Share

24. Party over

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 15:00:16

Setibanya di lokasi pesta, Selena terkejut. Tempat itu ternyata klub malam yang paling terkenal di ibu kota, setahu Selena tempat ini sering dijadikan lokasi transaksi dari kartel Oletros

“Kendal menyewa seluruh klub ini?” tanya Selena, setengah berteriak agar suaranya terdengar di atas music saat mereka memuski klub

Hiriety tertawa kecil. “Tidak. Dia cuma memesan beberapa area VIP. Tapi tetap saja, pesta ini terlihat seperti pesta besar.”

Selena mengangguk pelan, meski ia merasa sedikit tak nyaman dengan suasana ramai dan gemerlap ini. Ia mengikuti Hiriety menuju salah satu area VIP yang telah disiapkan. Di sana, beberapa orang teman mereka sudah berkumpul, saling berbincang dan tertawa bahkan ada yang bercumbu mesra

“Kau ingat jika kita pernah ke sini?” tanya Hiriety

Selena mengangguk. Jelas sekali dia ingat jika setahun yang lalu Selena pernah menemani Hiriety untuk menemui Caid, papa Hirie saat pria paruh bay

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   25. Penakluk Walton

    “Selena maaf, aku..”Bugh!Sebuah pukulan melayang mengenai wajah Mark. Selena menatap sang pelaku, Hiriety. Wanita itu melayangkan sebuat tonjokan pada wajah tampan Mark“Dasar bajingan! Sudah kuduga kau hanya main-main dengan Selena. Harusnya aku melakukan ini sejak dulu” Geram Hiriety dengan tatapan marahnya“HIRIE!!”Selena menyaksikan Hiriety yang sangat emosi setelah memukul Mark dengan keras. Pukulan itu terdengar nyaring di tengah keramaian klub malam yang penuh musik.Mark memegangi pipinya yang kemerahan, wajahnya jelas tampak terkejut dan bingung. Namun, yang lebih mengejutkan Selena adalah sikap Hiriety yang tampaknya lebih peduli terhadapnya daripada yang dia kira."Dasar bajingan!" seru Hiriety lagi, suaranya penuh kebencianSelena menghela napas panjang. Hiriety, yang selama ini selalu terlihat santai dan tenang, kini menunjukkan sisi yang lebih keras dan protektif terhadap dir

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   26. Drunk

    Selena membuka matanya perlahan. Kepala terasa berat, denyut nyeri memukul pelipisnya. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, namun pikirannya terasa kabur, seperti diliputi kabut tebal.Yang bisa Selena ingat hanyalah lampu klub yang berkedip-kedip, suara musik yang menghentak, dan gelas-gelas minuman yang sepertinya tak pernah berhenti mengisi tangannya.Ia bergeser sedikit, berniat bangkit dari tempat tidur, namun tubuhnya terasa terhalang sesuatu. Bukan, bukan sesuatu—melainkan seseorang.Mata Selena langsung terbuka lebar. Ia menoleh cepat ke samping, dan mendapati wajah seorang pria yang sedang tidur dengan tenang di sisinya. Dada bidang yang terbuka, kulitnya hangat menyentuh bahunya, dan aroma musk maskulin yang begitu dikenalnya langsung membuat darahnya mendidih.Matthias.Selena membelalakkan mata, menahan napas sejenak sebelum berbisik keras, “Apa-apaan ini?”Pria itu tampaknya terbangun

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   27. Love bite

    Selena menenangkan dirinya, tubuhnya terasa berat dan kepalanya berdenyut-denyut. Setelah Matthias tak lagi bersuara, Selena menuju wastafalSelena berdiri mematung di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan mata membelalak. Napasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya terasa gemetar. Ia menelusuri bercak-bercak merah itu dengan jemarinya yang dingin, berusaha memastikan bahwa apa yang ia lihat benar-benar nyata."Ini tidak mungkin" gumamnya lagi, suaranya nyaris tak terdengar. Ia menggigit bibirnya, mencoba mengingat dengan lebih keras apa yang sebenarnya terjadi semalam. Namun, ingatannya tetap kabur, potongan-potongan yang tidak saling terhubung. Hanya kilasan-kilasan—suara musik yang menggema, gelas-gelas minuman, tawa Matthias, dan… sentuhan.Selena mundur satu langkah dari wastafel, kepalanya terasa semakin berat. Ia memejamkan mata, mencoba mengendalikan diri. "Tenang, Selena. Jangan panik" katanya kepada dirinya sendiri. Tetapi rasa panik i

