All Chapters of Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia: Chapter 21 - Chapter 30

39 Chapters

Bab 21: Jalan Menuju Ruang Rahasia

Teo masih merasa jijik dengan reaksi Samuel yang mencerminkan sosok iblis. Alih-alih berempati dengan kondisi korban yang mengalami pelecehan di klub, Samuel justru menganggapnya sebagai lelucon.Di sisa hari yang memuakkan itu, Teo hanya bisa berakting manis di depan semua orang agar Samuel tidak mengeluarkan ceramahnya lagi.Namun, daya tahannya seketika runtuh saat dirinya tiba di rumah. Teo mengirim pesan kepada si perempuan dari klub dan meminta janji temu.Lima menit berlalu. Tidak ada balasan. Teo memutuskan menekan tombol panggilan.“Jangan bicarakan kasusmu ke orang lain di klub. Jangan percaya pada siapa pun.” Teo membuka panggilan dengan dua peringatan karena kini ia curiga dengan Samuel.Perempuan itu tidak bersuara selama beberapa saat. Setelah napasnya mulai teratur, ia hanya bicara singkat dan menyatakan setuju dengan perintah Teo.“Kututup teleponnya. Jika memungkinkan, jangan keluar rumah dulu. Kita tidak tahu ada mata-mata di klub yang melihatmu bicara denganku waktu
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 22: 19 Maret dan Takdir yang Sama

“Natalie Arnie tewas?” Kinan malah teralihkan dengan berita kematian Natalie.Rupanya Kinan juga tidak mendengarkan berita. Sama seperti Teo, ia juga sibuk mencari jalan lain untuk menemukan Julia. Teo sudah kembali tenang dan mampu mengatur napasnya.“Jangan teralihkan dengan berita Natalie,” kata Teo yang kini sudah duduk di kursi kerjanya. “Aku butuh tim forensik datang ke ruang penyimpanan wine di studioku. Kurasa inilah TKP penyekapan dan penyiksaan Julia.”“Penyiksaan?” Kinan makin panik. “Apakah Tuan menemukan tanda-tanda penyiksaan?”Teo makin meradang ketika ia kembali teringat dengan ruang rahasia itu. Bercak darah yang Teo temukan di bawah pintu memperjelas kecurigaan Teo bahwa Julia disiksa.“Ini dugaanku, tapi aku cukup yakin,” jawab Teo sembari menghela napas. “Tadi aku menemukan bercak darah di bawah pintu TKP itu. Aku tidak yakin apakah itu darah Julia atau bukan, tapi—”“Aku mengerti. Tenang diri saja, Tuan. Aku akan datang bersama detektif.” Kinan berusaha tetap tena
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 23: Garis Takdir yang Berubah

“Apa yang kau tahu?” tanya Jake dengan nada gamang.Teo hampir tidak bisa menahan tawanya membuncah. Ia mengeratkan jari-jarinya di kerah kemeja Jake. Pria itu tidak berkutik, terutama saat Teok tersenyum dan menunjukkan gigi-giginya yang saling beradu seolah menaham amarah.“Kau dan Gideon adalah dalang di balik kematian Natalie.”Tepat setelah Teo mengatakan hal itu, Jake mengembuskan napas yang sedari tadi ditahannya. Ia pun melepaskan cengkeraman Teo dengan kasar.“Sial! Kupikir apa,” sahut Jake seraya meminum kembali alkoholnya. “Kupikir kau curiga kalau aku mengambil banyak wanita di klub tanpa persetujuanmu.”Teo makin ingin tertawa keras-keras karena Jake tidak mengakui rahasia kejinya. Padahal Teo hampir berhasil menelanjangi wajah asli Jake. Harus ia akui kalau Jake memang aktor yang sangat berbakat dan alami. Alih-alih gugup, pria itu bisa mencari alibi lain dalam waktu singkat.“Ambil saja,” kata Jake seraya duduk di sofa depan Jake. “Aku tidak tertarik pada wanita selain
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 24: Rencana Pembalasan dan Tipu Daya

