All Chapters of Wanita Dambaan Sang Billionaire: Chapter 51 - Chapter 60

114 Chapters

51. Matthias yang paling semangat

Selena tak tahu jika menemani seorang pria belanja akan selama ini. Padahal mereka baru belanja kurang dari 20 menit namun Selena merasa hidupnya berkurang 20 tahun.Rasanya sungguh berbeda saat ia berbelanja dengan Hiriety—dengan sahabatnya itu, belanja terasa menyenangkan, penuh tawa, dan tentu saja, bebas dari pria menyebalkan yang suka menggoda setiap saat.Namun, bersama Matthias?Dia harus menghadapi seringai nakalnya, komentar-komentar yang membuat wajahnya memanas, dan yang lebih parah… ekspresi aku tahu kau diam-diam menikmatinya yang membuat Selena ingin melempar sesuatu ke arahnya.“Apakah Anda lebih suka yang polos atau bermotif, Signore?”Matthias melirik ke arah Selena dengan seringai iseng. “Tanya dia.”Selena menatap Matthias dengan pandangan membunuh sebelum meraih satu kotak secara acak. “Ini.”Matthias mengambil kotak itu, melihat isinya—boxer hitam dengan bahan
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

52. Cute Jealousy

Selena masih berdiri di tempatnya, jantungnya berdebar kencang. Suhu tubuhnya terasa meningkat setelah semua yang Matthias lakukan barusan.Sementara itu, Matthias dengan santai menjawab teleponnya, seolah tidak ada hal panas yang baru saja terjadi.Sialan.Ia mengusap lehernya yang masih terasa hangat akibat bisikan Matthias tadi. Ini tidak bisa dibiarkan. Ia harus menjaga jarak sebelum pria itu semakin melampaui batas.“Selena?”Selena berhenti di tempat.Suara itu…Ia berbalik perlahan, dan di sana, berdiri seseorang yang tidak ia sangka akan bertemu di sini.“Steven?”Selena menatap pria di depannya dengan mata membesar. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia melihatnya, tetapi wajah itu tidak banyak berubah—masih setampan dulu, dengan senyum ramah yang selalu terlihat tulus.“Sudah lama sekali.” kata Steven sambil tertawa kecilSelena tersadar dari keterkejutannya dan tersenyum kecil. “Ah-- ya. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini.”Steven tampak sama santainya sep
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

53. Hal yang terabaikan

Matthias mengemudi dengan satu tangan di kemudi, sementara tangan lainnya dengan santai bersandar di sandaran tangan. Wajahnya tampak tenang, tapi Selena tahu lebih baik—dia masih kesal soal Steven.Selena bersandar di kursi dengan mendesah. Dia harus memperbaiki mood pria itu sebelum dia menggila dan menembak Stevan“Matthias, kau masih kesal?”Matthias meliriknya sekilas sebelum menyeringai tipis. “Kenapa aku harus kesal?”Selena mendengus. “Entahlah. Aku hanya merasa kau akan melakukan sesuatu pada Stevan” Gumamnya pelanMatthias mengetukkan jarinya ke kemudi, matanya tetap fokus ke jalan. “Apa saat ini kau melindunginya, Princess?”Selena menghela napas panjang. Tentu saja dia masih kesal."Aku tidak melindunginya" jawabnya cepat, melirik Matthias yang tetap fokus pada jalan dengan ekspresi datar. "Aku hanya tak ingin ada drama yang tidak perlu."Matthias tertaw
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

54. Know about him

Matthias mengemudi dengan kecepatan tinggi, melewati beberapa tikungan tajam dengan mulus, seolah sudah hafal jalan ini di luar kepala.“K-kau yakin ini kali pertama kau mengemudi di Milan?” Tanya Selena heran tanpa melonggarkan cengkeramannya pada sabuk pengaman. Jantungnya masih berpacu, tapi ia mulai menyadari sesuatu— Matthias seolah sudah sangat hapal dengan jalan yang mereka laluiMatthias melirik Selena sekilas dengan seringai kecil di wajahnya. “Kau meragukanku, Princess?”Selena mendecak, matanya masih tertuju pada jalanan yang mereka lewati dengan kecepatan gila. “Kau mengemudi seperti ini bukan karena terburu-buru, kan?”Matthias terkekeh pelan. “Tentu saja tidak. Aku hanya ingin tahu sejauh mana batas keberanianmu.”Selena memutar mata, tapi ia tak bisa mengabaikan kecurigaannya. Matthias tidak terlihat seperti seseorang yang baru pertama kali berkendara di Milan. Gerakannya terlalu
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

55. Passion for training

“Senjata yang kau pegang itu namanya Desert Eagle. Dia cukup mematikan, jadi jangan asal menarik pelatuk” kata Matthias dengan nada serius.Selena menelan ludah, merasakan dinginnya logam di tangannya. Senjata itu lebih berat dari yang ia kira. “Dan kau pikir aku bisa menggunakan ini begitu saja?”Matthias tersenyum tipis, lalu berdiri di belakangnya. “Bukan berpikir, aku tahu kau bisa.”Tangan Matthias melingkari tubuhnya, jemarinya membimbing tangan Selena agar memegang pistol dengan benar. “Jangan tegang. Pegang dengan mantap, tapi jangan kaku.”Selena menghela napas dalam, mencoba mengikuti arahan Matthias meski jantungnya masih berdebar tak karuan. Rasanya aneh—memegang sesuatu yang begitu mematikan, dengan pria itu berdiri begitu dekat di belakangnya.Matthias menurunkan suaranya, nadanya lebih lembut namun tetap tajam. “Tarik napas, stabilkan tanganmu. Kau harus mengendalikan senjat
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

