Home / Romansa / Maafkan Aku, Sayang / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Maafkan Aku, Sayang: Chapter 51 - Chapter 60

100 Chapters

Bab 51

Pada akhirnya, Vioni hanya bisa duduk perlahan di sofa sambil memeluk erat tubuhnya dengan tangannya.Pada saat itulah telepon berdering lagi.Vioni tidak menyimpan nomornya, tapi ini nomor yang dilihatnya tadi malam. Vioni tahu hal ini dengan sangat jelas.Pada saat ini, tanpa ragu-ragu, Vioni langsung membanting ponselnya ke bawah!Vila Toram Kota Tumaz.Bi Kiara sedang melihat orang di depannya melalui pintu."Namaku Yogi. Aku ... ayah Vioni."Yogi tersenyum. "Aku tahu sekarang dia tinggal di sini, tolong minta dia keluar untuk menemui aku."Semua orang di Kota Tumaz tahu bahwa Vioni sudah hilang sebelumnya dan dibesarkan di pedesaan selama lebih dari sepuluh tahun.Setelah melihat pria itu saat ini, Bi Kiara langsung mengetahui identitasnya dan sorot matanya menjadi semakin menghina. "Nona Vioni sudah pindah dari sini.""Pindah? Bagaimana mungkin? Dia ....""Dia dan Tuan Muda sudah bercerai." Bi Kiara berkata dengan tidak sabar, "Kalau kamu ingin mencarinya, pergilah ke rumah Kelua
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 52

Setelah diingatkan oleh Bi Kiara, Felix akhirnya teringat bahwa ulang tahunnya akan segera tiba.Setelah masuk ke dalam mobil, tanpa sadar Felix mengeluarkan korek api.Warnanya emas hitam, tanpa hiasan apa pun, kecuali inisial namanya yang terukir di sisi kanan bawah.Hadiah yang biasa-biasa saja.Namun, satu-satunya hadiah yang diberikan Vioni padanya.Tahun kedua ....Karena Felix tidak menghadiri pesta ulang tahun pernikahan, Vioni bahkan tidak memberinya kado ala kadarnya di hari ulang tahunnya tahun lalu.Tahun ini ....Felix tidak memikirkannya lagi, hanya meletakkan kembali korek api dan membuka tablet di depannya.Namun, beberapa saat berikutnya, sopir tiba-tiba menginjak rem!Gerakan tergesa-gesa itu membuat alis Felix langsung berkerut, tatapan matanya begitu tajam.Sopir dengan cepat menjelaskan, "Maaf, Pak Felix, tapi di depan ...."Namun, sebelum selesai berbicara, pria yang menghalangi mobil sudah berjalan ke sisi Felix dan terus mengetuk jendela mobil.Pria itu berusia
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 53

Di depan restoran, setelah diingatkan oleh sopir, Felix baru melihat orang yang sedang berbicara dengan Johan.Johan tampak sangat jengkel. Johan langsung melewati orang itu dan berjalan ke depan.Sayangnya, Yogi enggan menyerah, melainkan mengikuti Johan. Melihat Johan hendak masuk ke mobil, Yogi berteriak, "Kalau Pak Johan nggak setuju, aku hanya bisa cari Pak Felix lagi dan ceritakan masa lalu Vela padanya."Awalnya, Felix juga berencana untuk pergi.Baik Vioni maupun Keluarga Tiura, mereka sudah tidak berkaitan dengannya.Akan tetapi, setelah mendengar omongan Yogi, Felix berhenti di tempat."Pak Felix?"Yakov berseru dari samping, tetapi Felix cuek dan memalingkan kepala.Johan yang berwajah dingin dan tegas akhirnya membiarkan Yogi masuk ke mobil.Felix memicingkan mata."Pak Felix, Vela yang dia sebut itu ...."Melihat Felix bersikap cuek, Yakov menanyakan keraguannya.Sebelum Yakov selesai bertanya, Felix langsung masuk ke dalam mobil.Yakov bertukar tatapan dengan sopir, tidak
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 54