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   28. Trash

    "Sayang! Selena!" panggil MarkSelena menghentikan langkahnya, tubuhnya terasa berat saat ia memutar badan untuk menatap pria yang sudah beberapa bulan ini menjadi kekasihnya. Ia mencoba tersenyum, tapi senyumnya hanya sebuah garis tipis tanpa kehangatan.“Selena maaf, aku tahu aku salah. Aku-““Aku ingin kita putus.” Kata-kata itu meluncur keluar, begitu berat tapi juga melegakan.Mark menatapnya dengan ekspresi terkejut. “Putus? Selena, kau tidak serius, kan? Kita bisa bicara—Aku bisa memperbaikinya!”Selena tersenyum tipis “Aku yang tak bisa menerimanya Mark”Mark menggeleng, ekspresi di wajahnya campuran antara bingung dan terluka. “Tapi kenapa? Aku pikir kita baik-baik saja. Aku mencintaimu, Selena.”“Kau memang mencintaiku tapi tubuhmu bukan milikku. Aku tahu kau selalu bermain diluar sana Mark” Jawabnya berusaha tak menyinggung Mark. Selena sadar jika

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   29. Kepergian yang manis

    “kau sungguh akan kembali hari ini kak?” Tanya HirietySeminggu berlalu cukup lambat namun untungnya inilah hari dimana Matthias akan kembali ke US. Pria menyebalkan itu tak akan mengganggu hidup tenangnya setelah iniSelena bersandar di dinding, memperhatikan kakak beradik yang berada didepan pintu. Entah hanya perasaan Selena atau mungkin Selena sudah sadar jika interaksi kakak beradik itu terlihat canggung dimatanyaHiriety dan Matthias nampak tak sedekat dan seakur itu meskipun keduanya tengah berpelukan, tanda perpisahan“Aku akan mengunjungimu sesekali” jawab Matthias mengurai pelukannya. Senyum kecil tersungging di wajahnya, tetapi ada sesuatu di matanya yang sulit diterjemahkan.“Jangan hanya sekali, datanglah sering-sering” Hiriety menjawab. Entah seperti apa ekspresi wanita itu karena dia membelakangi Selena“Aku menolak usulmu” Seru Selena cepat. Jelas dia tak setuju jika Matth

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   30. Kebohongan yang tersembunyi

    Hiriety menoleh ke arah Selena yang baru tiba di apartemen dengan senyum kecil. “Kau terlihat lega Matthias pergi” Seru Hiriety dengan santainyaKening Selena mengerut bingung, tak menjawab pertanyaan Hiriety, dia justru bertanya “Bukannya kau bilang mau pergi?” tanyanya heranHiriety menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan ekspresi santai, kedua tangannya terlipat di dadanya. "Aku memang bilang begitu," jawabnya ringan, matanya meneliti wajah Selena yang masih dipenuhi tanda tanya.Selena melepas mantel yang dikenakannya lalu berjalan mendekat, meletakkan tasnya di atas meja. "Lalu kenapa kau masih di sini?" tanyanya dengan nada curiga.“Oh temanku membatalkannya” kekeh HirietySelena menatap Hiriety dengan tatapan penuh curiga. “Temanmu membatalkan? Serius?” tanyanya, menekankan nada skeptis.Hiriety mengangkat bahu dengan santai, senyum misterius masih menghiasi wajahnya. “Yah, kadang ren

