Semua Bab Rahim Dua Ratus Juta: Bab 141 - Bab 150

185 Bab

Bab 86B. Aman dan Nyaman

"Jessi, kenapa kamu mau melakukan itu dengan Andre?" tanya Sabrina ketika di ruangan hanya ada mereka berdua. "Melakukan itu apa?" Jessi pura-pura tak mengerti. Sabrina tampak ragu menjelaskan. Dia tidak terbiasa berkata kotor. "Oh, maksudmu aku melakukan film dewasa dengan Andre?"Sabrina mendongak, menganggukkan kepala. "Bisnis," jawab Jessi singkat. "Sudahlah, enggak perlu kamu tanyakan masalah itu. Sabrina, aku cuma pengen tanya. Apa kamu tau di mana makam ibu kita?""Tentu saja saya tau. Kamu mau ke sana?"Jessi tak menjawab, ia merunduk, bersedih. "Jessi, kita mesti bersyukur. Walaupun baru dipertemukan sekarang, tapi seenggaknya kita udah bertemu. Saya sangat bahagia bertemu sama kamu."Ungkapan perasaan Sabrina membuat Jessi tersenyum getir. "Aku juga sama. Sangat senang bisa ketemu sama kamu. Hanya saja, meski kita mirip, tapi nasib kamu dan aku sangat bertolak belakang. Kamu beruntung, Sabrina. Punya suami yang baik dan setia seperti Darren. Sedangkan aku? Mana ada laki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 87A. Jangan Tinggalkan

Sesaat, ibu Renata terdiam. Mungkin Sabrina sudah bercerita tentang perbuatan buruk padanya. "Sabrina sudah ditemukan, Darren?" lirih, ibu Renata bertanya. Menyeka lelehan air mata karena merasa menyesal akan perbuatan kasar yang telah dilakukan pada Sabrina yang tengah mengandung cucunya. "Sudah," jawab Darren singkat. Memasukkan kembali pakaiannya ke dalam koper. "Di mana dia? Mama ingin ketemu."Darren menoleh, menghentikan gerakan tangan. Menapat tajam ibu Renata. "Kalau udah ketemu Sabrina, apa Mama mau menamparnya lagi? Apa Mama mau menyiksa istriku lagi? Iya, Ma?" Sorot mata Darren begitu sarat kemarahan. Kesabaran yang mati-matian ia tahan, kini keluar juga. Darren tak bisa menahan emosi jika mengingat cerita yang disampaikan pak Sugeng tentang ibu Renata pada Sabrina. Air mata ibu Renata semakin deras membasahi wajah. Isakan tangis terdengar jelas. Darren tampak tak peduli. Lebih memilih memasukkan barang-barang penting yang akan dia bawa pindah ke apartemen. "Darren ..
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Bab 87B. Melayani Lagi

"Kayaknya si Jessi ngerjain kita, Dre," celetuk Angelica sembari melihat jam dinding di rumah Andre menunjukkan pukul sepuluh malam.Andre yang sedari tadi berusaha menghubungi Jessi menoleh. "Ck, menyebalkan sekali dia! Nyuruh kita nungguin tapi udah jam segini belum juga datang!" timpal Andre sangat kesal. Dia pikir, Jessica benar-benar ingin bertemu dengannya ternyata .... Angelica hanya mencibir, tersenyum sinis."Makanya kamu jangan memuji dia terus. Terbukti kan, dia orangnya menyebalkan?" sindir Angelica yang tak suka dengan kehadiran Jessica di tengah hubungannya dengan Andre. Andre menghela napas berat, meletakkan handphone di atas meja rias. Memandang Angelica yang berkemas hendak pulang. "Sayang, lebih baik kamu jangan pulang. Besok pagi kita bikin video lagi. Peminat video yang diperankan olehmu lumayan banyak ketimbang si Jessi. Udahlah kamu di sini saja. Besok pagi, si pemeran pria datang. Orangnya lebih tua dariku."Angelica terdiam. Melirik Andre yang tersenyum m3
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Bab 88A. Main Kasar

