Home / Romansa / Rahim Dua Ratus Juta / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Rahim Dua Ratus Juta: Chapter 31 - Chapter 40

185 Chapters

Bab 22A. Pemeran Video

"Kamu mau kemana, Darren?" Ibu Renata bertanya ketika Darren berjalan cepat menuju pintu depan. "Aku mau cari Sabrina," jawab Darren tanpa menoleh. "Cari kemana?" Pertanyaan pak Sugeng menghentikkan langkah kaki lelaki yang mulai frustasi kehilangan istrinya. "Aku enggak tau, Pa. Tapi, aku yakin kalau Sabrina bukan kabur, dia cuma pergi." Darren meyakinkan kedua orang tuanya jika Sabrina bukan wanita yang lari atau kabur dari tanggung jawabnya. Sabrina sudah terikat kontrak dengan keluarga Wirawan. Kalau pun Sabrina pergi dari sisi Darren, dia harus melahirkan anaknya lebih dulu."Kenapa kamu yakin begitu? Bisa saja Sabrina kabur dan menipu kita. Namanya juga perempuan zaman sekarang. Udahlah, jangan kamu cari Sabrina. Kita tunggu dia pulang saja!" Sebisa mungkin ibu Renata bersikap tenang. Mungkin yang dikatakan Angelica benar, Sabrina akan kembali ke rumah ini lagi dengan sendirinya. Hanya saja Ibu Renata tidak percaya kalau Sabrina bers3lingkuh. Rasanya tidak mungkin. "Aku engg
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 22B. Pemeran Video

"Cantik juga ya istri orang. Wanita ini jauh lebih cantik dari Angelica. Sayang sekali kalau sampai aku bvnvh. Dari pada dibvnuh lebih baik aku rvd4 p4ksa saja. Pasti keuntungan dari video yang diperankan dia lebih besar. Hahahahaha ...." Gelak tawa Andre berderai membayangkan percint44n yang akan dilakukannya dengan Sabrina beberapa menit lagi. Hanya saja, Andre sedang menunggu Darso agar merekam aksi m3sumnya. Angelica ingin wajah Sabrina terlihat dengan jelas ketika mereka sedang melakukan hubungan suami istri. Gelak tawa Andre terhenti kala suara handphone-nya terdengar. Sebetulnya dari tadi handphone Andre berdering terus. Dia tahu kalau yang menghubungi adalah Angelica. Andre tidak ingin nantinya Sabrina curiga jika mengangkat panggilan Andre pada saat Sabrina masih sadarkan diri. "Hallo?" sapa Andre ketika menerima sambungan telepon Angelica. "Kamu tuli? Dari tadi diteleponin, enggak diangkat-angkat?" sentak Angelica pada lelaki s3lingkuhannya. Andre terkejut, menjauhkan han
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 23A. Transfer

Sudarso beranjak, mendekati pintu toilet. Terdengar suara gemericik air. Andre masih mandi. Dia harus segera mengembalikan Sabrina ke rumah keluarga Wirawan. "Aku harus membawa Sabrina dari sini. Anakku enggak boleh menjadi pemeran wanita Andre. Enggak boleh!" Lelaki tua itu dengan sigap mengambil obat kuat yang diletakkan di atas nakas. Memasukkan ke dalam saku jaket yang dikenakan. Lalu membopong tubuh Sabrina keluar kamar motel. Langkahnya begitu cepat, sebelum Andre memergoki aksinya. Sejak Sabrina menikah, Sudaro tak pernah menemuinya lagi, tak pernah menghubungi Sabrina. Sudarso terlalu sibuk mencari uang. Dia tidak ingin merepotkan Sabrina. Sampai akhirnya ia memutuskan pergi ke ibu kota dan bertemu dengan Andre yang membutuhkan kameramen. Sudarso yang sebelumnya bekerja sebagai kameramen di acara pernikahan kampung, mau menerima pekerjaan yang ditawarkan Andre. Ternyata bukan merekam atau memvideokan acara pernikahan melainkan menjadi kameramen untuk pembuatan film pendek a
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 23B. Tranfser

