Share

Bab 74

Penulis: Abimana
Maura tidak melihat betapa muramnya wajah Shaka yang berjalan di depan Naura.

Naura awalnya ingin memberi tahu Maura untuk berhenti berbicara, tetapi paman keduanya berbicara lagi.

"Seharusnya memang sehebat itu. Kemarin aku mendengar ada seorang penjual ikan bakar muncul di pasar kabupaten. Ikan bakarnya sangat enak. Seorang pria kaya di desa pergi membelinya kemarin dan pergi lagi hari ini."

"Ada yang bertanya kenapa dia terburu-buru. Dia bilang dia takut tidak kebagian ikan bakar."

"Benarkah?" Naura membuka mulutnya lebar-lebar. "Apakah dia benar-benar mengatakan itu?"

"Ya, aku ada di sana dan mendengarnya dengan jelas."

"Kalau begitu, Arjuna adalah pria yang sangat hebat. Kenapa tadi Kakak bilang dia begitu miskin hingga kedua istrinya hampir mati kelaparan?"

Saat ini, Naura sangat menyesal membiarkan adiknya ikut bersamanya.

Dia awalnya ingin pamer, membiarkan Maura melihat betapa megahnya rumahnya yang baru direnovasi.

Alhasil malah ....

"Kak, itu 50 sen per hari. Bagaimana kalau
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 75

    "Tapi ...."Zafa, yang berusia tiga tahun, tidak berpikir terlalu banyak. Dia bergumam, "Sekarang aku lapar dan ingin makan makanan enak."Malam ini, Shaka mengalami tidur terburuk dalam tiga tahun terakhir.Arjuna, yang tinggal di sebelahnya, juga tidak bisa tidur nyenyak.Orang-orang di desa ingin dia mengajak mereka menjadi kaya bersama.Arjuna juga menginginkannya.Karena dengan tingkat penghasilan saat ini, dia tidak akan mampu mendapatkan uang untuk memperbaiki rumah sebelum musim dingin.Akan tetapi, bagaimana dia bisa menghasilkan banyak uang dalam sepuluh hari dan membawa serta penduduk desa?Sekarang sudah masuk musim dingin.Banyak hal tidak bisa dilakukan.Berburu juga tidak bisa. Arjuna tidak mungkin membawa penduduk desa ke Gunung Harimau untuk berburu harimau.Sekalipun Arjuna berpikir demikian, orang lain belum tentu mau pergi bersamanya.Menciptakan sesuatu. Dia baru datang ke zaman ini kurang dari sebulan, jadi dia belum sempat memahami produk apa saja yang bisa dibua

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 76

    "Benar. Bagaimana ikan bakar mereka bisa dibandingkan dengan ikan bakarmu?"Selain merasa tidak adil untuk Arjuna, Jono dan penjual panekuk juga memikirkan kepentingan diri sendiri.Bisnis Arjuna berkurang, maka bisnis mereka juga menurun."Terima kasih atas perhatian kalian, tapi hari ini aku ada urusan, jadi aku harus pergi dulu," ucap Arjuna....Saat Arjuna berjalan menuju pasar, Desa Embun pun mengalami keributan."Kalian sungguh naif, bisa-bisanya percaya pada orang seperti Arjuna.""Kemarin, kalian semua pergi memohon padanya pula. Kalian benar-benar lucu. Sekarang apa? Dia kabur begitu saja."Raditya dan penduduk desa yang tidak memohon kepada Arjuna kemarin terus mengejek penduduk desa yang mengelilingi Arjuna kemarin."Kamulah yang kabur." Magano membalas Raditya. "Kemarin lusa, kamu dihajar oleh Arjuna hingga tak bisa berdiri, 'kan?"Kemarin lusa, Raditya dipukul oleh Arjuna di depan banyak orang.Itu adalah pengalaman paling memalukan dalam hidup Raditya.Setelah Magano men

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 77

    "Arjuna? Aku tidak melihatnya di pasar."Kepala desa juga mendengar tentang Arjuna yang berjualan ikan bakar. Setelah mengumpulkan uang, dia sengaja pergi ke pasar untuk membeli.Dia ingin melihat bagaimana Arjuna menjual ikan, alhasil dia tidak melihat Arjuna."Apa kubilang? Arjuna memang kabur."Raditya yang awalnya hendak pergi langsung bersemangat lagi saat mendengar kepala desa mengatakan bahwa dia tidak melihat Arjuna."Haha! Arjuna adalah Arjuna. Dia bahkan meminta uang dari pamannya dengan menodongkan pisau. Kalian percaya pada orang seperti itu? Haha, sekarang kalian telah ditipu olehnya, 'kan?""Paman, apakah Arjuna berjualan di tempat lain?"Magano masih tidak dapat memercayainya.Ego bukan masalah, biaya pengobatan ibunya lebih penting.Kemarin dia berpikir bahwa dengan mengandalkan Arjuna, dia bisa membayar obat ibunya. Tak disangka hasilnya akan seperti ini."Tidak!" Kepala desa menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tantemu membeli banyak barang hari ini. Kami berkelili

