Home / Historical / Sang Menantu Perkasa / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Sang Menantu Perkasa: Chapter 71 - Chapter 80

99 Chapters

Bab 71

"Apa maksudnya harus menunggu Paman Shaka masuk desa dulu baru masuk? Tidak jelas. Apakah pikirannya bermasalah?"Disa, yang memiliki temperamen berapi-api, berbicara dengan ketus seperti biasa."Saat penduduk desa mengepung kita tadi, aku sepertinya melihat Paman Shaka melewati kita," kata Daisha lembut dari samping."Hah?"Disa makin bingung. Ketika dia berbicara lagi, suaranya menjadi lebih agresif. Dia berjinjit, kemudian berteriak ke rumah sebelah."Memangnya gerbang desa itu rumahnya? Kenapa harus membiarkan dia lewat dulu?""Dasar wanita agresif! Memang benar, suami seperti apa, maka istri akan menjadi seperti apa juga!" Terdengar teriakan marah Shaka dari dinding sebelah.Tak mau kalah, Disa langsung membalas, "Cih! Ujian saja belum, sudah mulai berlagak seperti seorang cendekiawan.""Dasar orang tak berpendidikan! Dasar orang tak berpendidikan! Dasar orang tak berpendidikan!" Shaka jelas-jelas marah. Dia mengatakan hal yang sama tiga kali berturut-turut."Sudah." Arjuna beruja
Read more

Bab 72

Meskipun Shaka tidak mengatakan apa-apa, dia berdiri dengan sikap tegak.Dalam hati, dia merasa bangga sekali."Oh!" Paman kedua Naura mengangguk berulang kali. "Aku sering mendengar kalau di Desa Embun selalu ada orang yang meminta piring dan sendok kepada Shaka. Tampaknya itu benar.""Aish ...." Naura melambai tangan. "Piring dan sendok di rumah kami sudah diganti beberapa kali."Naura memang tidak melebih-lebihkan.Ada adat di Kabupaten Damai, yaitu jika muncul seseorang bernasib baik atau hebat dalam belajar di desa, maka penduduk desa akan pergi meminta alat makan dari orang itu.Dengan harapan, nasib mereka juga bisa berubah. Kalau ada pelajar di rumah, mereka berharap anak mereka bisa hebat dalam belajar.Untuk seseorang seperti Shaka, yang memiliki dua putra berturut-turut dan merupakan cendekiawan yang diramalkan oleh begawan Kuil Yamuna. Tentu saja ada banyak sekali orang yang datang ke rumah mereka untuk meminta piring dan sendok."Masih banyak warga di desa ini yang belum m
Read more

Bab 73

Naura tentu tidak akan mengatakan bahwa Shaka adalah seorang playboy dan berutang pada Rumah Bordil Prianka.Dia hanya bisa berpura-pura bahagia.Tadi dia makan banyak daging di rumah orang tuanya.Sudah lama sekali dia tidak makan daging enak seperti itu.Paman kedua yang mendengar pun mengungkapkan pujiannya. "Shaka memang unggul. Pintar belajar, juga memiliki gaji tinggi."Saat berbicara, dia menatap Arjuna yang hendak mereka hampiri."Ada bajingan seperti itu di rumah, dia pasti sering meminta uang kepada kalian, 'kan?""Tentu saja!" Saat berbicara tentang Arjuna, wajah Naura dipenuhi dengan rasa superioritas."Kami tinggal bersebelahan, dia sering datang ke rumah kami. Dia begitu miskin hingga kedua istrinya hampir mati kelaparan."Begitu Naura selesai berbicara, mereka telah tiba di belakang Arjuna yang dikelilingi oleh penduduk desa."Semuanya!"Shaka mengatupkan tangannya kepada penduduk desa lalu berkata, "Anak berandal keluarga kami telah menyinggung kalian lagi. Semoga kalia
Read more

