Semua Bab Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Bab 131 - Bab 140

206 Bab

  131. Malam yang Tidak Terduga

Setelah beberapa jam perjalanan, mobil mereka melaju dengan tenang menuju hotel Zeronight. Jasmine, yang sejak tadi terlelap dalam perjalanan, akhirnya tertidur pulas dengan kepalanya bersandar di bahu Noah.Suasana dalam mobil itu hening, hanya terdengar suara lembut mesin yang meredam kegelisahan di hati Noah.Sesampainya di depan hotel, Noah berhenti di tempat parkir dan perlahan-lahan mengangkat tubuh Jasmine yang masih terlelap. Ia memandang wajah Jasmine dengan lembut, merasa khawatir karena jelas sekali gadis itu kelelahan.Dengan hati-hati, Noah membawa Jasmine ke dalam kamar hotel. Ketika dia meletakkan tubuh Jasmine di atas tempat tidur, dia sempat memperhatikan lebih dalam betapa letihnya gadis itu.Tanpa berpikir panjang, Noah mengecup kening Jasmine dengan penuh kasih sayang. Rasanya seperti sebuah pengingat bagi dirinya bahwa betapa pentingnya menjaga orang yang dia cintai. Jasmine tampaknya masih terbuai dalam tidurnya, tanpa menyadari kehadiran Noah yang sedang memperh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

132. Lapar di Dini Hari

Setelah pergulatan panas malam itu, Noah dan Jasmine tertidur lelap di bawah selimut putih yang menyelimuti tubuh mereka. Kamar hotel terasa tenang, hanya suara pendingin ruangan yang samar-samar terdengar.Namun, tepat pukul 04.30 dini hari, Jasmine tiba-tiba terbangun. Dia mengerjap pelan, lalu mengguncang-guncang tubuh Noah dengan rengekan kecil seperti anak kecil yang sedang merengek manja."Noah... Noah..."Noah mengerang pelan, matanya masih setengah tertutup, tubuhnya masih hanya terbungkus selimut tipis yang hampir melorot dari pinggangnya. Suaranya terdengar serak karena kantuk."Ada apa, Jasmine? Aku masih mengantuk..."Jasmine mengerucutkan bibirnya dengan wajah imut, matanya berbinar seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu."Aku lapar," ujarnya dengan nada manja.Noah menghela napas, lalu tersenyum sambil mengetuk pelan kening Jasmine."Kamu masih tidak berpakaian, dan sekarang mau mandi malam-malam hanya untuk mencari makan?" godanya, menatap tubuh Jasmine yang masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

133. Perasaan yang Tak Bisa Dibendung

Jasmine hanya mengangkat bahu. "Kenapa harus malu? Lagipula, itu kenyataan."Noah menggelengkan kepala, terkekeh pelan. Dia kemudian meraih tangan Jasmine di atas meja, menggenggamnya lembut. "Aku senang melihatmu ceria seperti ini."Jasmine tersenyum, tatapannya melembut. "Aku juga senang. Rasanya nyaman bisa bersamamu tanpa harus berpikir terlalu banyak."Mereka berbincang santai hingga pesanan mereka datang. Jasmine langsung menyeruput sup ayamnya dengan penuh semangat, matanya berbinar menikmati rasa hangat yang mengalir ke dalam tubuhnya.Noah mengamati Jasmine yang sedang makan dengan lahap. Dia menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil menikmati kopinya."Jasmine," panggil Noah tiba-tiba."Hmm?" Jasmine menatapnya dengan pipi yang masih penuh makanan.Noah tersenyum kecil. "Bagaimana perasaanmu tentang ini semua? Tentang aku, tentang kita?"Jasmine berhenti mengunyah sejenak, menelan makanannya sebelum menjawab. "Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya... Tapi aku nyaman. Aku bahag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

