All Chapters of Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO: Chapter 61 - Chapter 70

133 Chapters

Nyonya Rumah

Joya menggeleng, mencoba memahami jalan pikiran Alastar. Ia tahu, ini bukan sekadar rumah melainkan bentuk lain dari kendali Alastar atas hidupnya. Bagaimanapun, ia harus mencari cara untuk keluar dari lingkaran gelap ini."Saya bisa mencari tempat sendiri. Saya tidak butuh rumah yang—""Aku tidak menerima penolakan," potong Alastar tegas.Mobil mewah berwarna hitam pekat itu akhirnya berhenti di depan sebuah rumah megah bergaya Amerika klasik. Rumah itu memiliki dua lantai dengan dominasi kaca yang luas, memungkinkan sinar matahari menerangi hampir seluruh bagian dalamnya.Warna cokelat kayu berpadu sempurna dengan aksen putih di tiang dan jendela, menciptakan kesan hangat. Sebuah balkon kecil di lantai dua tampak menghadap halaman depan, yang dihiasi rumput hijau dan beberapa tanaman hias. Sopir Alastar membunyikan klakson sekali, dan beberapa saat kemudian, gerbang besi hitam perlahan terbuka. Seorang pria berperawakan tegap muncul, membukakan pintu gerbang dengan sikap hormat. Ta
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Calon Istri untuk Alastar

Joya masih tercengang di tempat, pikirannya berputar menangkap setiap kata yang baru saja diucapkan oleh Alastar. Rumah ini akan menjadi tempat tinggalnya selamanya? Itu mustahil. Alastar hanya bertindak impulsif, seperti biasa. Mana mungkin dia menetap di sini selamanya. Hubungan mereka hanya bersifat sementara, enam bulan dan tidak lebih. Begitu perjanjian itu berakhir, dia akan pergi, dan Alastar akan menikahi wanita lain yang pantas untuknya. Rumah ini pasti akan menjadi milik istri Alastar kelak, bukan dirinya. Joya pun memilih untuk menelan saja semua perkataan Alastar dan menyimpan kunci rumah itu di dalam tas. Lebih baik ia pura-pura menurut dulu, supaya Alastar merasa berada di atas angin. Barulah nanti ia mencari cara agar bisa keluar dari rumah itu.Selang beberapa detik, pria itu merangkul bahunya.“Kita kembali ke kantor sekarang. Aku tidak mau terlambat menghadiri meeting,” ujar Alastar kemudian.Tanpa banyak bicara, Alastar mengajak Joya kembali ke mobil. Di dalam mob
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Tidak Perlu Dijodohkan

“Siena?” tanyanya dengan nada heran begitu ia mendekat.Siena menoleh dan tersenyum. “Kak Joya. Aku kebetulan sudah pulang kerja, jadi aku pikir sekalian ikut menjemput Bu Dewi.”Joya mengernyit. Ia tidak menyangka Siena akan ikut dalam perjalanan ini. Seharusnya ia tidak merasa keberatan, tetapi entah mengapa kehadiran Siena membuatnya merasa ada yang janggal. Ia tidak ingin Siena terlalu terlibat dalam urusan rumah tangganya, terutama yang berkaitan dengan Denis.“Kenapa mendadak?” Joya bertanya lagi, matanya bergantian menatap Siena dan Denis.Denis yang sejak tadi hanya diam akhirnya angkat bicara. “Aku yang mengajak Siena, karena kami kebetulan bertemu di lift. Kupikir akan lebih baik jika dia ikut. Nggak ada salahnya, ‘kan?”Joya menghela napas pelan. Tidak ada yang salah, tentu saja. Namun tetap saja, ia merasa kehadiran Siena akan membuatnya lebih sulit untuk menghadapi Denis. Siena melangkah lebih dekat dan menggandeng lengan Joya dengan akrab. “Kak Joya, ayo cepat masuk mob
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Menolak Satu Kamar