Angelica bingung menjawab. Kalau dia jawab jujur, Andre pasti curiga jika dirinya menjual diri. Tapi, kalau tidak jawab jujur, dia akan dis1ksa seperti tempo lalu. Salah satu bagian tubuhnya yang s3nsitif belum sembuh total. Jika terluka lagi bagaimana?"Bu-bukan aku kenal dia. Tapi, ada temenku yang jadi simpanan orang ini. Kata temenku itu, orang itu mainnya kasar. Kayak mengalami kelainan gitu, Dre. Aku juga takut nanti temenku tau kalau dia main sama aku juga."Sempurna sekali kebohongan Angelica. Mantan isteri Darren itu menghela napas berat. Angelica pikir, Andre akan seratus persen percaya. Ternyata dugaan Angelica salah besar. "Aku enggak peduli dengan ocehan temanmu itu, Lica! Aku ingin kamu tetap melayani dia dengan baik.""Aku enggak mau, Dre! Enggak mau!" Angelica berdiri dari pangkuan Andre, tatapannya nyalang. Andre menghela napas, memejamkan kedua mata sejenak, kemudian sebelah tangannya menarik rambut Angelica hingga kepala wanita itu mendongak ke belakang. "Dre, lep
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Bab 88B. Takut dan Cemas

"Mama enggak percaya kalau temannya dia yang jadi simpanan pak Bambang, Paling juga, si Angelica sendiri yang mengalaminya. Makanya dia tau dan kenal sama pak Bambang,"tutur ibu Regina menilai sikap anak kandung Pak Adyatama dan ibu Anita. Kesimpulan yang ucapkan ibu Regina membuat Andre menoleh cepat dan tampak berpikir. Sepertinya yang disimpulkan mamanya memang benar. Andre memang sudah tahu kalau Angelica adalah ikan peliharaan mami Veni. Tapi, dia hanya pura-pura tak tahu saja jika di depan Angelica."Bisa saja sih, Ma!" timpal Andre membenarkan ucapan wanita yang telah melahirkannya. Ibu Regina menarik napas panjang, mencoba bicara serius dengan anak tunggalnya."Dre, saran Mama. Kamu janganlah main lagi sama si Angelica. Mama curiga dia punya penyakit menular. Kan kamu sendiri yang bilang, Angelica sebetulnya wanita panggilan. Dia sering bergonta-ganti pasangan. Mama takut kamu tertular penyakit kelam1n, Dre." Pesan ibu Regina sebagai seorang ibu ditanggapi serius oleh Andre
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Bab 89A. Akan Selalu Menjaga

"Ngomong apaan kamu, Sabrina? Kamu jangan ngomong kayak gitu! Bisa jadi ini cuma nge-flak. Lagian darahnya juga enggak banyak. Udah, jangan nangis terus! Sebentar lagi dokter datang."Meski Jessi juga khawatir kalau Sabrina mengalami keguguran, tapi dia tidak mau hal itu terjadi. Jessica berusaha terus menenangkan Sabrina. Genggaman tangan Sabrina semakin erat, seolah meminta kekuatan dari saudara kembarnya. Tanpa terasa, Jessi meneteskan air mata. Ia sungguh terharu melihat Sabrina yang tak sungkan bercerita dan menggenggam telapak tangannya. Jessi benar-benar merasa keberadaannya dianggap ada oleh Sabrina. Dia pikir, dengan penampilannya yang jauh berbeda, Sabrina akan menjaga jarak. Ternyata tidak sama sekali. Justru Sabrina begitu menyayangi. "Ta-tapi aku takut, Jess ... aku beneran takut. Aku enggak mau kehilangan anak ini. Mas Darren, papa dan mama Renata sangat mengharapkan kehadirannya, Jessi. Huhuhuhu ...." Curahan hati Sabrina membuat Jessica menarik napas panjang. Kecemasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 89B. Tidak Aman

"Mas, kamu baru pulang?" tanya ibu Renata ketika mendengar suara pintu kamar terbuka. Ibu Renata baru beberapa menit lalu memejamkan kedua mata. Wanita tua itu duduk bersandar, memerhatikan suaminya yang tengah membuka sepatu. "Kerjaan lagi banyak. Darren hari ini enggak masuk. Dia sibuk mencari Sabrina," timpal Pak Sugeng tak ingin istrinya mengetahui keberadaan Sabrina. Kepala ibu Renata merunduk. Kesedihan jelas sekali tergambar di raut wajah. "Kamu udah makan, Mas?" "Udah. Tadi di kantor. Kamu tidur lagi saja! Aku mau mandi dulu."Ibu Renata menganggukkan kepala. Membiarkan suaminya masuk ke dalam toilet membersihkan badan. Wanita itu menarik napas panjang, mengembuskan perlahan, seolah ingin melepaskan beban dan penyesalan yang merasuki hati. Selama ini hanya pak Sugeng yang bisa diajak teman bicara. Meski ibu Anita kerap kali bercerita padanya, tapi ibu Renata tidak mau bercerita pada sahabatnya itu tentang apapun yang terjadi. Baginya, cukup pak Sugeng yang menjadi tempatn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 90A. Pesan

