Semua Bab Wanita Dambaan Sang Billionaire: Bab 31 - Bab 40

45 Bab

31. Argument

Washington DC, USPria berusia 53 tahun yang masih terlihat sangat menawan dan tampan itu duduk dengan tenang di ruang kerjanya. Mejanya di penuhi dengan buku dan kertas desain yang berhamburan, matanya yang tajam terbungkus oleh bingkai kacamata kini fokus memperhatikan pria muda rupawan yang berdiri di depannya.Lengan pria itu disilangkan di depan dada, tubuh tegap dan wajah yang selalu penuh dengan ekspresi yang sulit dibaca.“Jadi...” Dia menjeda. Ada ketegangan yang terpendam di udara ketika keduanya saling beradu pandangan, meskipun tidak ada yang mengucapkan kata-kata kasar atau bahkan saling mengancam“Sudah puas bermain dengan putriku?” Dylan melanjutkan dengan suara datar, matanya yang memincing tak pernah lepas dari Matthias, seolah sedang mengukur setiap gerak-gerik pria muda itu.Matthias tertawa terkekeh, dengan santai meluruskan punggungnya pada sandaran sofa “Tak akan pernah selesai.” Jawabnya te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

32. Runaway

Satu bulan kemudian...Selena menyerahkan rancangan bajunya, ditatapnya deretan pakaian yang terpasang pada manekin. Kumpulan pakaian koleksi musim semi yang didominasi oleh gaun-gaun formal dan kemeja serta jasJelas sekali jika tujuan dari lelang ini adalah kaum-kaum kelas atas. Begitu hari menjelang malam, acara dimulai pembukaan oleh sang MCGemerlap lampu dan dentuman musik menjadi penanda runaway yang dimulai. Para model mulai berjalan bergantian. Mereka melenggok dengan anggun di atas runway, memperlihatkan koleksi musim semi rancangan mahasiswa fashion disign universitas Polietecnico.Setiap pakaian yang dikenakan memancarkan kemewahan dan keanggunan. Gaun-gaun formal dengan siluet elegan, jas yang terpotong sempurna, dan detail bordir yang rumit memikat perhatian para tamu.Para tamu mulai berbisik dan membicarakan detail desain, kekaguman mereka terlihat jelas. Saat itu, pembawa acara mengumumkan dimulainya lelang.Selena berdiri d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

33. Kesalahan dari masa lalu (1)

 ‘Sudah kulakukan seperti yang kau pinta. Dia agak syok dan mengurung diri di kamar.’ Matthias menatap layar ponselnya dengan senyum puas ketika membaca pesan sang adik. Itu adalah pesan pertama, sedangkan pesan kedua masih dari Hiriety.‘Kupikir rencanamu kali ini agak keterlaluan. Awas saja jika Selena membenciku, akan kubunuh kau!!!’ Matthias terkekeh kecil“Apa ada sesuatu yang membuatmu senang?” Wanita cantik didepannya bertanya yang langsung membuat tawa Matthias pudar.“bukan sesuatu yang spesial” Jawab Matthias sambil meletakan ponselnyaSelama sebulan ini, Matthias telah menjalankan permintaan Dylan untuk mendekati berbagai wanita. Dan dalam satu bulan, dia menemui beberapa wanita hanya untuk kencan singkat, kemudian menghilang tanpa jejak.Namun, Eva berbeda. Dia bertahan lebih lama dibandingkan wanita lain—dua minggu penuh bahkan mengatakan akan bertunangan"Bagaimana peru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

34. Kesalahan dari masa lalu (2)

“Arghh-!!!“Tanpa peringatan, Matthias bergerak cepat. Tangannya melingkar di leher Eva, menekan kuat hingga wanita itu tersentak, terkejut. Gelas di tangannya jatuh, pecah berkeping-keping di lantai. Eva meronta, mencoba melepaskan diri, tetapi genggaman Matthias terlalu kuat.Matanya membelalak, ketakutan meluap dalam dirinya. "Ke—kenapa?" suaranya terputus-putus, udara semakin sulit masuk ke paru-parunya.Matthias tetap diam, ekspresinya tidak menunjukkan emosi. Perlahan, tenaga Eva melemah. Napasnya tersengal sebelum akhirnya tubuhnya merosot karena Matthias melepaskan cengkramannya“Bastard.”Eva terbaring tak bergerak di lantai, matanya terbuka lebar, tetapi tubuhnya tidak mampu bereaksi. Hanya nafasnya yang terdengar berat, mencuri pasokan udara dengan rakus hingga perlahan mulai kembali normal setelah apa yang baru saja terjadi.Segera diraihnya pegangan gelas yang terpecah, dia berusaha menggunakan itu sebagai senjata namun sayangnya, Matthias sudah bertindak lebih dulu untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

35. Matthias feelings

“Dari mana?” Wanita cantik yang nampak sudah berumur itu bertanya dengan nada datarnya begitu putranya masuk ke dalam rumah dengan kondisi yang cukup berantakan"Matthias, jawab mama!" katanya tegas.Matthias melemparkan beberapa barangnya ke sofa. "Hanya sedikit urusan yang harus kuselesaikan, ma" jawabnya tenang sebelum ikut menjatuhkan diri disofa dan bersandarLova berjalan mendekat "Kau terluka?"Matthias tersenyum kecil, lalu menggeleng. "Bukan darahku." Jawabnya"Apa kau baru saja membunuh seseorang lagi?" Mata coklat tajam Lova menatap putranya dengan memincingMatthias tidak langsung menjawab. Ia melirik ke arah Lova, yang masih berdiri dengan ekspresi khawatir. “Mama berbicara seakan aku mudah membunuh” Matthias berbicara dengan canda, berharap suasana menjadi ringan namun sepertinya hal itu tak berpengaruh bagi mamanya yang merupakan mantan agen terbaik itu“Itu faktanya” Lova menatap Mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