Baru saja dua langkah ibu Renata keluar kamar, Pak Sugeng datang mensejajari langkahnya. "Sabrina udah pulang. Aku pengen tau, tadi dia pergi kemana!" jawab Ibu Renata berjalan cepat hendak menemui Sabrina. "Sabrina ... Sabrina tadi kamu pergi ... Pergi kemana?" Intonasi suara ibu Renata di kata terkahir pelan. "Ya Tuhan, Sabrina!" Pak Sugeng terkejut melihat kondisi Sabrina. Ia segera menghampiri Sabrina yang tak sadarkan diri. Disusul Ibu Renata. Semua karyawan yang bekerja di rumah Wirawan, duduk bersimpuh. "Sabrina, hei bangun Sabrina!" Ibu Renata menepuk-nepuk pipi menantu keduanya agar terbangun. Namun, Sabrina tak kunjung membuka mata."Siapa yang menemukan Sabrina?" tanya Pak Sugeng menatap semua karyawan satu persatu. Pak Joko maju selangkah, mendekati Pak Sugeng. "Maaf, Tuan. Tadi ... tadi ada orang yang datang mengantar Nona Sabrina.""Siapa orang itu?" Belum selesai cerita Pak Joko, Ibu Renata menyela. "Kami juga enggak tau, Nyonya. Wajahnya mengenakan masker. Ora
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 24A. Bahagia Selamanya

"Apa? Karena obat bius?" Ibu Renata sangat terkejut mendengar penjelasan dokter ketika selesai memeriksa kondisi menantu keduanya. Siapa yang membius Sabrina? Wanita itu berasal dari kampung? Siapa musuhnya? Kalau di rumah ini yang tak menyukai Sabrina adalah Angelica. "Kemungkinan besar seperti itu. Kalau sampai dua jam kedepan, Non Sabrina belum sadarkan diri, bawa ke rumah sakit saja. Nanti kami akan memeriksakan kondisinya secara intensif." Pak Sugeng dan ibu Renata menganggukkan kepala mendengar saran dokter Hardi. Dokter itu sudah lama menjadi dokter pribadi keluarga Wirawan. Tak berselang lama dokter pamit pergi, Darren datang, berjalan cepat menghampiri Sabrina yang berbaring di atas sofa. "Ya Allah, Sabrina! Kamu dari mana, Sayang?" Darren langsung memeluk tubuh wanita yang dicintai dan dirindukan. "Darren, Sabrina pingsan," kata Ibu Renata berdiri di samping Darren. "Pingsan? Sabrina, Sabrina bangun! Buka matamu, Sabrina!" Darren mengguncangkan tubuh Sabrina, menatap
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 24B. Bahagia Selamanya

Menit kemudian, Sabrina pun mengawali cerita. Dia menceritakan dari awal obrolannya bersama Angelica hingga sampai di sebuah tempat yang menurut supir taksi online itu adalah kantor suaminya. Walau Sabrina dari kampung, tetapi ia tahu kalau tempat yang mereka datangi bukan kantor perusahaan melainkan penginapan. Sabrina pun bercerita ketika ia hendak masuk ke dalam motel tersebut, ada seseorang dari belakang membekap mulut dan hidungnya sampai ia tak sadarkan diri. "Siapa yang membekapmu, Sabrina? Apa supir taksi itu?" selidik Darren setelah Sabrina selesai bercerita. Sabrina menggelengkan kepala. "Saya enggak tau, Tuan. Kejadiannya begitu cepat. Saya juga enggak tau, kenapa sudah ada di sini? Apa ada orang lain yang menolong saya atau jangan-jangan supir taksi itu yang menolong saya?" Sabrina menarik kesimpulan. Ia memang tak melihat jelas siapa orang yang membekapnya. "Bagaimana kalau supir taksi sendiri yang membekapmu, Sabrina?" tanya Darren menatap intens wajah istrinya. Sabr
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 25. Cukup Saya Saja

Prediksi yang diucapkan ibu Renata membuat Angelica terbatuk-batuk. Terkejut, dengan ucapan sang ibu mertua. Kedua mata Angelica membeliak."Enggak mungkin, Ma! Enggak mungkin Sabrina hamil. Mereka nikah belum satu bulan! Kecuali ... sebelum nikah sama Darren dia udah berc1nta dengan lelaki lain!" elak Angelica emosi. Tidak hanya menyanggah dugaan ibu Renata, Angelica juga menuduh Sabrina.Angelica harus berpikir keras agar istri kedua Darren tidak cepat hamil. Bisa gawat kalau Sabrina sudah hamil. Bisa-bisa keberadaan Angelica di rumah Wirawan semakin tersingkirkan. "Sudahlah, jangan nuduh orang sembarangan. Kita lihat saja nanti." Lagi, Pak Sugeng yang menengahi perdebatan mereka. Pak Sugeng tak mau berburuk sangka. Dalam hati, ia sangat yakin kalau Sabrina wanita baik-baik. Rasanya tidak mungkin melakukan hubungan suami istri di luar pernikahan. "Giliran Sabrina saja, enggak boleh nuduh sembarangan. Tadi Sabrina nuduh aku, kalian diam saja. Enggak adil!" Angelica menarik kursi, p
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 26A. Sakit Mematikan

