Share

Bab 23: Garis Takdir yang Berubah

Penulis: Geanna Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 23:54:48

“Apa yang kau tahu?” tanya Jake dengan nada gamang.

Teo hampir tidak bisa menahan tawanya membuncah. Ia mengeratkan jari-jarinya di kerah kemeja Jake. Pria itu tidak berkutik, terutama saat Teok tersenyum dan menunjukkan gigi-giginya yang saling beradu seolah menaham amarah.

“Kau dan Gideon adalah dalang di balik kematian Natalie.”

Tepat setelah Teo mengatakan hal itu, Jake mengembuskan napas yang sedari tadi ditahannya. Ia pun melepaskan cengkeraman Teo dengan kasar.

“Sial! Kupikir apa,” sahut Jake seraya meminum kembali alkoholnya. “Kupikir kau curiga kalau aku mengambil banyak wanita di klub tanpa persetujuanmu.”

Teo makin ingin tertawa keras-keras karena Jake tidak mengakui rahasia kejinya. Padahal Teo hampir berhasil menelanjangi wajah asli Jake. Harus ia akui kalau Jake memang aktor yang sangat berbakat dan alami. Alih-alih gugup, pria itu bisa mencari alibi lain dalam waktu singkat.

“Ambil saja,” kata Jake seraya duduk di sofa depan Jake. “Aku tidak tertarik pada wanita selain
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 24: Rencana Pembalasan dan Tipu Daya

    Peringatan terakhir yang Teo lemparkan ke wajah Jake sukses membuat iblis itu terkesiap. Jake bahkan berlari mengikutinya yang berjalan keluar dari ruangan VIP. Namun, Nick sudah datang dan Jake tidak bisa berkutik. Jake tidak bisa menyerang Teo dengan kata-kata makian saat Nick ada di sebelah tuannya.“Kau datang tepat waktu, Nick. Tadinya aku mau menyuruhmu mengurus orang ini.”Teo melirik Jake yang hanya bisa berdiri kaku di ambang pintu yang terbuka lebar. Nick, pria kekar yang merupakan lulusan dari akademi tentara itu memfokuskan atensinya ke dalam ruangan VIP yang berantakan. Aroma alkohol menguar begitu kuat dan Nick langsung mematang tatapan tajam.“Jangan sampai terluka, Tuan. Nona Julia belum kembali. Tuan harus kuat di saat seperti ini,” kata Nick memecah hening dan ia pun mengikuti Teo keluar dari lorong gelap itu menuju area utama.Jake masih tak bersuara. Dengan rahang yang mengeras, Jake terpaksa melepas Teo pergi dengan sejuta pertanyaan yang tertinggal di benaknya.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 25: Pengkhianatan Pertama

    “Tuan tampak sangat kecewa. Bukankah Tuan bilang tidak ingin berurusan lagi dengan klub Solar Eclipse.” Teo menyindir dan kini memberanikan diri melangkah ke sisi Gideon. “Apakah Tuan masih ingin terlibat dalam urusan klub, tapi berniat cuci tangan dari kasus Natalie Arnie?”Sindiran Teo bagaikan tamparan keras yang membuat Gideon tersudutkan. Dirinya hanya diam dan mematung sembari mendengarkan Teo membicarakan barang-barang terlarang yang diimpor dari Taiwan.Tidak ada kata lain yang terlintak dalam benar Gideon selain satu kata ini: kerugian.“Kau benar-benar tidak ingin mempertimbangkan tawaranmu lagi?” Gideon bernegosiasi karena ia yakin akan menderita kerugian besar.Teo sengaja mengulur waktu dengan membaca dokumen rahasia Eldar & Co dan memasang wajah pucat. Gideon menelan ludah lamat-lamat. Tadi ia sudah menghitung gambaran besar dari kerugian yang akan diterimanya jika menerima tawaran Teo. Barang-barang terlarang dari Solar Eclipses tidak mudah didapatkan dari klub lain. Gi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 26: Mencari Bantuan dari Orang Terkuat

