Matthias jika dia baru pertama kali bercinta dan hanya akan melakukannya dengan SelenaMa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

65. Mission

“Ewww... apartemen ini jadi penuh dengan bau sperma” Hiriety menutup hidungnya begitu memasuki apartemen"Jaga suaramu" Matthias menatap tajam pada adiknya, suaranya rendah dan mengancam. "Kalau Selena terbangun, aku akan membunuhmu."Hiriety terkikik, meletakkan tasnya di atas meja dapur. "Kasihan Selena. Aku tidak perlu bertanya bagaimana kau memperlakukannya, karena sudah jelas dari caranya terlelap. Kau benar-benar gila, Matthias."Matthias hanya mendengus, mengambil segelas air dari meja dan meneguknya. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya, memutar badannya menghadap adiknya.Hiriety menarik kursi dan duduk dengan santai, menyilangkan kaki. "Papa meminta aku ke Forlanini. Ada transaksi senjata api yang terjadi di sana malam ini."Matthias menyipitkan mata. "Papa?""Ya. Papa ingin kita memastikan semuanya berjalan lancar. Aku tahu ini bukan urusanmu, tapi..." Hiriety menatap Matthias dengan ekspresi serius. "Papa sepertin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

66. Persahabatan wanita

Selena menggeliat pelan, tubuhnya masih terasa lemas saat akhirnya ia berhasil membuka matanya sepenuhnya. Cahaya pagi yang menembus tirai apartemennya membuatnya sedikit menyipit, dan sebelum ia sempat mengumpulkan kesadarannya sepenuhnya, suara familiar terdengar dari ambang pintu.“Akhirnya kau bangun juga.”Selena mengerang pelan sebelum kepalanya menoleh. Matanya membulat seketika saat melihat sosok yang bersandar santai di ambang pintu dengan tangan terlipat di dada.“HIRIE!” serunya refleks.Selena langsung memerah seketika. Ia hampir tersedak udara sendiri saat buru-buru menarik selimutnya lebih erat.Wanita yang kini mengganti warna rambutnya yang semula pirang menjadi redwine itu hanya tertawa kecil, lalu dengan langkah ringan ia berjalan masuk, tanpa malu-malu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan sebelum akhirnya mengendus pelan.“Astaga, kamar ini benar-benar bau sperma” ujarnya santai s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

67. His Priority

Forlanini, Milan, ItaliaPusat Perdagangan GelapUdara malam di Forlanini terasa dingin, tetapi suasana di dalam gudang tua yang tersembunyi di tepi pelabuhan terasa panas dan tegang. Beberapa pria berbadan besar berdiri berjaga di pintu masuk, senjata tersampir di bahu mereka.Matthias melangkah masuk dengan mantap, diikuti oleh beberapa anak buahnya yang sudah bersiaga. Di tengah ruangan, beberapa peti kayu terbuka, memperlihatkan senjata otomatis, amunisi, dan granat yang masih terbungkus rapi dalam lapisan plastik.Di ujung ruangan, seorang pria berjas hitam dengan wajah penuh bekas luka sedang berbincang dengan seorang lelaki tua bertubuh kecil—penjual senjata dari Rusia yang sudah lama berbisnis dengan keluarga Matthias.“Kau mau masuk dengan cara diplomatis, atau lebih suka menghancurkan kepala mereka satu per satu?” Tobias, teman Matthias menatap Matthias dengan sudut bibir terangkat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

68. Kehilangan akal

Selama hampir 10 tahun mengenal Matthias, baru kali ini Tobias merasa jika pria itu sungguh tak punya akal"Kau serius ingin menutupi ini? Kau baru saja tertembak, Matthias."Matthias meneguk napas dalam, rahangnya mengatup erat menahan rasa sakit. "Aku tidak ingin Selena melihatnya. Buatlah ini terlihat seolah-olah tidak terjadi apa-apa."Tobias memutar matanya. Jika Matthias waras, tak mungkin pria itu memintanya untuk menjahit luka tembak itu dan menutupnya dengan kulit sintetisTobias menghela napas panjang, menekan kemudi dengan jemarinya. "Sial, Matthias. Kau benar-benar gila," gumamnya, tetapi ia tetap mengambil ponselnya, menghubungi seseorang.“Bersiaplah. Aku butuh alat-alat medis dan kulit sintetis dalam waktu kurang dari sepuluh menit,” perintahnya kepada seseorang di ujung telepon.Matthias menutup matanya sebentar, merasakan detak jantungnya yang sedikit melambat akibat kehilangan darah.“Aku akan menye
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

69. Hide and Seek

Selena menatap Hiriety, mata coklatnya membola sempurna “Kau juga ikut-ikutan menutupi kebodohannya?”Hiriety hanya mengangkat bahu santai. “Aku hanya memberinya solusi terbaik agar dia tidak mendapatkan amukanmu lebih awal. Tapi melihat reaksimu sekarang, sepertinya aku harusnya membiarkan kakakku menderita.” Dia terkekeh diakhir kalimatSelena mendecak kesal, lalu meraih mantel tebalnya. “Bawa aku padanya”“As your wish, Selena”Tanpa banyak protes, Hiriety berdiri, mengambil kunci apartemen sebelum berjalan santai menuju lift. Selena mengikuti di belakang dengan wajah penuh kekesalan.Mereka tak bergerak turun melainkan naik hingga sampai di lantai tujuhSelena heran tapi dia tetap berjalan mengikuti Hiriety menuju salah satu unit yang berada di lantai 7 itu.Hiriety menekan bel pintu tanpa ragu, tiga bel cepat yang seolah sudah menjadi kode rahasia.Beberapa detik kemudian, pintu terbuka, memperlihatkan Tobias yang berdiri dengan ekspresi datar. Begitu melihat siapa yang datang, ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

70. His Medicine

Karena tingkah bodoh Matthias, Selena mendiami pria itu selama dua hari. Dia mengunci kamar, tak mengizinkan Matthias tidur dengannya, pun dengan jendela balkon juga dikunci dengan kunci gandaSelena benar-benar kesal dengan Matthias.Hari pertama, Matthias masih mencoba mengetuk pintu, berbicara dari baliknya dengan suara tenang, mencoba membujuk Selena.“Princess… kau tahu aku membencinya jika kau diam seperti ini” katanya saat malam pertama ia dilarang masuk.Tidak ada jawaban.Hari kedua, Matthias masih menunggu. Ia tidak mencoba membuka jendela atau meretas kunci pintu, meskipun ia jelas bisa. Tapi justru itulah yang membuat Selena semakin kesal—kenapa Matthias tiba-tiba begitu patuh?Padahal Selena juga tak masalah jika pria itu agresif seperti biasanyaDi pagi hari, saat Selena keluar untuk mengambil kopi, ia melihat Matthias tertidur di sofa ruang tamu, wajahnya tampak lebih lelah dari biasanya. Meski
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status