Home / Historical / Sang Menantu Perkasa / Chapter 431 - Chapter 440

All Chapters of Sang Menantu Perkasa: Chapter 431 - Chapter 440

440 Chapters

Bab 431

"Hm." Rizal mengangguk. "Tampaknya cara pelajar ini jauh lebih cerdik daripada Komandan Kota Perai.""Memangnya kenapa kalau dia cerdik? Dia tetap kalah dari tuan kita," ujar Rajo penuh dengan kebanggaan."Merupakan suatu berkah bagi Gunung Magmora memiliki Tuan Galih. Terima kasih, Tuan."Naga Bermata Satu membungkuk kepada Galih, kemudian Rajo mengikutinya."Terima kasih, Tuan!"Naga Bermata Satu dan Rajo sudah mengambil inisiatif untuk membungkuk, para bandit yang ada di belakang mereka tentu saja mengikutinya.Galih berdiri sambil membelai jenggotnya.Dia sangat menikmati rasanya dikagumi.Inilah alasan dia berada di Gunung Magmora.Dulu ....Pikiran Galih kembali pada pengalamannya di ketentaraan, ekspresi jahat pun muncul di wajahnya.Aku akan membuat kalian menyesalinya."Tuan, aku akan segera meminta orang-orang menggunakan batu untuk membangun tembok kampung. Beberapa rumah di kampung masih beratap jerami, aku juga akan meminta orang-orang untuk menggantinya dengan atap genten
Read more

Bab 432

Dilihat dari gaya bandit Gunung Magmora biasanya, serta fakta bahwa mereka menyerang para bandit di depan umum. Arjuna yakin bahwa tujuh belas orang yang ditangkap itu tidak dapat kembali hidup-hidup.Arjuna meminta Daisha untuk menyiapkan seribu tujuh ratus tael perak, lalu membawa beras dan tepung untuk meminta maaf kepada keluarga dari ketujuh belas orang malam itu.Arjuna ingat dengan jelas di mana seratus orang yang direkrutnya tinggal dan siapa saja anggota keluarga mereka.Pada zaman modern, di ketentaraan tempat Arjuna bertugas, semua komandan kompi diharuskan mengingat situasi keluarga setiap prajurit. Karena gaya humanisnya yang cermat, pasukannya menjadi pasukan yang andal.Setahun sebelum mengalami transmigrasi zaman, Arjuna dipromosikan menjadi komandan kompi, jadi dia membawa kebiasaan tersebut ke zaman kuno.Lebih baik dari yang Arjuna bayangkan. Ketika keluarga ketujuh belas orang itu mendengar bahwa putra mereka telah ditangkap oleh bandit-bandit dari Gunung Magmora, m
Read more

Bab 433

"Desas-desus ini makin lama makin tidak masuk akal. Akhirnya, beberapa orang bahkan mengatakan bahwa ini adalah kolusi antara Arjuna dan para bandit.""Apa maksudnya kolusi? Manfaat apa yang bisa diperoleh tuanku dari berkolusi dengan bandit?" Disa sangat marah ketika mendengar ini."Aish!" Tamael menghela napas. "Kita tahu tidak ada manfaatnya, tapi orang-orang itu memercayainya. Aku sudah menjelaskannya kepada mereka, tapi mereka tidak mau mendengarkan.""Desas-desus tentang Arjuna berkolusi dengan para bandit segera menyebar ke keluarga tujuh belas orang itu. Pertama, keluarga dari tujuh belas orang yang tewas datang ke kota untuk menuntut Arjuna, kemudian keluarga yang lain juga datang untuk membawa orang-orang yang tersisa.""Apakah mereka bodoh?" Disa mengerutkan kening. "Memamerkan kekuatan dan berkolusi? Tadi malam kami jelas-jelas ...."Disa sangat gereget.Serangan malam kemarin hanya pengintaian situasi musuh, bukan pertempuran sungguhan. Karung pasir dan kendi anggur itu un
Read more

