Home / Historical / Sang Menantu Perkasa / Chapter 411 - Chapter 420

All Chapters of Sang Menantu Perkasa: Chapter 411 - Chapter 420

440 Chapters

Bab 411

"Para bandit dari Gunung Magmora akan menyerang kita. Kami hanya ingin menghindari bahaya. Setelah para bandit itu pergi, kami akan kembali ke desa. Kita tidak akan tinggal lama di sini."Atas saran Shaka, Ranjani mulai berbicara sambil menangis."Alhasil tak disangka ...." Ranjani menangis tersedu-sedu dengan sedih.Orang-orang yang tidak mengetahui kebenaran merasa kasihan padanya dan berpikir bahwa Arjuna sudah keterlaluan."Ya ampun, padahal rumah ini begitu besar, tapi dia tak hanya tidak mengundang kakek neneknya untuk tinggal bersama. Kakek neneknya datang untuk menghindari para bandit pun tidak diizinkan masuk.""Apakah dia peraih nilai tertinggi dalam ujian kekaisaran di Kabupaten Damai yang juga mengalahkan Cendekiawan Bima?""Bakti yang paling dasar saja tidak punya, apa gunanya mendapat nilai tertinggi dan mengalahkan cendekiawan?""Apakah dia tidak takut disambar petir?"Orang-orang zaman dahulu sangat memperhatikan reputasi, terutama para pelajar.Shaka menatap lurus ke a
Read more

Bab 412

"Tuan." Daisha tersipu sambil meninju Arjuna. "Cepat turunkan aku!""Tidak.""Tuan ...."Suara yang membuat orang tersipu terdengar dari dalam kamar.Disa berjalan ke halaman untuk berlatih memanah tanpa mengubah ekspresinya.Dinda mencari dua potong kain untuk menutup telinganya.Kedua saudari itu sudah sangat terbiasa sehingga tidak heran lagi.Namun lain halnya dengan para pembantu.Sebelum Tamael memberikan mereka kepada Arjuna, dia sudah memberi tahu mereka bahwa mereka akan menjadi pembantu sekaligus melahirkan anak Arjuna. Bahkan menyuruh pembantu senior mengajari mereka tentang hubungan intim.Kalau mereka bilang mengerti, sebenarnya mereka tidak mengerti. Jika mereka bilang tidak mengerti, pembantu senior sudah menjelaskannya dengan sangat rinci.Sekarang ketika mereka mendengar suara-suara cabul itu, mereka semua tersipu.Suara majikan mereka tidak keras, tetapi sangat dalam dan bertenaga.Pembantu senior mengatakan bahwa laki-laki seperti itu sangat kuat dan dapat dengan mud
Read more

Bab 413

"Kak Tamael, apa yang terjadi?" Arjuna berdiri, lalu pergi menyambutnya."Mereka, mereka ...."Entah karena berlari terlalu cepat atau terlalu gugup, Tamael tidak bisa berbicara untuk sekian lama.Arjuna menyerahkan secangkir teh. "Kak Tamael, jangan cemas. Minum teh dulu."Tamael melambaikan tangannya. "Tidak perlu, orang-orang itu pergi ke kantor kepala daerah!"Arjuna tertegun. "Pergi ke kantor kepala daerah? Siapa? Kenapa?""Begitu gerbang kota dibuka pagi ini, sejumlah besar penduduk desa berdatangan dari luar kota. Setelah mengetahui bahwa Yang Mulia Eshan akan memimpin tim untuk menumpas para bandit, mereka langsung bergegas ke kantor kepala daerah, melarang Yang Mulia Eshan pergi.""Oh, Yang Mulia Eshan biasanya tekun dan sayang rakyat. Dia adalah pejabat yang baik. Penduduk desa mungkin khawatir dia dalam bahaya.""Salah, itu kebalikan dari apa yang kamu katakan, Arjuna." Melihat Arjuna salah paham, Tamael pun kembali cemas. "Para penduduk desa itu tidak mencemaskan Yang Mulia
Read more

