Home / Pendekar / The Shadow: Rahasia Abadi / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of The Shadow: Rahasia Abadi : Chapter 51 - Chapter 60

66 Chapters

BAB 51 PEMBERIAN DARAH MANUSIA

"Jika kau manusia murni, maka darahmu tidak akan menghitam dengan cepat." Zhu Shen Mei masih bertahan dengan pendapatnya. Zhang Fei terdiam, dia jelas tahu ke arah mana percakapan ini akan berakhir. Baru saja hendak memberikan pembelaan, Lin Masha ikut berpendapat. "Kak Fei, kita sudah lama berurusan dengan siluman. Tentu kita semua tahu ras mana yang darahnya akan menghitam dengan cepat bahkan dalam hitungan detik," ucap Lin Masha dengan hati-hati. Jantung Zhang Fei seolah berhenti berdetak saat itu juga. Dia jelas-jelas paham dengan maksud ucapan Lin Masha dan juga Zhu Shen Mei. Darah yang menghitam dengan cepat itu merupakan salah satu ciri utama dari seorang siluman. "Omong kosong, aku manusia. Kedua orang tua ku manusia, jadi mana mungkin aku—" "Orang tua mu tiada saat kau berusia sepuluh tahun, jadi mana mungkin kau bisa memahami keadaan secara menyeluruh?" sela Zhao Yuan Shao yang sebenarnya sudah geram. Zhang Fei diam, lagi-lagi dia tersudutkan di sini. Pria it
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

BAB 52 BERTEMU SILUAMN PENJAGA

Zhu Shen Mei tidak lekas menjawabnya, dia hanya tersenyum samar, dan membuat Zhao Yuan Shao kembali bertanya hal yang sama.“Jadi kau sudah mulai mengakui kalau kau bergantung pada ku?” tanya Zhao Yuan Shao, kali ini nada bicaranya sedikit berbeda. Kembali mencair seperti biasanya, tidak seperti tadi saat mereka baru saja keluar dari biro penangkap siluman.Zhu Shen Mei tergagap sebentar, dia sadar kalau ada sinyal jahil dari pria siluman itu. Namun alih-alih marah seperti biasa, kali ini dia justru tersenyum lebih lembut.“Hmm ya, ku rasa begitu.”Jawaban Zhu Shen Mei membungkam mulut Zhao Yuan Shao, dia hampir saja tersedak udara. Sungguh kali ini perempuan disampingnya itu sulit ditebak!“Sejak kapan kau mulai menunjukkan perasaan mu tanpa ragu begini?” tanyanya dengan nada yang tenang, tapi menuntut jawaban jujur.“Siapa yang menunjukkan perasaan hah? Dasar harimau bodoh!” ketus Zhu Shen Mei, ada jeda dalam kalimatnya.Namun sebelum Zhao Yuan Shao kembali bersuara, perempuan itu s
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

BAB 53 BERTARUNG DENGAN SILUMAN PENJAGA

Zhao Yuan Shao tidak lekas menjawab pertanyaan Yaksha, dia malah melirik ke samping. Tempat dimana Zhu Shen Mei berdiri, dia menatap wajah perempuan itu sekilas. Lalu tersenyum dengan sangat tulus. “Aku hanya pergi dengan seseorang yang bisa ku jadikan tempat bersandar,” ucapnya tenang. Kalimat itu bukan sepenuhnya digunakan untuk menjawab pertanyaan Yaksha, melainkan sebuah ungkapan perasaan yang dalam untuk Zhu Shen Mei. “Rupanya cinta seorang siluman harimau mudah berpindah tempat,” sindir Yaksha dengan senyuman sinis.Kemudian Zhao Yuan Shao kembali menoleh kearahnya. Raut wajahnya kembali tegas, rahangnya mengeras dan tatapan berubah tajam. Berbeda saat tadi dia menatap Zhu Shen Mei dengan hangat. “Perasaan ku bukan sesuatu yang perlu diketahui banyak orang! Aku datang bukan untuk basa-basi seperti ini,” ketus Zhao Yuan Shao. “Baik, katakanlah apa yang kau inginkan hingga jauh-jauh datang ke Gunung Langfeng?” todong Yaksha. “Kami ingin akar bunga giok hitam yang tumb
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

