Tari memejamkan mata. Ada luka di dalam hatinya yang masih sulit dijelaskan. Tapi satu hal yang pasti… ia tidak akan lagi jadi korban.“Terima kasih,” ucapnya pelan.“Belum selesai,” kata Kellan sambil menatap ke arah luar tenda. “Masih ada yang harus kita bersihkan.”Di kejauhan, di balik reruntuhan bunker, sebuah tangan muncul dari bawah puing-puing yang hangus. Pelan-pelan, seseorang bangkit dengan napas berat, mata merah membara.Arsen… masih hidup.***Sisa malam di perbukitan Sialang masih beraroma mesiu. Asap tipis naik dari reruntuhan bunker yang kini hanya menyisakan kawah hangus di tengah hutan. Namun, di balik kabut itu, kehidupan yang tak seharusnya selamat perlahan merangkak keluar.Arsen.Tubuhnya berlumuran darah dan debu, napasnya berat dan tak beraturan. Separuh wajahnya terbakar, tapi matanya—mata itu tetap sama. Penuh obsesi. Penuh dendam.“Ini belum akhir…” bisiknya pelan sambil menatap ke arah bulan.**Di tenda medis darurat, Tari masih duduk diam, mencoba memuli
Last Updated : 2025-04-09 Read more