Di sebuah kafe kecil yang terletak di sudut kota, Aarav duduk berhadapan dengan seorang pria berambut kelabu, mantan seniornya di kepolisian, Komisaris Veer. Kopi panas tersaji di meja di antara mereka, tetapi pembicaraan yang berlangsung lebih dingin dari cuaca malam itu.“Aku butuh bantuanmu,” kata Aarav tegas, tatapannya serius. “Bara harus dihentikan. Apa pun caranya.”Veer, yang dulu dikenal sebagai salah satu polisi paling berintegritas di masanya, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Kau yakin ini tentang keadilan, Aarav? Atau ini tentang balas dendam untuk Clara?”Aarav mendesah, tapi tidak menyangkal. “Bisa jadi keduanya. Tapi kau tahu aku tidak akan mengorbankan hukum demi itu.”Alih-alih menjawab, Veer meraih sebuah kardus yang tergeletak di lantai dekat meja mereka. Ia mendorong kardus itu ke arah Aarav dengan ekspresi penuh arti. Aarav mengerutkan kening.“Apa ini?” tanyanya sambil membuka kardus tersebut. Di dalamnya, ia menemukan sejumlah dokumen tua, beberapa amplop berisi
Terakhir Diperbarui : 2025-01-29 Baca selengkapnya