Semua Bab Godaan Sang Presdir Setiap Malam: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31

Tiffany malas menambal riasannya lagi dan langsung keluar dari kamar mandi. Di pintu masuk, dia berpapasan dengan Krystal yang datang untuk menambal riasan. Krystal terlebih dahulu menyapa, “Nyonya, kamu masih belum pulang?”Tiffany merasa Krystal seharusnya sudah melihat pesan WhatsApp yang dikirimnya kepada Edric. Oleh karena itu, dia baru sengaja bertanya seperti itu.Tiffany tidak menjawab.Melihat hal ini, Krystal pun mengangkat dagunya dan berkata dengan sombong, “Kalau aku berhasil malam ini, Nyonya nggak akan nyesal?”Tiffany pun tertawa. Dia berbalik untuk membelakangi Krystal, lalu berujar, “Ingat kirim fotonya kepadaku. Kalau nggak, aku nggak akan percaya.”Krystal mengira Tiffany sedang memprovokasinya. Dia pun memicingkan mata dan mencibir, “Oke. Aku pasti akan ambil foto yang sangat jelas. Yang penting, Nyonya jangan cari masalah denganku saja setelahnya.”Kali ini, Tiffany langsung berjalan pergi. Dia malas berdebat dengan Krystal. Seseorang berkemampuan atau tidak terga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 32

Ketika terbangun di pagi hari, Tiffany tidak melihat Edric. Seprai di sampingnya juga terasa dingin. Entah Edric tidak tidur di dalam kamar atau bangun pagi. Intinya, dia sangat gembira dan tenang. Setelah mandi, dia hendak langsung keluar tanpa sarapan.Ana buru-buru mengejarnya dan berpesan, “Tuan bilang dia ada urusan di perusahaan, makanya nggak tunggu Nyonya bangun. Dia juga berpesan Nyonya harus cepat pulang kalau mau keluar. Jangan buat Tuan khawatir.”“Emm,” sahut Tiffany setelah menghentikan langkahnya.Tiffany memiliki mobil sendiri. Jadi, hari ini dia menyetir sendiri. Tanpa terasa, dia sudah tiba di bawah perusahaan Holden. Dia menatap gedung tinggi itu melalui jendela mobil. Tatapannya yang awalnya masih ragu pun berangsur-angsur menjadi yakin. Selanjutnya, dia menelepon Holden.Holden baru mengangkat di deringan ketiga.“Pak Holden, aku Tiffany. Aku mau bergabung dengan perusahaanmu.”Holden tertegun sejenak, lalu menyahut dengan semangat, “Aku lagi di perusahaan. Kamu da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 33

Edric menjawab dengan santai, “Kebetulan lewat dan melihatmu. Apa yang kamu lakukan di sini?”Tiffany merasa agak serbasalah. Dia tidak ingin menimbulkan masalah untuk Holden, apalagi membuat Edric menekan perusahaan Holden. Dia pun menjelaskan dengan suara kecil, “Aku datang untuk tanda tangan kontrak kerja. Namanya Holden Salim. Kelak, dia itu atasanku.”“Kalian kenal dari mana?” Edric mengubah posisi duduknya sehingga terlihat makin malas. Ekspresinya masih belum berubah dan masih menunjukkan kehangatan. Dia menambahkan, “Kok aku nggak pernah dengar kamu mengungkitnya?”Begitu mendengar ucapan Edric, Tiffany langsung merinding. Dia menjelaskan dengan hati-hati, “Aku dapat kartu namanya semalam. Kebetulan, perusahaannya juga sejalan dengan bidangku. Aku mau kembali kejar mimpiku di dunia desain perhiasan.”Tiffany tidak menyembunyikan apa pun. Sebab, Edric akan selalu memiliki cara untuk menyelidiki masa lalunya dengan Holden. Dia sengaja bersikap manja pada Edric dan berkata dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 34

