Share

Bab 65: Misi di Fidoria

Penulis: Geanna Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 15:17:51

Malam di Fidoria terasa mencekam. Langit gelap tanpa bintang menggantung di atas kota, sementara Tarwin, Nick, dan Rhea berdiri di sudut jalan yang sepi. Rhea, dengan raut wajah penuh tekad, menunjuk ke arah bangunan tua yang tampak tak terurus di ujung gang sempit.

"Itu tempatnya," bisik Rhea. "Ruang bawah tanah ada di bawah gudang itu. Victor sering membawa gadis-gadis ke sana sebelum mereka dipindahkan ke lokasi berikutnya."

Nick menatap bangunan itu dengan penuh perhatian, mencari kamera pengawas atau tanda-tanda pengamanan lainnya. "Ada sistem keamanan di sini? Penjaga?"

Rhea mengangguk. "Ada beberapa pria bersenjata yang berjaga, tapi mereka sering lengah saat pergantian shift. Jika kita bergerak cepat, kita bisa masuk tanpa ketahuan."

Tarwin mengecek kembali perlengkapan mereka—radio komunikasi kecil, senter, dan alat pembuka kunci elektronik. "Kita harus memastikan ini berhasil," katanya tegas. "Victor adalah kunci untuk menjatuhkan jaringan Bara di Fidoria. Jika kita menangka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 66: Gudang Pendingin yang Mencekam

    Rhea berdiri terpaku di lorong gelap ketika suara langkah penjaga mendekat semakin dekat. Dengan napas tercekat, ia mengintip dari balik tembok. Dua pria berbadan besar memegang senter, mengarahkan cahaya ke setiap sudut."Hei, aku yakin tadi aku mendengar suara dari sini," kata salah satu dari mereka.Rhea menggigit bibirnya, jantungnya berpacu. Tidak ada waktu untuk berpikir panjang. Ia berlari secepat mungkin ke lorong lain, tubuhnya hampir tak terlihat di bawah bayangan. Melihat pintu terbuka di ujung lorong, ia meluncur masuk tanpa ragu dan menutup pintunya.Namun, begitu pintu tertutup, terdengar suara mekanis: klik. Lampu di atasnya menyala biru, menandakan sistem pengunci otomatis telah aktif. Rhea menoleh ke belakang, menemukan dirinya di dalam sebuah gudang pendingin besar, dipenuhi dengan rak-rak berisi kotak-kotak kayu.Ia mencoba membuka pintu, namun sia-sia. "Tidak! Tidak sekarang..." gumamnya, panik.Udara dingin mulai menusuk kulitnya. Rhea memeluk tubuhnya, berusaha t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 67: Keputusan Berbahaya yang Mengakhiri Segalanya

    Nick dan Tarwin tiba di Eldorisia dengan Victor dalam pengawalan ketat polisi internasional. Mereka langsung menuju markas besar unit antiterorisme untuk menginterogasi Victor. Nick tahu, Victor adalah kunci untuk membongkar jaringan perdagangan manusia yang dibangun Bara dan para VIP di klub Solar Eclipse.Di sisi lain, Aarav telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk sesi interogasi. Dengan akses dan koneksinya yang luas, ia bekerja sama dengan tim ahli psikologi kriminal dan penyidik berpengalaman. Aarav paham bahwa Victor bukan orang biasa; ia adalah salah satu figur penting dalam jaringan ini, dan kemampuannya untuk bertahan di bawah tekanan sudah teruji.***Victor duduk di kursi logam di ruang interogasi. Tangannya diborgol ke meja, ekspresinya tenang, hampir menyerupai senyuman. Aarav melangkah masuk, mengenakan jas rapi yang membuatnya terlihat lebih seperti pengacara daripada interogator."Victor," Aarav memulai dengan nada tenang namun tegas. "Kau tahu ini akhirnya. Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 68: Kembalinya Detektif Tarwin

