Lahat ng Kabanata ng Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO: Kabanata 111 - Kabanata 120

133 Kabanata

Menghangatkan Hatimu

Joya melangkah perlahan memasuki apartemen Alastar, suasana masih sepi. Seperti yang ia duga, pria itu belum pulang setelah menjemput kakaknya di bandara. Sejenak, ia menghela napas panjang sebelum menyalakan lampu ruang tamu. Tanpa banyak berpikir, Joya berjalan menuju kamar. Tubuhnya masih terasa lunglai selepas pertengkarannya dengan Siena tadi. Hatinya perih, seperti ada sesuatu yang terkoyak hingga menyisakan kehampaan. Dengan langkah gontai, Joya berjalan ke kamar mandi lalu menyalakan kran air hangat ke dalam bathtub. Sementara menunggu air memenuhi bak, ia menatap wajahnya di cermin. Mata sembap dan rona lelah jelas tergambar di sana. Joya pun mencuci wajahnya, berharap rasa dingin dari air dapat meredakan sesak di dada. Namun, alih-alih merasa lebih baik, kesedihan itu semakin mencengkeram hatinya.Setelah air cukup penuh, Joya melepas pakaian dan perlahan merendam tubuhnya di dalam air yang hangat. Sensasi nyaman menyelimuti tubuhnya, tetapi tidak cukup kuat untuk mengusi
last updateHuling Na-update : 2025-03-15
Magbasa pa

Berpisah Selamanya

Joya duduk di tepian ranjang dengan kedua tangan saling menggenggam erat di atas pangkuan. Jantungnya berdebar kencang, seolah-olah bisa terdengar hingga ke seluruh penjuru kamar. Air yang mengalir terdengar samar dan bayangan Alastar masih berada di kamar mandi. Akan tetapi, pikirannya hanya terpaku pada kenyataan bahwa sebentar lagi pria itu akan menemuinya. Ada sesuatu yang menggetarkan dada, sesuatu yang ia sendiri enggan akui.Tiba-tiba, suara pintu kamar mandi terbuka. Refleks, Joya menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya, berpura-pura telah terlelap. Ia berharap, jika ia berpura-pura tidur, jantungnya tidak akan berdetak segila ini. Namun, ketenangannya hanya bertahan beberapa detik, sebelum ia merasakan gerakan di tempat tidur. Suara desahan napas yang akrab membuat Joya semakin menahan napas. Alastar beringsut mendekat, perlahan tapi pasti, hingga akhirnya ia bisa merasakan hembusan hangat di belakang telinga.Seketika, Joya merasakan tiupan lembut yang meng
last updateHuling Na-update : 2025-03-16
Magbasa pa

Kejutan untuk Denis

Denis menghela napas panjang, menatap ibunya yang masih menunggu jawaban. Matanya yang sendu memancarkan keteguhan hati seorang ibu yang ingin melihat anaknya tetap bahagia. Namun, di saat yang bersamaan, penuh dengan kecemasan akan keputusan yang akan diambil Denis. Hening menyelimuti mereka, hanya suara detik jam dinding yang berdetak perlahan, seolah turut menghitung waktu yang semakin sempit untuk Denis membuat keputusan."Aku belum memberitahu Joya, Bu," suara Denis terdengar berat, nyaris seperti bisikan yang tertahan di tenggorokan. "Kami belum sempat bertemu, karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tapi, aku berencana membicarakan hal ini secepatnya."Bu Dewi terdiam, hatinya semakin terasa berat. Denis melanjutkan, "Joya masih terikat kontrak kerja. Jika dia pergi, dia bisa terkena penalti dari kantor."Mata Bu Dewi semakin memerah, kelopaknya bergerak-gerak menahan genangan air mata yang siap jatuh kapan saja. Ia menghela napas panjang, seolah berusaha menenangkan hat
last updateHuling Na-update : 2025-03-17
Magbasa pa