Bab 434

Langkah kaki yang bergegas menuju Arjuna terhenti tiba-tiba. Mereka menatap wanita paruh baya yang berada di paling depan dengan sangat terkejut.Tiga anak panah yang ditembakkan Disa jatuh di sekitar wanita paruh baya yang memegang golok. Setiap anak panah mendarat dengan akurat, kurang dari satu sentimeter dari wanita tersebut."Apakah kamu pikir aku akan takut kalau kamu memanahku?Setelah tertegun sejenak, melihat bahwa dirinya tidak terkena anak panah, wanita paruh baya yang tidak tahu tentang memanah itu mengira kemampuan memanah Disa kurang akurat. Jadi, dia pun menerjang ke arah Arjuna sambil memegang golok."Siu!""Bam!""Ah!" Wanita paruh baya itu menatap anak panah yang menembus jari kakinya dengan kaget. Kali ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Anak panah itu menempel pada sela jari kakinya.Disa mengangkat anak panahnya, menarik busurnya. "Kalau ada yang mendekat lagi, jangan salahkan anak panahku yang tidak punya mata.""Bisa-bisanya dia membiarkan istrinya memanah k
Read more

Bab 435

"Kenapa tidak berani? Bukankah kamu bilang aku bersekongkol dengan para bandit? Aku beri tahu ...."Arjuna memperlambat nada bicaranya. "Pemanah di halaman ini bukan hanya istriku yang ada di sampingku. Ada banyak pemanah di belakang yang tidak kalian lihat. Dan mereka dari Gunung Magmora.""Astaga."Ketika mereka mendengar Arjuna mengatakan ada banyak pemanah dari Gunung Magmora yang bersembunyi di halaman, wajah mereka menjadi pucat karena ketakutan. Mereka tidak berani melangkah maju lagi."Jangan tertipu olehnya. Tidak ada pemanah lain di halaman ini. Gunung Magmora tidak mengirim satu pun pemanah turun gunung!""Ha!" Arjuna tertawa.Orang yang dapat menebak niat Arjuna, menyebarkan rumor, serta terlibat dalam perang opini publik dengannya seharusnya adalah pria lembut dan elegan yang dia temui di Restoran Kebon Sirih.Dia memang sangat pintar, tetapi dia tidak pandai memanfaatkan orang."Kamu."Arjuna mengangkat tangannya, menunjuk ke arah kerumunan."Bukan kamu, bukan kamu. Kalia
Read more

Bab 436

"Pak!"Daisha yang sedang menggiling tinta di samping, melepaskan alatnya sehingga tinta pun terciprat ke tangan Arjuna."Maaf, Tuan, maaf." Daisha berulang kali meminta maaf kepada Arjuna. Dia menggunakan sapu tangan untuk menyeka tinta dari tangan Arjuna. Tangannya sedikit gemetar."Tidak apa-apa." Arjuna memegang tangan Daisha, lalu mendapati tangannya dingin.Arjuna sempat menggoda Daisha sebelum Tamael datang, tangannya tidak dingin saat itu.Apakah dia takut karena kata-kata Tamael?Arjuna mencondongkan tubuh ke dekat telinga Daisha, lalu berkata setengah bercanda dan setengah serius. "Jangan takut, kamu belum melahirkan anak laki-laki untukku. Bagaimana mungkin aku mati?""Tuan, ada Kak Tamael." Wajah Daisha tiba-tiba memerah."Arjuna!" Tamael berkeringat dingin. "Sudah begini, bagaimana kamu masih bisa bercanda, para bandit itu ...."Ketika mendengar kata "bandit", tubuh Daisha bergetar tanpa sadar lagi.Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi baginya, Arjuna adalah langit dan bum
Read more

Bab 437

"Kamu gila, Arjuna, kamu pasti sudah gila."Tamael mengumpat, tetapi tubuhnya tetap berbalik, berlari keluar seperti yang diperintahkan Arjuna.Ada banyak gadis tunawisma di jalan. Dalam waktu dua jam, pengawal pribadi Tamael datang melaporkan bahwa Tamael telah membawa seratus orang ke tempat pelatihan kereta, lalu meminta Arjuna untuk pergi melihatnya.Begitu Arjuna melangkah masuk, Tamael berlari mendekat untuk menariknya. Dia menunjuk sekelompok wanita kurus dengan pakaian compang-camping dan rambut acak-acakan."Lihatlah mereka, mereka semua kurus dan lemah. Kalau mereka bisa melawan bandit, maka aku juga bisa."Begitu Tamael selesai berbicara, suara tergesa-gesa terdengar dari luar tempat latihan."Arjuna, Arjuna!"Arjuna sangat familier dengan suara yang kuat ini.Eshan datang.Arjuna membuat ekspresi tak berdaya. Tamael saja sudah cukup membuatnya lelah menjelaskan. Sekarang datang lagi Eshan. Selain itu, Eshan pasti tidak datang sendiri."Arjuna."Benar saja.Suara Mois terden
Read more