    Setelah menjalani hukuman sementara, Tarwin akhirnya diizinkan kembali ke tim penyelidikan. Meski waktu yang terbuang membuatnya frustrasi, ia tahu harus tetap fokus pada tujuan utama: menangkap Bara dan menghentikan jaringan kriminal Solar Eclipse.Begitu Tarwin kembali, Aarav segera memanfaatkan kehadirannya. “Kita punya informasi baru,” kata Aarav sambil menunjukkan peta digital perbatasan Eldorisia dan Fidoria. “Bara sering terlihat di wilayah ini, melintasi kedua negara untuk mengurus jaringannya. Kita punya celah untuk menangkapnya.”Tarwin memperhatikan peta itu dengan saksama. “Dia pasti menggunakan rute tertentu yang sulit dijangkau polisi reguler. Apa kita punya rekaman aktivitas terakhirnya?”Aarav mengangguk. “Drone pengintai internasional mendeteksi konvoi kendaraan yang diduga milik Bara menuju wilayah pedalaman perbatasan ini tiga hari lalu.”Tim langsung bergerak cepat. Aarav memimpin pengarahan, membagi tugas antara tim darat dan udara. Tarwin ditugaskan di unit takti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 69: Kasus Raaz Code Music

    Aarav memandang dokumen-dokumen yang menumpuk di meja. Ia tahu bahwa Steven Group adalah raksasa yang hampir mustahil dijatuhkan. Dengan pengaruh besar, koneksi politik, dan jaringan bisnis yang meluas, perusahaan ini seolah kebal hukum. "Menjatuhkan mereka akan sangat sulit," Aarav mengakui dengan nada berat kepada timnya yang berkumpul di ruang rapat kecil.Tarwin mengangguk, wajahnya serius. "Mereka memiliki segalanya: uang, kekuasaan, bahkan media. Kita harus menemukan celah yang cukup besar untuk mengguncang fondasi mereka."Teo, yang sudah lama berkecimpung di dunia hiburan, memikirkan sesuatu. Wajahnya yang semula tegang mulai menunjukkan tanda-tanda pemahaman. "Mungkin kita tidak perlu menyerang langsung. Kita cukup melemahkan salah satu cabang bisnis mereka yang terhubung dengan Bara."Semua mata tertuju padanya. "Apa maksudmu?" tanya Nick.Teo meneguk kopinya sebelum menjelaskan. "Steven Group punya banyak investasi, dan salah satunya adalah label rekaman Raaz Code Music, mi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 70: Artikel Clara

    Setelah artikel Clara tentang Raaz Code Music diterbitkan, respons publik sangat luar biasa. Media sosial menjadi medan tempur opini, dengan tagar seperti #JusticeForArtists dan #ExposeRaazCodeMusic mulai menjadi tren. Dukungan deras mengalir untuk para artis yang berani bersuara, sementara nama Raaz Code Music dan Steven Group menjadi bahan perbincangan panas di media. Reputasi dua perusahaan raksasa itu mulai runtuh di hadapan mata publik.Namun, di balik sorotan itu, badai baru sedang mengintai.***Clara, yang merasa lelah setelah bekerja tanpa henti selama berminggu-minggu, akhirnya memutuskan untuk beristirahat di apartemen yang Teo sewakan untuk keperluan tim. Udara malam di kota terasa menenangkan. Ia duduk di sofa kecil di ruang tamu, secangkir teh hangat di tangannya, sambil memeriksa tanggapan pembaca di media sosial. Ia tidak menyangka artikelnya akan begitu viral.Ketukan keras di pintu membuatnya terlonjak. Waktu sudah lewat tengah malam, dan Clara tidak mengharapkan tam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 71: Firma Hukum Eden

    Setelah insiden mengintimidasi Clara di apartemen, Teo tidak membuang waktu untuk bertindak. Ia segera memerintahkan tim hukumnya dari Firma Hukum Eden, salah satu firma paling terkemuka di negara itu, untuk menangani kasus ini dengan serius. Teo tahu bahwa Raaz Code Music tidak hanya masalah kecil dalam dunia industri hiburan; mereka adalah salah satu cabang dari Steven Group, dan ini bisa menjadi celah besar untuk melemahkan konglomerat tersebut.Di ruang rapat Eden yang modern dan berkilauan, Teo berdiri di depan lima pengacara handalnya. Di layar besar terpampang skema operasi Raaz Code Music yang telah disusun Aarav dan tim investigasi mereka. Setiap detail manipulasi keuangan dan tekanan psikologis terhadap artis dicatat dengan teliti.“Prioritas pertama kalian adalah mendapatkan kesaksian,” kata Teo sambil menunjuk ke layar. “Masih banyak artis yang takut bersuara. Kalian harus bisa membuat mereka merasa aman. Clara sudah membuka jalan dengan artikelnya. Sekarang giliran kita m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 72: Saksi Kunci