Bab 414

"Ya, kenapa?"Penduduk desa yang baru saja melangkah mundur pun berhenti lagi."Aku tahu!" Seorang pria berpakaian biru mengangkat tangannya di tengah kerumunan."Oh, bung, kalau kamu tahu, beri tahulah kepada semua orang." Laki-laki berpakaian abu-abu yang berdiri di tempat tinggi itu berbicara lebih keras lagi.Mata semua orang terpusat pada pria berbaju biru itu."Kalian masih ingat sepuluh anak panah yang ditembakkan di arena pacuan kuda, 'kan?""Tentu saja ingat. Anak panah itu tidak hanya membunuh Hendra, tetapi juga ingin membunuh Arjuna."Pemandangan mengerikan itu kini menjadi topik pembicaraan warga Kabupaten Damai, Sentosa dan Lunaris.Mereka merasa kasihan terhadap Hendra, juga mengagumi keberuntungan Arjuna.Hingga saat ini, tidak ada seorang pun yang percaya bahwa Arjuna benar-benar memiliki kemampuan. Baik itu ujian maupun mengalahkan Hendra, merasa bahwa Arjuna hanya beruntung."Yang Mulia Bupati menemukan bahwa anak panah yang memanah dan membunuh Tuan Hendra berasal d
Read more

Bab 415

"Kenapa? Yang Mulia Eshan tidak menyinggungnya. Baik kamu maupun aku juga tidak menyinggungnya." Tamael mengerutkan kening dengan bingung."Karena keserakahan."Kekuasaan akan memperbesar keserakahan manusia.Ketika dua kabupaten digabung menjadi prefektur, Sugi akan naik jabatan dari kepala daerah menjadi kepala prefektur.Arjuna dan Tamael telah menjadi duri dalam daging Sugi. Begitu Sugi menjadi kepala prefektur, Sugi pasti akan mengambil tindakan terhadap mereka.Semua laki-laki di Kabupaten Damai juga akan menderita. Kelak ketika merekrut prajurit, Sugi pasti akan mulai dari Kabupaten Damai."Arjuna, menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Wajah Tamael penuh dengan kecemasan.Tatapan Arjuna begitu dalam, kata-kata dingin keluar dari mulutnya. "Membasmi para bandit, memenggal kepala Naga Bermata Satu.""Arjuna, apakah kamu tahu apa yang kamu katakan?" Tamael menjadi pucat karena ketakutan. Dia dengan gugup berbisik kepada Arjuna. "Jangan katakan hal itu lagi, jangan kataka
Read more

Bab 416

"Kamu mau pergi? Apakah kamu gila? Jangan ikut campur dalam masalah ini." Tamael adalah orang pertama yang menolak."Arjuna, pemberantasan bandit sama sekali berbeda dari kompetisi dengan Kabupaten Sentosa, juga bukan ujian kekaisaran, tapi melibatkan pedang dan senjata. Tidak ada peluang untuk memulai lagi kalau gagal. Kalau gagal, bisa berakhir mati." Mois juga melarang."Benar, memberantas bandit sebenarnya sama seperti bertempur di medan perang. Selain menguasai ilmu bela diri, kamu juga harus menguasai cara memimpin pasukan dalam pertempuran. Hal ini jauh lebih sulit daripada tiga pertandingan antara kamu dan Kabupaten Sentosa. Apakah kamu menguasai ilmu bela diri dan bisa memimpin pasukan dalam pertempuran?" Tamael menjadi makin menggebu-gebu ketika berbicara."Arjuna, meskipun perkataan Tamael tidak enak didengar, omongannya benar. Jangan ikut campur dalam masalah ini. Ini adalah utangku, aku tidak mungkin membiarkanmu ikut campur," timpal Eshan.Setelah Eshan selesai berbicara,
Read more

Bab 417

"Makanya aku bilang, kalian pasti salah dengar.""Kalian tidak salah dengar!"Arjuna berjalan maju dari belakang Eshan, kemudian berdiri dengan tenang."Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Yang Mulia Eshan. Kurasa ...."Tatapan Arjuna dengan tenang menyapu sekelompok orang di depannya."Di antara kalian, pasti ada orang dari Gunung Magmora. Sekarang aku ingin meminta kalian untuk menyampaikan kepada pemimpin kalian. Mari kita bertanding sebagai rakyat biasa. Beranikah dia menerima tantangan? Menang atau kalah adalah urusan antara kita berdua, tidak ada kaitannya dengan rakyat Kabupaten Damai."Setelah Arjuna selesai berbicara, suasana kembali hening. Bahkan kedua pria yang menghasut pun tercengang.Mereka tidak menyangka akan menjadi seperti ini.Pria berbaju abu-abu itu menoleh ke arah kereta kuda yang ada di seberang kantor kepala daerah. Orang di dalam kereta itu menggelengkan kepalanya, memberi isyarat agar dia tidak bertindak gegabah."Arjuna, kamu hanya seorang pelajar, kamu
Read more

