Setelah Vioni menyelesaikan ucapannya, tangan Felix yang mencengkeramnya juga melonggar.Pertama kali Vioni mengatakannya, Felix bisa menganggapnya sedang terbawa emosi. Akan tetapi, ini sudah yang kedua kalinya.Saat sebuah lelucon dibuat untuk kedua kalinya, tentu saja itu tidak bisa dianggap sebagai lelucon."Kak, a ... apa yang kamu katakan?"Senyuman di bibir Sally tidak bisa lagi ditahan, tetapi dia tetap berusaha sekuat tenaga untuk terlihat terkejut, "Kok kamu bisa bilang cerai semudah itu? Kamu dan kakak ipar ...."Vioni terlalu malas untuk memedulikannya dan hanya menatap orang di atas kasur.Nyonya Besar Lusiani langsung sadar. "Vioni, kamu mengancamku?"Reaksi ini ... sama dengan reaksi Felix beberapa hari yang lalu.Vioni hanya terkekeh dan menggeleng, "Nggak, aku serius."Kemudian, akhirnya dia melihat ke arah Felix di sebelahnya, "Nggak ada emosi atau ikatan di antara kita. Daripada saling menyiksa dan membenci satu sama lain, lebih baik berpisah saja seperti ini.""Aku
Terakhir Diperbarui : 2024-12-31 Baca selengkapnya