All Chapters of Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Bab 81

Aku dibawa pergi oleh Julian, meninggalkan Tania yang terus mengumpat.Mobil Julian melaju dengan sangat cepat. Aku yang duduk di jok belakang mobil tidak memasang sabuk pengaman, sehingga tubuhku terguncang hebat dan aku harus berpegangan pada bagian belakang kursi.Aku merasa sangat marah hingga mataku memerah. "Julian, kamu gila, ya?! Aku akan lapor polisi!"Julian menatap kondisi jalan di depan dengan tatapan gelap."Lapor saja! Beri tahu pihak kepolisian bahwa suamimu membawamu pergi. Mari kita lihat siapa yang akan menanggapi laporanmu!" kata Julian.Aku ingin mengambil tasku, tetapi Julian tiba-tiba mengerem mobilnya, sehingga kepalaku membentur kursi depan dengan kuat.Rasa pusing yang parah membuat pandanganku seketika menggelap.Aku berusaha untuk membuka mataku, tetapi tubuhku langsung jatuh pingsan.Sebelum aku kehilangan kesadaran, aku masih ingin mengambil ponselku, tetapi aku tidak bisa meraihnya .......Saat aku siuman, aku sudah berada di sebuah kamar yang asing.Kama
Read more

Bab 82

Air mata pelan-pelan memenuhi mataku dan mengalir dari sudut mataku.Julian memegang tanganku yang dingin dan berkata, "Luna, jangan merajuk lagi. Selama lima tahun, sudah berapa kali kamu bilang mau bercerai, tapi bukannya kita tetap baik-baik saja? Aku nggak akan bercerai denganmu, apa pun yang terjadi."Aku melepaskan tangannya dan berkata dengan dingin, "Baiklah. Kalau begitu, tinggalkan Chelsea. Kamu nggak boleh bertemu lagi dengannya seumur hidupmu."Ekspresi Julian seketika menjadi kaku.Aku tersenyum dengan sinis sambil berkata, "Nggak bisa, ya? Kamu nggak bisa melakukannya, tapi mau membahas perasaan denganku?""Julian, aku merasa bahwa kamu sangat menjijikkan!"Mendengarku memarahinya, ekspresi Julian malah melembut.Dia berkata, "Luna, Chelsea dan aku sudah berteman sejak kecil. Kamu nggak akan bisa memisahkanku darinya. Kalaupun kami hanya berteman, aku tetap nggak mungkin nggak bertemu dengannya."Aku tersenyum dengan sinis sambil berkata, "Ya, makanya kamu memamerkan keme
Read more

Bab 83

Julian tidak menyangka bahwa aku akan menamparnya. Dia memegang wajahnya sambil menatapku dengan tatapan tidak percaya.Aku berkata dengan sinis, "Bicara? Mau bahas apa? Bahas pembagian waktu antara aku dengan Chelsea? Atau bahas satu triliun yang kuberikan padamu lima tahun yang lalu?""Julian, nggak ada yang perlu kubicarakan denganmu. Aku juga nggak ingin berbicara denganmu."Aku mendorongnya dan hendak menerjang ke luar, tetapi dia langsung merangkul pinggangku.Kemudian, aku langsung diangkat olehnya.Aku pun berteriak dengan panik, "Lepaskan aku!"Tanpa mengucapkan apa pun, Julian menggendongku ke kamar secara paksa, lalu menutup dan mengunci pintu kamar.Sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah melemparkanku ke atas ranjang.Aku hampir terlempar karena pantulan kasur yang empuk.Saat aku ingin berdiri dengan perasaan pusing, sosok yang besar itu menahan tubuhku dengan kuat.Aku hampir tidak bisa bernapas.Beban ini membuatku tidak bisa bernapas untuk sangat lama, lalu bibirnya yan
Read more