Bab 418

"Bos, jangan menakuti anak kecil."Pria yang duduk tidak jauh dari Naga Bermata Satu berkata dengan suara lembut.Begitu lelaki itu bicara, Naga Bermata Satu memelotot pria yang berlutut di lantai, kemudian dia mengambil mangkuk anggur, lanjut minum anggurnya."Jangan takut, Rangga. Berdirilah, lalu lanjut bicara."Pria itu meletakkan buku yang ada di tangannya. Dia mengenakan pakaian putih, berkulit cerah dan bersih. Dia lembut dan anggun, tidak cocok dengan gua yang berasap dan busuk itu.Pria bernama Rangga itu, tidak, lebih tepatnya anak laki-laki.Anak laki-laki itu berambut abu kekuningan, kurus dan kecil, tampak kurang gizi."Tu ... Tuan Galih." Tubuh kurus bocah lelaki itu bergetar lebih hebat daripada ketika dia berbicara dengan Naga Bermata Satu.Tuan Galih yang dia maksud adalah Galih, pemimpin kedua di Gunung Magmora.Galih selalu terlihat baik dan lembut, tetapi semua orang di Gunung Magmora tahu bahwa kekejamannya jauh lebih mengerikan daripada Naga Bermata Satu.Penyiksa
Read more

Bab 419

"Benar, Yang Mulia. Aku baru saja menerima informasi yang akurat.""Anak itu ...." Sugi dengan pelan menekan cangkir tehnya. "Otaknya lumayan cerdas. Hanya dengan beberapa patah kata, dia dengan mudah menghilangkan krisis Eshan.""Meski begitu, kalau Eshan tidak mengirim orang untuk memberantas para bandit, dia melanggar perintah. Kita bisa melaporkannya kepada Yang Mulia Bupati." Merasa memegang kelemahan Eshan, Kepala Urusan Administrasi Kabupaten Sentosa merasa bersemangat.Sugi mengangkat tangannya. "Tidak perlu, kita bisa menonton keseruannya. Akan kulihat bagaimana Arjuna melawan Gunung Magmora."Dia ingin melihat bagaimana Arjuna mati pada akhirnya.Sejujurnya, dia lebih ingin melihat hasil seperti itu.Jika Arjuna meninggal, akan mudah untuk menjatuhkan Eshan.Tanpa Arjuna, Eshan pasti sudah lama mengundurkan diri.Ada kilatan jahat di mata Sugi.Bocah, kamu memang cukup pintar, tapi kamu terlalu muda sehingga muda arogan. Apakah kamu pikir melawan Gunung Magmora sama seperti m
Read more

Bab 420

"Untuk apa kamu meminta begitu banyak kendi anggur? Untuk memberanikan diri?"Sebelum Arjuna sempat menjawab, Tamael mulai mengoceh lagi. "Tidak bisa mengalahkan bandit-bandit itu, maka tidak bisa mengalahkan mereka. Tidak peduli berapa banyak alkohol yang kamu minum, itu tidak ada gunanya.""Aish ...." Arjuna menggelengkan kepalanya. "Kak Tamael, usiamu baru 25 atau 26 tahun, tapi kamu sudah memasuki masa menopause dini? Kamu cerewet sekali, seperti ibuku.""Apa itu menopause? Aku mirip ibumu? Siapa ibumu?" Tamael punya kebiasaan untuk menanyakan segala sesuatunya sampai ke akar-akarnya."Dia adalah orang yang sangat penting bagiku, tapi dia seperti pembantu senior di rumahmu yang suka mengomel sepanjang hari." Setelah berkata demikian, Arjuna berkata dalam hati. 'Ibu, maafkan aku. Ibu adalah ibu terbaik bagiku. Walaupun Ibu cerewet, aku tetap menyayangi Ibu.'"Arjuna, apa maksudmu? Aku seperti wanita tua? Bukankah ini karena aku mengkhawatirkanmu? Kamu ....""Kak Tamael, Kak Tamael,
Read more
PREV
1
...
394041424344
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status