Peringatan terakhir yang Teo lemparkan ke wajah Jake sukses membuat iblis itu terkesiap. Jake bahkan berlari mengikutinya yang berjalan keluar dari ruangan VIP. Namun, Nick sudah datang dan Jake tidak bisa berkutik. Jake tidak bisa menyerang Teo dengan kata-kata makian saat Nick ada di sebelah tuannya.“Kau datang tepat waktu, Nick. Tadinya aku mau menyuruhmu mengurus orang ini.”Teo melirik Jake yang hanya bisa berdiri kaku di ambang pintu yang terbuka lebar. Nick, pria kekar yang merupakan lulusan dari akademi tentara itu memfokuskan atensinya ke dalam ruangan VIP yang berantakan. Aroma alkohol menguar begitu kuat dan Nick langsung mematang tatapan tajam.“Jangan sampai terluka, Tuan. Nona Julia belum kembali. Tuan harus kuat di saat seperti ini,” kata Nick memecah hening dan ia pun mengikuti Teo keluar dari lorong gelap itu menuju area utama.Jake masih tak bersuara. Dengan rahang yang mengeras, Jake terpaksa melepas Teo pergi dengan sejuta pertanyaan yang tertinggal di benaknya.“
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 25: Pengkhianatan Pertama

“Tuan tampak sangat kecewa. Bukankah Tuan bilang tidak ingin berurusan lagi dengan klub Solar Eclipse.” Teo menyindir dan kini memberanikan diri melangkah ke sisi Gideon. “Apakah Tuan masih ingin terlibat dalam urusan klub, tapi berniat cuci tangan dari kasus Natalie Arnie?”Sindiran Teo bagaikan tamparan keras yang membuat Gideon tersudutkan. Dirinya hanya diam dan mematung sembari mendengarkan Teo membicarakan barang-barang terlarang yang diimpor dari Taiwan.Tidak ada kata lain yang terlintak dalam benar Gideon selain satu kata ini: kerugian.“Kau benar-benar tidak ingin mempertimbangkan tawaranmu lagi?” Gideon bernegosiasi karena ia yakin akan menderita kerugian besar.Teo sengaja mengulur waktu dengan membaca dokumen rahasia Eldar & Co dan memasang wajah pucat. Gideon menelan ludah lamat-lamat. Tadi ia sudah menghitung gambaran besar dari kerugian yang akan diterimanya jika menerima tawaran Teo. Barang-barang terlarang dari Solar Eclipses tidak mudah didapatkan dari klub lain. Gi
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 26: Mencari Bantuan dari Orang Terkuat

Teo menyapa Nick Rayson, pengawal pribadinya yang sangat setia. Di tengah jadwal Nick yang padat karena harus mencari kelemahan dan dokumen rahasia Eldar & Co, pria itu masih sempat menemaninya. Nick yang selalu memakai kacamata hitam seperti agen FBI itu kini nyaris tertidur di dalam mobil SUV-nya. Teo mengetuk kaca mobil dan memberikan kabar bahagia.“Gideon menerima tawaranku.” Teo menyapa Nick dengan satu kalimat.Meski hanya satu kalimat, tapi Nick langsung bergairah. Teo belum pernah melihat Nick yang selalu bertingkah agak kaku tiba-tiba tersenyum secerah itu.“Itu kabar yang sangat luar biasa. Sekarang apa yang akan Tuan lakukan?” tanya Nick saat Teo duduk di sebelahnya.“Aku ingin memakai Gideon dan Eldar & Co sebagai bonekaku,” kata Teo tegas. “Aku hanya ingin menghentikan semua kejahatan di klub.”Nick terdiam cukup lama. Matanya yang terbiasa mengamati wajah para penjahat di penjara bawah tanah itu langsung menatap Teo dalam-dalam. Teo Andersen yang ia kenal tidak seperti
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 27: Profesor Agasa Bahran

Teo memberikan selembar foto itu kepada Nick yang masih menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Foto itu membingkai sosok pria berusia 36 tahun yang tersenyum cerah. Berbeda dengan senyumnya yang terlihat jenaka, ada kejeniusan yang bersembunyi di balik parasnya yang menawan. Sorot matanya memperlihatkan sinar ketegasan dan begitu kontras dengan kacamata bergaya sederhana yang dipakainya.Pria itu adalah Profesor Agasa Bahran, ahli hukum jenius yang akan memangku jabatan menteri di masa depan.“Terus terang, aku tidak tahu siapa dia,” gumam Nick yang masih memandangi foto pemberian Teo. “Apa dia orang yang berharga untuk Tuan?”“Bisa dibilang begitu,” kata Teo menanggapi dengan malu-malu. “Orang ini sangat jujur dan tegas dengan prinsip hukum. Ia adalah sosok yang dapat dipercaya dan diandalkan saat situasi bertambah sulit.”Nick masih bingung dengan pernyataan Teo. Pria di dalam foto tidak tampak seperti mata-mata atau agen rahasia seperti dirinya. Pria itu memakai kemeja putih yang t
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 28: Titik Terang dari Penyelidikan

