All Chapters of Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia: Chapter 61 - Chapter 70

87 Chapters

Bab 61: Teo Menguasai Eldar & Co

Aarav duduk di depan Viper di ruang interogasi, matanya tajam memandang pria yang selama ini menjadi bayang-bayang kejahatan yang tak tersentuh. Viper, yang awalnya keras kepala, mulai menyerah di bawah tekanan Aarav. Setelah beberapa jam yang melelahkan, ia akhirnya membuka mulut.“Gideon,” gumam Viper dengan nada lelah. “Dia datang ke vila. Dia bicara soal dendamnya pada Teo. Dia bilang ingin menghancurkan dia, perlahan.”Aarav mengerutkan kening. “Apa yang Gideon rencanakan?”Viper tersenyum tipis, seperti menikmati ironi situasinya. “Dia bilang dia akan menggunakan apa pun yang dia punya untuk menghancurkan Teo, termasuk... perusahaan itu, Eldar & Co.”Aarav melaporkan informasi itu kepada Teo. Mendengar nama Gideon dan Eldar & Co, Teo hanya mendesah panjang, wajahnya datar namun penuh tekad. “Sudah waktunya aku mengakhiri ini,” katanya sambil melangkah keluar ruangan, telepon di tangannya siap menghubungi penasihat keuangannya.Eldar & Co adalah perusahaan keluarga Gideon yang ki
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 62: Penyamaran Teo di Solar Eclipse

Ketika Gideon duduk berhadapan dengan Bara dan Eric di lounge eksklusif sebuah hotel bintang lima, suasana tegang menyelimuti ruangan itu. Bara, seorang pengusaha sukses yang memiliki pengaruh besar di dunia hiburan, mengangkat alisnya penuh tanya. Gideon tersenyum tipis, memanfaatkan momen hening untuk menyusun kata-kata yang akan memicu reaksi besar."Kalian tahu, Teo bukan sekadar pemain biasa di dunia klub malam ini," Gideon memulai dengan nada tenang namun penuh tipu muslihat. "Dia punya rencana besar, dan sayangnya, rencana itu tidak melibatkan kalian."Bara menyilangkan tangannya, sorot matanya tajam. "Apa maksudmu? Teo sudah berkomitmen untuk investasi ini. Aku sudah melihat angka-angkanya, dan semuanya terlihat menguntungkan."Gideon menyeringai licik. "Angka-angka memang tidak pernah berbohong. Tapi bagaimana jika aku katakan bahwa di balik itu semua, dia berencana untuk mengambil alih? Klub, aset kalian, bahkan... reputasi kalian."Eric, yang duduk di sebelah Bara, mencondon
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 63: Jaringan di Fidoria

Clara mengetuk pintu apartemen sewaan Teo dan Nick dengan tangan gemetar. Wajahnya pucat, jelas terguncang. Saat pintu terbuka, Teo langsung memperhatikan kantong hitam besar yang ia bawa serta ekspresi cemas yang tak bisa ia sembunyikan."Clara?" Teo mengerutkan kening, suaranya dipenuhi kekhawatiran. "Kamu baik-baik saja?"Clara menatap Teo dengan mata yang hampir berkaca-kaca sebelum menggelengkan kepalanya. "Tidak, Teo. Aku tidak baik-baik saja. Seseorang mencoba membobol apartemenku malam ini."Nick muncul dari dalam, berhenti sejenak untuk mendengarkan. "Apa? Apa yang terjadi?"Clara menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Aku melihat pria berpakaian serba hitam mengintai di dekat apartemenku selama dua hari terakhir. Awalnya kupikir dia hanya orang yang lewat, tapi tadi malam... dia mencoba masuk. Aku mendengar suara pintu digedor dan akhirnya, kunci pintu jebol. Untung aku sudah lari sebelum mereka berhasil masuk."Teo mengepalkan tangan. "Bara pasti sudah mulai b
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 64: Benih Cinta yang Mekar

