Home / Romansa / Alverez / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Alverez: Chapter 21 - Chapter 30

46 Chapters

Kobaran Dendam

Hujan masih turun dengan deras ketika berita kematian Adrian Wijaya tersebar luas. Rumah besar keluarga Wijaya dipenuhi dengan suara isak tangis dan kemarahan yang tak terbendung. Di tengah aula megah itu, tubuh Adrian terbaring di dalam peti yang masih terbuka, memperlihatkan wajahnya yang pucat dengan luka tembak di kepalanya.Indra Wijaya berdiri di samping peti itu, matanya merah dan penuh kebencian. Tangannya mengepal begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Putra bungsunya, kebanggaannya, telah direnggut darinya dengan cara yang begitu brutal.Di sekelilingnya, para tamu yang hadir hanya bisa menundukkan kepala, tak berani mengucapkan sepatah kata pun. Hanya suara rintik hujan dan isakan lemah dari anggota keluarga yang terdengar.Aldo Wijaya, putra sulungnya, berdiri di sampingnya, wajahnya dingin namun sorot matanya sama berbahayanya dengan sang ayah. "Ayah, kita harus membalas dendam. Kita tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Dimas Mahendra harus membayar dengan darah.
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Mengungkap Kematian Adrian

Hujan turun dengan deras di halaman rumah keluarga Wijaya, menciptakan genangan air yang memantulkan cahaya lampu-lampu taman. Di dalam rumah, suasana masih dipenuhi duka dan kemarahan. Indra Wijaya telah memerintahkan serangan balik terhadap keluarga Mahendra, tapi dua putranya yang tersisa, Alan dan Arga Wijaya, memilih untuk berpikir lebih jernih sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.Alan duduk di ruang kerjanya, mengamati foto-foto tubuh Adrian yang diambil oleh penyelidik keluarga. Luka tembak di kepalanya begitu jelas, sementara tanda-tanda penganiayaan di tubuhnya menunjukkan bahwa adik mereka telah disiksa sebelum akhirnya dihabisi. Arga berdiri di belakangnya, kedua tangannya mengepal erat."Aku tidak percaya Dimas Mahendra akan melakukan ini secepat itu," ujar Arga dengan nada penuh emosi.Alan mengangguk. "Aku juga berpikir begitu. Papa terlalu cepat menyimpulkan bahwa ini perbuatan keluarga Mahendra. Kita harus melihat dari sudut pandang yang lebih luas."Arga menghempa
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Manuver Calvin Rahardian

Namun, di tempat lain, Calvin Rahadian sudah lebih dulu menyusun langkah berikutnya. Dengan keluarga Wijaya yang mulai mencurigai keluarga Mahendra dan semakin banyak bukti yang mengarah kepada mereka, Calvin tahu ini adalah saat yang tepat untuk mendekati Dimas Mahendra dan memastikan posisi dirinya tetap aman.***Calvin duduk di dalam mobil mewahnya, menatap hujan yang turun membasahi kota. Dalam pikirannya, semua rencana sedang dimainkan seperti bidak catur. Keluarga Wijaya sudah mulai menuduh keluarga Mahendra secara terbuka, dan ini adalah kesempatan bagi Calvin untuk semakin merapatkan hubungannya dengan Dimas Mahendra.Dengan napas panjang, Calvin mengeluarkan ponselnya dan menelepon salah satu orang kepercayaan Dimas."Aku harus bertemu dengan Tuan Dimas. Ini mendesak," katanya dengan nada tegas.Beberapa jam kemudian, Calvin sudah berada di dalam ruangan kerja Dimas Mahendra. Pria itu duduk dengan ekspresi penuh kemarahan, jelas terbebani oleh semua tuduhan yang kini diarahk
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Jerat Cinta Palsu

