"Papa minta maaf kalau sudah buat kamu kecewa, Nak. Tapi, ini semua Papa lakukan semata-mata untuk menyelamatkan kamu.""Iya, Pah. Mai juga sudah menerima ini semua. Ternyata, Mas Jaya orangnya baik.""Alhamdulillah kalau kamu sudah menerima dia. Bagaimana soal kerjaan kamu? Lancar?" "Mai keluar, Pah. Ada sesuatu yang membuat Mai ingin keluar. Sekarang, memutuskan untuk istirahat dulu.""Enggak apa-apa. Yang penting kamu bahagia. Kalau butuh apa-apa, bilang ke Jaya dulu. Kalau dia tidak bisa, cepat telpon Papa!""Iya, Pah. Makasih banyak. Mai sayang Papa, mama. Salam buat mama ya, Pah.""Iya, Sayang."Setelah panggilan diputus, aku terdiam beberapa saat. Hari sudah larut malam, Mas Jaya masih di kamar ibunya. Dia memintaku tidur duluan, katanya. Bicara apa saja sih mereka? Sampai semalam ini. Aku menarik selimut, baru saja menutup diri, mendadak pintu dibuka. Aku langsung bangkit lagi karena kaget. "Kamu belum tidur, Dek?" tanya Mas Jaya sambil tersenyum. Setiap lelaki itu masuk ka
Last Updated : 2025-02-02 Read more