Tatapan Holden tertuju pada pinggang Tiffany untuk sesaat. Kemudian, dia mengalihkan perhatiannya dan menjawab sambil tersenyum, “Oke.”Berhubung masih ada urusan di perusahaan, Holden mencari alasan dan terlebih dahulu meninggalkan tempat ini. Begitu dia pergi, hanya tersisa Edric dan Tiffany di pinggir jalan. Suasananya pun menjadi agak tegang.Setelah sesaat, Edric melirik Tiffany dan bertanya, “Kamu yakin mau kerja di Eternal?”Saat berbicara, ekspresi Edric sangat lembut, tetapi tatapannya malah sangat dingin. Tiffany pun merasa makin gugup dan firasat buruk mulai merayapi hatinya. “Iya, prospek Eternal sangat bagus.”Eternal adalah nama perusahaan Holden. Saat ini, mereka sudah lumayan populer di dunia perhiasan. Konsep mereka yang unik dan inovatif menarik perhatian banyak wanita kaya.Seusai berbicara, Tiffany mendongak untuk menatap Edric dan lanjut berkata sambil tersenyum santai, “Apalagi, dia itu orang pertama yang mengundangku bergabung dengan perusahaannya. Kalau aku ngga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 35

Krystal menyadari bahwa dirinya sudah salah bicara. Dia buru-buru menunduk dan menjawab dengan malu, “Maaf, Pak Edric. Aku yang terlalu panik, makanya salah bicara.”Edric mengenakan sarung tangan baru dan memberi perintah, “Pergi.”Krystal pun buru-buru memungut proposal yang terjatuh ke lantai dan hendak berjalan keluar dari ruang privat.“Bu Krystal.” Baru saja Krystal tiba di depan pintu, Tiffany tiba-tiba memanggilnya.Krystal sebenarnya tidak ingin memedulikan Tiffany. Namun, ada Edric di sini. Dia mau tak mau menoleh dan bertanya, “Apa Nyonya ada perintah lain?”“Ayo makan bareng! Aku pesan banyak makanan. Kalau nggak habis, sayang juga.” Tiffany tersenyum tipis, lalu menunjuk ke arah kursi yang ada di dekat Edric dan berkata, “Duduklah.”Krystal tidak dapat menolak godaan ini dan melirik ke arah Edric. Dia masih harus menunggu Edric setuju membiarkannya ikut makan atau tidak.“Mas, apa biasanya kamu juga bersikap begitu pada bawahanmu? Serius sekali!” ujar Tiffany sambil menole
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 36

Ketika mengucapkan kata-kata itu, Tiffany merasa jauh lebih tenang dari yang dibayangkannya. Dia awalnya mengira dirinya akan merasa sangat sedih. Ternyata, setelah melepaskan perasaan suka itu, dia bisa melakukan segala sesuatu yang membuatnya sedih dulu dengan perasaan biasa.Edric menatap Tiffany untuk waktu yang sangat lama, seolah-olah sedang berpikir siapa sebenarnya yang menyukai udang. Tiffany benar-benar ingin tertawa melihat tampangnya itu. Dia malas menebak apa yang dipikirkan Edric dan langsung bangkit. Sebelum Edric sempat bereaksi, dia sudah berjalan ke arah pintu.“Aku sudah kenyang. Pinjam sekretarismu sebentar, ya. Aku mau suruh dia temani aku jalan-jalan, sekalian bakar kalori. Mas nggak keberatan, ‘kan?” tanya Tiffany setelah tiba di depan pintu.Edric juga bangkit dan berjalan menghampiri Tiffany. Kemudian, dia menaruh selembar kartu hitam di tangan Tiffany dan berkata, “Pergilah. Beli apa pun yang kamu suka.”Tiffany menatap kartu hitam itu dengan ragu untuk bebera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 37

Tiffany menoleh ke arah Krystal, lalu bertanya, “Kamu rasa aku lagi bohongi kamu?”Krystal bertanya balik dengan tatapan penuh penghinaan, “Memangnya bukan?”“Bukan.” Tiffany mengetuk-ngetuk kemudi mobil dan melanjutkan, “Aku sudah kasih kamu kesempatan, tapi kamu sendiri yang nggak mampu mendapatkannya.”Krystal menggigit bibirnya, lalu memelototinya sambil berseru, “Memangnya kenapa kalau aku berkemampuan hebat? Semua orang tahu yang disukai Pak Edric itu cuma kamu! Kalau kamu selalu menemaninya, apa mungkin aku punya kesempatan?”Krystal merasa Tiffany tidak berhenti mengatakan ingin meninggalkan Edric, tetapi selalu berada di sisi Edric setiap saat. Dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang ingin menceraikan Edric.Tiffany terdiam sejenak, lalu menyalakan mesin mobil dan pergi ke mal terdekat. “Yang dia sukai itu bukan aku.”Krystal pun tertegun, lalu mengamati Tiffany dengan cermat. Saat tersadar kembali dari lamunannya, mobil mereka sudah berhenti. Tiffany terlebih dahulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 38