36. Kidnap

"Selena, aku pergi dulu yaa, sampai ketemu minggu depan" Hiriety berucap sambil menarik koper mininya, memberi senyum tipis sebelum berjalan menuju pintu. “Jaga dirimu baik- baik” pamitnyaSelena hanya mengangguk, tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Matanya tetap tertuju pada pintu yang mulai tertutup, seolah segala perasaan yang bergelora di dadanya tertahan di dalam ruangan itu.Setelah Hiriety pergi, dia akan kembali sendiri. Berada di rumah yang sepi, dengan hanya pikiran yang terus memutar kembali kenangan ketika Matthias berada disini.Pertunangan Matthias.Entah kenapa semua ini terasa begitu asing? Selena tak mengerti kenapa dia merasa begitu terluka, padahal Selena tahu bahwa Matthias tak pernah benar-benar menjadi miliknya?Mereka berada dalam hubungan yang cukup toxic. Mungkin layaknya friend with benefits atau mungkin hubungan satu malam.“Hah.... kacau sekali” Selena menghela napasDia memejam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

37. His Trap

Selena terbangun dengan rasa bingung dan kecemasan yang melanda dirinya. Kepalanya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya tertarik oleh gravitasi, dan ada sensasi yang aneh merambat di sekujur tubuhnya yang lemas.“Mom?” Gumam Selena bergumam dengan suara serak. Tubuhnya terasa berat, dan ia berusaha mengingat kembali bagaimana ia bisa berada di tempat ini. Pikiran-pikirannya terasa kabur, seperti diselimuti kabut tebal. “Hai sayang, bagaimana kondisimu?” Lumia tersenyum tipis, diusapnya kepala putri tunggalnya itu penuh sayangDitatapnya wanita cantik yang duduk di sisi ranjang tempatnya berbaring, itu ibunya, Lumia. “A-ku baik, tapi bagaimana-““Maaf ya sayang, Mom terlibat dengan semua ini” kata Lumia dengan nada yang penuh penyesalan, matanya tidak bisa menyembunyikan kecemasan yang terkandung di dalamnya.Selena mengerutkan kening bingung “Apa maksudnya?” Tanya Selena tak paham.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

38. Hidden

“Selena sayang, kau salah paham” Dylan memeluk putrinya. Mungkin sejak awal cara didiknya agak salah karena membiarkan Selena hidup bak seorang putri. Selena selalu dimanja hingga dia tak mengerti bagaimana dunia ini berjalan“Kenapa kalian terus melakukan tindakan tak benar seperti ini? Daddy memiliki perusahaan yang besar, Paman Caid memiliki maskapai penerbangan tapi kenapa tetap melakukan bisnis kotor itu? Apa kalian sangat haus akan harta?” suara Selena bergetar, bukan karena takut, melainkan karena emosinya yang meluap-luap.“Kau tak akan pernah bisa mengerti Selena” Jawab Caid, ditatapnya lekat netra“Tentu aku tak bisa mengerti jika paman dan Daddy tak pernah menjelaskan apapun padaku. Sebenarnya kenapa kalian harus terus melakukan ini?” Tanya Selena dengan suara lirih, matanya berkaca-kaca dengan perasaan yang sulit dikontrolDylan melirik Caid. Disaat seperti ini dia hanya bisa menunggu sang Alpha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

39. His Princess

Dylan melangkah keluar dari kamar, meninggalkan putrinya berdua dengan Matthias. Pintu tertutup dengan suara pelan, tetapi bagi Selena, itu terdengar seperti jeruji besi yang mengunci takdirnya di dalam ruangan ini.Keheningan menyelimuti mereka. Selena tetap duduk di kasurnya, sementara Matthias berdiri di sisi ruangan, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Tatapannya gelap, intens, namun ada sesuatu di sana yang berbeda kali ini. Sesuatu yang lebih dalam dari sekadar dominasi dan obsesi—sesuatu yang bahkan Selena sendiri tak yakin apakah ia ingin memahami atau justru ingin menjauh darinya.“Aku lelah, Matthias” Selena bersuara pelanMatthias tidak langsung merespons. Ia menatap Selena, matanya menyapu setiap lekuk wajahnya, seakan mencari sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.“Lelah karena apa?” tanyanya akhirnya, suaranya datar, namun di balik nada tenangnya ada ketegangan yang tersembunyi.Selena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

40. His Obsession

Hiriety menghembuskan asap rokoknya dengan pelan, membiarkan aroma tembakau memenuhi udara sebelum perlahan menghilang tersapu angin dari jendela yang sedikit terbuka. Matanya masih terpaku pada hamparan langit malam yang kelam, hanya diterangi bintang-bintang redup yang berserakan seperti kenangan yang dulu pernah ia tinggalkan di kamar ini.Tiga belas tahun bukan waktu yang singkat. Selama itu, ia tak pernah menjejakkan kaki di kamar ini lagi. Namun, berkat rencana gila kakaknya, ia kini kembali. Ada perasaan aneh yang menggelayuti hatinya—campuran antara nostalgia, kebingungan, dan ketidaknyamanan.Ia menghela napas, mematikan rokoknya di asbak yang ia ambil dari meja kecil di samping ranjang. Tangannya kemudian mengusap seprai berwarna biru tua yang terasa asing namun akrab di saat yang bersamaan.Di sudut ruangan, sebuah foto lama masih tergantung di dinding. Foto dirinya dan Selena, diambil saat mereka masih kecil, tertawa lepas dengan mata berbinar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status