    Di sebuah kafe kecil yang terletak di sudut kota, Aarav duduk berhadapan dengan seorang pria berambut kelabu, mantan seniornya di kepolisian, Komisaris Veer. Kopi panas tersaji di meja di antara mereka, tetapi pembicaraan yang berlangsung lebih dingin dari cuaca malam itu.“Aku butuh bantuanmu,” kata Aarav tegas, tatapannya serius. “Bara harus dihentikan. Apa pun caranya.”Veer, yang dulu dikenal sebagai salah satu polisi paling berintegritas di masanya, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Kau yakin ini tentang keadilan, Aarav? Atau ini tentang balas dendam untuk Clara?”Aarav mendesah, tapi tidak menyangkal. “Bisa jadi keduanya. Tapi kau tahu aku tidak akan mengorbankan hukum demi itu.”Alih-alih menjawab, Veer meraih sebuah kardus yang tergeletak di lantai dekat meja mereka. Ia mendorong kardus itu ke arah Aarav dengan ekspresi penuh arti. Aarav mengerutkan kening.“Apa ini?” tanyanya sambil membuka kardus tersebut. Di dalamnya, ia menemukan sejumlah dokumen tua, beberapa amplop berisi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 73: Skandal di Balik Investigasi

    Teo melangkah masuk ke kamar rumah sakit dengan hati-hati. Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara alat medis yang berbunyi pelan. Mira Elora berbaring di ranjang dengan wajah letih. Tatapannya kosong menatap langit-langit, seakan pikirannya masih terperangkap di masa lalu yang menyakitkan.“Boleh aku duduk?” tanya Teo lembut.Mira menoleh perlahan dan mengangguk. Teo menarik kursi ke samping ranjangnya dan duduk dengan posisi santai, berusaha membuat suasana lebih nyaman.“Aku tidak akan membahas kasus ini,” kata Teo. “Aku hanya ingin mendengar apa pun yang ingin kau ceritakan.”Mira menghela napas pelan, lalu menatap Teo penuh keraguan. “Apa gunanya? Tidak ada yang pernah mendengar suaraku sebelumnya. Aku sudah mencoba berbicara… tapi yang kudapat hanyalah ancaman.”Teo mengangguk. “Aku mengerti. Aku juga pernah mengalami situasi di mana dunia seakan-akan menolak mendengar kebenaran. Tapi aku ingin kau tahu, kali ini berbeda. Kami mendengar, Mira. Aku mendengar.”Mata Mira mulai be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 87: Teo Akhirnya Pulih

    Di ruang interogasi yang sunyi, Samuel duduk terdiam, tangan diborgol ke meja besi yang dingin. Ia merasa seluruh tubuhnya berat, seolah dunia ini sudah jatuh padanya. Wajahnya penuh kecemasan, pikirannya kacau. Tidak ada lagi Jake yang bisa diandalkan, tidak ada lagi jalan keluar yang jelas.Pintu ruang interogasi terbuka, dan Aarav masuk dengan wajah serius. Tanpa berkata apa-apa, ia duduk di seberang Samuel, memandangnya tajam. Samuel menatapnya, mencoba membaca ekspresi di wajah pria itu. Tapi Aarav hanya diam, menyusun kata-kata."Aku tahu kau merasa terjebak, Samuel," akhirnya Aarav berkata, suara tenang namun penuh penekanan. "Tapi ini adalah kesempatan terakhirmu untuk menghindari hukuman yang lebih berat."Samuel menggigit bibir bawahnya, tak tahu harus berkata apa. Selama ini, ia selalu berusaha untuk bisa mengontrol segalanya, tapi kini ia berada dalam situasi yang benar-benar di luar kendalinya.Aarav melanjutkan, "Kau tahu bahwa Jake bukan orang yang bisa kau percayai. Ka

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 86: Penyelamatan Tak Terduga

    Samuel merasakan udara dingin yang menusuk tulang ketika mobil yang membawanya berhenti di depan sebuah vila mewah di tengah hutan. Kepalanya masih pening setelah melarikan diri dari kantor polisi, dan pikirannya dipenuhi tanda tanya. Bagaimana mungkin ia berhasil kabur secepat ini? Siapa yang mengatur semua ini?Pintu mobil terbuka, dan seorang pria bertubuh kekar menariknya keluar. "Masuk," perintah pria itu dengan suara berat.Samuel mengatur napasnya dan melangkah ke dalam vila. Interiornya mewah, dengan dinding kayu berukir dan lampu gantung kristal yang menerangi ruangan dengan cahaya keemasan. Namun, semua kemewahan itu tak mengalihkan perhatiannya dari sosok pria yang duduk dengan santai di kursi kulit berwarna hitam di tengah ruangan.Jake Arthur.Samuel terbelalak. "Jake?!"Jake tersenyum kecil. "Senang melihatmu lagi, Sam. Sudah lama sekali, ya?"Samuel tetap berdiri kaku, matanya tak lepas dari pria yang seharusnya masih berada di balik jeruji besi. "Bagaimana... bagaimana

