All Chapters of Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia: Chapter 51 - Chapter 60

87 Chapters

Bab 51: Rencana Perang

Malam yang gelap di Fidoria terasa lebih mencekam dari biasanya. Di sebuah apartemen kecil yang disewa khusus untuk pertemuan rahasia, Teo dan Nick duduk di depan meja yang penuh dengan dokumen, peta, dan laptop yang menyala. Suara ketukan di pintu membuyarkan keheningan.“Itu pasti Detektif Tarwin,” ujar Teo.Nick mengangguk dan berjalan menuju pintu, membukanya setelah memastikan melalui lubang intip. Detektif Tarwin, dengan jas panjang dan wajah seriusnya, masuk ke ruangan. Ia menatap Teo dengan pandangan penuh rasa ingin tahu.“Jadi, kau akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan kami,” ujar Tarwin sambil duduk.“Ini bukan soal aku mempercayaimu,” balas Teo. “Ini soal aku tidak punya pilihan lain. Jika kartel ini tidak dihentikan sekarang, mereka akan menghancurkan segalanya—termasuk aku.”Tarwin mengangguk pelan. “Baik. Ceritakan semuanya.”Teo menarik napas dalam dan mulai menjelaskan situasi. Ia mengungkapkan bagaimana beberapa anggota penting di klub Solar Eclipse ternyata
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 52: Pengejaran Dimulai

“Tuan Teo, apakah tidak apa-apa mengikuti misi ini?” tanya Nick yang masih geram karena ada pria misterius yang menguntit Detektif Tarwin.“Benar, kau bukan polisi. Apakah yakin ingin mengikuti misi ini?” Detektif Tarwin yang baru kembali dari toilet langsung menanyakan pertanyaan yang sama.Mereka sedang menunggu penerbangan ke Eldorisia saat Detektif Tarwin sudah memutuskan melakukan operasi besar.“Bagaimana dengan manajermu, Tuan Teo. Maksudku, Samuel pasti akan—”“Tidak masalah, Nick.” Teo menginterupsi. “Aku sangat ingin mati karena melihat luka-luka di tubuh Julia yang tidak manusiawi. Apa pun caranya, aku ingin membalas dendam ke Jake dan mencapai tujuanku.”Nick mengangguk diikuti Detektif Tarwin yang tampak merenung sembari menyesap kopinya. Sebenarnya Detektif Tarwin agak khawatir, tapi ia tahu Nick akan selalu melindungi Teo apa pun yang terjadi.“Tentu saja tidak masalah,” kata Detektif Tarwin sepakat dengan Teo. “Ada Nick yang akan selalu menjagamu.”Teo hanya tersenyum
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 53: Terungkapnya Jaringan

Keesokan harinya, di markas mereka, Ronald duduk di sebuah kursi logam dengan tangan terborgol. Wajahnya masih menampilkan kepanikan yang sama seperti saat mereka menangkapnya semalam. Di hadapannya, Teo, Aarav, dan Nick berdiri berjajar. Tarwin mengawasi dari sudut ruangan, matanya tak lepas dari Ronald.“Ronald, kau tahu kami bisa membuat ini jauh lebih mudah untukmu,” ujar Teo dengan nada tenang tapi tajam. “Katakan segalanya. Siapa ‘Viper’? Apa rencana kalian? Dan bagaimana caramu menyembunyikan uang kartel itu?”Ronald mendengus, berusaha terlihat tenang, meski keringat di dahinya berkata lain. “Kalian pikir aku akan bicara? Kalian hanya sekelompok amatir yang tak mengerti siapa yang sedang kalian hadapi.”Aarav menyilangkan tangannya. “Kau terlalu percaya diri untuk seseorang yang baru saja tertangkap. Kalau kau pikir Viper akan menyelamatkanmu, kau salah besar. Dia tidak akan mengambil risiko untukmu.”Nick melangkah maju, membawa sebuah laptop. “Kau ingin tahu siapa yang benar-
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 54: Para VIP di Solar Eclipse