Bab 74

Maura tidak melihat betapa muramnya wajah Shaka yang berjalan di depan Naura.Naura awalnya ingin memberi tahu Maura untuk berhenti berbicara, tetapi paman keduanya berbicara lagi."Seharusnya memang sehebat itu. Kemarin aku mendengar ada seorang penjual ikan bakar muncul di pasar kabupaten. Ikan bakarnya sangat enak. Seorang pria kaya di desa pergi membelinya kemarin dan pergi lagi hari ini.""Ada yang bertanya kenapa dia terburu-buru. Dia bilang dia takut tidak kebagian ikan bakar.""Benarkah?" Naura membuka mulutnya lebar-lebar. "Apakah dia benar-benar mengatakan itu?""Ya, aku ada di sana dan mendengarnya dengan jelas.""Kalau begitu, Arjuna adalah pria yang sangat hebat. Kenapa tadi Kakak bilang dia begitu miskin hingga kedua istrinya hampir mati kelaparan?"Saat ini, Naura sangat menyesal membiarkan adiknya ikut bersamanya.Dia awalnya ingin pamer, membiarkan Maura melihat betapa megahnya rumahnya yang baru direnovasi.Alhasil malah ...."Kak, itu 50 sen per hari. Bagaimana kalau
Read more

Bab 75

"Tapi ...."Zafa, yang berusia tiga tahun, tidak berpikir terlalu banyak. Dia bergumam, "Sekarang aku lapar dan ingin makan makanan enak."Malam ini, Shaka mengalami tidur terburuk dalam tiga tahun terakhir.Arjuna, yang tinggal di sebelahnya, juga tidak bisa tidur nyenyak.Orang-orang di desa ingin dia mengajak mereka menjadi kaya bersama.Arjuna juga menginginkannya.Karena dengan tingkat penghasilan saat ini, dia tidak akan mampu mendapatkan uang untuk memperbaiki rumah sebelum musim dingin.Akan tetapi, bagaimana dia bisa menghasilkan banyak uang dalam sepuluh hari dan membawa serta penduduk desa?Sekarang sudah masuk musim dingin.Banyak hal tidak bisa dilakukan.Berburu juga tidak bisa. Arjuna tidak mungkin membawa penduduk desa ke Gunung Harimau untuk berburu harimau.Sekalipun Arjuna berpikir demikian, orang lain belum tentu mau pergi bersamanya.Menciptakan sesuatu. Dia baru datang ke zaman ini kurang dari sebulan, jadi dia belum sempat memahami produk apa saja yang bisa dibua
Read more

Bab 76

"Benar. Bagaimana ikan bakar mereka bisa dibandingkan dengan ikan bakarmu?"Selain merasa tidak adil untuk Arjuna, Jono dan penjual panekuk juga memikirkan kepentingan diri sendiri.Bisnis Arjuna berkurang, maka bisnis mereka juga menurun."Terima kasih atas perhatian kalian, tapi hari ini aku ada urusan, jadi aku harus pergi dulu," ucap Arjuna....Saat Arjuna berjalan menuju pasar, Desa Embun pun mengalami keributan."Kalian sungguh naif, bisa-bisanya percaya pada orang seperti Arjuna.""Kemarin, kalian semua pergi memohon padanya pula. Kalian benar-benar lucu. Sekarang apa? Dia kabur begitu saja."Raditya dan penduduk desa yang tidak memohon kepada Arjuna kemarin terus mengejek penduduk desa yang mengelilingi Arjuna kemarin."Kamulah yang kabur." Magano membalas Raditya. "Kemarin lusa, kamu dihajar oleh Arjuna hingga tak bisa berdiri, 'kan?"Kemarin lusa, Raditya dipukul oleh Arjuna di depan banyak orang.Itu adalah pengalaman paling memalukan dalam hidup Raditya.Setelah Magano men
Read more

Bab 77

"Arjuna? Aku tidak melihatnya di pasar."Kepala desa juga mendengar tentang Arjuna yang berjualan ikan bakar. Setelah mengumpulkan uang, dia sengaja pergi ke pasar untuk membeli.Dia ingin melihat bagaimana Arjuna menjual ikan, alhasil dia tidak melihat Arjuna."Apa kubilang? Arjuna memang kabur."Raditya yang awalnya hendak pergi langsung bersemangat lagi saat mendengar kepala desa mengatakan bahwa dia tidak melihat Arjuna."Haha! Arjuna adalah Arjuna. Dia bahkan meminta uang dari pamannya dengan menodongkan pisau. Kalian percaya pada orang seperti itu? Haha, sekarang kalian telah ditipu olehnya, 'kan?""Paman, apakah Arjuna berjualan di tempat lain?"Magano masih tidak dapat memercayainya.Ego bukan masalah, biaya pengobatan ibunya lebih penting.Kemarin dia berpikir bahwa dengan mengandalkan Arjuna, dia bisa membayar obat ibunya. Tak disangka hasilnya akan seperti ini."Tidak!" Kepala desa menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tantemu membeli banyak barang hari ini. Kami berkelili
Read more