134. Luka yang Tak Terucap

Jasmine terus melangkah cepat menuju hotel tanpa menoleh ke belakang. Hatinya masih bergetar karena ciuman Noah tadi. Bukan karena marah, tapi karena ada sesuatu yang terasa lebih dalam dari sekadar amarah dan gairah. Begitu tiba di depan pintu kamar hotel, Jasmine berhenti dan berbalik. Noah yang sedari tadi mengikutinya juga berhenti beberapa langkah di belakangnya. “Apa kau ingat sesuatu, Noah?” suara Jasmine terdengar pelan, tetapi menusuk. Noah mengerutkan kening. “Apa maksudmu?” Jasmine menatapnya dalam-dalam, lalu mengulang dengan nada dingin, “Kamu jangan berharap lebih, bahkan kamu harus bisa merahasiakan hal ini.” Noah terdiam. Kata-kata itu terdengar begitu familiar, dan Jasmine mengatakannya dengan nada yang sama seperti dirinya dulu saat awal kontrak mereka. “Dulu kau mengatakannya dengan begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

135. Gangguan Tak Terduga

“Oh, kebetulan sekali! Aku ada jadwal meeting di sana juga. Senang bisa bertemu. Bisa kita bertukar pikiran nanti?” Jasmine tersenyum kecil. “Tentu. Akan sangat menyenangkan.” Setelah beberapa pertukaran kata, Pram akhirnya menutup telepon. Jasmine mengembalikan ponsel itu ke tangan Noah sambil melipat tangan di depan dada. Noah menatapnya tajam. “Jadi, Bulgarion?” Jasmine mengangkat bahu. “Kau tidak punya alasan lain, kan? Setidaknya sekarang Pram tidak curiga.” Noah mendengus frustrasi. “Kau tahu dia menyukaimu, bukan?” Jasmine menahan tawa. “Ya, aku tahu.” Noah mencengkram dagu Jasmine, memaksanya menatapnya. “Dan kau membiarkannya?” Jasmine tersenyum misterius. “Bukankah sejak awal kau yang berkata kalau aku tidak boleh berha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

136. Kehadiran Pram Memicu Perasaan cemburu  

“Pram, ayo bicara tentang proyekmu,” kata Jasmine berusaha mengalihkan suasana. “Oh, tentu,” Pram menoleh ke arah Jasmine dan mulai menjelaskan tentang proyek pemasaran terbaru yang sedang ia kerjakan. Namun, meski Pram berbicara, Noah tidak benar-benar mendengarkannya. Yang ada di pikirannya hanyalah satu hal: Jasmine miliknya. Tidak ada pria lain yang boleh mendekatinya, apalagi menyentuhnya seperti yang Pram lakukan tadi. Ketika mereka sampai di hotel, Noah langsung menarik Jasmine keluar dari mobil sebelum Pram sempat mengatakan sesuatu. Ia menggenggam pergelangan tangan Jasmine erat dan menyeretnya menuju lift hotel tanpa peduli pada tatapan bingung Pram. Begitu pintu lift tertutup, Noah mendorong Jasmine ke dinding dan menatapnya dengan mata yang membara. “Kau menikmatinya, ya?” gumam Noah tajam.“Aku tidak peduli dengan kont
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

137. Aku Tidak Akan Melepaskanmu

Jasmine menggeleng, mencoba mempertahankan akalnya. “Kau hanya mengatakan ini karena kecemburuanmu. Besok, kau mungkin akan melupakannya.”Noah mendesah frustrasi. Ia mengusap wajahnya, lalu menatap Jasmine dengan mata penuh luka dan keinginan yang ia sendiri belum bisa pahami.“Baiklah,” katanya akhirnya, suaranya lebih tenang tapi masih penuh ketegangan. “Kalau memang begitu yang kau pikirkan, maka nikmati saja sisa waktu kita bersama.”Lalu, dengan tatapan tajam dan penuh ancaman, ia menambahkan, “Tapi jangan salahkan aku jika setelah kontrak ini berakhir, aku tidak akan membiarkanmu pergi.”Jasmine menahan napasnya.Karena ia tahu, Noah tidak sekadar berbicara. Noah benar-benar tidak akan melepaskannya.Malam itu Noah tidur dengan mendekap erat tubuh Jasmine, sedangkan Jasmine tidur membelakanginya.Pagi di Bulgarion terasa lebih dingin dibandingkan biasanya. Langit mendung, angin berhembus sejuk, namun suasana hati Noah justru semakin panas.Sejak kedatangan Pram, batas antara di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

