Teriakan ibu Renata sama sekali tidak dihiraukan Darren. Pak Sugeng memegang tangan wanita yang dicintainya itu. "Sayang, bicaramu sangat keterlaluan. Darren bukan robot yang bisa kamu atur sesukamu. Anak kita manusia yang punya akal, hati dan perasaan. Jangan sampai Darren membenci kita, Sayang. Aku mohon, kali ini dengarkan apa kataku.""Tapi, kalau Sabrina sampe dua bulan belum juga hamil gimana, Mas?" sentak ibu Renata menghalau tangan suaminya. Pak Sugeng hanya menghela napas berat."Pagi, Mama ... pagi, Papa ...." Belum sempat Pak Sugeng menjawab pertanyaan istrinya, Angelica datang ke ruang makan menyapa mereka. "Pagi, Angelica," balas Pak Sugeng, memaksakan bibir tersenyum. Terlihat sekali kalau ibu Renata sangat tidak menyukai kedatangan menantu pertamanya itu. Pandangan Angelica mengarah pada kursi Darren dan Sabrina. "Ma, Pa, Darren sama perempuan kampungan itu kemana? Mereka belum bangun? Tumben amat," celetuk Angelica. Namun, pertanyaan Angelica tak ada yang menjawa
Terakhir Diperbarui : 2025-01-18 Baca selengkapnya