Semua Bab Rahim Dua Ratus Juta: Bab 51 - Bab 60

185 Bab

Bab 34. I Love You

Teriakan ibu Renata sama sekali tidak dihiraukan Darren. Pak Sugeng memegang tangan wanita yang dicintainya itu. "Sayang, bicaramu sangat keterlaluan. Darren bukan robot yang bisa kamu atur sesukamu. Anak kita manusia yang punya akal, hati dan perasaan. Jangan sampai Darren membenci kita, Sayang. Aku mohon, kali ini dengarkan apa kataku.""Tapi, kalau Sabrina sampe dua bulan belum juga hamil gimana, Mas?" sentak ibu Renata menghalau tangan suaminya. Pak Sugeng hanya menghela napas berat."Pagi, Mama ... pagi, Papa ...." Belum sempat Pak Sugeng menjawab pertanyaan istrinya, Angelica datang ke ruang makan menyapa mereka. "Pagi, Angelica," balas Pak Sugeng, memaksakan bibir tersenyum. Terlihat sekali kalau ibu Renata sangat tidak menyukai kedatangan menantu pertamanya itu. Pandangan Angelica mengarah pada kursi Darren dan Sabrina. "Ma, Pa, Darren sama perempuan kampungan itu kemana? Mereka belum bangun? Tumben amat," celetuk Angelica. Namun, pertanyaan Angelica tak ada yang menjawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Bab 35A. Gosip

Hati Darren sangat bahagia mendapat balasan pesan singkat dari Sabrina, wanita yang sangat ia cintai. Bibirnya menyunggingkan senyum sepanjang jalan menuju kantor. Kerinduannya pada Sabrina semakin besar. Darren sudah bertekad, pulang dari kantor akan menyusul Sabrina di kampungnya. Tiba di kantor, Darren berjalan cepat hendak ke ruangannya. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan hari ini. Jika pekerjaanya cepat selesai, Darren akan cepat bertemu Sabrina. Langkah Darren terhenti ketika melewati ruangan pak Sugeng. Dari kaca ruangan, Darren melihat kedua orang tuanya dan juga Pak Hendrik sedang berbincang. Dalam hati, ia bertanya. 'Sebenarnya mama dan papa ada urusan apa sampai memanggil pengacara keluarga?'Darren menggelengkan kepala, menghalau rasa penasaran. Dia tidak mau tahu urusan kedua orang tuanya. Yang jelas, sekarang Darren harus segera menyelesaikan pekerjaannya. ***Sedikit pun ibu Regina tak menyangka kalau ibu Renata mengajaknya bertemu. Usai melangsungkan per
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 35B. Gosip

Tidak menunggu lama, Niken sudah kembali lagi ke rumah Sabrina sembari membawa kunci. "Ini kunci rumah kamu. Kamu sekarang istirahat di dalam rumah saja" ucap Niken menatap lembut. Pandangannya beralih pada beberapa warga yang mulai memerhatikan Sabrina. "Iya, Teh.""Neng, sebentar. Teteh mau tanya. Boleh?" Niken mencekal pelan lengan Sabrina sembari menoleh pada lelaki yang duduk di atas teras. "Boleh. Tanya apa, Teh?""Itu ... itu suami kamu?" tanya NIken penasaran sembari melirik Pak Kodir. Sabrina mengulum senyum, menggelengkan kepala. "Bukan Teteh ... itu supir keluarganya suami saya." Jawaban Sabrina membuat Niken membeliakkan kedua mata. "Supir keluarga? Bukan suami kamu?""Bukan atuh, Teh," timpal Sabrina tersenyum. "Ya Allah, Neng ... semenjak kamu pergi dari kampung ini, sebenarnya banyak sekali gosip tentang kamu. Telinga Teteh sampe panas," ucap Niken pelan. Dia tahu, kalau sekarang sedang diperhatikan orang-orang yang menyebar gosip buruk tentang Sabrina. Kening Sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 36A. Satu Milyar

