Home / Romansa / Godaan Sang Presdir Setiap Malam / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Godaan Sang Presdir Setiap Malam: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Di kehidupan sebelumnya, Lucas mencintai Meliana, tetapi tidak bisa mendapatkannya. Kadang-kadang, dia pun menjadi agak gila dan menceritakan tentang pertemuannya dengan Meliana.Tiffany tidak begitu memahami latar belakang Lucas, hanya tahu bahwa Meliana pernah menolong Lucas ketika Lucas ditindas orang semasa kecil. Lucas sangat memiliki sisi yang sangat gelap, pengecut, dan juga licik. Saat berinteraksi dengannya, Tiffany harus lebih waspada.Tiffany ingin memanfaatkan Lucas. Ekspresinya sangat sempurna dan sama sekali tidak menunjukkan keanehan apa pun. Dia menjawab, “Aku lihat ada begitu banyak alumni perempuan yang mau dekati kamu, tapi kamu sama sekali nggak peduli sama mereka. Jadi, aku agak terkejut.”“Apa aku boleh bersulang denganmu?” Tiffany menyodorkan segelas alkohol kepada Lucas. Namun, Lucas tidak menerimanya. Lucas hanya mengerutkan kening sambil menatap Tiffany. Pada akhirnya, tatapannya tertuju pada cincin nikah di jari Tiffany. Dia pun mengejek, “Kalau aku nggak sa
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 12

Ruang privat sangat berisik, tetapi Tiffany malah mendengar ucapan itu dengan jelas. Dia pun secara refleks menoleh ke arah datangnya suara. Cahaya di koridor sangat remang, tetapi dia bisa melihat jelas ada seorang pria yang sedang berdiri di depan pintu dengan ekspresi dingin. Itu adalah Edric.Hati Tiffany langsung berdebar kencang. Senyuman di wajahnya juga langsung membeku. Sementara itu, kening Edric pun berkerut.Charles kebetulan sedang bernyanyi. Dia menoleh ke arah pintu dan bertanya dengan memegang mikrofon, “Maaf, kamu cari siapa?”Charles mengenal semua teman sekelas mereka, tetapi tidak pernah bertemu dengan Edric. Dia pun mengira Edric salah ruangan.Edric tidak memedulikan Charles. Dia langsung berjalan ke arah Tiffany tanpa ragu. Melihat dia yang berjalan makin dekat, Tiffany pun secara refleks menjauhkan diri dari Lucas.“Sayang, gimana reuninya?”Tiffany menjawab dengan agak gugup, “Kok kamu datang kemari?”“Aku nggak boleh datang?” Ekspresi Edric menjadi agak masam.
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 13

Kenapa Tiffany begitu mudah tenggelam dalam perasaan ini ....“Bukan!”Tampang Tiffany yang menahan tangis langsung membangkitkan rasa posesif Edric. Dia pun menggigit bibir Tiffany dan menggunakan pahanya untuk membuka kaki Tiffany yang terjulur lurus.“Bukan apa?” Edric menahan Tiffany dalam pelukannya sambil berbisik di telinganya.Tiffany mengangkat kepalanya dan menatap Edric lekat-lekat, lalu menjawab, “Tadi, kami ada main permainan. Karena cincinnya mengganggu, aku baru melepasnya. Kamu nggak percaya sama aku?”Edric menatap Tiffany lekat-lekat, seolah-olah ingin melihat menembus hatinya. Sementara itu, Tiffany berusaha menstabilkan napasnya dan mulai mengeluh, “Kamu sudah bilang akan berhenti awasi aku. Tapi, aku baru sampai di sini dan kamu sudah muncul. Mas, kamu mau ingkar janji?”Edric pun tertegun sejenak. Hari ini, dia memang tidak menyuruh orang untuk mengawasi Tiffany. Dia datang ke Trendy karena masalah pekerjaan. Mereka bisa bertemu murni karena kebetulan.Namun, saat
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 14