    Teo menyapa Nick Rayson, pengawal pribadinya yang sangat setia. Di tengah jadwal Nick yang padat karena harus mencari kelemahan dan dokumen rahasia Eldar & Co, pria itu masih sempat menemaninya. Nick yang selalu memakai kacamata hitam seperti agen FBI itu kini nyaris tertidur di dalam mobil SUV-nya. Teo mengetuk kaca mobil dan memberikan kabar bahagia.“Gideon menerima tawaranku.” Teo menyapa Nick dengan satu kalimat.Meski hanya satu kalimat, tapi Nick langsung bergairah. Teo belum pernah melihat Nick yang selalu bertingkah agak kaku tiba-tiba tersenyum secerah itu.“Itu kabar yang sangat luar biasa. Sekarang apa yang akan Tuan lakukan?” tanya Nick saat Teo duduk di sebelahnya.“Aku ingin memakai Gideon dan Eldar & Co sebagai bonekaku,” kata Teo tegas. “Aku hanya ingin menghentikan semua kejahatan di klub.”Nick terdiam cukup lama. Matanya yang terbiasa mengamati wajah para penjahat di penjara bawah tanah itu langsung menatap Teo dalam-dalam. Teo Andersen yang ia kenal tidak seperti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 27: Profesor Agasa Bahran

    Teo memberikan selembar foto itu kepada Nick yang masih menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Foto itu membingkai sosok pria berusia 36 tahun yang tersenyum cerah. Berbeda dengan senyumnya yang terlihat jenaka, ada kejeniusan yang bersembunyi di balik parasnya yang menawan. Sorot matanya memperlihatkan sinar ketegasan dan begitu kontras dengan kacamata bergaya sederhana yang dipakainya.Pria itu adalah Profesor Agasa Bahran, ahli hukum jenius yang akan memangku jabatan menteri di masa depan.“Terus terang, aku tidak tahu siapa dia,” gumam Nick yang masih memandangi foto pemberian Teo. “Apa dia orang yang berharga untuk Tuan?”“Bisa dibilang begitu,” kata Teo menanggapi dengan malu-malu. “Orang ini sangat jujur dan tegas dengan prinsip hukum. Ia adalah sosok yang dapat dipercaya dan diandalkan saat situasi bertambah sulit.”Nick masih bingung dengan pernyataan Teo. Pria di dalam foto tidak tampak seperti mata-mata atau agen rahasia seperti dirinya. Pria itu memakai kemeja putih yang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 28: Titik Terang dari Penyelidikan

    “Lima belas menit lagi aku akan berangkat ke Fidoria,” kata Nick di ujung telepon.“Penerbangan pukul sepuluh pagi dan kemungkinan memakan waktu hingga 14 jam. Tuan tidak perlu mencemaskan misiku di sana. Fokus saja pada Nona Julia dan penyelidikan lanjutan bersama detektif itu,” sambung Nick yang justru terdengar lebih cemas dari Teo.“Tentu saja, aku percaya padamu,” sahut Teo yang saat ini tengah mengangkut senjata api dari rak dan memindahkanya ke sebuah peti.“Aku sudah ahli dalam hal ini, bahkan rasanya memuaskan saat akhirnya menyamar kembali setelah belasan tahun menjadi pengawal pribadi.” Nick melanjutkan sembari terkekeh-kekeh.Namun, suara Nick terdengar agak samar karena pria itu tengah berada di area tunggu bandara. Kebisingan yang tak terhindarkan hampir menginterupsi percakapan mereka. Suara roda trolley yang didorong sekuat tenaga, ketukan langkah kaki, pembicaraan yang penuh tawa, hingga alunan musik dari radio. Teo rasanya ingin melarikan diri ke sana dan berhenti te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 29: Dua Sidik Jari dan Doberman