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 78

    "Hm." Tamael mengangguk. "Sebenarnya, aku cukup menyukai kepribadianmu. Kamu orang yang terus terang dan tidak berbelit. Katakanlah bagaimana cara kerja samanya.""Aku akan mengajari koki di Restoran Kebon Sirih cara memasak ikan."Mata Tamael berbinar saat mendengarnya. "Bagus sekali, berapa harganya?"Arjuna mengulurkan jari telunjuknya."Satu tael perak?"Arjuna menggelengkan kepalanya."Kamu?!" Tamael duduk tegak, kemudian menatap jari telunjuk Arjuna. "Jangan bilang kamu menginginkan seratus tael."Arjuna mengangguk. "Benar!"Tamael memelototi Arjuna. "Aku baru saja memujimu. Sepertinya aku ceroboh. Asal kamu tahu, ikan bakarmu bukan hidangan yang sulit untuk dibuat. Setahuku, sekarang sudah ada beberapa orang yang menjualnya juga di pasar.""Meskipun sekarang buatan mereka masih kalah darimu, mereka akan membalapmu suatu hari. Aku cukup meminta kokimu melihat di kiosmu beberapa kali, kemudian membeli beberapa ekor ikan untuk mereka, maka mereka juga bisa membuatnya.""Bisa-bisany

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 79

    Piring besar itu berisi ikan.Sesudah meletakkan piring besar itu, Arjuna kemudian berjalan ke dapur lagi.Ketika dia kembali lagi, dia membawa sepotong kayu.Arjuna meletakkan papan kayu tersebut di atas meja."Disa, Daisha, bawakan untuk Tuan Tamael."Disa dan Daisha mengekor di belakang Arjuna. Mereka membawa sebuah wajan kecil bersama-sama, lalu meletakkannya atas di papan kayu yang Arjuna letakkan.Wajan kecil itu juga berisi ikan."Apa ini?"Tamael menatap piring besar dan wajan kecil yang ada di atas meja. Meskipun matanya menunjukkan tatapan mencemooh, mulutnya tidak. Dia bahkan tidak menyadari bahwa dia menelan ludah.Di atas piring besar terdapat potongan ikan yang diiris tipis, dicampur dengan daun asinan kubis berwarna keemasan, warnanya menarik. Ikan dan asinan kubis bercampur menjadi satu, memancarkan rasa yang belum pernah tercium oleh Tamael sebelumnya.Ikan dalam wajan kecil berwarna cokelat keemasan dan mengeluarkan aroma panggang. Ada banyak bahan di bawah ikan, sepe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 80

    "Apa yang kau lakukan? Mundur!" marah Tamael.Satpam itu menatap Tamael dengan bingung."Bos, kamu memarahinya, bukankah artinya memintaku untuk mengusir mereka?""Pergi, pergi!" Tamael melambaikan tangannya dengan tidak sabar, lalu menarik Arjuna untuk duduk di sebelahnya."Arjuna, bagaimana kamu melakukannya? Bagaimana kamu bisa memasak ikan seperti ini? Sial, ini enak sekali!""Fillet ikannya sama sekali tidak amis, justru lembut dan empuk, diiris begitu tipis hingga tulangnya pun tidak perlu dibuang. Masakan ini banyak minyak, tapi tidak terasa berminyak. Aku biasanya tidak suka asinan kubis, tapi asinan kubis ini enak sekali.""Bagaimana kamu melakukannya? Sial, benar-benar enak!"Arjuna tak bisa berkata-kata mendengar kata "sial" keluar dari mulut Tamael berkali-kali.Tampaknya dia salah telah mengatakan Tamael terdidik.Mungkin saja tidak ada ilmu di dalam otak Tamael."Acar kubis itu diasinkan dengan baik oleh kokimu, aku tidak berani menerima pujian untuk itu."Koki di Restora