Sudah Saatnya Mereka Tahu

Joya berdiri di dapur, tangannya lincah mengaduk nasi goreng di dalam wajan. Aroma harum bawang putih dan kecap manis memenuhi ruangan apartemen. Matanya sesekali melirik ke arah jam dinding, memastikan mereka tidak akan terlambat ke kantor. Semakin lama, ia merasa heran. Biasanya, selesai mandi, Alastar sudah keluar dari kamar dan langsung bergabung dengannya. Namun pagi ini, pria itu belum juga muncul. Ada apa dengannya?Didorong rasa penasaran, Joya meletakkan spatula dan berjalan menuju kamar. Tangannya mengetuk pintu dengan ringan sebelum mendorongnya perlahan.Akan tetapi, apa yang ia lihat di dalam membuat langkahnya terhenti di ambang pintu. Dua koper besar berdiri tegak di sisi ranjang, rapi dan siap untuk dibawa pergi.“Alastar?” Suaranya sedikit ragu. “Apa ini?”Alastar, yang sedang berdiri di depan lemari, menoleh dengan senyum penuh percaya diri. “Kenapa hanya bengong? Seharusnya kau berterima kasih. Aku sudah mengemas pakaian kita.”Joya mengerjapkan mata, merasa otakn
last updateHuling Na-update : 2025-03-18
Magbasa pa

Bukan Sekretaris Biasa

Joya membuka mulutnya, ingin membantah, tetapi kata-kata itu tertahan di ujung lidahnya. Terlebih, saat Alastar mengusap punggung tangannya dengan gerakan lembut. “Dengar, Joya,” tutur Alastar penuh penekanan. “Aku ingin semua orang tahu bahwa kau bukan lagi sekretaris biasa. Kau adalah wanita yang kucintai.”Dada Joya berdebar kencang. Ia masih belum terbiasa dengan cara Alastar mengungkapkan perasaannya yang begitu langsung, begitu menguasai.Ketika lift berhenti di lantai tertinggi, pintu terbuka dengan bunyi nyaring. Dan kembali, para staf yang bertugas di lantai eksekutif terdiam dalam keterkejutan mereka. Meski begitu, tidak ada yang berani mengutarakan rasa penasaran mereka. Mereka hanya menundukkan kepala, pura-pura sibuk dengan pekerjaan masing-masing, walau jelas mata mereka tak bisa lepas dari pemandangan luar biasa ini.Alastar tetap menggenggam tangan Joya sepanjang koridor menuju ruang CEO, tidak sedikit pun mengendurkan cengkeramannya. Joya, di sisi lain, merasa seola
last updateHuling Na-update : 2025-03-19
Magbasa pa

Tak Tahu Diri

Joya tertegun, matanya menatap Alastar dengan kebingungan yang tak bisa ia sembunyikan. Ia mengira Alastar akan menolak mentah-mentah kehadiran Denis, atau setidaknya menyuruh pria itu pergi begitu saja. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Alastar dengan tenangnya meminta Denis untuk masuk ke ruangannya, seakan ini adalah hal yang tak perlu diperdebatkan lagi."Kau yakin?" Joya mengulangi pertanyaannya dengan suara lirih, penuh keraguan. Alastar tersenyum tipis, tetapi ada ketegasan yang tak bisa disangkal dalam tatapan tajamnya. "Aku yakin. Masalah ini harus diselesaikan sekarang juga."Tanpa membantah lagi, Joya menghela napas panjang lalu berbalik keluar dari ruangan. Benar saja, Denis masih duduk di ruang tunggu. Tubuhnya sama sekali tak bergerak, seperti sudah bertekad untuk menunggu seberapa lama pun Joya bersedia menemuinya. Begitu melihat Joya keluar, ia langsung berdiri, menatapnya dengan ekspresi penuh harap."Sekarang kau sudah bisa bicara denganku?" tanyanya datar.
last updateHuling Na-update : 2025-03-20
Magbasa pa

Jangan Bermain-main Denganku

Alastar melanjutkan dengan suara penuh amarah, "Selama ini Joya sudah lebih dari cukup berkorban untuk keluargamu. Bahkan, kau menjualnya padaku demi membiayai operasi ibumu. Itu lebih dari cukup!" Ia mendekatkan wajahnya ke Denis, suaranya semakin rendah tetapi tajam bagai pisau. "Jangan berpura-pura seolah kau satu-satunya yang peduli pada ibumu, sementara kau sendiri justru menghancurkan hidup istrimu."Joya hanya bisa menatap keduanya dengan napas tertahan. Ia tidak pernah melihat Alastar semarah ini sebelumnya. Namun, di dalam hatinya, ada sedikit rasa lega. Ia lelah terus ditekan oleh Denis, dan sekarang ada seseorang yang berdiri di sisinya, membelanya tanpa ragu.Denis menelan ludah dengan susah payah, matanya beralih pada Joya, seolah mencari pembelaan. Namun, yang ia temukan hanyalah sorot mata dingin dari wanita yang dulu mencintainya. Tidak ada lagi kasih sayang, tidak ada lagi harapan yang bisa ia pegang.Alastar melonggarkan cengkeramannya, tetapi tetap menjaga sikap d
last updateHuling Na-update : 2025-03-21
Magbasa pa