Di luar ruangan, Calvin menyeringai. Semua berjalan sesuai rencana. Keluarga Wijaya dan Mahendra semakin masuk ke dalam permainannya, dan dia hanya tinggal duduk manis menunggu kehancuran mereka.Namun, ada satu hal lagi yang harus ia pastikan. Alan dan Arga Wijaya mulai mencurigainya. Mereka berdua bukan orang yang mudah dipermainkan, dan jika mereka sampai menemukan bukti kuat tentang siapa yang sebenarnya membunuh Adrian, maka rencana Calvin bisa berantakan.Ia membutuhkan strategi baru. Seseorang yang bisa masuk ke dalam kehidupan keluarga Wijaya, khususnya Aldo Wijaya, si putra sulung yang paling dipercaya oleh Indra Wijaya.Calvin menatap saudara perempuannya, Mitha Rahadian, yang tengah duduk di sofa dengan kaki bersilang, memainkan ponselnya dengan bosan."Aku punya tugas untukmu," ujar Calvin seraya duduk di seberangnya.Mitha mengangkat alis. "Tugas? Aku bukan anak buahmu, Calvin.""Ini penting," lanjut Calvin, menatapnya tajam. "Aku butuh kau untuk mendekati Aldo Wijaya. Bu
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Rencana Tersembunyi

Di sebuah ruangan remang-remang dalam kediaman keluarga Wijaya, Andre Wijaya duduk di kursi beludru dengan tangan terlipat di depan dada. Mata tajamnya menatap layar laptop yang menampilkan berbagai rekaman CCTV yang telah ia kumpulkan secara diam-diam. Dalam salah satu rekaman itu, tampak Aldo Wijaya sedang berbicara dengan Mitha Rahadian. Mereka terlihat akrab, bahkan sedikit terlalu akrab untuk seseorang yang baru saling mengenal. Andre mengepalkan tangan. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres. Sejak kecil, ia selalu berada di bawah bayang-bayang Aldo. Kakaknya itu adalah kebanggaan keluarga, pewaris utama bisnis keluarga Wijaya. Sementara ia hanya dianggap bayangan—tidak lebih dari cadangan jika Aldo gagal. Hal itu selalu membuatnya merasa tidak dihargai. Dan sekarang, ada seseorang yang ingin mendekati Aldo, tapi bukan karena cinta atau ketertarikan, melainkan karena sebuah rencana yang lebih dalam. Andre mendekatkan wajahnya ke layar, memperhatikan setiap ekspresi Mitha dalam
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Perang Dingin

Sementara itu, Andre menyaksikan dari kejauhan, menyadari bahwa waktu mereka semakin sedikit. Jika Aldo mulai curiga, maka mereka harus bertindak lebih cepat. Sebelum semuanya menjadi kacau.Mitha Rahadian duduk di sebuah ruangan tersembunyi, menatap Andre Wijaya dengan ekspresi penuh arti. Mereka telah bersekongkol dalam kegelapan, menyusun rencana untuk menyingkirkan Aldo Wijaya dari dalam keluarga."Aldo terlalu kuat pengaruhnya," kata Mitha pelan, mengaduk cangkir teh di tangannya. "Selama dia masih ada, kau tidak akan pernah mendapatkan apa yang pantas menjadi milikmu."Andre menatapnya dalam diam. Ada sesuatu dalam tatapan Mitha yang membuatnya waspada, tapi ia tahu bahwa mereka memiliki tujuan yang sama. Aldo adalah anak emas, putra sulung yang selalu mendapatkan perhatian dan kepercayaan penuh dari Indra Wijaya. Sementara itu, Andre selalu berada di bayang-bayang, dipandang sebagai bayangan yang tidak cukup kuat untuk memimpin keluarga."Aku ingin dia keluar dari permainan," k
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Paksaan yang Mencekam

Hujan turun deras di luar jendela, menciptakan irama monoton yang menggema di dalam ruangan besar yang dingin dan sepi. Clara duduk di tepi ranjang dengan tangan terikat di belakang kursi. Wajahnya pucat, dan matanya yang biasanya penuh cahaya kini redup, menunjukkan kelelahan dan ketakutan yang mendalam.Di depannya, berdiri seorang pria dengan setelan jas rapi. Calvin Rahadian menatapnya dengan mata tajam penuh obsesi. Senyuman di wajahnya begitu halus, tapi mengandung ancaman tersirat."Clara... aku tidak ingin ini menjadi sulit untukmu," kata Calvin dengan nada lembut yang bertolak belakang dengan situasi yang sedang berlangsung. "Kita bisa melakukan ini dengan cara yang mudah, atau kita bisa melakukannya dengan cara yang sulit. Pilihannya ada padamu."Clara menatapnya dengan pandangan tajam. "Aku tidak akan pernah menikah denganmu, Calvin. Tidak peduli seberapa keras kau mencoba memaksaku!"Calvin mendesah, lalu berjalan perlahan ke arah Clara, membungkuk sedikit hingga wajah mer
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Permainan Licik Calvin