BAB 54 PERTARUNGAN BARU GUNUNG LANGFENG

Zhao Yuan Shao mengamati sekeliling, telinganya yang tajam menangkap suara langkah kaki yang samar. Yaksha memang telah melarikan diri, tapi bukan berarti mereka bisa lengah. Zhu Shen Mei, di sisi lain, sibuk meneliti sebuah celah batu yang tertutup lumut hitam. Tempat dimana dia melihat bunga giok hitam tumbuh. "Harusnya ada di sekitar sini," gumamnya.Zhao Yuan Shao mendekat, matanya mengikuti arah pandang Zhu Shen Mei. Di dalam celah itu, samar-samar tampak kilauan gelap—akar bunga giok hitam. Tumbuhan langka yang konon hanya tumbuh di tempat yang dipenuhi energi yin. Bunga giok hitam tumbuh dengan baik ditempat itu, kelopaknya berkilau terkena cahaya. Namun akar-akarnya menghitam, seolah menyerap seluruh kegelapan dunia. "Aku akan mengambilnya," kata Zhao Yuan Shao, menggerakkan tangannya yang masih berlumur darah Yaksha selepas pertarungan tadi. Namun Zhu Shen Mei mengangkat tangannya, menghentikan langkahnya. "Jangan gegabah. Akar ini memiliki pelindung alami. Jika kau menyen
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

BAB 55 PERJALANAN PULANG KE KOTA CHANGSA

Langit sudah mulai memerah saat Zhao Yuan Shao dan Zhu Shen Mei meninggalkan Gunung Langfeng. Matahari sore menggantung rendah, menyorotkan sinarnya yang hangat di antara pepohonan yang bergoyang lembut ditiup angin pegunungan. Zhao Yuan Shao berjalan dengan langkah santai di depan, sesekali mengayunkan Huo Jian yang kini tersarung di pinggangnya. Zhu Shen Mei berada beberapa langkah di belakang, memeriksa kembali akar bunga giok hitam yang kini tersimpan rapi dalam kotak kayu kecil. "Kau terus menatap benda itu seperti ibu yang baru punya anak," komentar Zhao Yuan Shao tanpa menoleh. Zhu Shen Mei menutup kotak kayu itu dengan helaan napas pendek. "Aku hanya memastikan tidak ada yang rusak. Kau sendiri tahu betapa sulitnya mendapatkannya." Zhao Yuan Shao mendengus. "Tentu saja. Kita hampir kehilangan nyawa hanya demi sepotong akar busuk itu." Zhu Shen Mei memutar bola matanya. "Ini bukan akar busuk! Ini bahan obat yang sangat langka! lagi pula, kita mencari akar ini demi kesem
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

BAB 56 MENYELAMATKAN SILUMAN HARIMAU PUTIH

Perjalanan pulang ke Kota Changsa ditempuh dengan hati yang penuh kegembiaraan oleh Zhu Shen Mei dan kelegaan dihati Zhao Yuan Shao. Namun ketika memasuki bangunan biro penangkap siluman, kecemasan kembali merayapi hati perempuan anggun itu. Seketika tangannya jauh terasa lebih dingin dari sebelumnya.Zhao Yuan Shao yang memang menggenggam tangannya pun lekas menoleh, memperhatikan raut wajah Zhu Shen Mei yang jelas tengah khawatir.“Shen Mei, ada apa dengan mu?” tanyanya pelan sambil terus berjalan.“Aku… aku hanya takut.” Zhu Shen Mei menjawabnya jujur.“Takut, pada apa?”Zhu Shen Mei langsung berhenti, dia kemudian menoleh ruangan yang digunakan oleh Zhao Yunshi. Perempuan siluman harimau putih itu tengah terkulai lemas disana.“Zhao Yunshi, adik mu.” Ada jeda dalam kalimat Zhu Shen Mei, kali ini dia lebih pelan mengatakan kelanjutannya. “Aku takut tidak bisa membantu banyak dalam pengobatan adik mu,” imbuhnya.“Hei! Jangan mengatakan hal-hal seperti itu, kita sudah melakukan yang
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

BAB 57 UNGKAPAN SNAG SILUMAN

Malam semakin larut, tapi Zhu Shen Mei belum juga tidur. Ia duduk di teras kamarnya, tubuhnya disandarkan pada tiang kayu, sementara tatapannya mengarah ke langit malam yang dipenuhi bintang. Angin berhembus lembut, menggoyangkan ujung jubahnya yang masih berdebu setelah perjalanan panjang ke Gunung Langfeng.Ia seharusnya merasa lega setelah Zhao Yunshi sadar. Tapi ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya—entah itu firasat buruk atau sekadar kelelahan yang menumpuk, ia tidak bisa membedakannya.Langkah kaki mendekat tanpa suara. Zhu Shen Mei tetap diam, mengira hanya hembusan angin atau mungkin seorang penjaga yang sedang berpatroli. Namun, suara familiar segera terdengar di belakangnya.“Kau tahu, biasanya orang akan tidur setelah perjalanan panjang dan melelahkan.”Zhao Yuan Shao muncul dari bayangan, berdiri dengan tangan bersedekap, menatapnya dengan senyum miring khasnya. Rambutnya sedikit berantakan, jelas menandakan bahwa ia baru saja bangun atau mungkin baru saja memastik
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