Malam mulai merayap ketika Joya meninggalkan rumah sakit bersama sang ibu mertua. Denis mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, sementara di dalam, suasana cukup hening. Joya duduk di sebelah Denis, sedangkan Bu Dewi dan Siena duduk di kursi belakang.Namun, tiba-tiba, di perempatan jalan mobil yang dikendarai Denis mengerem mendadak. Siena tersentak ke depan dan langsung mengeluh pusing. “Aduh...” keluh Siena, tangannya refleks memegang kepalanya sambil menoleh ke arah Joya. “Kak, aku pusing.”Joya langsung menoleh dengan khawatir. “Mau muntah lagi?” tanyanya, matanya menatap sang adik penuh perhatian.Mendengar Siena mengeluh, Denis langsung menatap adik iparnya itu dari spion dengan rasa bersalah. “Maaf, Siena,” katanya cemas. “Mobil kantor ini memang sering bermasalah. Remnya suka tiba-tiba berat. Aku sebenarnya sudah mengajukan permohonan mobil baru ke bagian General Affair, tapi belum dikabulkan.”Siena mengusap pelipisnya pelan sambil menggeleng. “Aku cuma kaget, Mas. Na
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Kabur di Malam Hari

Joya menatap Denis dengan sorot mata dingin, rahangnya mengeras. "Kau tidak berhak ikut campur mengenai hubunganku dengan Pak Alastar. Lagi pula, siapa yang akan menjadi suamiku di masa depan, itu bukan urusanmu."Denis menatap Joya tanpa ekspresi, lalu tanpa sepatah kata lagi, ia melangkah keluar dan menutup pintu di belakangnya.Begitu Denis berlalu, Joya menghela napas lega. Ia merasakan dadanya naik turun cepat, masih tersisa kegelisahan di dalam hatinya. Ia lalu berjalan menuju kamar mandi, membasuh tubuhnya dengan air hangat untuk meredakan ketegangan. Setelah mengganti pakaian dengan piyama tidur berwarna biru lembut, Joya keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih setengah basah. Ia berjalan keluar dari kamar untuk menjenguk sang ibu mertua.Namun, saat melewati ruang tengah, ia melihat Denis berbaring di sofa dengan mata terarah pada televisi yang menyala tanpa suara. Nampaknya, pria itu juga sudah membersihkan diri di kamar mandi depan. Denis meliriknya sekilas, lal
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Menyelinap Diam-diam

Perjalanan terasa begitu lama, meskipun hanya berlangsung sekitar lima belas menit. Joya turun dari taksi dengan perasaan campur aduk. Ragu-ragu, ia menatap gedung apartemen mewah yang menjulang di hadapannya. Angin malam menghembuskan hawa dingin, membuat piyama tidurnya yang tipis terasa semakin tidak nyaman. Dengan cepat, Joya membuka aplikasi mobile banking di ponselnya dan mentransfer biaya perjalanan. Untungnya, sopir taksi itu menerima pembayaran digital, sehingga ia tidak perlu khawatir tentang uang tunai yang memang tidak ia bawa.Setelah mengucapkan terima kasih kepada sang sopir, Joya memasukkan tangannya ke saku piyama untuk menghalau rasa dingin. Kini, ia harus memutuskan langkah selanjutnya. Haruskah ia menelepon Alastar dan meminta izin untuk masuk ke apartemen? Namun, bagaimana jika pria itu sedang berduaan dengan Bianca? Bukankah ia akan mengganggu kencan romantis mereka?Tidak, ia tidak ingin memikirkannya. Dengan langkah pelan, Joya masuk ke lobi apartemen yang me
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Jangan Bertanya Tentang Cinta

Joya menyentuh ujung hidungnya dengan gugup, tidak tahu bagaimana harus menjawab. Sementara, Alastar terus berjalan mendekat, hingga Joya bisa mencium aroma tubuhnya yang familiar. “Atau .…” lanjutnya pelan, suaranya terdengar menggoda, “Kau sangat merindukan aku, sehingga datang diam-diam untuk melihatku?”Wajah Joya semakin panas, terbakar oleh rasa malu yang teramat sangat. “Bapak terlalu percaya diri,” balas Joya dengan suara bergetar.“Kalau begitu, kenapa kau masuk ke apartemenku, Baby?” tanya Alastar mengangkat satu alisnya.Joya menghela napas panjang, tahu bahwa ia tidak bisa menghindar lagi. Namun, ia bingung harus menjawab bagaimana. Apabila ia menceritakan perbuatan Denis padanya di dalam kamar, itu hanya akan memantik bara api dalam diri Alastar. “Saya … hanya ingin mengambil beberapa baju yang masih tertinggal di sini. Itu saja. Tidak lebih,” ucap Joya mencari alasan. Alastar menyandarkan tubuhnya ke meja di dekatnya, membiarkan Joya berjalan menuju ke lemari baju. “
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Kebohongan Ditutupi Kebohongan