Dimas Mahendra duduk diam di ruang kantornya yang remang-remang. Di hadapannya, Calvin Rahadian bersandar santai di kursinya, sebuah ekspresi penuh kemenangan terukir di wajahnya. Di atas meja, sebuah laptop terbuka, menampilkan rekaman CCTV yang tampaknya akan mengubah segalanya."Aku ingin kau melihat ini, Dimas," kata Calvin dengan nada tenang, namun ada nada manipulatif yang tersembunyi di baliknya.Dimas menatap layar dengan waspada. Ia menekan tombol putar, dan rekaman mulai berjalan. Tampak seorang pria bertubuh tegap menyeret seorang gadis ke dalam ruangan yang gelap. Meski kualitas gambar tidak terlalu jelas, wajah pria itu tampak familiar.Alan Wijaya.Jantung Dimas berdegup kencang. Ia memperhatikan dengan seksama saat Alan Wijaya membawa Clara, putrinya, ke dalam ruangan yang tampak seperti sebuah gudang tua. Gadis itu tampak ketakutan, melawan sebisanya, namun pria itu terlalu kuat."Tidak mungkin..." bisik Dimas, tangannya mengepal erat.Calvin mendekat, menaruh tanganny
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Pengkhianatan di Balik Tirai

Di sudut lain ruangan, Indra Wijaya menatap putranya dengan ekspresi penuh kepedihan. Ia tidak tahu siapa yang harus disalahkan atas ini, tapi dalam hatinya, ia bertekad untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini. Dan jika ia menemukannya, tidak akan ada belas kasihan.Aldo Wijaya masih terbaring di rumah sakit dengan kondisi kritis. Selang-selang medis yang menempel di tubuhnya membuatnya terlihat begitu rapuh, begitu berbeda dengan sosok kakak tertua yang selalu menjadi kebanggaan keluarga. Semua orang di keluarga Wijaya kini berduka, namun satu orang melihat ini sebagai kesempatan.Andre Wijaya.Di dalam pikirannya, inilah momen yang telah ia tunggu-tunggu. Selama ini, Aldo selalu menjadi anak emas, sosok yang tak tergantikan di mata ayah mereka, Indra Wijaya. Tidak peduli seberapa keras ia berusaha, Andre selalu berada di bawah bayang-bayang Aldo. Namun sekarang, Aldo telah terjatuh, dan inilah waktunya untuk bertindak.Andre memasuki ruang kerja Indra dengan
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Perangkap Calvin

Alan Wijaya sudah mencurigai sejak awal bahwa sesuatu tidak beres dengan pergerakan Calvin Rahadian. Sejak Aldo koma, keadaan semakin kacau. Arga diusir dari rumah, Andre semakin menguasai posisi di keluarga, dan sekarang, keluarga Mahendra mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka akan bergerak dalam waktu dekat.Tapi ada satu hal yang paling mengganggunya: Clara.Gadis itu adalah kunci dari semua kekacauan ini. Sejak awal, dia adalah target, objek yang diperebutkan oleh dua keluarga besar yang ingin menghancurkan satu sama lain. Namun, tidak ada yang menyadari bahwa ada satu dalang utama yang mengendalikan semua benang dalam permainan ini.Calvin Rahadian.Alan tahu bahwa pria itu tidak akan tinggal diam. Ia bisa merasakan bahaya yang semakin mendekat. Dan ia benar.***Malam itu, Alan dan Clara memutuskan untuk bersembunyi di sebuah tempat yang mereka anggap aman—sebuah rumah tua yang sudah lama tidak digunakan di pinggiran kota. Mereka berdua tahu bahwa terlalu berisiko jika mere
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status