Bab 84

Aku hanya ingin mencari kakakku!"Aku benar-benar melihatnya, itu kakakku, itu dia ...." Aku menangis tersedu-sedu sambil berkata, "Kumohon, biarkan aku pergi mencari kakakku. Aku mau mencari kakakku ...."Aku bersandar di dada pria yang hangat dan lebar, seakan-akan aku sangat dilindungi.Aku mencium aroma pinus dan cemara yang familier, juga aroma yang asing dan menggerakkan hati, yang merupakan aroma khas pria yang sangat bersih.Aku hanya pernah mencium aroma itu dari tubuh kakakku.Pria itu membujukku dengan pelan. "Jangan menangis lagi, ya. Luna yang patuh, jangan menangis lagi. Kamu melihatnya, itu kakakmu. Kamu nggak salah lihat."Aku menangis dengan makin keras, tetapi dia tetap tidak membiarkanku turun dari ranjang.Dia memelukku sambil menahanku dengan kuat di atas ranjang."Jangan terlalu emosional. Kata dokter, kepalamu cedera lagi karena terbentur, jadi jangan terlalu emosional."Suara Chris mengandung arti memerintah.Aku pun pelan-pelan menenang.Dia memelukku sambil me
Read more

Bab 85

Aku menundukkan kepalaku dan menggigit kukuku.Melihatku seperti ini, Tania berkata dengan cemas, "Jangan begitu. Kamu nggak melihat betapa gilanya kakakmu saat dia mengetahui bahwa kamu dibawa pergi oleh Julian. Kalau dia diberi pisau, dia benar-benar bisa langsung mencincang tubuh bajingan itu tanpa ragu-ragu."Aku menjadi lebih bersemangat.Tania bertanya lagi, "Apa rencanamu ke depannya?"Aku mengangkat kepalaku dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Memulihkan kondisiku, cari pengacara, lalu mengajukan gugatan cerai!"...Tahap pemulihan tidak sulit untuk dilakukan. Bagaimanapun, aku hanya mengalami cedera luar. Namun, karena cedera bagian belakang kepalaku yang sebelumnya, Willy tidak berani membiarkanku keluar dari rumah sakit.Kondisiku harus dipantau, diperiksa dan diawasi di rumah sakit.Melihat kepalaku yang dibungkus dengan perban, Willy membuang napas berat.Aku memaksakan seulas senyuman di wajahku sambil berkata, "Pak Willy, terima kasih, ya."Willy merapikan sarung tangan
Read more

Bab 86

Dengan tatapan yang tulus, dia berkata, "Secara pribadi, saya merasa bahwa ini adalah hukuman terbaik untuk pelaku kekerasan."Pengacara wanita itu langsung menimpali ucapannya, "Benar! Nona Luna, kami akan berusaha keras untuk membantu Anda."Aku menganggukkan kepalaku dengan pelan, mataku juga berkilau. "Baiklah!"...Saat Julian dibebaskan dari kantor polisi, wajahnya masih terluka.Begitu Chelsea melihatnya, Chelsea langsung menghampirinya.Chelsea memeluknya sambil berlinang air mata dan berkata, "Julian, kamu sudah menderita di dalam."Kemudian, dia mulai menyalahkan pihak kepolisian yang bersikeras untuk menahan Julian selama lima hari tanpa memedulikan relasi mereka.Dia berkata dengan nada bersalah, "Julian, aku sudah memikirkan berbagai cara. Tapi, kata mereka ... kamu dituduh melakukan penahanan ilegal dan pemer ... pelecehan, jadi mereka harus menyelidikinya dengan baik."Seusai berbicara, dia menyadari bahwa Julian sudah naik mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Julia
Read more

Bab 87

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa luka di keningku sudah sembuh, hanya meninggalkan bekas luka yang samar.Aku menatap wanita yang kuyu di cermin.Penampilan gadis berusia 18 tahun yang penuh semangat dalam ingatanku menjadi kabur secara perlahan, sedangkan aku juga sudah menerima penampilanku yang sekarang.Hanya saja, aku tetap merasa sedih.Akhirnya, inilah hasil dari masa mudaku dan dedikasiku terhadap cinta selama tujuh tahun.Aku menyeka embun di cermin dengan kuat, lalu mulai berias dengan serius.Aku tidak akan membiarkan siapa pun mentertawakanku!Oleh karena itu, saat aku tampil di hadapan Hubert, aku merasa lebih segar.Aku menghalangi bekas luka di keningku dengan poniku, sehingga aku terlihat lebih bersemangat.Saat Tania melihatku, matanya langsung berkilau. "Luna!"Aku tersenyum getir dan bertanya, "Apakah aku terlihat baik-baik saja?"Tania menatapku dengan tatapan terkejut sambil menjawab, "Lebih dari itu! Luna, kamu cantik sekali! Sudah kuduga, kalau kamu berias den
Read more