Teo mengetuk pintu kamar rumah sakit dengan hati-hati, memastikan dirinya tidak mengejutkan Julia yang sedang berjuang melawan trauma. Suasana di ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara monitor detak jantung yang sesekali berbunyi. Julia duduk di tepi ranjang, memeluk lututnya dengan tatapan kosong mengarah ke jendela."Julia," panggil Teo pelan, langkahnya mendekat dengan penuh kehati-hatian. "Ini aku, Teo."Julia menoleh perlahan. Mata cokelatnya dipenuhi ketakutan dan kelelahan. "Teo..." suaranya nyaris tak terdengar, seperti bisikan yang nyaris hilang dalam udara.Teo menarik kursi ke samping ranjang dan duduk, memastikan posisinya setara dengan Julia agar ia merasa lebih nyaman. "Aku dengar kau sedang mengalami masa sulit. Aku di sini untuk membantu. Apa kau mau bercerita?"Julia menggigit bibirnya, ragu-ragu. Pandangannya sesekali beralih ke pintu, seperti khawatir seseorang akan mendengarkan mereka. Setelah beberapa saat, ia akhirnya membuka suara. "Aku merasa diawasi, Teo. Se
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 65: Misi di Fidoria

Malam di Fidoria terasa mencekam. Langit gelap tanpa bintang menggantung di atas kota, sementara Tarwin, Nick, dan Rhea berdiri di sudut jalan yang sepi. Rhea, dengan raut wajah penuh tekad, menunjuk ke arah bangunan tua yang tampak tak terurus di ujung gang sempit."Itu tempatnya," bisik Rhea. "Ruang bawah tanah ada di bawah gudang itu. Victor sering membawa gadis-gadis ke sana sebelum mereka dipindahkan ke lokasi berikutnya."Nick menatap bangunan itu dengan penuh perhatian, mencari kamera pengawas atau tanda-tanda pengamanan lainnya. "Ada sistem keamanan di sini? Penjaga?"Rhea mengangguk. "Ada beberapa pria bersenjata yang berjaga, tapi mereka sering lengah saat pergantian shift. Jika kita bergerak cepat, kita bisa masuk tanpa ketahuan."Tarwin mengecek kembali perlengkapan mereka—radio komunikasi kecil, senter, dan alat pembuka kunci elektronik. "Kita harus memastikan ini berhasil," katanya tegas. "Victor adalah kunci untuk menjatuhkan jaringan Bara di Fidoria. Jika kita menangka
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 66: Gudang Pendingin yang Mencekam

Rhea berdiri terpaku di lorong gelap ketika suara langkah penjaga mendekat semakin dekat. Dengan napas tercekat, ia mengintip dari balik tembok. Dua pria berbadan besar memegang senter, mengarahkan cahaya ke setiap sudut."Hei, aku yakin tadi aku mendengar suara dari sini," kata salah satu dari mereka.Rhea menggigit bibirnya, jantungnya berpacu. Tidak ada waktu untuk berpikir panjang. Ia berlari secepat mungkin ke lorong lain, tubuhnya hampir tak terlihat di bawah bayangan. Melihat pintu terbuka di ujung lorong, ia meluncur masuk tanpa ragu dan menutup pintunya.Namun, begitu pintu tertutup, terdengar suara mekanis: klik. Lampu di atasnya menyala biru, menandakan sistem pengunci otomatis telah aktif. Rhea menoleh ke belakang, menemukan dirinya di dalam sebuah gudang pendingin besar, dipenuhi dengan rak-rak berisi kotak-kotak kayu.Ia mencoba membuka pintu, namun sia-sia. "Tidak! Tidak sekarang..." gumamnya, panik.Udara dingin mulai menusuk kulitnya. Rhea memeluk tubuhnya, berusaha t
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 67: Keputusan Berbahaya yang Mengakhiri Segalanya

Nick dan Tarwin tiba di Eldorisia dengan Victor dalam pengawalan ketat polisi internasional. Mereka langsung menuju markas besar unit antiterorisme untuk menginterogasi Victor. Nick tahu, Victor adalah kunci untuk membongkar jaringan perdagangan manusia yang dibangun Bara dan para VIP di klub Solar Eclipse.Di sisi lain, Aarav telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk sesi interogasi. Dengan akses dan koneksinya yang luas, ia bekerja sama dengan tim ahli psikologi kriminal dan penyidik berpengalaman. Aarav paham bahwa Victor bukan orang biasa; ia adalah salah satu figur penting dalam jaringan ini, dan kemampuannya untuk bertahan di bawah tekanan sudah teruji.***Victor duduk di kursi logam di ruang interogasi. Tangannya diborgol ke meja, ekspresinya tenang, hampir menyerupai senyuman. Aarav melangkah masuk, mengenakan jas rapi yang membuatnya terlihat lebih seperti pengacara daripada interogator."Victor," Aarav memulai dengan nada tenang namun tegas. "Kau tahu ini akhirnya. Tidak
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 68: Kembalinya Detektif Tarwin

