หน้าหลัก / Historical / Sang Menantu Perkasa / บทที่ 441 - บทที่ 448

บททั้งหมดของ Sang Menantu Perkasa: บทที่ 441 - บทที่ 448

448

Bab 441

Sebelum menjadi kepala daerah, Eshan pernah bertugas di ketentaraan selama lima belas tahun dan berpartisipasi dalam seratus pertempuran besar maupun kecil.Namun, dia belum pernah melihat benda seperti itu.Benda itu adalah sebuah piring besar. Arjuna menggunakan pasir dan batu untuk mengembalikan seluruh tampilan Gunung Magmora di lempeng tersebut. Ada juga banyak bendera kecil yang ditancap di sana, menandai setiap jengkal tanah dan setiap jurang Gunung Magmora dengan jelas.Eshan bertanya pada Arjuna dengan heran, dari mana datangnya benda ini?Sebagai seorang prajurit tua yang telah berpartisipasi dalam seratus pertempuran, Eshan sangat menyukainya. Kalau ketentaraan punya benda ini, itu bisa menambah kekuatan.Kalau saja dia punya benda itu sebelumnya, dia tidak akan mengalami begitu banyak kekalahan.Ketika Arjuna menjawab bahwa dia sendiri yang membuatnya, Eshan memandang Arjuna seakan-akan Arjuna adalah dewa.Pria tua itu mengatakan bahwa Arjuna adalah orang yang memiliki baka
อ่านเพิ่มเติม

Bab 442

Eshan terkejut. "Menangkap orang? Menangkap siapa?"Arjuna melihat sekeliling lalu berkata, "Apakah Nyonya butuh perona pipi dan bedak? Beberapa hari yang lalu, seorang pemasok mengirim sejumlah perona pipi dan bedak kepada istri-istriku, katanya mereka membawanya dari ibu kota."Eshan tertegun sejenak, lalu dia meninggikan suaranya. "Arjuna, kamu benar-benar bertanya di waktu yang tepat. Istriku dari ibu kota. Dia mengeluh kepadaku setiap hari bahwa perona pipi dan bedak di Kabupaten Damai terlalu buruk."Sore ini.Banyak pengunjung Restoran Kebon Sirih yang menderita sakit perut, mereka semua adalah pelanggan yang makan ikan panggang. Para pengunjung restoran berteriak keras, menuntut ganti rugi dari Restoran Kebon Sirih.Restoran Kebon Sirih bersikeras bahwa tidak ada yang salah dengan ikan panggang mereka, lalu melaporkan masalah tersebut kepada pihak berwenang.Eshan membawa orang pergi mengatasinya.Kedua belah pihak punya alasan dan bukti masing-masing, jadi Eshan menyuruh petug
อ่านเพิ่มเติม

Bab 443

"Hm, sombong sekali."Naga Bermata Satu mendorong gadis yang terbaring di atasnya, mengambil pisau besar, kemudian meletakkannya di bahunya. "Ayo, ikut aku keluar untuk bunuh anak itu.""Bos, jangan lupakan Kera. Lebih baik berhati-hati." Galih mengingatkan berulang kali."Jangan khawatir, anak panah wanita itu tidak akan mengenaiku."Sambil berbicara, Naga Bermata Satu berjalan keluar dari gua sambil menenteng pisau besar."Rizal, cepat ikuti Bos. Kalahkan wanita itu terlebih dahulu, baru kalahkan Arjuna." Galih memerintahkan Rizal.Ketika Arjuna memimpin anak buahnya, berbelok dari jalan besar ke gang kecil menuju Gunung Magmora ....Kota Kabupaten Damai."Tak, tak, tak!""Hia!"Tiga kuda pejabat berlari kencang menuju gerbang kota.Pria di atas kuda pertama adalah Eshan, kepala daerah Kabupaten Damai.Tidak lama setelah Eshan keluar kota dengan kudanya, dia bertemu sekelompok orang.Sebelum kudanya berhenti, Eshan melompat turun, lalu berlari menuju kereta mewah dalam rombongan itu.
อ่านเพิ่มเติม

Bab 444

Andi melirik seorang lelaki tua yang tidak mencolok di antara para prajurit.Orang tua itu adalah Marsekal Agung Penetap Negara di Dinasti Bratajaya.Selama periode ini, Marsekal Agung Penetap Negara kebetulan ditempatkan di Kota Zerona dengan pasukan sejumlah 100.000 untuk mencegah invasi dari Kerajaan Valmora di bagian selatan.Kota Zerona dan Kota Perai berdekatan satu sama lain. Ketika Sang Marsekal kembali dari ibu kota setelah melaporkan misinya, dia melewati Kota Perai, lalu mendengar bahwa bandit di Gunung Magmora sedang merajalela. Lantas, dia datang untuk melihatnya."Jangan hanya berdiri di sana, berdiri lalu ikut aku. Aku sendiri yang akan membunuh bandit-bandit itu."Eshan menatap Andi dengan kaget. "Yang Mulia, Anda sendiri yang akan menumpas bandit?"Andi melirik Eshan tanpa mengatakan apa-apa, dia mengangkat tangannya.Firhan, komandan Kota Perai, yang duduk di atas kuda berkata, "Semuanya dengar, ikut ke medan, maju secara diam-diam."Setelah suara Firhan terlontar, Es
อ่านเพิ่มเติม