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   31. Argument

    Washington DC, USPria berusia 53 tahun yang masih terlihat sangat menawan dan tampan itu duduk dengan tenang di ruang kerjanya. Mejanya di penuhi dengan buku dan kertas desain yang berhamburan, matanya yang tajam terbungkus oleh bingkai kacamata kini fokus memperhatikan pria muda rupawan yang berdiri di depannya.Lengan pria itu disilangkan di depan dada, tubuh tegap dan wajah yang selalu penuh dengan ekspresi yang sulit dibaca.“Jadi...” Dia menjeda. Ada ketegangan yang terpendam di udara ketika keduanya saling beradu pandangan, meskipun tidak ada yang mengucapkan kata-kata kasar atau bahkan saling mengancam“Sudah puas bermain dengan putriku?” Dylan melanjutkan dengan suara datar, matanya yang memincing tak pernah lepas dari Matthias, seolah sedang mengukur setiap gerak-gerik pria muda itu.Matthias tertawa terkekeh, dengan santai meluruskan punggungnya pada sandaran sofa “Tak akan pernah selesai.” Jawabnya te

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   32. Runaway

    Satu bulan kemudian...Selena menyerahkan rancangan bajunya, ditatapnya deretan pakaian yang terpasang pada manekin. Kumpulan pakaian koleksi musim semi yang didominasi oleh gaun-gaun formal dan kemeja serta jasJelas sekali jika tujuan dari lelang ini adalah kaum-kaum kelas atas. Begitu hari menjelang malam, acara dimulai pembukaan oleh sang MCGemerlap lampu dan dentuman musik menjadi penanda runaway yang dimulai. Para model mulai berjalan bergantian. Mereka melenggok dengan anggun di atas runway, memperlihatkan koleksi musim semi rancangan mahasiswa fashion disign universitas Polietecnico.Setiap pakaian yang dikenakan memancarkan kemewahan dan keanggunan. Gaun-gaun formal dengan siluet elegan, jas yang terpotong sempurna, dan detail bordir yang rumit memikat perhatian para tamu.Para tamu mulai berbisik dan membicarakan detail desain, kekaguman mereka terlihat jelas. Saat itu, pembawa acara mengumumkan dimulainya lelang.Selena berdiri d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06

Bab terbaru

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   48. Jangan takut denganku

    Perjalanan ke Milan terasa seperti mimpi yang aneh bagi Selena. Ia tak menyangka akan kembali secepat ini, dan terlebih lagi—bersama Matthias. Saat mereka akhirnya tiba di apartemennya, perasaan asing menyelimutinya. Tempat itu masih sama, tapi semuanya terasa berbeda.Selena membuka pintu dan melangkah masuk, meletakkan tasnya di sofa. Ia menoleh ke Matthias yang berdiri di ambang pintu, tampak santai seolah tempat ini juga miliknya.“Kau tidak pergi?” tanya Selena, sedikit ragu. Ia pikir Matthias hanya akan mengantarnya, bukan… tinggal.Matthias bersandar di kusen pintu dengan ekspresi santai yang khas. “Kenapa aku harus pergi?”Selena mengerutkan kening. “Karena ini apartemenku?”Matthias terkekeh, berjalan masuk tanpa diundang. “Dan sekarang juga tempatku.”Selena menatapnya dengan mata membesar. “Apa?”Matthias melemparkan jaketnya ke sofa sebelum menoleh de

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   47. With Him

    “Mommy! Daddy!"Dengan cepat, Selena berlari dan langsung memeluk mereka erat. Ia bisa merasakan kehangatan serta kelegaan dari keluarganya."Oh sayangku," suara ibunya terdengar penuh haru. "Kau baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, Mom" gumam Selena, matanya sedikit berkaca-kaca.Ayahnya, Dylan, menepuk kepala Selena dengan lembut. "Tak terluka sedikipun?” tanya Dylan protektif“Tidak Dad”Selena tersenyum kecil, mengeratkan pelukannya. Ia sangat merindukan keluarganya, dan akhirnya bisa kembali ke dalam dekapan mereka membuat hatinya terasa lebih tenang.Lumia yang berdiri di sampingnya ikut menghela napas lega sebelum akhirnya ikut memeluk Selena. "Kau benar-benar membuat kami cemas, tahu?" gumamnya, suaranya terdengar sedikit gemetar.“Em Selena sayang..” Dylan mulai berbicara “malam ini kembalilah ke Milan dengan Matthias” ucapnyaSelena terkejut mendengar kata-kata a