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 85: Melarikan Diri

    Samuel duduk di kursi interogasi dengan tangan terborgol di depan meja baja dingin. Wajahnya tegang, keringat mulai mengalir di pelipisnya. Aarav dan Nick berdiri di hadapannya, menatapnya tajam. Pengacara Samuel duduk di sampingnya, sesekali berbisik dan menyuruhnya diam."Samuel, kita tahu semua permainanmu," Aarav memulai, suaranya penuh tekanan. "Kami sudah melacak rekeningmu, melihat transaksi mencurigakan, dan menghubungkan semua titik. Uang yang kamu dapatkan dari eksploitasi artis itu? Kami akan mengembalikannya ke pemiliknya."Samuel menggertakkan giginya, jelas tidak senang dengan kenyataan itu. "Kamu tidak bisa begitu saja menyita uangku! Aku bekerja keras untuk itu!"Nick tertawa sinis. "Kerja keras? Maksudmu, memanfaatkan orang lain, memperlakukan mereka seperti barang dagangan, dan meraup keuntungan dari penderitaan mereka? Itu bukan kerja keras, itu kejahatan."Samuel menatap Nick dengan penuh kebencian. "Kau pikir kau lebih baik dariku, Rayson? Aku tahu siapa kau. Mant

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 84: Interogasi yang Rumit

    Aarav duduk di seberang Samuel di ruang interogasi yang remang-remang. Tangannya bertaut di atas meja, ekspresi wajahnya dingin namun penuh kewaspadaan. Di sampingnya, seorang petugas mencatat setiap kata yang diucapkan. Sementara itu, Samuel duduk dengan santai, menyandarkan tubuhnya ke kursi, seolah-olah ia tidak merasa terancam sama sekali."Samuel," Aarav memulai dengan suara tenang namun penuh tekanan, "Kami sudah punya cukup bukti yang mengarah kepadamu dalam kasus percobaan pembunuhan Teo. Mobil yang digunakan dalam tabrakan itu ditemukan di rumahmu. Jejak lumpur di mobilmu sama persis dengan lumpur di lokasi kecelakaan. Apa kau masih mau menyangkal?"Samuel mengangkat bahunya dengan santai. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Mobil itu memang ada di rumahku, tapi siapa pun bisa menggunakannya. Bisa saja ada orang lain yang mengambilnya tanpa sepengetahuanku."Aarav terkekeh sinis. "Itu alasan yang buruk. Kami juga menemukan rekaman CCTV di kafe tempat kau mampir sebelum ke

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 83: Bantuan dari Julia

    Julia duduk di tepi tempat tidur rumah sakit Teo, tangannya masih gemetar setelah mendengar kabar buruk itu. Nick berdiri di dekat jendela, matanya mengamati langit yang mulai gelap. Aarav, yang baru kembali dari penyelidikannya, melangkah masuk dengan ekspresi serius.“Samuel bukan orang baik, Aarav,” kata Julia tiba-tiba, suaranya nyaris berbisik.Aarav mengalihkan perhatiannya kepadanya. “Apa maksudmu?”Julia menghela napas, menatap Teo yang masih terbaring lemah di tempat tidur. “Dia terlibat dalam eksploitasi artis. Aku tahu karena aku hampir menjadi korbannya.”Nick dan Aarav saling bertukar pandang. Nick akhirnya mendekat dan bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi, Julia?”Julia menelan ludah, mengingat kembali pengalaman buruk itu. “Dulu, sebelum aku mencapai puncak karierku, ada satu masa ketika aku diajak menghadiri acara eksklusif yang diselenggarakan oleh orang-orang berpengaruh di industri hiburan. Aku diberi tahu bahwa acara itu bisa membantuku mendapatkan lebih banyak p