Tembakan dan suara pertempuran menggema di pelabuhan Eldorisia, menerangi malam yang gelap dengan kilatan api senjata. Teo bertarung sebaik yang ia bisa, meskipun jelas ia bukan petarung berpengalaman seperti Aarav atau Tarwin. Sebuah tendangan dari salah satu anak buah Viper membuatnya terjatuh ke dek kapal, sementara seorang pria bertubuh besar mendekat dengan pipa besi terangkat tinggi."Teo!" Aarav berteriak dari kejauhan, tapi ia sibuk bertarung dengan tiga pria bersenjata yang mengepungnya. Teo mencoba bangkit, tapi sebelum ia bisa melawan, pria bertubuh besar itu sudah mengayunkan pipa besinya.Dentuman keras terdengar, diikuti oleh suara tubuh jatuh. Teo membuka matanya dan melihat Nick berdiri di hadapannya, napasnya terengah-engah, senjatanya masih mengarah pada pria yang kini tergeletak tak bergerak di lantai."Aku datang tepat waktu, kan?" Nick tersenyum tipis, lalu menatap Teo dengan cemas. "Kau baik-baik saja?"Teo hanya mengangguk lemah, tapi sebelum mereka sempat berbi
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab 55: Email Ancaman

Tarwin menggertakkan giginya, menatap Viper dengan mata penuh tekad. Ruangan itu kini terasa lebih sempit, dengan kehadiran musuh-musuhnya yang siap menyerang kapan saja. Bara Raaz dan Eric Steven tampak terkejut sesaat, tetapi mereka segera menyunggingkan senyum mengejek, menyadari bahwa Tarwin sedang berada di ujung keberanian terakhirnya.Viper, yang berdiri dengan santai, hanya menatap balik dengan seringai. "Kau benar-benar ingin mencoba melawanku di kondisi seperti ini? Beraninya kau, Tarwin."Namun, sebelum Viper menyadari apa yang terjadi, Tarwin melepaskan diri dari kursinya dengan gerakan mendadak. Ia menggunakan momentum itu untuk menyerang, meninju rahang Viper dengan kekuatan penuh. Serangan itu membuat Viper terhuyung ke belakang, tetapi hanya sesaat.Tarwin tidak berhenti. Ia menyerang lagi, kali ini mencoba merebut senjata di pinggang Viper. Pergumulan mereka memecahkan keheningan di ruangan itu, sementara Bara dan Eric hanya berdiri, menonton dengan tatapan tidak perc
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 56: Kekhawatiran Julia

Di Ruang Bawah Tanah Vila Viper, Perdesaan EldorisiaSuara pintu kayu tua yang berat terbuka dengan keras memecah keheningan ruang bawah tanah. Viper, yang berdiri di depan Tarwin dengan pisau berkilauan, segera memutar tubuh, matanya menyipit penuh kewaspadaan. Tarwin, meski tubuhnya lemah dan terluka, mendongak sedikit, mencoba memahami apa yang terjadi.Langkah sepatu berirama mendekat. Gideon Eldar, pria yang dikenal sebagai salah satu pengusaha paling berkuasa di Eldorisia, masuk dengan tenang, diapit oleh dua pengawal bersenjata lengkap. Setelan jas hitamnya tampak kontras dengan suasana kotor dan gelap ruang bawah tanah itu, menciptakan aura otoritas yang tak tergoyahkan.“Viper,” panggil Gideon dengan suara datar namun penuh tekanan, “aku harap kau belum melakukan sesuatu yang tidak bisa kita perbaiki.”“Dia seharusnya mati sekarang,” balas Viper dingin, masih memegang pisaunya. “Semakin lama dia hidup, semakin besar ancaman yang dia bawa.”Gideon mengangkat tangannya, isyarat
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 57: Keributan di Penjara

Julia duduk di tepi tempat tidurnya, mengenggam ponsel dengan erat. Percakapan dengan Teo barusan membuat hatinya tenang, tapi hanya untuk sesaat. Kecemasannya terus membayang, seperti kabut yang tak kunjung hilang. Ia memandang keluar jendela kamar rumah sakit, menatap langit malam yang penuh bintang. Namun, hatinya jauh dari tenang.Pikirannya melayang ke masa lalu, saat pertama kali ia bertemu Teo. Ia tersenyum kecil mengingat betapa kaku Teo waktu itu, tetapi di balik sikap dinginnya, ada perhatian yang tulus. Julia tidak pernah menyangka, pria yang dulu ia pikir hanya peduli pada ambisi akan menjadi seseorang yang begitu penting baginya.Saat Julia tenggelam dalam pikirannya, pintu kamar terbuka perlahan. Seorang perawat masuk untuk memeriksa kondisinya. Julia memberikan senyuman sopan, tetapi di balik wajah ramah itu, ia tetap waspada. Ia tahu, musuh Teo tidak akan berhenti begitu saja, bahkan mungkin mengawasinya di sini.Sementara itu, Teo masih berkutat dengan peta dan diagra
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 58: Dokter yang Menghilang