“Lima belas menit lagi aku akan berangkat ke Fidoria,” kata Nick di ujung telepon.“Penerbangan pukul sepuluh pagi dan kemungkinan memakan waktu hingga 14 jam. Tuan tidak perlu mencemaskan misiku di sana. Fokus saja pada Nona Julia dan penyelidikan lanjutan bersama detektif itu,” sambung Nick yang justru terdengar lebih cemas dari Teo.“Tentu saja, aku percaya padamu,” sahut Teo yang saat ini tengah mengangkut senjata api dari rak dan memindahkanya ke sebuah peti.“Aku sudah ahli dalam hal ini, bahkan rasanya memuaskan saat akhirnya menyamar kembali setelah belasan tahun menjadi pengawal pribadi.” Nick melanjutkan sembari terkekeh-kekeh.Namun, suara Nick terdengar agak samar karena pria itu tengah berada di area tunggu bandara. Kebisingan yang tak terhindarkan hampir menginterupsi percakapan mereka. Suara roda trolley yang didorong sekuat tenaga, ketukan langkah kaki, pembicaraan yang penuh tawa, hingga alunan musik dari radio. Teo rasanya ingin melarikan diri ke sana dan berhenti te
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 29: Dua Sidik Jari dan Doberman

“Kau yakin?” tanya Dokter Bram yang seakan tak percaya mendengar Detektif Aarav menyebut nama Jake Arthur.“Pelakunya adalah orang yang dekat dengan Tuan Teo dan Nona Julia,” lanjut Aarav sembari berjalan menyisir area TKP. “Pelakunya mengenal ruangan rahasia ini dan menjadikannya tempat penyekapan. Tentu saja, pelaku sangat mengenal Tuan Teo. Namun, pelaku tidak akan langsung dicurigai karena alibi yang sempurna dan kedekatannya dengan Tuan Teo.”“Lantas, apa yang membuatmu curiga?” Dokter Bram mengajukan pertanyaan sembari melepas tudung APD dan mengamati Aarav yang mondar-mandir.“Tidak ada alibi yang sempurna,” kata Aarav sembari menyunggikan senyum. “Seperti kata Anda, pelakunya memang cerdik. Ia sengaja memakai topeng dan berpura-pura mendukung Tuan Teo. Alhasil, ia bisa bolak-balik masuk ke rumah ini dan mungkin saja menyusup ke ruangan ini.”“Hipotesis yang masuk akal,” puji Dokter Bram. “Aku tahu kau detektif berbakat dari unit polisi divisi kejahatan berat.”“Benar, aku Aara
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 30: Rahasia yang Muncul ke Permukaan

Penemuan sidik jari kemarin membuat Teo nyaris putus asa. Namun, ia masih memiliki Aarav Si Doberman dan Dokter Bram. Ini bukan saatnya untuk menyerah. Teo juga tahu betapa kerasnya usaha yang dilakukan Aarav dan Kinan. Sangat menjijikkan jika ia hanya bisa meratapi takdir dan menekan Aarav.Perasaan bersalah yang bercampur aroma putus asa itu mendorong Teo menemui Jake. Sebelum ia pergi dengan mengendarai mobilnya, Teo telah menyiapkan mentalnya. Ia menghabiskan waktu di depan kaca tengah mobil untuk merapikan rambutnya. Sorot matanya terlihat begitu lelah dan memancarkan dendam.Namun, begitu Teo turun dari mobil, ia harus berakting seolah tidak terjadi apa-apa. Teo harus menekan Jake secara perlahan.“Oh, ada apa jauh-jauh ke sini?” Jake menyapa dengan agak canggung.“Tidak jauh. Ini klubku. Sudah sepatunya aku sering mampir,” timpal Teo yang memberi isyarat kepada pengawal agar meninggal mereka berdua.“Pantas saja aku mendengar teriakan wanita-wanita dari luar. Rupanya ada Teo An
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status