Lucas mengamati keadaan di sekeliling dengan ekspresi dingin. Setelah memastikan tidak ada orang lain, dia baru berjalan masuk.Tiffany duduk di atas sofa dan terlihat tenang. Namun, hatinya malah dipenuhi dengan kewaspadaan dan kebencian. Pembunuh dari kehidupan sebelumnya ini tentu saja sangat berbahaya. Sekarang, Lucas berinisiatif datang mencarinya seharusnya karena sudah jatuh dalam perangkapnya. Lucas ingin mengetahui lokasi Meliana. Tiffany mengetahui jelas mengenai hal ini, tetapi tidak menunjukkannya. Jika tidak, Lucas yang licik pasti tidak akan bekerja sama dengannya.“Sepertinya, suamimu bersikap kurang baik terhadapmu.” Lucas mengira dia sudah menyembunyikan ambisinya dengan baik. Dia duduk di seberang Tiffany dan bertanya, “Apa kamu butuh bantuanku?”Tiffany tersenyum getir dan bertanya balik, “Apa yang bisa kamu bantu?”Tiffany ingin Lucas yang membuka suara. Dengan begitu, dia dapat sepenuhnya menghilangkan rasa curiga Lucas. Berhubung Lucas masih ragu untuk berbicara,
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 15

Sebuah limosin Bentley berhenti di hadapan Tiffany dan Edric. Edric membuka pintu mobil dan menaruh tangannya di kusen pintu. Dia membiarkan Tiffany untuk masuk terlebih dahulu, lalu dia sendiri baru masuk. Mobil mereka pun melaju ke Vila Taringa.Sepanjang perjalanan, Edric tidak berbicara. Tiffany awalnya merasa gembira karena tidak perlu berbicara dengannya. Namun, dia tanpa sengaja menemukan kedinginan dalam tatapan Edric. Edric sepertinya sedang menahan amarahnya.Sebelum mobil mereka sepenuhnya berhenti di depan rumah, Edric sudah langsung mencengkeram pergelangan tangan Tiffany, lalu menariknya turun dari mobil. Berhubung Tiffany mengenakan sepatu hak tinggi, dia pun hampir keseleo karena masih belum sempat berdiri tegak.Edric pun menghentikan langkahnya, lalu langsung menggendong Tiffany masuk ke lift menuju vila. Ana sudah menunggu di depan pintu lift dari tadi. Begitu melihat mereka, dia buru-buru menyapa, “Pak Edric, Nyonya, kalian sudah pulang.”Ekspresi dingin Edric langs
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 16

“Aku nggak peduli.” Hati Edric pun melunak. Suaranya juga berubah menjadi lembut. Seluruh aura dingin yang dipancarkannya sudah sepenuhnya sirna.“Tapi aku peduli! Aku mau berdiri di sisimu secara terang-terangan dan dihormati orang lain!” Melihat caranya ini efektif, Tiffany pun melanjutkannya dan bahkan mencoba untuk mendorong Edric ke samping.Edric menatap Tiffany dengan penuh arti, lalu akhirnya menyerah. “Kalau begitu, aku akan aturkan pekerjaan untukmu ....”Pekerjaan yang diaturkan Edric untuk Tiffany pasti akan lebih baik dari pekerjaan yang didapatkan Tiffany sendiri. Dengan begitu, dia juga bisa senantiasa mengawasi Tiffany.Tiffany pada dasarnya memang ingin mencari pekerjaan. Berhubung hari ini dia sudah memiliki kesempatan untuk mengungkitnya, dia pun melanjutkan topik ini. “Itu beda.”Jika Edric mengaturkan pekerjaan untuknya, Tiffany tetap tidak akan mendapat kebebasan. Setelah bercerai kelak, dia juga harus mencari pekerjaan baru. Dia tidak memiliki energi sebanyak itu
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 17

Edric pasti berpikiran bahwa tidak ada orang luar di dalam kamar, juga tidak mungkin ada kamera pengintai. Berjalan keluar dari kamar mandi dengan telanjang bulat termasuk salah satu permainan yang menambah keintiman suami istri. Terlebih lagi, mereka juga pernah berhubungan intim di kamar mandi.Edric sepertinya juga teringat kenangan masa lalu itu. Gairah yang terkandung dalam matanya menjadi makin jelas. Bahkan napasnya juga mulai memburu.Tiffany menggigit bibirnya dan tiba-tiba menutup kembali pintu kamar mandi. Dia berdiri di tempat dalam diam, seolah-olah sedang mencoba untuk menghancurkan sebagian harga diri dan rasa malunya.Edric mengerutkan keningnya sambil menatap pintu kaca yang tertutup rapat itu. Pada detik selanjutnya, dia turun dari tempat tidur, lalu berjalan ke lemari yang menyimpan pakaian dalam Tiffany dan memilih 2 macam gaun tidur seksi.“Mau pakai yang mana?” Edric bertanya dengan suara yang normal, tetapi malah mengandung nafsu yang tidak dapat dipahami. Dia la
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 18

