Semua Bab Wanita Dambaan Sang Billionaire: Bab 21 - Bab 30

45 Bab

21. Diluar kemampuan

Tak ada yang spesial di akhir pekan ini. Selena menetap di ruang kerjanya bersama Hiriety, ruangan tempat mereka mendesain pakaian. Meja kayu besar itu penuh dengan pola-pola kain, benang, dan berbagai alat jahit.Suasana tenang dan nyaman, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Namun, meskipun ruangan itu terasa penuh dengan kreativitas dan pekerjaan, pikirannya tak sepenuhnya fokus.Dia menyusuri setiap potongan kain dengan jari-jarinya, mencari inspirasi yang terkadang datang begitu saja, tapi kadang-kadang terasa sulit untuk ditemukan.“bagaimana jika ditambahkan aksesori yang mencolok di bagian kerahnya?” gumam Selena sambil memiringkan kepala, memandang sebuah sketsa di atas meja. Sketsa itu adalah salah satu desain awal Selena untuk koleksi musim semi yang sedang ia rancang. Koleksi itu nantinya akan ditunjukan pada peragaan busana kampusnyaPeragaan busana ini bukan sekadar acara biasa—ini adalah kesempatan besar untuk mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

22. Godaan tanpa batas

BRAK!!Matthias terdiam sejenak setelah pintu ruang kerja Selena terbanting dengan keras. Senyum jahil yang selalu terpampang di wajahnya mulai meredup. Ia mendesah pelan, mengusap tengkuknya dengan tangan, merasa sedikit bersalah.“Ah, terlalu jauh, ya?” gumamnya pada dirinya sendiri. Namun, bibirnya tetap melengkung membentuk senyum kecil, membayangkan betapa merah wajah Selena tadi.Di sisi lain, Selena berdiri bersandar di balik pintu ruang kerjanya. Nafasnya memburu, bukan karena lelah, tetapi karena campuran antara marah dan rasa malu yang memuncak. Ia memegang pita pengukur dengan erat seakan ingin meremasnya.Selena tak bisa menghilangkan bayangan selangkangan Matthias yang menggembung di depannya, dan perasaan aneh yang muncul begitu saja. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menenangkan diri. "Apa yang baru saja terjadi?" pikirnya, kebingungannya bercampur dengan perasaan maluMatthias tegang karena dirinya?“Shi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

23. Mengintip Selena

Selena berdiri di depan cermin full body di kamarnya, memegang dua dress cantik dengan model dan warna berbeda. Dress pertama berwarna merah tua dengan potongan backless, menonjolkan sisi elegan dan sensual. Sementara dress kedua berwarna hitam dengan model off-shoulder, agak lebih minim memang namun terlihat sangat seksi dan anggun.Dari pintu kamar yang setengah terbuka, Hiriety menyembulkan kepala. “Pakai yang merah. Itu lebih cocok buatmu” ucapnya dengan santai.Selena mengerutkan kening, masih mempertimbangkan. “bagian belakangku akan sangat terbuka” JawabnyaHiriety menyeringai samar “Justru itu poinnya. Lagipula pesta ini di klub bukan hotel” balas Hiriety sambil terkekeh, lalu menghilang kembali ke ruang tamu.Setelah berpikir sejenak, Selena akhirnya memutuskan untuk mencoba dress merah itu. Ia menggantung dress hitam di lemari dan mulai mengganti bajunya.Namun, baru saja dia melepas atasannya, Selena m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

24. Party over

Setibanya di lokasi pesta, Selena terkejut. Tempat itu ternyata klub malam yang paling terkenal di ibu kota, setahu Selena tempat ini sering dijadikan lokasi transaksi dari kartel Oletros“Kendal menyewa seluruh klub ini?” tanya Selena, setengah berteriak agar suaranya terdengar di atas music saat mereka memuski klubHiriety tertawa kecil. “Tidak. Dia cuma memesan beberapa area VIP. Tapi tetap saja, pesta ini terlihat seperti pesta besar.”Selena mengangguk pelan, meski ia merasa sedikit tak nyaman dengan suasana ramai dan gemerlap ini. Ia mengikuti Hiriety menuju salah satu area VIP yang telah disiapkan. Di sana, beberapa orang teman mereka sudah berkumpul, saling berbincang dan tertawa bahkan ada yang bercumbu mesra“Kau ingat jika kita pernah ke sini?” tanya HirietySelena mengangguk. Jelas sekali dia ingat jika setahun yang lalu Selena pernah menemani Hiriety untuk menemui Caid, papa Hirie saat pria paruh bay
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

25. Penakluk Walton

“Selena maaf, aku..”Bugh!Sebuah pukulan melayang mengenai wajah Mark. Selena menatap sang pelaku, Hiriety. Wanita itu melayangkan sebuat tonjokan pada wajah tampan Mark“Dasar bajingan! Sudah kuduga kau hanya main-main dengan Selena. Harusnya aku melakukan ini sejak dulu” Geram Hiriety dengan tatapan marahnya“HIRIE!!”Selena menyaksikan Hiriety yang sangat emosi setelah memukul Mark dengan keras. Pukulan itu terdengar nyaring di tengah keramaian klub malam yang penuh musik.Mark memegangi pipinya yang kemerahan, wajahnya jelas tampak terkejut dan bingung. Namun, yang lebih mengejutkan Selena adalah sikap Hiriety yang tampaknya lebih peduli terhadapnya daripada yang dia kira."Dasar bajingan!" seru Hiriety lagi, suaranya penuh kebencianSelena menghela napas panjang. Hiriety, yang selama ini selalu terlihat santai dan tenang, kini menunjukkan sisi yang lebih keras dan protektif terhadap dir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

