Beranda / Urban / DERITA WAJAH JELEK / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab DERITA WAJAH JELEK: Bab 101 - Bab 110

121 Bab

BAB 101 : Tawaran Aneh (Part 2)

Sebenarnya, saat dia memasuki kamar apartemen miliknya Bara, wanita tersebut sudah menduga kalau ada kemungkinan kalau dia pasti salah kamar karena melihat ada tanda-tanda kamar itu dihuni oleh seseorang sebelumnya.Namun, pikirannya yang khawatir kalau Bara adalah seorang preman utusan dari mantan suaminya membuat wanita itu mengabaikan detail itu dan kemungkinan lainnya.Hal ini menunjukkan betapa cemasnya wanita tersebut setiap kali memikirkan kelicikan mantan suaminya yang selalu saja enggan melepaskan jeratan dari dirinya sejak perceraian keduanya terjadi.Ibarat sebuah masa lalu yang masih saja bertahan untuk menghantuinya hingga hari ini, itulah yang dirasakan oleh wanita cantik saat pertama kali melihat Bara yang tiba-tiba keluar dari kamarnya sendiri.Tidak ada lagi pikiran lainnya saat itu. Wanita cantik itu hanya bisa terkejut di tempat sebelum akhirnya langsung secara spontan menuduh Bara telah menjadi preman suruhan mantan suaminya sendiri.Semua itu terjadi hampir dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

BAB 102 : Tawaran Aneh (Part 3)

Bara menolak dengan keras mempercayai cerita yang baru saja dikatakan oleh Hana dengan tegas dan lantang. Bahkan, terdapat rasa amarah di nada suaranya yang digunakannya untuk berkata-kata.Amarah yang begitu mendalam kembali muncul sebab Bara kembali merasa kalau wanita cantik di hadapannya hendak kembali mengecohnya dengan karangan cerita fiksi yang terlalu aneh untuk diucapkan oleh seorang wanita yang sedang terdesak ini.Bara menyadari kalau wanita cantik itu berusaha keras untuk menolak dibawa ke kantor polisi. Meski begitu, Bara merasa seharusnya wanita cantik itu lebih tulus dalam memohon alih-alih berusaha untuk menggodanya dengan tawaran dan cerita dongeng yang berlebihan tidak masuk akalnya.“Dia pikir saya bodoh, begitu? Mana mungkin saya sebodoh itu! Di tengah situasi seperti ini, dia malah menawarkan dirinya untuk menjadi istri saya dengan alasan mengetahui masa laluku? Benar-benar mustahil! Wanita keji ini benar-benar licik sekali menggunakan paras cantik dan lidahnya da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

BAB 103 : Tawaran Aneh (Part 4)

Perlahan Bara mulai kembali terdiam membisu tanpa suara sedikit pun. Dia berpikir dengan tenang untuk memberikan jawaban yang mampu meredakan suasana tegang ini.Bara melihat sekilas ke arah wanita gemuk yang terlihat begitu bersimpati kepada nasib Hana dan Hafa yang saat ini tengah berada dalam dilema yang sangat serius sekali serta menunggu jawaban pasti dari Bara.“Urgh…! Wanita memang sangat merepotkan kalau urusan semacam ini pasti melibatkan emosi. Ya memang begitu, sudah menjadi sifat seorang wanita. Haruskah aku mulai membuat keputusan dalam hidupku ini?” batin Bara dengan bingung dan ragu-ragu.Bara semakin tak kuasa melihat hal itu. Pikirannya yang tak tenang perlahan-lahan menjadi jernih seakan-akan telah mendapatkan kejernihan mata air di dalam pikirannya setelah merenung cukup lama.Tanpa ragu lagi, Bara membuka kedua matanya dengan tenang dan tanpa sedikit pun rasa bimbang. Kejelasan dan ketegasan juga terpancar dari sorotan matanya yang saat ini tengah melihat ke arah H
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 104 : Tawaran Aneh (Part 5)