Setelah menjalani hukuman sementara, Tarwin akhirnya diizinkan kembali ke tim penyelidikan. Meski waktu yang terbuang membuatnya frustrasi, ia tahu harus tetap fokus pada tujuan utama: menangkap Bara dan menghentikan jaringan kriminal Solar Eclipse.Begitu Tarwin kembali, Aarav segera memanfaatkan kehadirannya. “Kita punya informasi baru,” kata Aarav sambil menunjukkan peta digital perbatasan Eldorisia dan Fidoria. “Bara sering terlihat di wilayah ini, melintasi kedua negara untuk mengurus jaringannya. Kita punya celah untuk menangkapnya.”Tarwin memperhatikan peta itu dengan saksama. “Dia pasti menggunakan rute tertentu yang sulit dijangkau polisi reguler. Apa kita punya rekaman aktivitas terakhirnya?”Aarav mengangguk. “Drone pengintai internasional mendeteksi konvoi kendaraan yang diduga milik Bara menuju wilayah pedalaman perbatasan ini tiga hari lalu.”Tim langsung bergerak cepat. Aarav memimpin pengarahan, membagi tugas antara tim darat dan udara. Tarwin ditugaskan di unit takti
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 69: Kasus Raaz Code Music

Aarav memandang dokumen-dokumen yang menumpuk di meja. Ia tahu bahwa Steven Group adalah raksasa yang hampir mustahil dijatuhkan. Dengan pengaruh besar, koneksi politik, dan jaringan bisnis yang meluas, perusahaan ini seolah kebal hukum. "Menjatuhkan mereka akan sangat sulit," Aarav mengakui dengan nada berat kepada timnya yang berkumpul di ruang rapat kecil.Tarwin mengangguk, wajahnya serius. "Mereka memiliki segalanya: uang, kekuasaan, bahkan media. Kita harus menemukan celah yang cukup besar untuk mengguncang fondasi mereka."Teo, yang sudah lama berkecimpung di dunia hiburan, memikirkan sesuatu. Wajahnya yang semula tegang mulai menunjukkan tanda-tanda pemahaman. "Mungkin kita tidak perlu menyerang langsung. Kita cukup melemahkan salah satu cabang bisnis mereka yang terhubung dengan Bara."Semua mata tertuju padanya. "Apa maksudmu?" tanya Nick.Teo meneguk kopinya sebelum menjelaskan. "Steven Group punya banyak investasi, dan salah satunya adalah label rekaman Raaz Code Music, mi
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 70: Artikel Clara

Setelah artikel Clara tentang Raaz Code Music diterbitkan, respons publik sangat luar biasa. Media sosial menjadi medan tempur opini, dengan tagar seperti #JusticeForArtists dan #ExposeRaazCodeMusic mulai menjadi tren. Dukungan deras mengalir untuk para artis yang berani bersuara, sementara nama Raaz Code Music dan Steven Group menjadi bahan perbincangan panas di media. Reputasi dua perusahaan raksasa itu mulai runtuh di hadapan mata publik.Namun, di balik sorotan itu, badai baru sedang mengintai.***Clara, yang merasa lelah setelah bekerja tanpa henti selama berminggu-minggu, akhirnya memutuskan untuk beristirahat di apartemen yang Teo sewakan untuk keperluan tim. Udara malam di kota terasa menenangkan. Ia duduk di sofa kecil di ruang tamu, secangkir teh hangat di tangannya, sambil memeriksa tanggapan pembaca di media sosial. Ia tidak menyangka artikelnya akan begitu viral.Ketukan keras di pintu membuatnya terlonjak. Waktu sudah lewat tengah malam, dan Clara tidak mengharapkan tam
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status