26. Drunk

Selena membuka matanya perlahan. Kepala terasa berat, denyut nyeri memukul pelipisnya. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, namun pikirannya terasa kabur, seperti diliputi kabut tebal.Yang bisa Selena ingat hanyalah lampu klub yang berkedip-kedip, suara musik yang menghentak, dan gelas-gelas minuman yang sepertinya tak pernah berhenti mengisi tangannya.Ia bergeser sedikit, berniat bangkit dari tempat tidur, namun tubuhnya terasa terhalang sesuatu. Bukan, bukan sesuatu—melainkan seseorang.Mata Selena langsung terbuka lebar. Ia menoleh cepat ke samping, dan mendapati wajah seorang pria yang sedang tidur dengan tenang di sisinya. Dada bidang yang terbuka, kulitnya hangat menyentuh bahunya, dan aroma musk maskulin yang begitu dikenalnya langsung membuat darahnya mendidih.Matthias.Selena membelalakkan mata, menahan napas sejenak sebelum berbisik keras, “Apa-apaan ini?”Pria itu tampaknya terbangun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

27. Love bite

Selena menenangkan dirinya, tubuhnya terasa berat dan kepalanya berdenyut-denyut. Setelah Matthias tak lagi bersuara, Selena menuju wastafalSelena berdiri mematung di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan mata membelalak. Napasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya terasa gemetar. Ia menelusuri bercak-bercak merah itu dengan jemarinya yang dingin, berusaha memastikan bahwa apa yang ia lihat benar-benar nyata."Ini tidak mungkin" gumamnya lagi, suaranya nyaris tak terdengar. Ia menggigit bibirnya, mencoba mengingat dengan lebih keras apa yang sebenarnya terjadi semalam. Namun, ingatannya tetap kabur, potongan-potongan yang tidak saling terhubung. Hanya kilasan-kilasan—suara musik yang menggema, gelas-gelas minuman, tawa Matthias, dan… sentuhan.Selena mundur satu langkah dari wastafel, kepalanya terasa semakin berat. Ia memejamkan mata, mencoba mengendalikan diri. "Tenang, Selena. Jangan panik" katanya kepada dirinya sendiri. Tetapi rasa panik i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

28. Trash

"Sayang! Selena!" panggil MarkSelena menghentikan langkahnya, tubuhnya terasa berat saat ia memutar badan untuk menatap pria yang sudah beberapa bulan ini menjadi kekasihnya. Ia mencoba tersenyum, tapi senyumnya hanya sebuah garis tipis tanpa kehangatan.“Selena maaf, aku tahu aku salah. Aku-““Aku ingin kita putus.” Kata-kata itu meluncur keluar, begitu berat tapi juga melegakan.Mark menatapnya dengan ekspresi terkejut. “Putus? Selena, kau tidak serius, kan? Kita bisa bicara—Aku bisa memperbaikinya!”Selena tersenyum tipis “Aku yang tak bisa menerimanya Mark”Mark menggeleng, ekspresi di wajahnya campuran antara bingung dan terluka. “Tapi kenapa? Aku pikir kita baik-baik saja. Aku mencintaimu, Selena.”“Kau memang mencintaiku tapi tubuhmu bukan milikku. Aku tahu kau selalu bermain diluar sana Mark” Jawabnya berusaha tak menyinggung Mark. Selena sadar jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

29. Kepergian yang manis

“kau sungguh akan kembali hari ini kak?” Tanya HirietySeminggu berlalu cukup lambat namun untungnya inilah hari dimana Matthias akan kembali ke US. Pria menyebalkan itu tak akan mengganggu hidup tenangnya setelah iniSelena bersandar di dinding, memperhatikan kakak beradik yang berada didepan pintu. Entah hanya perasaan Selena atau mungkin Selena sudah sadar jika interaksi kakak beradik itu terlihat canggung dimatanyaHiriety dan Matthias nampak tak sedekat dan seakur itu meskipun keduanya tengah berpelukan, tanda perpisahan “Aku akan mengunjungimu sesekali” jawab Matthias mengurai pelukannya. Senyum kecil tersungging di wajahnya, tetapi ada sesuatu di matanya yang sulit diterjemahkan.“Jangan hanya sekali, datanglah sering-sering” Hiriety menjawab. Entah seperti apa ekspresi wanita itu karena dia membelakangi Selena“Aku menolak usulmu” Seru Selena cepat. Jelas dia tak setuju jika Matth
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

30. Kebohongan yang tersembunyi

Hiriety menoleh ke arah Selena yang baru tiba di apartemen dengan senyum kecil. “Kau terlihat lega Matthias pergi” Seru Hiriety dengan santainyaKening Selena mengerut bingung, tak menjawab pertanyaan Hiriety, dia justru bertanya “Bukannya kau bilang mau pergi?” tanyanya heranHiriety menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan ekspresi santai, kedua tangannya terlipat di dadanya. "Aku memang bilang begitu," jawabnya ringan, matanya meneliti wajah Selena yang masih dipenuhi tanda tanya.Selena melepas mantel yang dikenakannya lalu berjalan mendekat, meletakkan tasnya di atas meja. "Lalu kenapa kau masih di sini?" tanyanya dengan nada curiga.“Oh temanku membatalkannya” kekeh HirietySelena menatap Hiriety dengan tatapan penuh curiga. “Temanmu membatalkan? Serius?” tanyanya, menekankan nada skeptis.Hiriety mengangkat bahu dengan santai, senyum misterius masih menghiasi wajahnya. “Yah, kadang ren
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status