"Ma-maksudmu enggak aman karena ada aku di rumah ini, Mas?" tanya ibu Renata, memastikan maksud ucapan suaminya. Pak Sugeng menghela napas berat. Pandangannya lurus ke depan, seolah enggan membalas tatapan mengiba sang istri. "Renata, bukan kamu saja yang merasa bersalah. Aku juga sama. Aku sangat merasa bersalah enggak bisa menahan dirimu yang kayak kesetanan. Coba kamu ingat-ingat perbuatanmu tadi pagi? Sabrina lagi hamil, dia belum sarapan, dia enggak tau apa-apa. Lalu? Lalu kamu siksa dia! Kamu tampar dia berulang kali. Kamu marahin dia! Kamu lepasin jilbabnya! Coba kamu ingat lagi, saat dia merangkak mau mengambil jilbabnya? Apa kamu enggak merasa iba, Renata??"Penuh luapan emosi, pak Sugeng mengingatkan kembali kejadian tadi pagi. Ibu Renata memejamkan kedua mata. Air matanya semakin deras membasahi wajah. Dia menangis tersedu-sedu. Ibu Renata belum pikun. Memori kejahatan yang dilakukannya terhadap Sabrina masih diingat jelas. Namun, sisi hatinya yang lain, menghalau rasa ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 90B. Ternyata Mudah

"Cepetan, Angelica!" sentak Andre, menunggu Angelica yang tak jua selesai mematut diri di depan cermin meja rias. Saat ini, Andre akan mengantar Angelica ke salah satu kamar hotel yang dihuni pak Bambang. Lelaki itu tak sabar ingin mempertemukan Angelica dengan lelaki yang berani bayar mahal tubuh anak kandung ibu Anita. "Aku udah siap!" Andre menelisik penampilan Angelica dari ujung rambut sampai ujung kaki. Bibirnya menyunggingkan senyum mengejek. "Harusnya kamu bersyukur, Lica. Masih ada yang bayar mahal tubuhmu.""Aku enggak akan pergi kalau kamu belum mentransfer sejumlah uang yang udah kita kesepakati," kata Angelica memberanikan diri. Sorot matanya tajam, sekarang ia mulai muak dengan sosok lelaki yang sebelumnya amat dicintai. Andre tersenyum miring, "Kerja dulu, baru dibayar! Kamu kerja saja belum, udah minta bayaran.""Katamu dia udah bayar dimuka, Dre! Uangnya juga udah masuk ke rekeningmu. Aku minta, transfer ke rekeningku dulu atau aku akan mengecewakan tua bangka itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 91A. Dua Kata

Angelica mengemudikan kendaraan Andre, pergi meninggalkan area parkir hotel. Dia tak mau berlama-lama parkir di sana, khawatir ada orang yang curiga. Ekor mata Angelica melirik Andre yang masih bernapas. Mulutnya masih menyunggingkan senyum. Sebelum melajukan kendaraan, Angelica terlebih dahulu mengambil handphone Andre di saku celana, mentransfer semua uang Andre ke rekeningnya. Beruntung, lelaki itu belum mengubah pin nomor rekeningnya, jadi mudah bagi Angelica melakukan pengiriman uang. Saat ini, sambil menunggu waktu malam, Angelica akan membawa Andre ke rumah sewanya dulu. Nanti bilamana sudah gelap, bilamana Andre sudah benar-benar tidak bernapas, dia akan menguburkannya di belakang rumah sewa. Di belakang rumah itu memang terdapat tanah kosong. Tiba di halaman rumah, Angelica masuk ke dalam rumah terlebih dulu. Tak lupa, mengunci mobil. Ia akan membersihkan diri. Membiarkan lelaki yang perutnya terluka di dalam mobil. Dengan begitu, harapan Angelica ingin Andre meninggal duni
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status