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 82: Tersangka Utama

    Julia bergegas memasuki rumah sakit dengan wajah panik. Napasnya tersengal-sengal setelah berlari dari tempat parkir. Ia hampir tidak bisa percaya ketika Nick menelepon dan memberitahunya bahwa Teo mengalami kecelakaan parah dan harus menjalani operasi akibat pendarahan di otak. Julia menggenggam erat ponselnya, tangannya gemetar saat mencoba mencari tahu di mana Teo dirawat.Nick yang sudah menunggunya di lobi segera menghampiri Julia."Julia... akhirnya kamu datang," kata Nick dengan suara lembut, berusaha menenangkan.Julia menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Teo... bagaimana kondisinya? Apa dia baik-baik saja?"Nick menghela napas panjang. "Dokter bilang operasinya berjalan lancar, tapi dia masih belum sadar. Kita hanya bisa menunggu."Julia merasa jantungnya mencelos. Ia menutup mulutnya dengan tangan, berusaha menahan tangis. Ia kemudian berjalan menuju ruang ICU di mana Teo dirawat. Melihat Teo terbaring dengan wajah pucat, selang infus menancap di lengannya, dan alat bantu m

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 81: Penahanan Samuel

    Aarav berdiri di tengah jalan yang sepi, tatapannya tajam menyapu setiap detail yang ada di sekitar TKP. Udara malam terasa dingin, tetapi otaknya terus bekerja dengan panas, menyusun potongan-potongan teka-teki yang baru saja ia temukan. Lampu-lampu jalan remang-remang, memberikan penerangan yang nyaris tidak berguna. Senter di tangannya menjadi satu-satunya alat yang bisa membantunya menemukan jejak lebih lanjut.Ia berjongkok dan kembali mengamati bekas ban di aspal. Hanya ada satu jejak pengereman, jelas berasal dari mobil Teo yang berusaha menghindari tabrakan. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa mobil pelaku mencoba mengerem sebelum benturan terjadi. Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa kejadian ini bukan kecelakaan biasa.Aarav berdiri dan mengamati lebih jauh. Tidak ada kamera CCTV di sekitar, yang berarti pelaku sudah memperhitungkan lokasi ini sebagai tempat yang aman untuk melakukan aksinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tarwin.“Tarwin, aku di TKP sekarang. In

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 80: Penyelidikan Detektif Aarav

    Aarav berdiri di tengah jalan yang sepi, tatapannya tajam menyapu setiap detail yang ada di sekitar TKP. Udara malam terasa dingin, tetapi otaknya terus bekerja dengan panas, menyusun potongan-potongan teka-teki yang baru saja ia temukan. Lampu-lampu jalan remang-remang, memberikan penerangan yang nyaris tidak berguna. Senter di tangannya menjadi satu-satunya alat yang bisa membantunya menemukan jejak lebih lanjut.Ia berjongkok dan kembali mengamati bekas ban di aspal. Hanya ada satu jejak pengereman, jelas berasal dari mobil Teo yang berusaha menghindari tabrakan. Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa mobil pelaku mencoba mengerem sebelum benturan terjadi. Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa kejadian ini bukan kecelakaan biasa.Aarav berdiri dan mengamati lebih jauh. Tidak ada kamera CCTV di sekitar, yang berarti pelaku sudah memperhitungkan lokasi ini sebagai tempat yang aman untuk melakukan aksinya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Tarwin.“Tarwin, aku di TKP sekarang. In

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 79: Kecelakaan yang Mengubah Segalanya

    Mobil Teo melaju dengan kecepatan stabil di jalanan Eldorisia yang masih basah oleh hujan semalam. Di kursi belakang, Nick duduk diam, wajahnya muram memandangi layar ponselnya yang dipenuhi notifikasi dari berbagai media yang memberitakan tentang dirinya. Di sampingnya, Aarav memeriksa beberapa dokumen yang akan mereka diskusikan dengan tim hukum dari Firma Hukum Eden. Situasi semakin rumit, dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Nick adalah dengan strategi hukum yang tepat.Namun, di tengah perjalanan menuju kantor polisi, tiba-tiba sebuah mobil hitam melaju kencang dari arah berlawanan dan berhenti mendadak di depan mobil Teo. Pengemudi mobil Teo menginjak rem dengan keras, membuat mobil berhenti mendadak. Belum sempat mereka menyadari apa yang terjadi, pintu mobil bagian Teo terbuka dengan kasar, dan seseorang menariknya keluar."Teo!" seru Nick dan Aarav hampir bersamaan.Teo tersentak ketika melihat siapa yang menyerangnya—Samuel. Manajernya berdiri di depannya dengan wajah m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status