"Dari mana saja, Mas? Semalaman enggak pulang?" Baru saja Pak Adyatama masuk ke dalam rumah, suara ibu Anita terdengar. Wanita yang telah melahirkan Angelica itu menghampiri suaminya. "Semalaman ngelembur di kantor. Aku tidur di kantor." Tidak mungkin Pak Adyatama berkata jujur. Lelaki itu mengalihkan pandangan, enggan membalas tatapan wanita yang mengidap penyakit komplikasi yang bermula dari penyakit diabetes. Salah satu alasan itulah yang membuat Pak Adyatama menikah lagi. Ibu Anita tidak bisa m3mu4skan h4sratnya hingga berulang kali Pak Adyatama bers3lingkuh. Dia sering menyuruh Angelica agar setia pada Darren, Pak Adyatama sendiri tidak bisa setia. Hanya dengan Regina saja dia melakukan pernikahan, itu pun karena Regina yang memaksa. Dengan wanita lain, hanya dijadikan tempat pel4mpiasan n4fsu saja. "Aku udah telepon orang kantor. Katanya dari siang kamu udah pergi. Kamu pergi kemana, Mas?" sentak ibu Anita melotot. Firasatnya sebagai seorang istri mengatakan jika suaminya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 36B. Satu Milyar

Ibu Regina mendongak. Kedua matanya membeliak melihat kedatangan tiga orang yang berpakaian stylish. "Renata? Kamu Renata 'kan?" tanya ibu Regina sumringah, berdiri, hendak memeluk wanita yang telah melahirkan Darren. "Jangan sentuh aku!" tolak ibu Renata ketus. Memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Dia sangat tidak suka berdekatan dengan Regina apalagi sampai disentuh. Gerakan ibu Regina seketika terhenti. Menelan saliva, memandang pak Sugeng dan Pak Hendrik bergantian. Ibu Renata menunjukkan ekspresi wajah datar, langsung duduk di kursi. Begitu pula pak Sugeng dan Pak Hendrik.Melihat sikap mereka, ibu Regina mencebik. 'Sombong sekali mereka. Mentang-mentang orang kaya. Mereka enggak tau aja kalau suamiku juga pengusaha yang kaya raya.' Ibu Regina bergumam dalam hati. Awalnya ia ingin bersikap baik pada Ibu Renata dan Pak Sugeng tapi melihat sikap ibu Renata, hatinya dipenuhi kebencian. "Silakan kalau kamu mau baca dulu dokumen itu. Enggak dibaca juga enggak masalah. Aku hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 37A. Ke Rumah Sahabat

"Iya betul sekali. Suamiku bernama Adyatama. Wah ... ternyata suamiku pengusaha yang terkenal juga, ya?" Ibu Regina sangat sumringah suaminya dikenali pak Hendrik. Dia juga sangat yakin kalau Ibu Renata dan Pak Sugeng pasti mengenal Adyatama. Pak Sugeng dan ibu Renata penasaran. Mereka yang awalnya tak peduli, akhirnya melihat foto pernikahan ibu Regina dengan Pak Adyatama. "Apa kamu enggak tau kalau dia udah punya istri dan anak?" tanya ibu Renata ketus, tanpa menyebut nama Regina. Tatapannya sangat menusuk. "Memangnya kenapa kalau dia punya istri? Laki-laki itu boleh menikah lebih dari satu, dua atau tiga? Empat juga boleh." Tanpa rasa bersalah, ibu Regina menjawab pertanyaan ibu Renata. Mendengar jawaban ibu Regina, hati Ibu Renata sangat geram. Kedua telapak tangannya mengepal kuat, menunjukkan amarah di depan saudara kandung beda ibu itu. Jika bukan di tempat umum, ingin rasanya ibu Renata menyumpal mulut Ibu Regina. Wanita yang telah melahirkan Darren tiba-tiba teringat ibu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 37B. Dimandiin

Ibu Renata dan pak Sugeng melenggang beriringan. Keduanya berdiri di depan pintu, sebelah tangan pak Sugeng terulur menekan bel. Tidak berselang lama, asisten rumah tangga Pak Adyatama membukakan pintu. "Nyonya Renata, Tuan Sugeng, apa kabar?" Asisten rumah tangga pak Adyatama yang telah bekerja di rumah itu bertahun-tahun lamanya memang sudah mengenal ibu Renata dan suaminya. Oleh karenanya, ia tak canggung menyapa. "Kabar kami baik. Anita ada?" Ibu Renata yang menjawab. "Ada. Silakan masuk, Nyonya, Tuan. Saya panggilkan Nyonya Anita dulu.""Terima kasih."Keduanya masuk ke ruang tamu yang sangat sunyi. Aura sunyi di rumah ini sangat terasa. Berbeda dengan rumah Wirawan. Walaupun kadang ibu Renata merasa kesepian tetapi masih ada pak Sugeng, Darren, Angelica, kedua asisten rumah tangganya dan juga sekarang ada Sabrina. Tapi di rumah ini, hanya Anita dan asisten rumah tangganya yang sudah sepuh. Apalagi sekarang Adyatama sudah menikah lagi. Ibu Renata sangat yakin kalau Pak Adyata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 38. Harus Memilih