Bab 438

"Berhasil apa?"Tamael memelotot marah pada Arjuna bagaikan seorang kakak. "Apakah kamu ingin membawa wanita-wanita ini ke Gunung Magmora untuk melempar kendi anggur?""Hehe." Arjuna tersenyum sambil menggaruk kepalanya. Gerakan itu tidak disengaja, tetapi setiap kali dia melakukan tindakan semacam ini, dia terlihat konyol. "Kak Tamael, apakah kamu tidak melihat bahwa gadis-gadis ini melempar lebih jauh daripada para pemuda itu? Mereka sangat cocok untuk melempar kendi anggur.""Kamu ... aish!" Tamael memalingkan wajahnya. "Aku malas mengurusmu.""Kamu memang tidak perlu terlalu khawatir. Urus saja bisnismu. Kalau uang di akhir tahun berkurang, sebagai investor, aku akan meminta penjelasan darimu," ujar Arjuna sambil mengulas senyum."Lagi-lagi kamu mengatakan hal-hal yang tidak aku mengerti. Kamu terus mengatakan bahwa kendi anggur adalah senjata yang sangat ampuh. Tapi aku masih belum melihat seberapa ampuhnya," ngoceh Tamael sambil berjalan pergi.Tadi Arjuna mengatakan bahwa semua
Read more

Bab 439

"Sebuah lokakarya.""Lokakarya? Bukankah kamu punya banyak uang sekarang? Apakah perlu aku memberimu sebuah lokakarya?""Tidak, tidak ada uang yang bisa membeli lokakarya itu. Hanya Yang Mulia yang bisa memberikannya kepadaku."...Kampung Seruni, Gunung Magmora."Bos, kamu tidak boleh pergi ke Kabupaten Damai untuk mengambil kepala Arjuna!"Setelah mengetahui bahwa Naga Bermata Satu akan mengirim orang untuk membunuh Arjuna, Galih segera menghentikannya."Kenapa tidak boleh? Bukankah pergi ke kota untuk membunuh orang adalah hal yang sering kita lakukan? Selain itu, orang-orang yang kita bunuh adalah orang-orang terkenal." Naga Bermata Satu sedikit kesal."Kita memang sering melakukannya, tapi orang-orang terkemuka sebelumnya adalah pengusaha. Sekarang Arjuna adalah juara satu dalam ujian pemerintah Kabupaten Damai." Galih mengingatkan Naga Bermata Satu.Naga Bermata Satu tampak tidak terkesan. "Memangnya kenapa kalau dia juara satu dalam ujian? Bukankah sama saja satu leher, satu kep
Read more

Bab 440

"Gali lubang? Lubang seperti apa?""Lubang seperti ini."Orang yang datang untuk melaporkan kabar itu mulai membuat gerakan, tetapi makin dia membuat gerakan, Galih makin bingung.Di medan perang, Galih pernah melihat berbagai macam metode bertarung.Di Gunung Magmora, dia telah melihat banyak metode menyerang, tetapi dia belum pernah melihat metode menggali lubang.Mendengar kabar tersebut, Naga Bermata Satu dan Rajo kembali tertawa liar.Ketika mereka mendengar Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk menggali lubang lebih tinggi dari tinggi mereka sendiri, mereka tertawa makin arogan.Menurut mereka, Arjuna sedang mengajari gadis-gadis itu untuk menggali kuburan mereka sendiri.Naga Bermata Satu mengatakan bahwa karena Arjuna tidak merepotkan mereka untuk mengurus mayat wanita-wanita itu, dia akan membiarkan Arjuna mati dalam kondisi utuh.Melihat Galih tampak khawatir, Naga Bermata Satu berkata, "Tuan, jangan khawatir lagi. Mereka semua wanita. Tidak peduli seberapa pintar Arjuna, itu
Read more
PREV
1
...
394041424344
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status