Vioni kembali ke Kota Tumaz.Vioni tidak tahu apakah Johan masih mengirim orang untuk memantaunya atau tidak. Vioni juga tidak pergi menemui Yogi secara diam-diam.Restoran Berkah merupakan restoran ternama di Kota Tumaz.Saat Vioni sampai, Yogi sudah duduk di sana sambil menyilangkan kaki dan mengobrol dengan pelayan.Tatapan mata mesum dan gurauan kotor dari Yogi membuat mata gadis itu memerah. Gadis itu tidak berani mengungkapkan kemarahannya. Dia hanya bisa berdiri di sana dengan kepala tertunduk sambil meremas menu.Meskipun sudah punya persiapan dalam hati, hati Vioni tetap menegang ketika melihat Yogi.Tepat saat itu, Yogi melihat Vioni.Yogi langsung beranjak dari kursi dan melambai padanya dengan penuh semangat. "Vela!"Vioni mengepalkan tangan, lalu berjalan ke sana.Pelayan itu merasa lega. Setelah Vioni datang, dia segera menaruh menu di meja dan pergi.Tatapan mata Yogi mengikuti kaki pelayan itu. Sesaat kemudian, Yogi menoleh pada Vioni dan tersenyum. "Sudah lama nggak ke
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 55

Sesaat kemudian, Vioni menoleh ke belakang. "Oke, ceritakan saja."Jawaban Vioni membuat Yogi tercengang.Sebelum Yogi sempat merespons, Vioni langsung berjalan pergi.Yogi memukul meja karena marah. Ketika Yogi ingin menyusul ke luar, dia dihentikan oleh seorang pelayan pria. "Pak, kamu belum bayar.""Bayar apa? Aku belum pesan apa-apa!""Pak, meski kamu belum pesan makanan, kami tetap harus mengenakan biaya tempat."Sambil berbicara, pelayan itu melirik Yogi.Tatapan meremehkan pelayan itu tampak sangat jelas.Tubuh Yogi gemetar karena marah. Ketika Yogi ingin melempar kartu bank berisi satu miliar ke wajah pelayan, seseorang berseru, "Aku bayar saja."Yogi terkejut oleh suara itu.Begitu menolehkan kepala, Yogi melihat Sally sedang menyerahkan kartu bank kepada pelayan. Lalu, Sally tersenyum pada Yogi. "Paman Yogi bukan?""Kamu ....""Aku adik Vioni, Sally Tiura.""Oh, anak pungutan Keluarga Tiura."Yogi tersenyum seraya melirik Sally. "Kenapa? Apa yang ingin kamu katakan denganku?"
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 56

Vioni dan Benny bertemu di sebuah rumah makan milik pribadi.Vioni sudah tinggal di Kota Tumaz selama bertahun-tahun. Akan tetapi, jika Benny tidak memimpin jalan, Vioni sama sekali tidak tahu ada tempat semacam itu di Kota Tumaz.Rumah makan itu terletak di titik simpang antara pinggiran Kota Tumaz dengan pusat kota. Rumah makan tersebut dibangun dengan tembok putih dan ubin hitam, serta ada kolam teratai dan hutan bambu di dalamnya. Hanya sekilas pandang, Vioni mengira itu adalah taman rekreasi.Pemilik rumah makan tersebut adalah seorang wanita muda.Tampangnya tidak terlalu mencolok, tetapi anggun. Nada suaranya juga lembut.Benny jelas sudah berpesan pada wanita itu sebelumnya. Tanpa perlu memesan makanan, wanita itu menyajikan teh untuk mereka dan langsung keluar."Bahan makanan mereka disiapkan di hari yang sama, jadi harus pesan sehari sebelumnya. Aku sudah pesan sendiri kemarin. Kamu nggak keberatan, 'kan?"Benny tersenyum lembut pada Vioni. Sama sekali tidak tampak kejengkela
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 57

"Nggak nyangka Pak Felix juga datang ke sini malam ini. Kalau tahu begitu, harusnya aku ajak Pak Felix."Benny berkata sambil tersenyum. Sikapnya santai, sama sekali tidak canggung.Felix melepaskan tangan Benny, lalu melirik ke samping.Vioni tetap menundukkan kepala, tidak berencana untuk menyapa Felix.Felix memalingkan tatapan dari Vioni dan menanggapi omongan Benny, "Aku nggak akan ganggu kalian kencan, sampai jumpa lagi.""Oke, sampai jumpa lagi."Setelah basa-basi singkat, bos wanita menuntun Felix berjalan ke dalam. Benny kembali duduk di seberang Vioni."Aku nggak tahu dia juga ke sini malam ini."Benny memberi penjelasan pada Vioni."Nggak apa-apa."Ekspresi wajah Vioni sudah kembali normal. Dia tersenyum pada Benny.Benny tidak berbicara lagi.Benny-lah yang memulai topik pembicaraan dari tadi. Begitu Benny diam, suasana di antara mereka langsung menjadi canggung.Vioni berancang-ancang untuk memberitahukan keputusannya pada Benny. Tepat saat itu, seseorang berseru, "Wah, Ve
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 58