“A–apakah ini kenyataan atau sekadar mimpi belaka? Wanita secantik dia menerima lamaranku? T–tunggu! Mungkinkah dia menerimanya karena terpaksa atau tergiur dengan harta kekayaanku? Tapi…, tiga syarat yang diajukannya tidak terdengar aneh sama sekali. Hmm…,” batin Bara tampak bingung harus bersikap seperti apa.Kebingungan cukup terlihat kabur sebab dari raut wajahnya yang memang sudah terlanjur babak belur itu. Alhasil, Hana dan wanita gemuk juga tak mampu memahami isi pikirannya Bara saat ini.Bara yang bingung diikuti oleh Hafa kecil yang bingung juga. Pria kecil itu melihat ibunya dan juga Bara beberapa kali seolah mencoba untuk mencernanya. Posisinya yang saat ini berada tepat di samping Hana memungkinkan hal itu.“Menikah? Istri? Apa maksud Mama ingin menjadikan Monster mengerikan ini menjadi Papaku? Hmm…, boleh juga, sih! Nantinya, aku bisa melawan Monster ini berulang kali. He-he-he!” gumam Hafa dengan suara yang begitu lirih sampai sulit terdengar oleh telinga.Meski begitu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 105 : Awal Baru (Part 1)

Hana tetap tenang mengamati gerak-gerik Bara terutama pada bagian wajah pria itu. Dia masih mencoba untuk kembali memastikan kalau pilihannya tidak salah sama sekali dengan begitu telitinya mengamati seluruh seluk beluk wajah jeleknya Bara.Di sisi lain, Bara tetap saja termenung tak memberikan respon yang lain. Dia hanya menunggu jawaban dari Hana yang saat tengah memandang ke arahnya dengan memicingkan matanya.“Hmm…? M–mengapa wanita ini malah melihatku seperti itu? A–apakah jangan-jangan sedang memastikan kualitas wajahku yang sudah jelek ini? Urgh…! Semua wanita pada akhirnya sama saja! Hanya ketampanan yang selalu menjadi tolak ukur dalam menentukan calon suaminya!” batin Bara benar-benar mulai geram di hatinya.Padahal Bara tidak sadar kalau yang sedang diamati Hana adalah keseriusannya Bara yang terlukiskan di raut wajahnya yang babak belur itu. Ketidakpuasan Bara semakin memuncak ketika Hana terus saja memandangi wajahnya.“Hei! Sudah cukuplah Anda memandangi wajah saya ini!
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 106 : Awal Baru (Part 2)

“Urgh…! S–sadarlah Bara! Jangan sampai lengah seperti dahulu engkau mencintai Alya! Aku menikahi wanita cantik itu hanya untuk melampiaskan kesendirianku dan bukan untuk kepentingan suami istri dalam jangka waktu yang lama!” batin Bara langsung mengingatkan dirinya sendiri untuk lebih skeptis.Dia melihat ke arah punggung Hana yang saat ini tengah pergi menjauh dengan tatapan yang mengerutkan alisnya dengan serius seolah-olah tidak ingin terlena lagi seperti sediakala.Hana yang melangkah terlalu jauh pun tersadar kalau Bara tidak berada di dekatnya. Alhasil, dia menoleh ke arah belakang dan melihat sosok calon suaminya itu yang sedang terdiam menatapnya dari balik kacamata hitam miliknya itu.“Hmm…? Mengapa dia berdiam di tempat seperti itu? Apakah ada masalah lagi antara kita?” batin Hana mulai bingung memikirkan kemungkinan adanya kesalahpahaman lainnya yang telah terjadi.Meski sebenarnya tidak ada masalah lagi, Hana tetap berhati-hati dengan sikapnya terhadap calon suaminya yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 107 : Awal Baru (Part 3)

“Urgh…! Mengapa lama sekali antriannya, sih?!” gumam Bara dengan perasaan kecewa karena keadaannya saat ini yang tengah menanti giliran yang tak kunjung usai juga pada kenyataannya.“Sabar, Mas! Nanti juga dipanggil! Hal terpenting seperti pendaftarannya sudah selesai, kita hanya perlu menunggu giliran saja!” ungkap Hana dengan lembut yang saat ini tengah berada di samping Bara.Sebelumnya, Bara dan Hana benar-benar bersemangat untuk memulai segala-galanya dari awal lagi. Namun, seiring waktu berjalan dengan proses administrasi yang cukup memakan waktu, Bara merasa sudah kehilangan kesabarannya lagi.Pria itu tak tahan ketika menyadari kalau adanya antrian yang begitu panjang dan seakan tidak ada habisnya tengah dengan sengaja menunda proses dirinya memiliki sosok Hana secara sah sebagai istrinya itu.Antrian yang begitu melelahkan membuat Bara mulai semakin tak selera lagi dengan keadaan yang ada. Dia berdiri dengan gelisah seolah-olah ada perkara yang begitu penting harus diselesaik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