56. Stop being cute, Princess....

"Pulang"Pulang yang Matthias maksud rupanya kembali ke apartemennya. Matthias memarkirkan mobil di basement khusus dan malam itu, apartemen terasa lebih hening dari biasanya.  Selena duduk di tepi tempat tidur, mengamati Matthias yang dengan santai mengusap rambutnya yang basah“Kau tidur disini lagi?” tanya Selena, meskipun jauh di lubuk hatinya, ia sudah tahu jawaban Matthias.Matthias mengangkat alis, lalu dengan santai meletakkan handuknya di kursi belajar Selena dan menjatuhkan dirinya ke tempat tidur di sebelah Selena “Berhentilah khawatir. Aku tidak akan melakukan apa pun… kecuali kau yang menginginkannya.” Matthias hanya terkekeh, lalu tanpa aba-aba menarik Selena ke dalam dekapannyaSelena mendelik, mencoba mendorongnya, tapi Matthias malah semakin nyaman.Hening sejenak. Hanya suara detak jam yang terdengar di ruangan.Selena menatap langit-langit, pikirannya kembali pada kejadian siang
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

57. Spark of passion

Pagi datang dengan cahaya matahari yang menerobos melalui celah tirai. Selena menggeliat pelan, merasakan tubuhnya masih sedikit berat karena kantuk. Saat kesadarannya perlahan kembali, ia baru menyadari sesuatu—sesuatu yang hangat dan berat melingkari pinggangnya.Matthias.Selena membuka matanya seketika, dan benar saja, pria itu masih di sana dan sampai saat ini Matthias masih belum terbiasa dengan kehadiran pria itu diranjangnyaWajahnya berada begitu dekat, napasnya teratur, namun matanya yang abu-abu sudah terbuka dan menatapnya dengan sorot menggoda.“Selamat pagi, Princess” suaranya terdengar dalam dan serak khas orang baru bangun tidur.Selena mengerjap, langsung mencoba bangkit, tetapi sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, tangan Matthias menahannya.“Tidak secepat itu” gumam Matthias santai.Selena menatapnya curiga. “Apa lagi?”Matthias menyeringai, jari-jarinya dengan muda
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

58. You want me, Princess? (19+)

Harusnya Selena pergi. Harusnya ia berbalik dan meninggalkan apartemen ini sebelum pikirannya melayang lebih jauh. Namun, entah mengapa, kakinya justru melangkah mendekati pintu kamar mandi yang sengaja dibiarkan Matthias sedikit terbuka.Dari celah sempit itu, terdengar suara air mengalir, berpadu dengan napas berat Matthias yang terdengar tak beraturan. Selena menggigit bibir bawahnya, otaknya berteriak untuk mundur, tetapi tubuhnya justru tetap terpaku di tempat. Ada sesuatu yang menahannya—entah itu rasa penasaran, atau sesuatu yang lebih dalam dari itu.Jantungnya berdebar semakin kencang ketika bayangan samar Matthias terlihat di balik kaca buram kamar mandi. Otot-otot punggung pria itu tampak tegang, dan meskipun Selena tidak bisa melihat dengan jelas, ia bisa merasakan aura panas yang memancar dari tubuhnya.“Princess…”Suara Matthias yang berat dan serak membuat Selena menahan napas. Ia tidak yakin apakah Matthias menyada
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

59. Desires (21+)

“Aghh-“Selena mendesah tertahan saat jemari Matthias yang kokoh meremas bukit kembarnya dengan penuh gairah, namun tetap lembut, seolah ia tengah membelai sesuatu yang berharga. Napasnya memburu, tubuhnya bergetar dalam dekapan pria itu.Matthias menatapnya dengan mata abu yang semakin gelap, dipenuhi keinginan yang ia kendalikan dengan susah payah. "Apa terasa enak, Princess?..." suaranya dalam dan serak di telinga gadis itu, membuat tubuhnya semakin panas.Namun di balik hasrat yang berkobar, Matthias tetap menjaga Selena. Ia membiarkan tangannya menjelajahi kulit lembut kekasihnya dengan penuh pengendalian, memastikan setiap sentuhan adalah tentang memberikan kenikmatan tanpa melewati batas yang bisa membuat Selena merasa tidak nyaman.Saat bibirnya menelusuri leher gadis itu, ia berhenti sesaat. "Jika ini terlalu cepat, aku bisa berhenti" bisiknya, menunjukkan betapa ia menghormati dan melindungi Selena, meski keinginannya sendiri mendesa
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

60. Be Agggressive

Setelah selesai mandi, Matthias hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Ia berjalan santai ke dapur, menyiapkan sarapan dengan tangan terampil. Sementara Selena nampak mengeringkan rambut panjangnya dan mengenakan skincare rutinnya.Didapur, aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan roti panggang yang mulai kecokelatan di atas wajan, memenuhi ruangan dengan kehangatan yang menenangkan.Namun, pikiran Matthias sama sekali tidak tenang.Bayangan wajah Selena masih terpatri jelas di benaknya—cara gadis itu memandangnya tadi, dengan mata yang setengah terbuka, napasnya yang masih terengah, dan kulitnya yang memerah karena air hangat.“Fuck”Matthias mengepalkan rahangnya. Sial. Ia pikir mandi air dingin akan membantunya meredakan gejolak di tubuhnya, tapi nyatanya, justru sebaliknya.Tangannya mencengkeram spatula lebih erat. Ia bisa merasakan sensasi sisa dari sentuhan kulit mereka, suara manja Selena yang mas
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status