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 81

    "Dua ratus delapan tael." Tamael menggerakkan jarinya. "Selain itu, kelak kamu yang memasok ikan. Selama harga ikan mentah tidak terlalu tinggi, aku bisa menerimanya. Itu saja. Hanya setinggi itu yang dapat kuberikan kepadamu."Arjuna menoleh sambil tersenyum. "Tuan Tamael memang orang yang menyenangkan."Dua ratus delapan tael. Seratus tael lebih banyak dari yang diharapkan. Arjuna yang memasok ikan dan menentukan harganya. Seharusnya tidak ada orang lain yang dapat menawarkan syarat seperti ini di Kabupaten Damai yang kecil.Tamael memelototi Arjuna. "Sudahlah, kamu paling pandai menjebak orang!""Aku tidak akan membiarkan Tuan Tamael membayar dengan sia-sia."Kedua hidangan ini akan memberi Tamael lebih dari dua ratus delapan tael.Sebelumnya, Arjuna berpikir untuk menghasilkan lebih banyak uang di pasar dan membuka restoran di kota kabupaten ini. Namun, waktu tidak menunggunya, jadi dia tidak punya pilihan selain bekerja sama dengan Tamael.Kerja sama tentu bukan sekadar omongan be

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 82

    "Setelah aku jatuh ke jurang dan tidak sadarkan diri, aku mengalami mimpi yang sangat panjang. Aku pergi ke dunia yang sangat ajaib. Dunia itu sama sekali berbeda dengan dunia yang kita tinggali sekarang. Di dunia mimpi itu, aku mempelajari banyak hal yang tidak ada di sini."Arjuna tidak menyebutkan soal mengalami transmigrasi zaman.Karena sepintar apa pun kedua perempuan ini, mereka masih hidup di zaman kuno. Fenomena seperti ini bahkan tak bisa dijelaskan oleh ilmu zaman modern, apalagi orang zaman kuno."Jadi, aku yang sekarang masih aku yang sama, tapi juga aku yang baru.""Tuan, seperti apa dunia yang ada dalam mimpimu? Bisa-bisanya dunia itu mengajarkanmu banyak hal."Mata Daisha berkedip, wajahnya penuh dengan penasaran."Dunia itu sangat ajaib dan menarik. Lain kali akan aku ceritakan pelan-pelan.""Aku tidak mau mendengarkan, lagi pula aku juga tidak dapat pergi ke sana."Disa membalas dengan suara yang manis dan jernih.Angin sepoi-sepoi bertiup.Arjuna refleks menoleh ....

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 99

    Arjuna tidak mengantar pada hari pertama, jadi dia pikir Arjuna akan mengantarkannya pada hari kedua.Alhasil, pada hari ketiga, keempat, kelima, Arjuna tak kunjung datang.Sebelumnya di rumah Shaka, dia mengatakan Arjuna tidak berguna. Sekarang seingin apa pun, Oki tak bisa menurunkan harga dirinya untuk pergi meminta."Aku cerewet? Memangnya mendidik cucu seperti itu salahku?"Ranjani menjadi lebih marah."Kenapa bukan salahmu? Dulu aku menyuruhmu untuk jangan terlalu jahat padanya.""Jahat? Aku?"Ranjani dan Oki berdebat tanpa henti....Setelah makan malam, Arkana dan keluarganya kembali ke rumah. Disa dan Daisha berada di dapur, bergumam untuk waktu yang lama, tidak kunjung keluar.Wanita banyak bicara, tetapi Arjuna tidak peduli. Dia mengatakan sesuatu kepada dua saudara perempuan di dapur, lalu keluar.Magano bilang, dia menemukan sebuah danau baru dan meminta Arjuna untuk pergi melihat apakah kualitas ikan di danau itu bagus.Ketika Arjuna pulang, rumah sudah sepi. Kedua istrin

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 98

    Di bawah tekanan kuat dari semua orang, Raditya hanya bisa menundukkan kepalanya, meminta maaf kepada Arjuna, kemudian ...."Guk, guk, guk!""Mirip sekali!""Hahaha! Kurasa Raditya mungkin memang seekor anjing di kehidupan sebelumnya."Ketika Arjuna membawa iga pulang, dia mendengar suara tiruan anjing menggonggong dan suara tawa di belakangnya.Di tengah kerumunan yang tertawa, Raditya melihat punggung Arjuna dengan tatapan tajam.Kamu tunggu saja, Arjuna!'...Daisha tidak tahu cara memasak iga, jadi Arjuna yang menjadi koki untuk malam ini.Aroma yang menggugah selera terus tercium dari dapur.Daisha mencium aroma harum sambil menatap Arjuna yang sedang sibuk di depan kompor. Rasa bahagia muncul di hatinya."Kak Arjuna!"Hari ini Arjuna mengundang keluarga Arkana untuk makan bersama. Begitu mereka tiba di rumah Arjuna, Naya bergegas ke dapur karena mencium aroma makanan lezat. Dia bertanya apa yang sedang Arjuna masak.Melati menggelengkan kepalanya. "Gadis ini makin tidak terkendal

