Home / Romansa / Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 141 - Chapter 150

206 Chapters

141. Rasanya Engan Turun dari Tempat Tidur

Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah tirai, membiaskan sinar keemasan yang menerpa wajah Jasmine. Ia menggeliat pelan, merasakan kehangatan yang menyelimuti tubuhnya.Saat kesadarannya kembali, ia menyadari satu hal: dirinya masih berada di dalam pelukan Noah.’Wajahnya sangat membuat nyaman jika masih terpejam,’ puji Jasmine di dalam hati, di ikuti senyum dengan wajah malasnya karena baru membuka mata.Pria itu masih tertidur lelap, satu lengannya erat melingkari pinggangnya, seolah tidak ingin melepaskan Jasmine pergi. Napasnya berhembus pelan di sisi leher Jasmine, membuat jantung wanita itu berdegup lebih cepat.Seharusnya Jasmine pergi. Seharusnya ia menjauh dari Noah sebelum semuanya menjadi lebih rumit.Namun, entah kenapa, tubuhnya enggan bergerak. Ia hanya menatap wajah pria itu dalam diam. Betapa damainya ekspresi Noah saat tidur. Tidak ada raut dingin atau sikap arogan seperti biasanya. Hanya seorang pria yang terlihat lelah dan rapuh.Jasmine tersenyum miris. ’Sean
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

142. Kecurigaan Pram Mulai Terarah.

Jasmine duduk dengan tenang di meja lobi hotel, menikmati roti panggang dan susu strawbery yang dibawakan Pram. Pria itu duduk di hadapannya, tersenyum lembut seperti biasa. "Terima kasih, Jasmine," ujar Pram tiba-tiba. Jasmine menghentikan kunyahannya dan menatapnya dengan bingung. "Untuk apa?" "Untuk kesabaranmu merawat Noah tadi malam. Aku tahu dia bisa sangat merepotkan," jawab Pram sambil mengaduk kopinya. "Walau dia itu kakak iparmu, tetap saja… aku tahu kamu pasti capek." Jasmine tersenyum kecil. "Noah memang menyebalkan, tapi aku sudah terbiasa." Pram menghela napas panjang. "Kalau kamu lelah, kamu bisa cerita padaku, Jasmine. Aku ada di sini, dan aku selalu bisa mendengar." Jasmine menatapnya, menyadari ketulusan di mata Pram. Pria itu memang selalu baik, selalu ada ketika ia membutuhkannya. Bukan seperti Noah yang selalu membuat segalanya men
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

143. Perasaan Jasmine di Guncang

”Noah, apa kabar?” Jabat tanggan tuan Bulharm yang kemudian di ikuti putri sulungnya Venesia. Wanita itu ingin melakukan cium pipi kanan dan kiri, tapi Noah segera melepas dan tidak menyambutnya. Jasmine tersenyum kecil kemudian mereka menuju ruang pertemuan.Suasana ruang pertemuan di kediaman Bulharm terasa begitu dingin dan penuh tekanan. Jasmine duduk di kursinya, mendengarkan percakapan antara Noah, Pram, dan Venesia tentang kesepakatan bisnis mereka. Noah berbicara dengan nada yang tenang dan berwibawa, seolah kejadian tadi malam tak pernah terjadi. Jasmine mencoba fokus, tapi pikirannya terusik oleh tatapan Venesia yang sesekali mengarah kepadanya, tatapan penuh ejekan dan superioritas. “Noah, jika kita menandatangani kontrak ini, berarti perusahaan Dirgantara dan Bulharm resmi menjadi mitra jangka panjang,” ujar Venesia, menggeser dokumen ke
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

144. Pertengkaran Tanpa Henti  

“Kenapa aku marah?” ucapnya, suara Noah penuh tekanan. “Karena kau membiarkan Pram berbicara seperti itu di depan semua orang. Seakan-akan kau memang ingin bersamanya.” Jasmine menatapnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Apa masalahnya, Noah? Aku sudah mengatakan sejak awal. Nikmati saja semua ini selama kontrak masih berjalan. Setelah itu, kita akan kembali ke kehidupan masing-masing.” Noah terdiam. Jasmine tersenyum pahit. “Itu juga yang kau katakan padaku, bukan? ‘Jangan berharap lebih, bahkan kau harus bisa merahasiakan hal ini.’” Mata Noah berubah tajam. Ia teringat dengan kata-katanya sendiri saat awal kontrak mereka dibuat. Saat itu, ia ingin menjaga jarak, tidak ingin perasaan ikut terlibat. Tapi sekarang, semuanya sudah berubah. Jasmine hendak membuka pintu mobil, tapi Noah dengan cepat menar
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

145. Pram mencoba menjelaskan ke Jasmine

Jasmine menghela napas panjang saat melihat Noah pergi dengan langkah penuh amarah. Dadanya terasa sesak. Sementara itu, Pram hanya menghela napas dan menatap Jasmine dengan khawatir. "Kau baik-baik saja?" tanya Pram pelan. Jasmine memaksakan senyum. "Aku baik-baik saja, Pram. Aku hanya lelah." Walau hati kecilnya lelah, dia sangat lelah dengan rasa cemburunya dan rasa cemburu Noah yang berlebihan. Dia lelah dengan pertengkarannya dengan Noah yang diulang berkali-kali. Pram mengangguk. "Kalau begitu, istirahatlah. Aku tidak ingin menambah bebanmu. Tapi ingat, Jasmine... Aku di sini untukmu, kapan pun kau butuh." Jasmine mengangguk tanpa berkata-kata. Setelah itu, ia kembali ke kamarnya, tetapi hatinya masih kacau. Saat membuka pintu kamar, ia terkejut melihat Noah berdiri di dalam, bersandar pada dinding dengan wajah gelap. "Kau tidak men
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

