Semua Bab Dewi Penyembuh Surgawi : Bab 161 - Bab 170

232 Bab

Kesombongan Yang Hancur

“Kami tidak akan mundur! Kau harus menikahi cucuku, Duo Ning. Kami tidak menerima penolakan!” seru tetua Duo mencoba bertahan dengan aura tekanan Tian Ming. Tian Ming mendengus dingin mendengar tuntutan yang keluar dari mulut para tetua keluarga Duo. Matanya menyipit dengan sorot tajam, memperlihatkan ketidaksenangan yang mendalam."Menikah dengan nona lancang itu?" Tian Ming berkata dengan nada sarkastik. "Aku lebih baik mati daripada menyentuh wanita sepertinya."Wu Liang yang berdiri di samping Tian Ming menghela napas panjang. "Tuan, kau benar-benar suka memperkeruh keadaan," bisiknya dengan nada pasrah.Tetua utama keluarga Duo maju dengan wajah merah padam. "Kau menghancurkan masa depan putri kami! Jika tidak menikahinya, maka jangan harap kau bisa keluar dari desa ini hidup-hidup!" teriaknya dengan penuh amarah, napasnya mulai berat karena tekanan Tian Ming. Zhao Xueyan yang sejak tadi hanya memperhatikan dengan ekspresi datar akhirnya angkat bicara. "Kalian berbicara tentang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Kompetisi Di Mulia

Zhao Xueyan dan rombongannya tiba di tempat acara alkemis dengan langkah penuh percaya diri. Kerumunan peserta dan penonton sudah memadati area yang luas, dipenuhi tenda-tenda serta panggung besar yang dihias megah. Meski suasana terlihat meriah, bisik-bisik mengenai insiden keluarga Duo masih jelas terdengar di antara para murid sekte dan bangsawan yang hadir."Itu mereka ...." salah satu murid sekte berbisik pada rekannya sambil melirik ke arah Tian Ming."Dia yang menghancurkan kultivasi tetua keluarga Duo, kan? Gila sekali. Siapa sebenarnya pria itu?" bisik yang lain dengan nada kagum sekaligus ngeri.Zhao Xueyan tetap menjaga ekspresi datarnya, meskipun telinganya menangkap bisikan-bisikan tersebut. Tian Ming, seperti biasa, berjalan dengan wajah datar seolah tidak peduli pada apapun yang terjadi di sekitarnya.Niuniu yang berjalan di belakang Zhao Xueyan menahan senyum kecil. "Nona, sepertinya reputasi kita sudah menyebar tanpa perlu diperkenalkan," gumamnya pelan."Bukan sesuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Kelompok Pertama

Kompetisi dimulai dengan penuh antusiasme. Kerumunan bersorak saat kelompok pertama dipanggil naik ke panggung. Para peserta dari berbagai sekte berjalan penuh kepercayaan diri, beberapa bahkan menunjukkan senyum sombong.Terutama murid-murid dari Sekte Angin Biru, yang terkenal dengan keahlian alkemis mereka. Seorang pria muda dengan wajah angkuh dari sekte itu melirik pesaingnya dan berkata dengan nada meremehkan, "Hanya membuat pil sederhana? Ini terlalu mudah untuk kami."Pembawa acara memberi instruksi dengan suara lantang, "Para peserta, uji dasar kali ini adalah membuat Pil Energi Dasar. Bahan-bahan sudah disediakan di depan kalian. Waktu kalian hanya satu batang dupa. Selamat berkompetisi!"Terlihat sepuluh meja di atas panggung untuk disediakan untuk peserta. Para peserta segera mengambil tempat di meja mereka masing-masing. Terlihat wajah-wajah bersemangat mereka. “Dengan ini, kompetisi dimulai!” seru pria paruh baya itu menandakan bahwa pertandingan dibuka. Tangan para p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Kompetisi Berlanjut