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 97

    "Siapa yang kamu maki, Anan?""Buk!"Tinju Magano menghantam wajah Anan dengan keras.Tadi Anan memperlakukannya dengan buruk dan menghinanya, dia bisa menoleransinya.Namun, Anan mengatai Arjuna.Magano tidak bisa terima.Tanpa Arjuna, bagaimana dia bisa punya uang untuk membeli lemak daging?"Magano, kamu ....""Buk!"Tinju lainnya menghantam wajah Anan dengan keras, kali ini Ravin yang melakukannya."Buk, buk, buk!"Ravin yang muda tidak hanya melontarkan satu pukulan."Bisa-bisanya Anan menghina Kak Arjuna. Kurasa dia minta dihajar. Kawan-kawan, ayo kita hajar!"Ketika Ravin berteriak, seluruh penduduk desa yang menangkap ikan untuk Arjuna pun bergegas maju.Anan dihajar dengan sangat parah hingga wajahnya memar dan bengkak. Dia terus memohon belas kasihan, barulah semua orang dengan berat hati melepaskannya."Buk!"Magano melempar sebuah kantong kain kecil di atas talenan daging Anan. "Dasar manusia sombong! Hitung saja uang di dalamnya dan lihat apakah aku sanggup membeli setenga

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 96

    Pembeli itu adalah Ravin. Dia memperoleh uang dari membantu Arjuna menangkap ikan hari ini, jadi dia ingin membeli daging paha depan untuk istrinya yang sedang dalam masa nifas setelah melahirkan.Sebelum hari ini, Ravin adalah seorang pria miskin yang terkenal di Desa Embun. Sebagai seorang tukang daging yang berkeliling dari desa ke desa, Anan tentu mengetahui situasi keluarga Ravin.Jangankan daging bagian perut, bagian daging termurah saja, Ravin tak sanggup membelinya."Anan, apakah ada lemak daging?"Orang kedua yang datang ke hadapan Anan adalah Magano. Keluarganya telah makan nasi tanpa minyak selama tiga bulan. Mereka begitu menginginkannya. Lauk apa pun akan terasa enak bila diberi minyak.Anan memandang Ravin dan Magano yang berdiri di depannya.Dia merasa kesal, memandang Ravin dan Magano dengan sinis.Nasib buruk apa yang dialaminya hari ini?Begitu datang, dia bertemu dengan dua orang miskin dari Desa Embun.Selain itu, apa yang dikatakan oleh dua pria miskin ini?Yang sa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 95

    Sudahlah. Jangan bawal lagi, kalian berdua. Cepat pulang, lalu bawa tangki air dan gerobak kemari. Aku harus mengantar ikan ke kabupaten.""Oke, oke, kami dengarkanmu.""Kami dengarkan Kak Arjuna."Di bawah tatapan iri semua orang, Magano dan Ravin segera berlari pulang.Ravin dapat memperoleh penghasilan tambahan sepuluh sen sehari, Magano dapat penghasilan tambahan dua puluh sen.Kedua pria ini adalah tulang punggung keluarga, mereka diam-diam menyeka air mata selama dua hari terakhir.Mereka akhirnya membuat kehidupan keluarga mereka lebih baik.Semua penduduk desa yang membantu Arjuna menangkap ikan menerima uang dari rumah Arjuna dan pulang dengan gembira.Orang-orang yang berdiri di luar rumah Arjuna menyaksikan kesenangan itu.Melihat penduduk desa yang menerima uang dan pulang ke rumah, tidak ada seorang pun yang berani mengatakan apa pun. Mereka pulang dengan lesu.Beberapa orang bahkan disalahkan oleh istrinya ketika mereka kembali ke rumah.Katanya, mereka seharusnya tidak m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 94