Yogi terdiam. Dia memicingkan mata saat menatap Vioni.Vioni menyeringai. "Kenapa jadi diam?""Vioni."Di tengah suasana canggung, Benny beranjak dari kursi dan menarik tangan Vioni.Vioni enggan mengalah. "Kamu nggak mau pergi, ya? Oke, aku pergi."Vioni berbalik badan dan hendak pergi.Ketika Benny ingin menyusul, Yogi berkata dengan santai, "Cih, sudah jadi nona muda selama beberapa tahun, pantas begitu congkak.""Tapi Vioni, jangan jadi kacang yang lupa kulitnya. Kalau bukan karena aku, kamu sudah mati kelaparan waktu itu. Mana bisa kamu bersikap congkak di sini?""Sekarang kamu malah merendahkanku karena aku nggak berguna? Vioni, karena kita adalah ayah dan anak, aku nggak mau bicara dengan ketus. Tapi kalau kamu benar-benar nggak menghargaiku, jangan salahkan aku karena mengungkapkan masa lalumu!"Saat Yogi selesai bicara, Vioni sudah pelan-pelan berhenti.Lalu, Vioni berbalik badan.Yogi menatap Vioni dengan wajah berseri-seri dan penuh kepastian.Tentu saja Vioni tahu mengapa Y
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 59

Semua orang di dunia ini ... sama.Bahkan jika kejadian itu terungkap, semua orang tahu dia adalah korban.Lalu, bagaimana?Ibu kandungnya pun tidak dapat menerimanya dan merendahkannya, apalagi orang lain?Vioni tidak diam di tempat untuk menjadi bahan tertawaan orang-orang. Dia melirik Benny sekilas, lalu berbalik badan dan pergi."Vela! Vioni! Berhenti kamu, dasar jalang!"Yogi berteriak-teriak di belakang, tetapi Vioni tidak menoleh ke belakang. Vioni berjalan dengan lebih cepat.Awalnya, Vioni ingin menghentikan taksi dan segera pergi.Setelah keluar dari rumah makan, ternyata masih cukup jauh untuk pergi ke jalan raya. Setiap pelanggan di sini adalah orang kaya, sama sekali tidak butuh naik taksi.Oleh karena itu, Vioni sendirian di jalan kosong itu.Vioni ingin mengeluarkan ponselnya dan memesan taksi online.Begitu mengeluarkan ponsel, Vioni mendapati jarinya gemetar hebat.Membuka kunci layar bahkan memakan waktu beberapa menit.Setelah berhasil membuka kunci layar, Vioni tida
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 60

Felix tidak menanggapi omongan Vioni.Tanpa perintah Felix, sopir tentu tidak akan menuruti arahan Vioni.Vioni mengepalkan tangannya dengan lebih erat.Vioni tahu Felix tidak peduli padanya. Mungkin dia selamanya adalah orang yang tidak layak di mata Felix, tetapi pada saat ini, Vioni tidak ingin Felix melihat aibnya.Sekalipun Felix juga merendahkannya, meremehkannya, dan merasa jijik padanya seperti orang lain.Vioni hanya ingin mempertahankan harga diri terakhirnya.Pada saat ini, harga diri terakhir itu hanya sebatas ... membiarkannya turun dari mobil dengan bermartabat.Sayangnya, Felix sepertinya sama sekali tidak ingin memenuhi permintaan kecil itu.Tanpa perintah Felix, sopir hanya bisa terus mengemudikan mobil ke depan.Vioni ingin berbicara lagi.Tepat saat itu, ponsel Vioni berdering.Nama penelepon ... juga seperti dugaan Vioni."Vioni, cepat pulang!"Suara Johan membawa kemarahan yang jelas, menembusi ponsel dan bergema dalam mobil yang hening.Vioni tidak terkejut. Setel
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status