Lebih Baik Aku Mati

Denis melangkah tergesa ke arah mobilnya sementara pikirannya masih kusut. Dengan gerakan kasar, ia membuka pintu lalu menyalakan mesin. Mobil melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang diguyur hujan gerimis. Hanya satu tujuan yang kini memenuhi benaknya—kos Siena.Setelah perjalanan beberapa menit yang terasa panjang, Denis sampai di depan rumah kos tempat Siena tinggal. Ia mematikan mesin, lalu keluar dari mobil.Tangannya terulur mengetuk pintu kamar Siena beberapa kali. Dari dalam, terdengar langkah kaki yang tergesa sebelum akhirnya daun pintu terbuka perlahan.Siena berdiri di sana, mengenakan daster berbahan katun. Wajahnya pucat pasi, matanya sembap dan merah, jelas sekali habis menangis. Denis menatapnya lekat, merasakan ada sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar kesedihan.Tanpa menunggu Siena mengundangnya masuk, Denis mendorong pintu lebih lebar lalu melangkah ke dalam. Begitu ia menutup pintu, aroma khas kamper bercampur wangi bunga melati tercium samar dari
last updateHuling Na-update : 2025-03-22
Magbasa pa

Kenangan Terakhir

Setelah satu hari penuh berurusan dengan pekerjaan, Alastar dan Joya bersiap untuk pulang. Seperti saat mereka tiba di kantor tadi pagi, Alastar kembali merangkul pinggang Joya ketika melangkah keluar dari ruang CEO. Beberapa karyawan yang masih berkutat dengan pekerjaan sempat melirik mereka, tetapi Alastar tetap bersikap acuh tak acuh. Ia tak peduli meskipun Joya berulang kali memperingatkannya untuk menjaga sikap di lingkungan kerja."Alastar, jangan seperti ini…," bisik Joya lirih, melirik ke sekeliling dengan gugup."Lalu? Aku harus pura-pura tidak menginginkanmu?" Alastar merespons santai, tetap menggenggam erat pinggang ramping perempuan itu.Joya hanya bisa menghela napas panjang. Sekali Alastar bersikeras, tidak ada yang bisa mengubah keputusannya. Pria itu terus menuntun langkahnya hingga mereka sampai di area parkir. Setelah keduanya masuk ke mobil, Alastar menyalakan mesin dan melirik Joya dengan senyum penuh makna. Malam ini, dia ingin menyetir sendiri."Kau ingin makan
last updateHuling Na-update : 2025-03-22
Magbasa pa

Tidak Boleh Gagal

Fajar masih menyelimuti kota, ketika jarum jam tepat menunjuk pukul enam. Di depan apartemen mewah tempat Alastar dan Joya tinggal, sebuah mobil hitam mengilap telah terparkir rapi. Sopir Alastar turun dari kursi kemudi, menghubungi Alastar melalui ponselnya. Tidak lama kemudian, suara berat Alastar terdengar di ujung telepon, meminta sopirnya naik ke atas untuk membantu membawa koper mereka.Di dalam apartemen, Joya masih membereskan beberapa barang ke dalam tas. Alastar, yang sudah siap sejak beberapa menit lalu, hanya duduk di tepian ranjang sembari memperhatikan sang kekasih dengan senyum kecil.Ketika sang sopir tiba, Alastar menyerahkan dua koper besar kepadanya.“Sudah selesai?” tanya Alastar sembari melirik Joya.Joya mengangguk. “Ya, ayo turun.”Mereka berdua pun turun ke lobi, langkah mereka mantap menyusuri koridor hingga tiba di depan mobil yang sudah menunggu. Alastar membukakan pintu untuk Joya, membiarkan wanitanya duduk lebih dulu sebelum ia menyusul. Mesin mobil mera
last updateHuling Na-update : 2025-03-23
Magbasa pa
PREV
1
...
91011121314
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status