Usai membersihkan diri, keduanya menyantap makan malam yang sudah larut. Untung saja, Sabrina memasak. Ternyata Darren sejak siang belum makan. Dia ingin pekerjaannya cepat selesai dan segera bertemu dengan Sabrina. Sebelumnya dia belanja di pasar terdekat rumah diantar teh Niken. "Masakanmu lezat sekali, Sayang. Aku yakin, kalau mama makan masakanmu ini, dia pasti akan memujimu," ujar Darren sembari mengunyah. Sabrina hanya tersenyum tipis. Toh nyatanya, ibu Renata hanya menyukai masakannya saja bukan dirinya. "Terima kasih atas pujiannya, Tuan."Darren memerhatikan Sabrina yang duduk di kursi sebelahnya. "Sayang, aku minta sama kamu. Kalau di luar rumah Wirawan, jangan panggil aku 'Tuan'. Kamu boleh memanggilku Darren atau yang lainnya. Enggak enak didengarnya, Sayang."Sabrina langsung menoleh, mendengar permintaan suaminya. Ia membalas tatapan Darren yang penuh cinta. "Hm, tapi ... kalau didengar nyonya besar bagaimana? nanti saya dianggap enggak tau diri." Sabrina merundukkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 39A. Kapan Terakhir?

Mendengar pertanyaan pak Sugeng, ibu Renata menoleh terkejut, menatap suaminya sesaat lalu mengalihkan pandangan ke depan sembari menghela napas berat. Mulutnya terasa dikunci. Tak tahu harus menjawab apa. Benar kata pak Sugeng, nasi sudah menjadi bubur. "Renata, demi nama baik keluarga Saka Abadi. Kamu harus memilih," sambung pak Sugeng melihat istrinya tak kunjung angkat bicara. Ibu Renata tetap bergeming, menelan saliva, berkali-kali menarik napas panjang. Kedua matanya terpejam, mengingat kembali permintaan ibu kandungnya sebelum meninggal dunia. "Hanya kamu pewaris sah Saka Abadi. Kamu adalah saksi, sesakit apapun hati Mama, tidak pernah meminta cerai pada papamu. Mama hanya minta, tolong jaga nama baik keluarga kita, Renata. Jangan sampai anak keturunan Saka Abadi rumah tangganya berakhir dengan perceraian." Permintaan mamanya kembali teringang di telinganya. Wanita yang hidupnya dipenuhi luka hati. Luka hati yang digoreskan lelaki bernama Wirawan Saka Abadi. Ayah kandun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 39B. K3cupan Singkat

Pertanyaan ibu Renata membuat Angelica mendongakkan kepala. Membalas tatapan tajam wanita yang telah melahirkan Darren. "Kapan ya? Lupa. Emang kenapa?" tanya Angelica sembari mengunyah. "Kamu itu benar-benar anak kurang ajar. Hari ini temui Mamamu! Kasihan dia."Angelica mencibir, melanjutkan sarapannya. "Kasihan karena mamaku penyakitan? Udah takdirnya kali, Ma."Pak Sugeng menggelengkan kepala mendengar jawaban Angelica. Tidak ada lagi yang menanggapi ucapan Angelica. Dalam hati, ibu Renata hanya mengasihani nasib sahabatnya itu yang memiliki suami tidak setia, yang memiliki anak tidak perhatian. Ibu Renata dan pak Sugeng menyudahi sarapan. Wanita tua itu mengantar suaminya yang hendak pergi ke kantor sampai depan rumah. "Hati-hati, Mas.""Iya, Sayang."Pak Sugeng meng3cup kening istrinya lalu masuk mobil. Tidak hanya pak Sugeng yang keluar rumah, Angelica pun sama. "Mau kemana kamu?" tanya ibu Renata sinis."Kerja. Mau kemana lagi memangnya? Aku kan menantu Mama yang bukan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status