Bab 88

Tiba-tiba, seseorang menyodorkan sekotak susu untukku dari belakang. Aku menggeleng dan berkata, "Nggak deh, aku nggak sanggup minum."Sesaat kemudian, orang itu menyodorkan sebuah handuk hangat.Aku menerima handuk itu dengan tidak berdaya, lalu meletakkannya di keningku.Uap hangat itu membuat ketegangan yang kurasakan mereda, sehingga akhirnya aku membuang napas panjang."Terima kasih, Tania," kataku. "Kalau bukan karena kamu menemaniku, aku sudah runtuh. Aku sumpah, ke depannya, kamu adalah orang terdekatku. Menurutmu, kenapa dulu aku bisa sebuta itu dan menyukai pria seperti itu?""Jangan-jangan aku hilang ingatan karena bahkan dunia ini sudah nggak tahan lagi melihatku sebodoh ini?" tanyaku dengan suara rendah."Mungkin ini pertanda agar kamu memulai hidup baru," kata seseorang dengan suara dingin dari belakang.Aku seketika merinding. Tak disangka, leherku mengeluarkan suara "krak", leherku terkilir.Aku melepaskan handuk itu dari keningku dengan gemetaran dan menahan rasa sakit
Read more

Bab 89

Chris tidak menjawab dan hanya terus memijat leherku.Harus kuakui, dia sangat terampil. Sesaat kemudian, leherku yang tegang sudah menjadi jauh lebih santai.Aku berkata dengan suara rendah, "Emm, nggak usah dipijat lagi, sudah baikan."Namun, suaraku terlalu kecil, sehingga Chris tidak mendengarnya.Dia terus memijat leherku dengan sungguh-sungguh.Aku tidak bisa menahan diri dari menatap bayangan di dinding.Sisi samping pria ini benar-benar sangat bagus. Cahaya matahari menyinari wajahnya dan membentuk garis bayangan di dinding di hadapannya. Bahkan rambutnya juga terlihat sangat bagus.Aku mengangkat kepalaku dan bayanganku secara kebetulan menyentuh dagunya.Kelihatannya ... sangat indah.Rasanya manis, seakan-akan aku kembali ke usia 18 tahun tanpa kekhawatiran apa pun.Dalam hatiku, aku menyesal. Alangkah baiknya jika pada saat itu, orang yang membuatku terpesona adalah Chris.Hanya pria yang lembut dan penuh perhatian seperti inilah yang bisa membuatku melakukan apa pun demi d
Read more

Bab 90

Dia bertanya, "Apa katamu?"Aku berdeham sambil tersipu malu dan berkata, "Bukan ... emm ... nggak bisa pegangan tangan?"Chris jelas-jelas tercengang, lalu tertawa lagi.Aku meliriknya sekilas dan bergumam, "Tadi ... kita bahkan sudah ciuman ...."Kali ini, dia mendengar ucapanku dengan jelas.Dia berkata dengan pelan, "Benar juga. Kita bahkan sudah ciuman ... jadi kita nggak mungkin pura-pura suci lagi."Wajahku memerah lagi. "Bukan begitu ...."Sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku ....Dia tiba-tiba menarikku dan menciumku lagi.Kali ini, otakku jauh lebih jernih, jadi aku mulai membalas ciumannya dengan kikuk. Entah apa yang memancing Chris, tetapi aku merasakan tubuhnya makin panas dan makin dekat denganku.Selagi pikiranku masih jernih, aku bergegas mendorongnya.Kami menjaga jarak sambil berusaha untuk menenangkan diri masing-masing.Aku berkata, "Emm ... hari ini nggak termasuk, ya."Tatapan Chris mendalam. "Apa yang nggak termasuk?"Aku melihat ke sekeliling dan berbisik, "
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status