Pada saat ini, staf toko sudah membawa keluar sebaris gaun berwarna putih. Selain warna putih, ada juga warna kulit. Semua gaun itu memberikan kesan murni dan polos.Tiffany menggunakan dagunya untuk memberi isyarat pada Krystal. “Bu Krystal begitu pintar. Mana mungkin kamu nggak tahu maksudku? Sudahlah, coba saja dulu gaun-gaun itu. Pasti ada yang cocok denganmu.”Selama baju itu cocok dengan Krystal, tidak peduli Krystal suka atau tidak, dia harus mengenakannya. Bagaimanapun juga, menyenangkan orang adalah sesuatu yang sangat sulit.Tiffany duduk di sofa sambil menyesap jus yang diberikan staf, lalu melirik ke arah Krystal yang sudah selesai berganti pakaian sesekali. Namun, tidak ada satu pun gaun yang memuaskannya. Ketika Krystal mengenakan sebuah gaun putih model kembang dan bermotif gardenia, matanya baru berbinar.Tiffany meletakkan gelas jusnya, lalu berkata, “Yang ini! Padukanlah dengan bando dan anting motif gardenia.”Staf toko segera mendandani Krystal sesuai permintaan Tif
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 39

Sore hari itu, Krystal masuk ke kantor presdir dengan mengenakan gaun barunya. Dia meletakkan segelas kopi di atas meja dengan hati-hati, lalu berdiri diam di tempat.“Pak Edric, bagaimana kamu mau tangani masalah proposal Daerah Albi?” tanya Krystal.Edric hanya meliriknya, tetapi keningnya langsung berkerut. Selanjutnya, dia mengalihkan pandangannya lagi dan menjawab dengan dingin, “Sekarang, proyek itu sudah jadi tanggung jawab Lewis. Kalau ada apa-apa, tanyakan langsung padanya.”Lirikan Edric tadi langsung membuat Krystal berdebar tidak karuan. Namun, dia juga tidak berani bersikap berlebihan. Dia pun mengangguk dan menjawab, “Baik.”Kemudian, Krystal melangkah maju dan lanjut berkata, “Pak Edric, apa kopi ini nggak sesuai dengan seleramu? Aku akan ganti yang baru.”Krystal membungkuk untuk mengambil cangkir kopi itu dan menunjukkan dadanya yang montok. Dalam sekejap, kesan murni dari mengenakan gaun putih itu langsung ternodai.Tatapan Edric langsung menjadi dingin. Dia menghenti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 40

Edric bersandar di sofa dan menjawab, “Aiden, aku rasa kamu mirip penghibur.”Aiden akhirnya mengalah dan berujar, “Ya sudah, aku diam.”Namun, semua orang yang hadir tahu jelas bahwa Edric bisa muncul di sini pasti karena ada yang tidak beres. Jika tidak, pria yang lengket dengan istri sepertinya tidak mungkin minum sendirian di tempat ini.Setelah beberapa saat, Edric melirik ponselnya yang masih hening, lalu berjalan ke arah orang bermain kartu.Ada seorang wanita yang tertarik pada Edric karena merasa Edric memiliki status yang tinggi, juga memancarkan wibawa. Dia pun menjauhi pria di sisinya dan mendekati Edric. Dia merasa dirinya bisa dengan mudah melewatkan malam yang panas dengan pria mana pun dengan mengandalkan tubuhnya yang seksi. Setelah memikirkan hal ini, wanita itu langsung duduk di atas paha Edric.Edric tidak menghindar. Kebetulan, ini adalah gilirannya mengeluarkan kartu. Dia pun menghentikan gerakannya dan menatap wanita tidak tahu diri yang duduk di pahanya tanpa ek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status