Bab 78

"Hm." Tamael mengangguk. "Sebenarnya, aku cukup menyukai kepribadianmu. Kamu orang yang terus terang dan tidak berbelit. Katakanlah bagaimana cara kerja samanya.""Aku akan mengajari koki di Restoran Kebon Sirih cara memasak ikan."Mata Tamael berbinar saat mendengarnya. "Bagus sekali, berapa harganya?"Arjuna mengulurkan jari telunjuknya."Satu tael perak?"Arjuna menggelengkan kepalanya."Kamu?!" Tamael duduk tegak, kemudian menatap jari telunjuk Arjuna. "Jangan bilang kamu menginginkan seratus tael."Arjuna mengangguk. "Benar!"Tamael memelototi Arjuna. "Aku baru saja memujimu. Sepertinya aku ceroboh. Asal kamu tahu, ikan bakarmu bukan hidangan yang sulit untuk dibuat. Setahuku, sekarang sudah ada beberapa orang yang menjualnya juga di pasar.""Meskipun sekarang buatan mereka masih kalah darimu, mereka akan membalapmu suatu hari. Aku cukup meminta kokimu melihat di kiosmu beberapa kali, kemudian membeli beberapa ekor ikan untuk mereka, maka mereka juga bisa membuatnya.""Bisa-bisany
Read more

Bab 79

Piring besar itu berisi ikan.Sesudah meletakkan piring besar itu, Arjuna kemudian berjalan ke dapur lagi.Ketika dia kembali lagi, dia membawa sepotong kayu.Arjuna meletakkan papan kayu tersebut di atas meja."Disa, Daisha, bawakan untuk Tuan Tamael."Disa dan Daisha mengekor di belakang Arjuna. Mereka membawa sebuah wajan kecil bersama-sama, lalu meletakkannya atas di papan kayu yang Arjuna letakkan.Wajan kecil itu juga berisi ikan."Apa ini?"Tamael menatap piring besar dan wajan kecil yang ada di atas meja. Meskipun matanya menunjukkan tatapan mencemooh, mulutnya tidak. Dia bahkan tidak menyadari bahwa dia menelan ludah.Di atas piring besar terdapat potongan ikan yang diiris tipis, dicampur dengan daun asinan kubis berwarna keemasan, warnanya menarik. Ikan dan asinan kubis bercampur menjadi satu, memancarkan rasa yang belum pernah tercium oleh Tamael sebelumnya.Ikan dalam wajan kecil berwarna cokelat keemasan dan mengeluarkan aroma panggang. Ada banyak bahan di bawah ikan, sepe
Read more

Bab 80

"Apa yang kau lakukan? Mundur!" marah Tamael.Satpam itu menatap Tamael dengan bingung."Bos, kamu memarahinya, bukankah artinya memintaku untuk mengusir mereka?""Pergi, pergi!" Tamael melambaikan tangannya dengan tidak sabar, lalu menarik Arjuna untuk duduk di sebelahnya."Arjuna, bagaimana kamu melakukannya? Bagaimana kamu bisa memasak ikan seperti ini? Sial, ini enak sekali!""Fillet ikannya sama sekali tidak amis, justru lembut dan empuk, diiris begitu tipis hingga tulangnya pun tidak perlu dibuang. Masakan ini banyak minyak, tapi tidak terasa berminyak. Aku biasanya tidak suka asinan kubis, tapi asinan kubis ini enak sekali.""Bagaimana kamu melakukannya? Sial, benar-benar enak!"Arjuna tak bisa berkata-kata mendengar kata "sial" keluar dari mulut Tamael berkali-kali.Tampaknya dia salah telah mengatakan Tamael terdidik.Mungkin saja tidak ada ilmu di dalam otak Tamael."Acar kubis itu diasinkan dengan baik oleh kokimu, aku tidak berani menerima pujian untuk itu."Koki di Restora
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status