BAB 58 KATA 'TERIMAKASIH' DARI HARIMAU PUTIH

Cahaya pagi yang hangat menembus jendela kamar Zhao Yunshi, menerangi ruangan dengan sinar lembut. Aroma ramuan herbal masih samar tercium, bercampur dengan udara pagi yang segar. Di atas dipan, Zhao Yunshi mulai membuka matanya perlahan. “Ah, kau akhirnya bangun juga,” suara akrab itu terdengar sebelum matanya benar-benar fokus. Zhao Yuan Shao duduk di kursi di samping tempat tidur, satu kakinya disilangkan dengan santai, sementara tangannya memegang cangkir teh. Tatapan hangat bercampur keisengan khasnya terpancar dari matanya. “Kak.” suara Zhao Yunshi masih serak, tapi lebih kuat dari sebelumnya. Ia mencoba bangkit, tapi Zhao Yuan Shao segera menahan bahunya dengan lembut. “Pelan-pelan. Kau belum sepenuhnya pulih.” Zhao Yunshi menghela napas dan mengangguk. “Aku merasa jauh lebih baik. Itu berarti… obatnya berhasil?” tanyanya. Zhao Yuan Shao mengangguk, tapi senyum di wajahnya sedikit meredup. “Ya, tapi bukan hanya karena akar bunga giok hitam dari Gunung Langfeng.” Z
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

BAB 59 DARAH ZHANG FEI

Langit mulai gelap ketika suasana di biro penangkap siluman terasa lebih sunyi dari biasanya. Di serambi yang sama, Zhu Shen Mei dan Zhao Yuan Shao masih duduk berdua, namun kali ini tanpa candaan. “Kau melihatnya juga, kan?” suara Zhu Shen Mei terdengar pelan, tapi tegas. Zhao Yuan Shao mengangkat alis. “Maksudmu darah Zhang Fei?” Zhu Shen Mei mengangguk, sorot matanya tajam. “Itu bukan darah manusia biasa… bahkan bukan darah manusia sama sekali.” Zhao Yuan Shao mendecak, ekspresi wajahnya berubah serius. “Aku juga memperhatikannya. Luka di lengannya saat dia hendak memberikan darahnya untuk Bai Hu, darahnya menghitam terlalu cepat. Seperti… darah siluman.” Hening sesaat. Angin malam berhembus, membawa hawa dingin yang membuat bulu kuduk berdiri. “Kau yakin dia manusia?” tanya Zhu Shen Mei pelan. Zhao Yuan Shao menggertakkan giginya. “Zhang Fei sudah bertahun-tahun berada di biro. Jika dia bukan manusia, pasti seseorang sudah menyadarinya sejak dulu. Tapi…” “Tapi darahnya tid
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

BAB 60 KEMBALI KE DESA LIUYANG

Aroma obat herbal dan dupa pembersih masih samar tercium dari bangsal penyembuhan. Akan tetapi Zhao Yunshi sudah berdiri dengan anggun, rambut peraknya dikuncir separuh, jubah putih gadingnya berkibar pelan saat angin sore menerpa. Bekas luka serangan siluman wabah Hui telah hilang dari kulitnya, namun sisa-sisa kelelahan masih tampak di sorot matanya. Di sebelahnya, sang kakak, Zhao Yuan Shao, tampak lebih tenang dari biasanya, meski jelas tak sepenuhnya lega. Tubuhnya tegap dalam jubah penangkap siluman berwarna gelap, namun sorot mata itu—yang hanya muncul saat menatap adiknya—terlihat teduh, penuh perhatian. "Aku ingin kembali ke Desa Liuyang kak," ucap Zhao Yunshi dengan tenang. Meski ini juga terdengar sebagai permintaan yang mendadak. “Kau yakin ingin kembali sekarang?” tanya Zhao Yuan Shao, suaranya rendah namun mengandung nada khawatir. “Tubuhmu mungkin sudah pulih, tapi luka akibat siluman wabah Hui tak semudah itu untuk sembuh," imbuhnya. Zhao Yunshi menatap jau
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status