Kelompok kedua kini naik ke atas panggung dengan langkah penuh percaya diri. Sepuluh orang peserta masing-masing menempati tempat yang telah disediakan. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah seorang gadis dari Sekte Api Langit, dengan rambut panjang berwarna merah kecokelatan yang terikat rapi.Bisik-bisik penonton terdengar ramai."Dia itu Liu Yan dari Sekte Api Langit, alkemis berbakat.""Oh dia bisa membuat pil tingkat menengah meski usianya masih muda."Saat pemaromabawa acara memberikan aba-aba dimulainya kompetisi, para peserta dengan sigap menyalakan tungku api mereka. Nyala api berwarna merah dan oranye berkobar di setiap tungku. Asap tipis mulai memenuhi panggung, disertai khas bahan herbal yang mulai diproses.Liu Yan terlihat tenang meski kobaran api dari tungkunya jauh lebih intens dibanding peserta lain. Dengan gerakan terampil, dia menambahkan bahan-bahan dengan akurasi yang sempurna. Tangannya bergerak cepat namun tetap anggun.Zhao Xueyan yang mengamati dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Diremehkan

Waktu untuk kelompok tiga akhirnya habis. Aroma ramuan memenuhi udara, dan para juri mulai memeriksa hasil kerja setiap peserta dengan cermat. Setelah beberapa saat yang menegangkan, pembawa acara dengan suara lantang mengumumkan hasilnya."Dengan nilai tertinggi, pemenang kelompok tiga adalah perwakilan dari Sekte Bulan Darah! Dan keempat peserta lain yang lolos di babak pertama ini!” Mendengar pengumuman tersebut, murid perempuan dari Sekte Bulan Darah tersenyum puas dan penuh kemenangan. Dia melangkah angkuh ke depan, menerima pujian dari beberapa penonton yang mendukung sektenya. Beberapa murid dari sekte lain tampak kecewa, sementara yang lainnya hanya bisa mendesah pasrah."Sudah kuduga," gumam Wu Liang dengan nada sinis. "Mereka pasti menggunakan trik kotor."Zhao Xueyan hanya menyipitkan mata, tetap tenang meski hatinya penuh dugaan. Murid perempuan itu dengan bangga menyombongkan diri, berbicara lantang kepada peserta lainnya, "Kalian boleh mencoba, tapi tetap saja tidak aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Lolos

Ketika juri akhirnya berdiri untuk mengumumkan hasil dari kelompok keempat, suasana berubah hening. Semua mata tertuju pada panggung, terutama pada Zhao Xueyan yang berdiri dengan tenang tanpa ekspresi."Setelah penilaian yang cermat, berikut hasil akhir dari kelompok empat," seru pembawa acara dengan suara lantang. "Peserta yang berhasil lolos adalah ...."Penonton menahan napas, beberapa sudah berbisik, yakin bahwa Zhao Xueyan tidak mungkin lolos."Zhao Xueyan!" nama itu disebut pertama kali.Kerumunan mendadak gempar. Orang-orang yang sebelumnya mencemooh kini terkejut luar biasa. Bahkan beberapa tetua sekte tampak saling berbisik, tidak percaya dengan hasil tersebut."Bagaimana mungkin?! Dia bahkan baru bergerak di lima menit terakhir!" seru salah satu murid dengan wajah tidak percaya.Namun pembawa acara melanjutkan tanpa memperdulikan keributan."Peserta kedua: Xu Jing dari Sekte Langit Terbuka.""Peserta ketiga: Fan Rui dari Sekte Angin Hijau.""Peserta keempat: Qin Yue dari Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Siapa Dia sebenarnya?

Saat mereka sedang menikmati makanan dengan tenang, seorang murid sekte Tapak Suci dari Kekaisaran Zhengtang tiba-tiba mendekat. Wajahnya menunjukkan sedikit keraguan, namun sorot matanya penuh rasa ingin tahu. "Maaf, boleh bertanya sesuatu?" katanya sopan namun tegas.Zhao Xueyan meletakkan sumpitnya dengan tenang, begitu pula Niuniu yang sedang menyuap makanan dengan lahap. "Ada apa?" tanya Zhao Xueyan dengan nada netral.Murid itu menatap mereka berdua lebih dalam. "Rasanya aku pernah melihat kalian sebelumnya. Apa kita pernah bertemu? Sebelumnya saya dari kekaisaran Zhengtang dan wajah Tuan sangat tidak asing.” Niuniu yang masih dalam penyamaran sebagai pria langsung tersenyum lebar, mencoba mengalihkan suasana. "Ah, mungkin Anda salah orang. Saya dan teman saya ini hanya pendatang biasa."Zhao Xueyan dengan wajah tanpa ekspresi ikut menambahkan, "Kami tidak berasal dari kekaisaran Zhengtang, jadi mungkin hanya kebetulan saja."Murid itu mengerutkan kening, tampak tidak sepenuhny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Serangan