Tiffany buru-buru turun dari tempat tidur, lalu asal memakai baju dan langsung menerjang keluar. Setelah keluar dari gerbang rumah, dia baru tersadar. Ini adalah vila pribadi di tengah gunung. Dia tidak mungkin bisa menemukan taksi.“Tit!”Sebuah mobil mewah berhenti di sisi Tiffany. Jendela yang terbuka setengah itu menunjukkan tampang dingin dan serius Edric. “Naik.”Tiffany langsung membuka pintu penumpang depan dan naik ke mobil tanpa ragu. “Terima kasih.”Melihat Tiffany yang begitu sungkan, Edric pun mengingatkannya, “Dia itu kakekmu, juga kakekku.”Tiffany langsung tertegun. Kakek?Di kehidupan sebelumnya, Edric selalu berusaha yang terbaik untuk menjaga jarak dengan Tiffany. Dia tidak pernah memanggil Arif dengan sebutan kakek. Selain itu, pada saat ini di kehidupan sebelumnya, kakeknya sudah meninggal dunia. Oleh karena itu, Tiffany baru merasa sangat terkejut saat menerima telepon dari rumah sakit tadi. Tak disangka, kakeknya masih hidup sampai sekarang ....Begitu mobil ber
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 19

Setelah mendengar jawaban Arif, Tiffany menggenggam erat tangan Arif. Hatinya terasa seperti disayat pisau.Arif baru selesai dioperasi dan efek obat bius juga sudah habis. Mana mungkin dia tidak sakit?“Edric juga datang?” Arif perlahan-lahan mengalihkan perhatiannya pada Edric yang berdiri di samping, lalu berkata dengan hangat, “Setiap penyakitku kambuh, kamu selalu datang menjengukku.  Maaf begitu merepotkanmu.”Edric menjawab, “Sudah seharusnya aku melakukannya.”Melihat Edric yang begitu rendah hati, tatapan Arif terlihat makin hangat. Dia pun mengisyaratkan Edric untuk menunggu di samping. Setelah Edric pergi, dia baru menggenggam tangan Tiffany dan berkata dengan serius, “Tiffy, aku benar-benar tenang ada Edric yang berada di sisimu setelah aku pergi nanti.”Arif tahu paling jelas mengenai kondisinya. Setiap kali penyakitnya kambuh, dia sudah mempersiapkan diri untuk mati. Baginya, berhasil diselamatkan hanya akan menambah hidupnya paling-paling beberapa hari.Seluruh tubuh Tif
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 20

Begitu mendengar Edric mau pergi, Tiffany merasa sangat lega dan menjawab, “Pergilah, jangan sampai kerjaanmu terbengkalai. Aku sendiri sudah cukup untuk jaga Kakek.”Edric meliriknya, lalu berkata dengan nada yang agak tajam, “Kamu juga yang patuh. Jangan asal keluyuran.”Tiffany menggigit bibirnya. “Emm.”Tidak lama setelah Edric pergi, Tiffany memanfaatkan kesempatan saat Arif masih tidur untuk pulang ke Vila Taringa. Dia mengemas beberapa pakaiannya dan komputer, lalu kembali ke rumah sakit satu jam kemudian.Willis akan datang memeriksa keadaan Arif setiap 2 jam sekali. Melihat Willis yang begitu rajin, Tiffany mau tak mau merasa bingung dan menghentikan Willis yang hendak pergi.“Nyonya, ada apa?” tanya Willis dengan penuh hormat. Tiffany merasa ragu sejenak, lalu bertanya, “Pak Willis, apa selama ini kamu yang jaga kakekku?”Willis yang peka langsung menyadari ada yang aneh. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, “Benar. Pak Edric sendiri yang suruh aku harus jaga Pak Ari
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status