Home / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Chapter 151 - Chapter 155

All Chapters of Istri Pesanan CEO: Chapter 151 - Chapter 155

155 Chapters

Kerusuhan Di Sekolah

Pagi itu saat terbangun Davva tidak menemukan Kanya berada di sebelahnya. Ya, seperti hari-hari sebelumnya Kanya bangun jauh lebih awal dari Davva lalu menyibukkan diri di ruang belakang.Meskipun sudah ada asisten rumah tangga akan tetapi bagi Kanya urusan perut dan memberi makan anak serta suami sebisa mungkin harus melibatkan tangannya. Kecuali jika ia benar-benar tidak bisa.Bangkit dari tempat tidur, hal pertama yang Davva lakukan adalah mencari keberadaan sang istri.Melangkahkan kakinya ke ruang belakang, dugaan Davva seketika menjadi nyata. Sosok mungil itu terlihat sedang sibuk di depan oven. Davva mendekat dan berdiri tepat di belakang Kanya.“Lagi bikin apa, Nya?” tanyanya pelan tapi ternyata cukup mengagetkan Kanya.Kanya terperanjat dan sontak menoleh ke belakang. “Astaga, Dav, aku pikir siapa.” Kanya memegang dadanya sebagai bentuk bahwa dirinya benar-benar terkejut oleh tindakan suaminya.Davva tersenyum. Mungkin Kanya benar-benar sedang berkonsentrasi sehingga tidak me
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Tamu Tak Diundang

Setelah penyerangan Aline pada Kanya di sekolah anak-anak, Kanya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.Tadi Aline tidak hanya mencakar muka Kanya dan mencoba mencelakai dengan mencekik Kanya. Tapi perempuan itu juga menampar Kanya berkali-kali hingga Kanya tidak sadarkan diri.Kanya sudah mencoba melawan, tapi usahanya percuma lantaran tubuh Kanya yang begitu mungil sedangkan Aline begitu menjulang. Pertengkaran keduanya mengundang perhatian orang-orang dan sukses membuat kehebohan di tempat itu. Aline langsung diamankan saat itu juga.Raven datang tidak lama setelah pihak sekolah meneleponnya. Sedangkan hingga saat ini Davva masih belum tiba.“Aku minta maaf, Nya. Aku nggak tahu kalau Aline datang ke sini,” kata Raven sambil memandang sedih pada Kanya. Keadaan mantan istrinya itu begitu memprihatinkan. Wajah mulus Kanya penuh dengan gurat-gurat cakaran Aline. Sedangkan lehernya merah oleh bekas cekikan perempuan itu. Jika saja tadi pihak sekolah terlambat
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Mereka Jangan Sampai Tahu

“Kondisi Kanya sudah membaik. Dia sekarang sedang istirahat. Kamu mau ketemu Kanya?” tanya Davva pada Raven yang datang berkunjung pagi itu.Raven tahu akan terkesan tidak etis jika ia mengatakan iya dengan terang-terangan pada suami Kanya, sedangkan sang suami sudah mengatakan keadaan istrinya. Tadinya Raven berharap Kanyalah yang menyambutnya, bukan Davva, jadi ia bisa berjumpa langsung dengan Kanya.“Nggak usah, kalau Kanya sedang istirahat biar dia istirahat dulu. Aku hanya ingin tahu keadaannya.”“Siapa yang datang, Dav?” Kanya tiba-tiba muncul karena merasa penasaran siapa tamu yang ingin bertemu dengannya, sementara Davva masih berada di ruang tamu sejak tadi.Davva dan Raven serentak memandang ke arah Kanya. Raven melempar senyum mengandung kerinduan yang dibalas Kanya dengan anggukan kepala dan lengkungan bibir sekenanya.“Nya, Raven datang karena ingin tahu keadaan kamu.” Davva mewakili Raven bicara.Kanya mengangguk pelan tanpa sepatah kata mampu terlontar dari bibirnya. En
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Dan Mereka Pun Bercerai

Ini adalah hari ketiga Davva dirawat di rumah sakit. Selama itu pula Raven menawarkan bantuan mengantar jemput Monica ke sekolah karena Kanya harus menemani Davva. Para pegawai Davva bergantian mengunjungi Davva. Namun yang paling rajin dan berulang-ulang adalah Kiki, sekretarisnya. Bahkan tadi Kiki menawarkan diri untuk menyuapi Davva makan yang segera ditolak oleh lelaki itu. Davva hanya mau dilayani oleh istrinya, bukan wanita lain. Lagi pula Davva masih bisa suap sendiri.“Kata dokter, Pak Davva kapan boleh pulang, Bu?” tanya Kiki saat Kanya sedang bersiap-siap membereskan barang-barang Davva.“Katanya sih sore ini sudah boleh pulang.”Kanya bersyukur akhirnya ada pendonor yang sesuai dengan Davva. Saat Kanya bertanya pihak rumah sakit tidak bersedia memberitahunya dengan alibi bahwa identitas pendonor tersebut adalah rahasia yang tidak boleh diketahui pasien maupun keluarganya. Andai saja Kanya tahu ia ingin berterima kasih dan memberi sesuatu.“Bapak sih kerjanya terlalu difors
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Peristiwa Yang Menimpa Ray

“Kamu jangan main-main dengan ucapanmu, Rav! Cerai itu bukan mainan!” jerit Aline tidak hilang akal. Ia harus bisa membuat Raven mengurungkan niatnya setidaknya sampai warisan Ray cair.“Aku nggak pernah main-main dengan ucapanku, Lin. Sekarang kemasi barang-barang kamu, pergi dari sini!” usir Raven dengan intonasi suara yang tidak berubah.Aline beku di tempat. Raven tidak tergoyahkan dan tampak begitu marah. Aline memutar otak dalam waktu singkat agar Raven mengubah keputusannya. Belum sempat Aline menemukan ide Raven kembali lagi menghardiknya.“Aku bilang ke luar! Pergi dari sini! Apa kamu nggak dengar juga? Atau otakmu bebal sampai nggak ngerti apa maksudku? Itu pintu keluarnya kalau kamu nggak tau!” Raven arahkan telunjuknya ke arah pintu agar Aline angkat kaki.“Rav, kamu jangan emosi dulu. Semua ini bisa kita bicarakan baik-baik,” ujar Aline mencoba lagi peruntungannya.Raven menggeleng tegas. Dibukanya lemari baju lalu mengambil pakaian Aline dari sana dan melempar ke muka p
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status