Malam itu, di penginapan mewah yang menjadi tempat tinggal sementara sekte Bulan Darah, suasana terasa tegang. Para murid inti sekte berkumpul di sebuah ruangan besar dengan penerangan redup. Wajah mereka terlihat penuh rencana licik."Kita tidak boleh membiarkan pemuda bernama Zhao Xueyan itu ikut kompetisi besok," ucap seorang pemuda yang mengenakan jubah merah gelap, pemimpin kelompok murid sekte tersebut.Seorang gadis dengan riasan mencolok, yang tadi menjadi pusat perhatian di panggung kompetisi, mengangguk dengan ekspresi penuh kebencian. "Dia membuat sekte Bulan Darah terlihat lemah! Kalau orang-orang tahu kita kalah dari seseorang yang tidak mewakili sekte mana pun, nama baik kita akan hancur.""Apa rencanamu?" tanya salah satu murid yang berdiri di dekat pintu.Pemuda itu menyeringai licik. "Malam ini kita kirim beberapa orang untuk memberikan pelajaran pada pemuda itu. Kalau perlu, pastikan dia tidak bisa bangun dari tempat tidur besok pagi."Gadis itu tertawa kecil dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Perkelahian Di Malam Hari

Ketujuh pembunuh itu bergerak cepat, mengelilingi Zhao Xueyan dengan formasi mengepung. Mata mereka penuh keyakinan bahwa lawan mereka hanyalah "pria muda" tanpa kekuatan berarti."Kau benar-benar ingin melawan kami?" salah satu pembunuh mendesis sambil menyiapkan senjata berbentuk belati panjang yang berkilauan di bawah sinar bulan.Zhao Xueyan tersenyum tipis, angin malam menerpa rambutnya yang terurai. "Kalian datang mencari kematian sendiri," ucapnya dingin.Dalam sekejap, Zhao Xueyan bergerak secepat kilat, tubuhnya seperti bayangan yang sulit tertangkap mata. Dia tidak hanya menghindari serangan pertama, tetapi juga membalikkan keadaan dengan memukul balik seorang pembunuh hingga terpental ke tanah.Brugh! "Bagaimana mungkin?" salah satu pembunuh terkejut, matanya membelalak saat melihat kecepatan gerakan Zhao Xueyan.Dengan tenang Zhao Xueyan mengayunkan pedangnya. Cahaya tajam terpancar, memotong udara dan langsung melukai tiga pembunuh yang berada di garis depan. Mereka jatu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Terkejut

Di tengah kepungan lima pembunuh yang berbicara dengan nada sombong, Tian Ming tetap berdiri dengan wajah datar. "Serahkan dirimu, atau nyawamu melayang malam ini," ancam salah satu dari mereka.Namun sebelum ancaman itu selesai, dalam sekejap bayangan tubuh Tian Ming bergerak seperti kilatan petir. Angin tajam berdesir, dan suara tebasan pedang menggema di udara.Dalam hitungan detik, kelima pembunuh itu terdiam dengan mata terbelalak. Tubuh mereka roboh satu per satu tanpa sempat memberi perlawanan berarti. Tian Ming kembali berdiri tegak dengan tatapan dingin, seolah apa yang baru saja terjadi hanyalah angin malam yang berlalu begitu saja.“Sungguh membuang waktu,” gumam Tian Ming pelan, membersihkan noda darah yang menempel di ujung pedangnya sebelum melangkah pergi untuk memeriksa keadaan Zhao Xueyan dan Wu Liang.Keempat orang itu bertemu di luar hutan yang gelap itu. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Tian Ming pada Zhao Xueyan saat melihat Zhao Xueyan datang. Gadis cantik itu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status