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   46. Become soft

    Selena melirik ke bawah, baru menyadari betapa besar kemeja itu di tubuhnya. Ia mendengus. "Aku tidak mau menemui orang tuaku dengan pakaian kusut. Lagi pula, ini lebih nyaman."Matthias terkekeh, lalu mematikan rokoknya di asbak. "Kalau kau mendekat, aku jamin aromamu akan bercampur dengan asap ini. Daddy-mu bisa langsung menuduhku memperlakukanmu dengan tidak baik."Selena mendengus. "Tumben sekali, seolah kau peduli dengan apa yang Daddy pikirkan."Matthias berjalan mendekatinya dengan langkah santai, sorot matanya mengunci milik Selena."Jadi?" tanya Matthias, menyilangkan tangan di dada. "Kau ingin menemui mereka sekarang dengan rambut basah dan wajah masih merah seperti ini? Kau yakin Daddy-mu tidak akan menebak sesuatu yang aneh?"Selena membuka mulut untuk membalas, tetapi Matthias sudah lebih dulu mencondongkan tubuhnya, berbisik di telinganya dengan suara rendah yang menggoda. "Atau… kau ingin membuatnya semakin yakin bahwa aku mem

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   45. Excitement

    Selena membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat, seolah ia baru saja terlelap setelah pertarungan panjang melawan pikirannya sendiri. Cahaya redup dari lampu di sudut ruangan memberikan kesan hangat yang anehnya menenangkan.Detik berikutnya, ia menyadari sesuatu—sesuatu yang membuat napasnya tertahan.Ada lengan kokoh yang melingkar di pinggangnya, menariknya erat dalam kehangatan yang asing tapi familiar.Matthias.Selena menoleh perlahan, jantungnya mulai berdebar tak karuan saat melihat wajah Matthias begitu dekat dengannya. Pria itu tertidur, napasnya teratur, dadanya naik turun dengan ritme yang stabil. Ekspresinya jauh lebih tenang dibandingkan biasanya, tidak ada seringai tajam atau tatapan penuh intensitas yang selalu membuatnya gugup.Pikiran Selena berusaha mengingat bagaimana ia bisa berakhir di sini, di ranjang Matthias, dalam pelukan pria itu. Yang terakhir ia ingat, mereka berbicara tentang perlindungan, tentang a

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   44. Enemy

    "Kau tak mendapatkannya?" Suara itu dingin, penuh kemarahan yang tertahan.Pria itu berdiri di dalam ruangan remang-remang, menatap layar besar yang menampilkan siaran langsung dari kekacauan yang terjadi di pesta pertunangan Selena dan Matthias. Tangannya mengepal kuat, kukunya hampir menancap ke telapak tangannya sendiri.Di hadapannya, seseorang berseragam hitam berlutut, kepalanya tertunduk dalam ketakutan. "Maafkan kami, Tuan. Caid Walton sudah mengantisipasi semuanya. Putranya membawa Selena pergi sebelum kami sempat menyentuhnya."Pria itu menghela napas panjang, mencoba meredam emosinya. Namun, matanya yang gelap bersinar penuh obsesi."Matthias Vercent Walton... kau pikir kau bisa memiliki Selena begitu saja?" gumamnya, suaranya bergetar oleh amarah yang mendidih.Dia berbalik, mengambil segelas anggur merah dari meja marmer di dekatnya, menyesapnya perlahan. Kemudian, dia menatap puluhan foto yang terbingkai rapi di atas meja—foto S