    "Aku tidak!"Karel biasanya anak yang sangat lincah, tetapi ketika berbicara tentang Vian, dia mulai gagap."Aku ... aku malas bicara dengan kalian. Aku akan membawa uang pulang untuk ibuku beli beras."Usai berbicara, Karel pun berlari keluar.Saat berlari, satu tangan Karel memegang erat sakunya. Ada dua belas sen yang baru saja dia terima di dalam saku."Aku juga mau pulang, istriku sedang menunggu.""Ayahku juga sedang menunggu. Saat aku meninggalkan rumah pagi ini, dia memarahiku, katanya Arjuna pasti menipu kita. Aku akan membawa uang pulang, lihat apa yang bisa dia katakan lagi.""Aku juga. Aku tak hanya memberi tahu keluargaku, tapi aku akan memberi tahu semua orang kalau Arjuna memberi kita uang. Sekarang Arjuna adalah orang yang baik.""Ya, ya, ya!"Penduduk desa yang menerima uang mengucapkan terima kasih kepada Arjuna, kemudian pulang."Kak Magano, Ravin!"Arjuna menghentikan Magano dan Ravin.Setelah ikan dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengantar.Untuk mengurangi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 93

    "Hari ini ada sembilan belas orang. Masing-masing dari kalian harus menangkap tiga puluh ekor ikan kap dan enam ekor ikan koan."Artinya ada 570 ekor ikan kap dan 114 ekor koan.Jumlah ikan harus lebih banyak dari kebutuhan sebenarnya. Karena Arjuna memasak ikan hidup, beberapa ikan mungkin saja mati di perjalanan.Selain itu, Tamael bukanlah tipe pengusaha yang tidak akan membayar jika pesanannya sedikit lebih dari yang seharusnya.Begitu Arjuna selesai berbicara, Magano dan yang lainnya langsung menghitung, "Tiga puluh ikan kap, lima ekor satu sen. Enam ikan koan, satu ekor satu sen ...."Orang-orang yang datang pada dasarnya adalah orang-orang miskin di desa yang kurang banyak belajar berhitung. Mereka berhitung bersama dalam waktu yang lama."Aduh, lama sekali," protes Vian."Tiga puluh ikan kap, tiap orang mendapat enam sen. Enam ikan koan, tiap orang juga mendapat enam sen. Kalau ditotal, kalian bisa mendapat dua belas sen sehari.""Dua belas sen?!"Penduduk desa mendongak, menat

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 92

    Gembira karena Arjuna akan mempekerjakan mereka untuk menangkap ikan.Cemas karena tidak yakin apakah Arjuna benar-benar punya uang untuk membayar mereka."Kenapa kalian datang pagi-pagi sekali? Kenapa tidak mengetuk pintu? Di luar begitu dingin."Banyak orang kedinginan hingga mukanya memerah dan badannya menggigil."Uh ...." Magano menggaruk kepalanya dengan malu. "Karena takut membangunkanmu."Orang-orang ini tidak tidur nyenyak tadi malam. Ketika Arjuna melihat mereka, mereka telah berjongkok di luar selama setidaknya setengah jam."Ya, takut membangunkan kalian." Ravin tersenyum polos, tangannya merah karena kedinginan."Aish, kalian ...."Arjuna buru-buru mendorong pintu rumahnya selebar mungkin."Semuanya, masuklah, di luar dingin."Disa dan Daisha yang mendengar suara pun turun dari tempat perapian, kemudian keluar dari kamar."Disa, Daisha, cepat buat dua api unggun."Tidak ada cukup bangku di rumah, jadi Arjuna ingin meminta Disa dan Daisha untuk memindahkan kayu bakar dari r

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 91

    Hari ini mereka menerima 208 tael untuk mengajarkan keterampilan memasak ikan, 201 sen untuk menjual 67 ekor ikan bakar. Ditambah sisa 400 sen dari sebelumnya, seharusnya mereka memperoleh 208 tael 601 sen hari ini.Dia membayar keluarga Arkana 50 sen untuk memancing, menghabiskan 30 tael untuk membeli kereta, serta menghabiskan 3 tael untuk membeli gandum, daging, minyak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.Saldo di rekening mereka sekarang adalah 175 tael 551 sen."Hm."Arjuna mengangguk puas. "Kita punya cukup uang untuk memperbaiki lima rumah.""Ya!" Daisha juga sangat senang. "Nanti aku dan Kak Disa bisa tidur di kamar lain.""Hm?"Arjuna tiba-tiba membuka matanya.Ada yang salah!"Kenapa? Kalian tidak mau tidur sekamar denganku?"Kalau begitu untuk apa dia merenovasi begitu banyak kamar?Dia harus merenovasi tiga kamar seperti yang direncanakan semula. Satu kamar tidur, satu ruang utilitas dan satu dapur sudah cukup."Bukan, bukan!" Daisha menggelengkan kepalanya berulang kali, kem

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status