"Ada apa, Pak?" tanya papa saat satpam jaga datang. "Ada yang pingsan di depan," jawab satpam dengan wajahnya yang tegang."Apa? Siapa, Pak?" Aku ganti menyahut. "Ibu-ibu tua, Mbak." Satpam rumah tampak tak enak menjelaskan. Aku tahu tatapan itu tatapan ketakutan. Tapi, dia pasti tidak bisa membiarkan juga. "Mas Tama, aku izin melihat ke depan, ya.""Sayang, tapi kan ...." Lelaki yang sudah resmi menjadi suamiku itu tampak ragu. Namun, akhirnya dia mengizinkan juga. Apalagi dia seorang dokter. "Ya sudah, Mas, ikut."Akhirnya, kami berdua meninggalkan meja akad karena peristiwa itu. Aku berlari sembari mengangkat gaun yang kupakai. Begitu melihat siapa yang dimaksud satpam tadi, aku langsung terperangah dan segera membantu Mas Jaya mengangkat ibunya. "Ibu kenapa, Mas?" Tak terasa air mata mengalir membasahi pipiku. "Ibu ... enggak tau, Dek. Tadinya sedih dengar kabar kamu menikah hari ini. Ibu minta Mas nganter ke sini buat liat kamu. Tapi, sampai di depan gerbang, ibu ambruk."Ma
Last Updated : 2025-02-09 Read more