Angelica sangat kecewa dan marah pada Andre. Handphone lelaki itu pun tak juga aktif padahal uang yang diminta Andre sudah ditransfer. Angelica merasa ditipu."Andre si4lan! Berani sekali dia menipuku! Awas saja, aku akan memberi perhitungan!" gerutu Angelica masuk ke dalam mobil. Semalam Angelica berencana hari ini akan di rumah seharian, menikmati hidup di rumah Wirawan tanpa adanya si p3lakor atau Sabrina. Namun, rencananya gagal total. Sabrina tiba-tiba sudah ada di rumah itu. Entah bagaimana bisa Sabrina datang kembali? Apa mungkin Andre melepas Sabrina begitu saja?Beberapa pertanyaan tentang Sabrina memenuhi otak Angelica. Ia ingin segera menemui Andre. Ingin menuntut penjelasan dan ingin uang yang sudah ditransfernya dikembalikan. Tiba di rumah Andre, Angelica mematikan mesin mobil. Sebelum turun dari mobil, sorot mata Angelica begitu tajam. Jika penjelasan Andre nanti tidak masuk akal, Angelica tidak akan segan-segan melaporkan bisnis haram kekasih gelapnya itu. Angelica tu
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 26B. Bukan Hamil

"Jadi mual-mual istri saya bukan karena hamil, dok?" Darren memastikan ucapan dokter kandungan bernama dokter Heni. "Bukan. Itu penyakit maag saja. Mungkin mbak Sabrina makannya telat atau banyak pikiran atau bisa karena hal lain. Kalau mual-mual karena hamil, biasanya disertai dengan badan lemas, kepala pusing. Kalau Mbak Sabrina hanya mual saja. Enggak pusing dan enggak lemas. Saya buatkan resep dulu, ya?" Penjelasan dokter membuat Darren dan Sabrina bernapas lega. Ternyata dugaan ibu Renata salah besar. Sabrina sangat yakin, hanya Darren yang menyentuhnya. Tidak ada lelaki lain. Begitu pula Darren, dia sangat yakin kalau Sabrina tidak mungkin hamil dari lelaki lain buktinya dialah yang merasakan kep3r4wanan Sabrina. Usai dari rumah sakit, Darren dan Sabrina menyempatkan diri ke minimarket. Darren menyuruh Sabrina membeli aneka macam makanan untuk ngemil. "Tuan, jangan beli apapun. Saya gak suka ngemil," kata Sabrina ketika mereka memasuki salah satu minimarket. "Harus suka. Aku
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 27. Tapi Dia!

Kedua mata Angelica terpejam ketika Darren membanting pintu kamar dan mengunci dari dalam. "S1alan! Enggak mamanya, enggak anaknya, semuanya stres! Enggak bisa dibaikkin. Arrggghh!" teriak Angelica frustasi, berjalan cepat menaiki anak tangga yang menghubungkan ke kamarnya. "Astaghfirullah, Tuan. Ada apa?" Sabrina yang berbaring di atas tempat tidur terkejut mendengar suara pintu kamar dibanting. Darren menghampiri Sabrina, duduk di sisi ranjang. "Maaf, aku ngagetin kamu. Nih, aku bikinin teh hangat manis."Hati Sabrina sangat bahagia melihat sikap manis Darren. Lelaki itu sangat perhatian dan sayang padanya. Sebelumnya Sabrina tak menyangka kalau sikap Darren seperti ini. Dia pikir, Darren yang akan menyewa rahimnya itu lelaki yang kasar dan dingin. "Terima kasih, Tuan. Maaf, saya merepotkanmu," ujar Sabrina tak enak hati. Darren mengulum senyum manis. Membelai pipi Sabrina dengan lembut."Enggak ngerepotin. Justru aku sangat senang bisa membahagiakanmu, Sayang. Nih, minum dulu
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more
PREV
123456
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status