138. Cemburu Noah  Memuncak  

Tangannya menekan pinggang Jasmine, membuat gadis itu semakin dekat dengannya. Bibirnya bergerak lebih agresif, menuntut respons, dan Jasmine meskipun berusaha mempertahankan harga dirinya, tidak bisa menolak perasaan yang perlahan menguasainya.Saat mereka akhirnya menarik napas, Noah menatapnya dengan mata gelap yang penuh dengan ketegangan. “Aku tidak suka melihatmu dengan Pram.”Jasmine tersenyum samar, meskipun pipinya merona. “Tapi aku tidak melanggar aturan apa pun.”Noah menggeram, lalu dengan suara serak dia berkata, “Aku akan mengubah aturannya.”Tidak lama mereka langsung saling menjauh saat terasa Pram mendekat ke arahnya. Jasmine dan Noah bersikap seolah hanya perselisihan antar saudara.Pram menatap Noah dengan ekspresi jengkel. Ia melipat tangan di dadanya dan mendesah keras sebelum akhirnya berkata, “Ayolah, Noah. Beri kesempatan sepupumu ini bersenang-senang. Kamu nggak kasihan? Dia sudah jauh dari suaminya, di sini cuma tertekan olehmu sebagai sepupu iparnya.”Noah t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

139. Noah yang Mabuk Bagai Bayi Besar

Jasmine menghela napas panjang saat ia berusaha membawa Noah yang setengah sadar menuju mobil. Pria itu benar-benar memberatkannya, tubuhnya terasa lemas akibat pengaruh alkohol, membuat Jasmine harus menopangnya dengan hati-hati.“Kamu mengerjaiku, Noah! Dan juga bayimu saat ini. Kalau ada apa-apa dengan kami, aku tidak akan memaafkanmu,” omelnya kesal.Namun, Noah hanya tersenyum samar, matanya yang sayu menatap Jasmine dengan tatapan yang sulit diartikan. Dengan gerakan lambat, ia mengangkat satu jarinya dan menempelkannya di bibir Jasmine.“Ssttt… diam, cantik. Semua salahmu,” gumamnya dengan suara berat dan serak. “Aku lelah… mau beristirahat…”Jasmine memutar bola matanya. “Dasar menyebalkan,” gumamnya, tetapi tetap membantunya masuk ke dalam mobil.Di perjalanan menuju hotel, Jasmine harus menghadapi kekacauan lainnya—Noah hampir muntah berkali-kali. Ia menggertakkan giginya, berusaha menjaga kesabaran sementara tangannya sibuk menahan kepala Noah agar tidak terlalu banyak berg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

140.  Menerima Panggilan Pram di Waktu Bercinta

Jasmine dengan susah payah menyudahi ciuman itu. Tangannya menahan wajah Noah agar tidak semakin dalam menyesap bibirnya. Nafasnya memburu, wajahnya merona karena sentuhan Noah yang semakin berani.“Noah, cukup,” bisiknya pelan, meski tubuhnya sendiri terasa gemetar karena efek mabuk pria itu yang justru semakin liar.Namun, Noah tidak mau berhenti begitu saja. Jemarinya mulai berusaha membuka hoodie yang Jasmine kenakan, tetapi dengan cekatan Jasmine menahannya.Sebagai gantinya, ia malah membalas dengan membuka kancing kemeja Noah satu per satu, membuat pria itu tersenyum samar.“Kamu mau ikut bermain denganku?” suara Noah terdengar rendah, penuh godaan.Jasmine menghela napas panjang. “Aku tidak bermain, Noah. Aku hanya ingin membersihkan tubuhmu.”Tanpa memberikan kesempatan Noah untuk menggoda lebih lanjut, Jasmine menyalakan shower kembali dan mulai menyabuni tubuh pria itu. Gerakannya lembut, telaten, seperti seorang ibu yang sedang memandikan anak kecil.Tapi Noah tetaplah pri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status