BAB 108 : Awal Baru (Part 4)

Walau sebenarnya itu hanyalah sebuah hal yang terlalu dilebih-lebihkan oleh Bara sendiri tatkala sang calon istri tercinta pergi menjauh darinya selangkah demi selangkah yang begitu menggetarkan hatinya.“Kekasihku! Tunggu aku! Aku pasti akan berjuang dan menuntaskan tugas rendahan bernama antri ini dengan secepatnya agar dapat segera menjemputmu pergi ke tempat pelaminan yang sudah seharusnya layak engkau dapatkan secepatnya!” batin Bara tampak seperti pria yang terlalu aneh dan tidak wajar sama sekali.Tak ingin memperpanjang masalah lagi, Bara akhirnya menghela napasnya dengan tegas sambil memejamkan matanya. Dia berdiri seperti tugu pahlawan padahal kenyataannya hanyalah salah satu orang aneh yang sedang menunggu antriannya dipanggil.Bara tak peduli dengan yang lainnya lagi. Dia juga tak lagi mencoba untuk mengeluh sedikit pun. Ketenangan yang begitu aneh mulai muncul dan terasa di sekitarnya. Pria yang sebelumnya selalu mengeluh dengan keadaannya telah berubah dalam sekejap mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

BAB 109 : Awal Baru (Part 5)

“Baiklah, segera diproses pokoknya!” tegas Bara sekali lagi sebelum melangkah pergi menjauh.“T–terima kasih atas pemahamannya!” sahut petugas tersebut dengan perasaan yang begitu leganya.Kelegaan yang tak pernah dirasakan oleh hidupnya selama ini mulai benar dirasakan dalam situasi yang mencekam bahkan hampir terasa seperti di ujung hidupnya saja.“Terima wahai pemilik alam semesta karena telah menyelamatkanku! A–aku berjanji akan ibadah lima waktu tanpa bolong sedikit pun mulai hari ini!” gumam petugas menyedihkan itu.Bisa-bisanya dia berjanji sesuatu yang seharusnya sudah menjadi kewajibannya dia untuk dilakukan secara rutin. Meski begitu, Bara setidaknya bisa mendapatkan pahala dari arah yang tidak disangka-sangka olehnya sendiri.Keberadaannya ternyata mampu membuat beberapa orang aneh mengingat kematian sehingga termotivasi untuk beribadah lebih khusyuk lagi kelak di masa depan yang serupa dengan apa yang baru saja terjadi kepada petugas yang menyedihkan itu.Bara tak habis pi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

BAB 110 : Permulaan (Part 1)

Para pria yang aneh itu hanya menekan perasaan mereka serta curhatan mereka di dalam hatinya masing-masing karena tidak ingin orang lain mengetahuinya apalagi para betina yang menjadi pasangan mereka semua.Bara dan Hana tidak terlalu memperdulikan pandangan, ucapan, apalagi isi hati orang lain di sekitar mereka. Keduanya tengah asyik sendiri tanpa ada rasa takut dan malu sedikit pun. Kalau tidak, keduanya mungkin sudah pergi dari tempat itu sejak tadi.“Mas, kita berdua duduk di sini saja ya! Nanti kalau sudah waktunya, kita bisa bergegas masuk!” ungkap Hana dengan lembut dan percaya diri.Bara yang terlena segera tersadar lagi. Pria itu sebenarnya tak ingin kehilangan kendali atas dirinya sendiri sebab selalu waspada ketika kembali mengingat trauma yang ada di masa lalu.Akan tetapi, keberadaannya Hana benar-benar seperti badai dan petir yang maha dahsyat sehingga seringkali membuat dirinya merasa tak begitu berdaya melawan gejolak ombak penuh cinta asmara yang langsung memenuhi isi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status