Denis mengerang frustasi, tubuhnya masih terasa lelah karena semalaman ia sulit memejamkan mata. Berulang kali ia membalikkan badan, mencoba mencari posisi tidur yang nyaman, tetapi perasaan kesal dan malu terus menghantui pikirannya. Kejadian semalam terus berputar di benak Denis, terutama adegan di mana Joya berpura-pura menerimanya, hanya untuk mencari kesempatan melarikan diri. Namun, yang paling mencengangkan adalah tindakan Joya yang nekat berlari keluar dari rumah, seolah sangat takut akan disentuh olehnya. Padahal, mereka masih berstatus sebagai suami istri. Sebenarnya, Denis masih ingin memejamkan mata, tetapi pagi datang terlalu cepat. Bunyi nyaring dari ponselnya memecah keheningan, membuat Denis tersentak bangun. Ia meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas. Matanya yang masih setengah terbuka langsung terpaku pada layar.Melihat nama yang tertera di layar ponselnya, jantung Denis berdegup lebih kencang.Bunda.Dengan cepat, ia menerima panggilan itu dan menempelkan p
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Teman Spesial

Mendengar pertanyaan ibunya, hati Denis tersentil. Ada sesuatu yang menyakitkan dalam cara ibunya bertanya, seolah menegaskan bahwa ia adalah suami yang tidak becus menjaga istrinya. Sejenak ia terdiam, menundukkan kepala, merasa seakan dirinya tengah dihakimi. Andai saja ibunya tahu kebenaran yang sesungguhnya—bahwa dia sendiri yang menyerahkan Joya kepada Alastar—mungkin penyakit jantung ibunya akan kambuh lagi.Denis menelan ludah, mencari alasan yang masuk akal. "Joya tidak pergi berdua, Bu. Ada sopir kantor dan asisten bosnya yang ikut serta. Jadi, Ibu tidak perlu khawatir."Bu Dewi mengerutkan kening, menatapnya dengan tatapan curiga. "Tapi, kenapa Joya tidak berpamitan dulu kepada Ibu sebelum berangkat? Dia selalu bilang kalau mau pergi."Denis berusaha menampilkan ekspresi setenang mungkin. "Supaya tidak mengganggu istirahat Ibu. Joya tahu Ibu butuh banyak istirahat agar cepat sembuh."Bu Dewi menatapnya lama, seakan ingin mencari kebohongan dalam kata-kata sang putra. Denis
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Berikan Aku Semangat

Joya memilih diam. Ia tak ingin menanggapi ucapan Alastar yang mengingatkannya untuk tidak ingkar janji kepada Bryan. Percuma juga bila ia berdebat, karena pria itu punya sejuta cara untuk membuatnya terpojok.Alastar mengamati Joya yang tampak gelisah, lalu melipat tangannya di depan dada. "Kenapa tadi kau berjalan mengendap-endap?" tanyanya penuh selidik. "Setelah semalam kau datang tanpa permisi, sekarang kau bermaksud pergi tanpa pamit? Atau, kabur diam-diam sudah menjadi kebiasaanmu, Joya?"Wajah Joya langsung memanas. Perkataan Alastar terdengar seperti sindiran tajam yang membuatnya malu. Ia mengalihkan pandangan dan berdeham pelan, berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Saya tidak ingin mengganggu Bapak," ujarnya lirih. "Dan, saya harus segera berangkat ke kantor dengan taksi.Alastar mengangkat alis. "Kenapa harus naik taksi? Kau bisa berangkat bersamaku."Joya menoleh cepat. "Itu tidak pantas, Pak. Orang-orang di kantor akan membicarakan kita, jika kita datang bersama. Sek
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status