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   43. Dunia kita

    DOR!BUM...Selena hampir tidak bisa memproses apa yang baru saja terjadi. Sebuah ledakan dan suara tembakan yang sangat keras, suara tembakan yang seakan-akan mengoyak udara di sekitarnya.Tubuh Selena terlonjak, dan untuk sesaat dunia seakan berputar. Matanya membelalak, menatap Hiriety yang masih menggenggam tangannya dengan cengkeraman yang lebih kuat dari sebelumnya.Wajah Hiriety yang tadinya tampak acuh dan santai kini berubah menjadi ekspresi yang sulit diungkapkan. Ada kegilaan yang tersembunyi di balik senyumnya yang semakin lebar, dan itu adalah sesuatu yang membuat darah Selena terasa membeku.“Selamat datang di dunia kita, Selena...” suara Hiriety terdengar seperti bisikan yang penuh dengan makna yang tidak bisa dijelaskan, suara itu justru semakin menakutkan setelah suara tembakan itu.“Rie”Selena menatapnya, tak tahu harus berkata apa. Dunia yang selama ini ia kenal, dunia yang ia anggap aman, k

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   42. His Fiance

    Pesta pertunangan Selena tak bisa dikatakan sederhana, Selena sendiri tak yakin bagaimana mereka menyiapkan segalanya dengan cepat.Kurang dari dua hari sejak dia setuju untuk bertunangan dengan Matthias. Pesta mewah ini telah terselenggara dengan sempurna. Gaun putih gading yang membalut tubuhnya terasa begitu pas, seolah memang telah disiapkan khusus untuknya sejak lama. Namun, tidak ada yang terasa nyata bagi Selena—semua ini terjadi terlalu cepat, terlalu tiba-tiba, hingga ia bahkan belum sempat memahami apa yang sebenarnya ia rasakan.Kerumunan tamu berseliweran di aula besar yang dihiasi lampu kristal dan bunga-bunga mahal. Musik klasik mengalun lembut di latar belakang, melengkapi kemewahan malam ini. Semua orang yang hadir tampak bersuka cita, memberikan ucapan selamat seolah ini adalah perayaan yang memang dinantikan.Tapi Selena?Selena merasa seperti burung dalam sangkar emas.Matthias berdiri di sampingnya, tangan kekarnya melingk

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   41. Control

    Selama ini Matthias selalu bermimpi melakukan banyak hal pada Selena, Dia bahkan sudah segala cara untuk memastikan bahwa wanita itu tetap berada dalam genggamannya.Obsesi yang ia miliki terhadap Selena bukan sekadar keinginan sementara—itu adalah sesuatu yang mengalir dalam darahnya, sesuatu yang ia yakini sebagai bagian dari takdirnya.Dia telah melakukan banyak hal, beberapa di antaranya mungkin tidak bisa Selena terima jika ia tahu semuanya. Matthias selalu mengawasi, memastikan bahwa tidak ada satu pria pun yang bisa mendekati Selena lebih dari yang ia iz inkan. Ia menyingkirkan semua ancaman yang bisa menjauhkan wanita itu darinya—baik dengan cara halus maupun yang lebih… ekstrem.Dan sekarang, ketika Selena berada di pelukannya, nampak tak berdaya dan tak memiliki kuasa untuk menolaknya "Kau tahu sudah berapa lama aku menantikan momen ini, Princess?" Ia mengucapkan nama itu dengan kelembutan yang berbahayaSelena yang bersandar

  • Wanita Dambaan Sang Billionaire   40. His Obsession

    Hiriety menghembuskan asap rokoknya dengan pelan, membiarkan aroma tembakau memenuhi udara sebelum perlahan menghilang tersapu angin dari jendela yang sedikit terbuka. Matanya masih terpaku pada hamparan langit malam yang kelam, hanya diterangi bintang-bintang redup yang berserakan seperti kenangan yang dulu pernah ia tinggalkan di kamar ini.Tiga belas tahun bukan waktu yang singkat. Selama itu, ia tak pernah menjejakkan kaki di kamar ini lagi. Namun, berkat rencana gila kakaknya, ia kini kembali. Ada perasaan aneh yang menggelayuti hatinya—campuran antara nostalgia, kebingungan, dan ketidaknyamanan.Ia menghela napas, mematikan rokoknya di asbak yang ia ambil dari meja kecil di samping ranjang. Tangannya kemudian mengusap seprai berwarna biru tua yang terasa asing namun akrab di saat yang bersamaan.Di sudut ruangan, sebuah foto lama masih tergantung di dinding. Foto dirinya dan Selena, diambil saat mereka masih kecil, tertawa lepas dengan mata berbinar.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status