Bab 445

Beberapa tentara bergegas menuju Arjuna dan Disa."Mudah, Yang Mulia Firhan."Eshan berlari ke arah Arjuna, kemudian menariknya ke samping."Arjuna, Yang Mulia Bupati datang sendiri untuk menumpas para bandit.""Bupati datang sendiri?" Arjuna terkejut dengan kedatangan bupati."Benar." Eshan menunjuk semak-semak di kedua sisi dengan bibirnya.Arjuna melihat ke arah yang ditunjuk Eshan.Semak-semak di kedua sisi tampak bergoyang."Sepertinya ada banyak orang yang datang.""Ya, tiga ribu orang." Eshan lanjut menarik Arjuna ke sisi jalan."Ada begitu banyak orang di sini, maka tidak ada urusanku lagi."Menumpas bandit adalah hal yang mengancam jiwa. Karena sang bupati telah membawa begitu banyak orang datang, maka dia tidak perlu membuat pengorbanan yang sia-sia."Disa, beri tahu para saudari untuk bubar ke kedua sis, istirahat di tempat."Usai berbicara, Arjuna menepuk tangan, lalu duduk di atas batu pinggir jalan."Arjuna, ada Yang Mulia. Jangan duduk." Eshan buru-buru menarik Arjuna da
อ่านเพิ่มเติม

Bab 446

"Tak!""Tak, tak, tak!"Obor-obor dinyalakan pada saat yang sama, menerangi seluruh Gunung Magmora."Yang Mulia Bupati Andi membawa tiga ribu orang ke sini, Firhan juga terlihat sangat percaya diri. Ayo pergi!" Eshan menarik Arjuna. "Mari kita lihat bagaimana mereka bertarung."Eshan lebih tertarik berperang daripada mengurus suatu daerah."Aduh, Yang Mulia, kenapa Anda masih tertarik untuk menonton Yang Mulia Komandan menumpas para bandit? Apakah kamu tidak berpikir bagaimana Yang Mulia Bupati akan menangani Anda setelah penumpasan itu? Kalau Anda punya waktu, lebih baik Anda memikirkan cara meminta maaf kepada Yang Mulia Bupati, mungkin Yang Mulia Bupati tidak akan menghukum Anda bila penumpasan itu berhasil."Penasihat Eshan membujuknya dengan sungguh-sungguh."Baiklah. Aku akan segera memikirkannya setelah melihat cara menyerangnya." Eshan mengangguk sembari menarik Arjuna ke atas gunung."Aish!"Penasihat menatap punggung Eshan sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.Eshan a
อ่านเพิ่มเติม

Bab 447

Kampung Seruni.Beberapa menit sebelum Firhan memberi perintah untuk menyerang."Begitu banyak obor? Bukankah kamu mengatakan bahwa Arjuna tidak membawa orang-orangan sawah kali ini?"Sambil menatap obor-obor di kaki gunung, Naga Bermata Satu berbalik, kemudian bertanya kepada bandit kecil yang melaporkan kabar."Tadi aku sudah memeriksa, memang tidak ada." Bandit kecil itu begitu ketakutan hingga tidak berani mengangkat kepalanya."Tidak masalah." Naga Bermata Satu mengibaskan tangannya. Dia melihat api di lereng gunung, lalu tiba-tiba tertawa. "Kasihan juga anak itu memindahkan begitu banyak orang-orangan sawah. Hal itu membuatku senang.""Haha, Bos benar." Rajo juga tertawa. "Lihatlah api di bawah sana, ia memanjang dari tengah gunung hingga ke kaki gunung, seperti naga api. Sangat indah.""Kurasa ...." Rizal memanggul busur di punggungnya, menjulurkan kepalanya untuk melihat ke bawah gunung. Ekspresinya berubah dari acuh tak acuh menjadi bingung, lalu dia bergumam, "Kenapa rasanya
อ่านเพิ่มเติม

Bab 448

Saat Andi dan Firhan berbicara, mereka sengaja melirik prajurit tua yang sedang merebus air.Apa yang mereka katakan sebenarnya ditujukan kepada si prajurit tua.Prajurit tua itu tidak mendongak, dia hanya fokus memasak air dengan kepala menunduk.Dari sudut yang tidak terlihat oleh Andi dan Firhan, senyum acuh tak acuh muncul di wajah prajurit tua tersebut.Gaya serangan Firhan memang membuat Naga Bermata Satu lengah.Di Kampung Seruni, terjadi kerugian besar. Hampir seratus orang tewas atau terluka.Hanya ada tiga ratusan orang di seluruh Kampung Seruni.Hal yang paling parah adalah batu-batu yang dilempar katapel membuat tembok desa berlubang-lubang.Tanpa perlindungan tembok desa, itu seperti kehilangan baju zirah di medan perang, nyawa bandit-bandit bisa terancam kapan saja."Wusss, wusss, wusss!"Pelemparan batu berhenti, tetapi anak panah tidak berhenti. Anak panah masih berjatuhan ke Kampung Seruni dari langit bagaikan bunga yang ditebarkan oleh para peri."Gawat!" Galih berter
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
404142434445
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status