Jake Menghilang di Rumah SakitTeo mendengarkan laporan Aarav dengan hati-hati di dalam mobil yang mengikuti ambulans Jake. "Ambulans menuju rumah sakit terdekat," kata Aarav melalui sambungan telepon. "Aku sudah menghubungi pihak rumah sakit untuk memastikan keamanan."Nick, yang duduk di sebelah Teo, memotong. "Aku punya firasat buruk tentang ini. Jika Jake punya koneksi di rumah sakit, dia pasti akan memanfaatkan situasi ini."Teo mengangguk, merasa gelisah. "Jake tidak pernah melakukan sesuatu tanpa rencana. Kita harus siap menghadapi apa pun."Mereka mengikuti ambulans dengan jarak yang cukup agar tidak mencurigakan. Namun, tak lama setelah ambulans tiba di rumah sakit, Nick memperhatikan sesuatu yang aneh. "Lihat itu," katanya, menunjuk ke arah ambulans yang keluar dari area rumah sakit hanya beberapa menit setelah Jake diantarkan ke UGD.Nick langsung membuka pintu mobil. "Aku akan memeriksa ke UGD. Tunggu di sini, Teo."Kekacauan di UGDNick berlari ke UGD dengan cepat, menyib
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 59: Vila yang Identik

Nick mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, menyalip kendaraan lain di jalanan yang penuh lalu lintas. Di kursi penumpang, Teo menggenggam erat gagang pintu, perasaan kacau melanda pikirannya. "Kita seharusnya berada di vila Viper sekarang. Kita sudah kehilangan momentum," gumamnya, frustasi.Aarav, yang duduk di kursi belakang, menepuk pundaknya dengan tenang. "Tenang, Teo. Aku sudah mengirim pasukan elit polisi ke vila Viper. Mereka akan menangani itu. Fokus kita sekarang adalah mengejar dokter ini. Jika dia ada hubungannya dengan Viper, dia mungkin kunci untuk membuka informasi lebih besar."Teo mengangguk, mencoba menenangkan dirinya meskipun kegelisahan masih menyelimuti hatinya.Berbekal data dari tim polisi yang melacak ponsel dokter itu, mereka akhirnya mendapatkan lokasi pasti: dokter tersebut sedang dalam perjalanan menuju vila yang diketahui sebagai salah satu tempat persembunyian Viper."Dia menuju vila Viper?" Nick menatap Aarav dengan ekspresi terkejut. "Apa ini keb
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 60: Petunjuk yang Ditinggalkan Tarwin

Aarav berdiri di depan pintu rahasia yang baru ditemukan di vila kedua, ekspresinya tegang. Anggota tim polisi elit sedang sibuk menyisir lorong gelap yang berakhir di area luar vila, dikelilingi pepohonan lebat.“Dia pasti kabur lewat sini,” Aarav bergumam sambil mengamati bekas jejak ban di tanah basah. “Kejar dia! Cari apa pun yang dia tinggalkan,” perintahnya dengan nada tegas.Tim bergerak cepat, menyisir setiap inci area sekitar. Nick dan Teo berdiri di dekat Aarav, mencoba membaca situasi. Nick mengamati jejak ban yang terlihat baru.“Dia tidak jauh. Jejaknya masih segar,” ujar Nick sambil menunjuk pola ban yang khas.Teo mengangguk. “Tapi dia terlalu licik untuk hanya meninggalkan ini. Kita butuh petunjuk lebih konkret.”Tak lama, salah satu anggota tim memanggil Aarav. “Pak, kami menemukan sesuatu.”Di tangannya, terlihat sebuah saputangan kecil yang tampak sengaja dijatuhkan. Aarav mengambilnya dengan hati-hati, membuka lipatannya, dan menemukan sebuah suntikan kecil berisi
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status