146. Kepulangan ke Arthaloka

Pagi itu, suasana kamar terasa dingin meski sinar matahari telah menembus tirai jendela. Jasmine membuka matanya perlahan, mendapati Noah masih duduk di sofa, kepalanya menunduk, seolah tidak tidur semalaman. Jasmine ingin mengabaikannya, tetapi ada sesuatu di dalam hatinya yang membuatnya enggan membiarkan pria itu begitu saja. Ia mendekat, lalu berjongkok di hadapan Noah."Kau tidak tidur?" tanyanya pelan. Noah mengangkat kepala, menatap Jasmine dengan mata merah dan lelah. "Aku tidak bisa tidur." Jasmine menghela napas, lalu berdiri dan berjalan ke meja kecil di dekat tempat tidur untuk menuangkan segelas air putih. "Minum ini, kau butuh sesuatu yang menyegarkan." Noah menerimanya tanpa berkata-kata. Ia meneguk air itu perlahan, sementara Jasmine melangkah ke balkon, menikmati udara pagi Bulgarion. Namun, baru beberapa detik, tangan Noah melingkar di pinggangnya dari belakang. 
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

147.  Malam yang Rumit  ( Part 1)

Noah berjalan lebih dulu tanpa menoleh ke belakang, sementara Jasmine dan Pram masih berbicara di belakangnya. "Aku akan mengantarmu pulang," kata Pram sambil tersenyum pada Jasmine. Sebelum Jasmine bisa menjawab, suara berat Noah memotong. "Dia pulang bersamaku." Jasmine dan Pram sama-sama menoleh. Pram mengernyit bingung. "Tapi rumah Jasmine bukan—" "Aku akan mengantarnya," ulang Noah lebih tegas. Jasmine menghela napas panjang. "Tidak perlu, Noah. Aku bisa pulang sendiri." Noah menatapnya dingin. "Masuk ke mobil sekarang." Jasmine ingin membantah, tetapi tatapan Noah begitu menekan. Pram, yang masih tidak tahu apa-apa, hanya menatap mereka berdua dengan penuh tanya. "Aku pulang dulu, Pram," ucap Jasmine akhirnya, sebelum melangkah ke arah mobil Noah. Pram menatap kepe
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

148. Malam yang Rumit ( Part 2)

"Apa kau masih pemalu?" suara Noah terdengar menggoda. Jasmine menghela napas panjang. "Aku hanya malas berurusan denganmu." Noah terkekeh kecil sebelum naik ke tempat tidur, merebahkan tubuhnya di samping Jasmine. "Aku tidak akan menggigitmu, Jasmine," katanya pelan. Jasmine tetap diam. Ia mencoba menenangkan dirinya, tetapi keberadaan Noah begitu dekat membuatnya sulit berpikir jernih. Lalu tiba-tiba, Noah menarik Jasmine ke dalam pelukannya, membuat wanita itu terkejut."Noah! Lepaskan aku!" Noah tidak menjawab. Tubuhnya terasa hangat, aroma maskulin khasnya memenuhi indera penciuman Jasmine. "Noah, aku serius!" seru Jasmine dengan  tatapan tajam. Namun, pria itu hanya mempererat pelukannya dan berbisik di dekat telinga Jasmine."Aku tidak akan melepasmu lagi, Jasmine. Kau milikku." 
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

149. Ketegangan di Pagi Hari

Jasmine berdiri di bawah pancuran air hangat, membiarkan alirannya mengalir di atas kulitnya. Ia mencoba menenangkan pikirannya yang masih kacau setelah malam panjang bersama Noah. Ada banyak hal yang berkecamuk dalam benaknya, terutama perasaan bersalah yang terus menghantui. ’Apa aku harus jujur pada Zora? Tapi aku takut dia marah dan menyalahkanku,’ batin Jasmine. Setelah merasa cukup, Jasmine keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaian santai. Saat ia berdiri di depan cermin, menyisir rambutnya yang masih sedikit basah, matanya menangkap pantulan sosok Noah yang berdiri tidak jauh darinya. Pria itu hanya bersandar di kusen pintu dengan tangan terlipat di dada, menatapnya tanpa ekspresi. Jasmine pura-pura tidak peduli dan segera meninggalkan kamar, menuju ruang makan. Namun, perasaan tidak nyaman tetap mengikuti langkahnya. Di dapur, Nikmah sedang menyiapkan mak
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

150. Kedatangan Pram di raflesia Hils

Jasmine menggeleng pelan. "Tidak, Nikmah. Aku hanya ingin makan dengan tenang."Nikmah tersenyum, lalu meletakkan sepiring nasi goreng pedas di hadapan Jasmine. "Silakan, semoga sesuai selera."Jasmine mengambil sendok dan mulai menyuap makanannya, tetapi pikirannya tetap berputar pada percakapan Noah di telepon.Apakah Zora tahu tentang dia dan Noah?Pertanyaan itu berulang di benaknya, membuatnya kehilangan selera makan.Saat Jasmine masih sibuk dengan pikirannya, suara ketukan di pintu depan terdengar. Nikmah segera beranjak untuk membukakan pintu."Nona, ada tamu," kata Nikmah setelah melihat siapa yang datang.Jasmine menoleh dengan cepat, dan wajahnya langsung berubah kaget.”Pram,” gumam Jasmine berbisik.Pria itu berdiri di ambang pintu dengan senyum kecil. "Hai, Jasmine. Aku tidak menyangka kau di sini."Jasmine dengan cepat menyembunyikan keterkejutannya. Pram tidak tahu bahwa ia tinggal di rumah ini bersama Noah."Hai, Pram," Jasmine mencoba tersenyum santai. "Bagaimana kau
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status