    “Kau yakin?” tanya Dokter Bram yang seakan tak percaya mendengar Detektif Aarav menyebut nama Jake Arthur.“Pelakunya adalah orang yang dekat dengan Tuan Teo dan Nona Julia,” lanjut Aarav sembari berjalan menyisir area TKP. “Pelakunya mengenal ruangan rahasia ini dan menjadikannya tempat penyekapan. Tentu saja, pelaku sangat mengenal Tuan Teo. Namun, pelaku tidak akan langsung dicurigai karena alibi yang sempurna dan kedekatannya dengan Tuan Teo.”“Lantas, apa yang membuatmu curiga?” Dokter Bram mengajukan pertanyaan sembari melepas tudung APD dan mengamati Aarav yang mondar-mandir.“Tidak ada alibi yang sempurna,” kata Aarav sembari menyunggikan senyum. “Seperti kata Anda, pelakunya memang cerdik. Ia sengaja memakai topeng dan berpura-pura mendukung Tuan Teo. Alhasil, ia bisa bolak-balik masuk ke rumah ini dan mungkin saja menyusup ke ruangan ini.”“Hipotesis yang masuk akal,” puji Dokter Bram. “Aku tahu kau detektif berbakat dari unit polisi divisi kejahatan berat.”“Benar, aku Aara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 30: Rahasia yang Muncul ke Permukaan

    Penemuan sidik jari kemarin membuat Teo nyaris putus asa. Namun, ia masih memiliki Aarav Si Doberman dan Dokter Bram. Ini bukan saatnya untuk menyerah. Teo juga tahu betapa kerasnya usaha yang dilakukan Aarav dan Kinan. Sangat menjijikkan jika ia hanya bisa meratapi takdir dan menekan Aarav.Perasaan bersalah yang bercampur aroma putus asa itu mendorong Teo menemui Jake. Sebelum ia pergi dengan mengendarai mobilnya, Teo telah menyiapkan mentalnya. Ia menghabiskan waktu di depan kaca tengah mobil untuk merapikan rambutnya. Sorot matanya terlihat begitu lelah dan memancarkan dendam.Namun, begitu Teo turun dari mobil, ia harus berakting seolah tidak terjadi apa-apa. Teo harus menekan Jake secara perlahan.“Oh, ada apa jauh-jauh ke sini?” Jake menyapa dengan agak canggung.“Tidak jauh. Ini klubku. Sudah sepatunya aku sering mampir,” timpal Teo yang memberi isyarat kepada pengawal agar meninggal mereka berdua.“Pantas saja aku mendengar teriakan wanita-wanita dari luar. Rupanya ada Teo An

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 31: Langkah Baru Jake Arthur

    “Ah, soal itu!” seru Jake sembari menuding wajah Teo yang dingin. “Tadi aku sempat bingung.”Jake berusaha mencari kata-kata yang tepat. Mungkin Jake pikir aktingnya sudah cukup untuk mengalihkan atensi Teo. Namun, Teo bukanlah pria yang naif dan mudah dibodohi. Dari gelagat Jake saja, Teo sudah menebak betapa gugupnya pria iblis itu.“Tadi aku sangat bingung karena kau tiba-tiba mengungkit hal itu,” kata Jake beralasan sembari menyeka keningnya. “Sepertinya aku minum terlalu banyak alkohol sampai merasa bingung.”“Ya, kau memang terlihat sangat bingung,” cibir Teo yang berusaha menahan tawanya. “Jadi, kau pergi ke studio pribadiku?”“Ya, sesekali saja,” kata Jake yang berusaha keras mengatur mimik wajahnya. “Kau tahu sendiri betapa sibuknya aku di klub. Selain bekerja di klub, aku juga harus pergi ke lokasi syuting dan studioku. Setelah itu, aku hanya bisa istirahat di rumahku.”“Semua selebritas memang punya jadwal yang padat,” ujar Teo menanggapi.“Ya, itu sebabnya aku sangat suntu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 39: Keputusan Terberat Jake Arthur

    Kejadian di kantor label rekaman membawa Jake jatuh dalam lembah kegagalan. Serangan mutlak dari Teo meruntuhkan harga dirinya. Jika Jake berani jujur pada dirinya, ia memang menginginkan harta Teo yang lebih banyak dari miliknya. Namun, penculikan Julia didasari kegilaan Teo yang ingin menyimpang dari rencananya di klub Solar Eclipse. Jake harus mendapatkan jawaban dari Julia agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Teo.Akan tetapi, segalanya berubah rumit karena Teo terlibat terlalu dalam. Pria gila itu melakukan hal di luar nalar yang sangat merugikan Jake, bahkan menyerang Jake sebagai pria rakus yang ingin mengeruk harta sahabatnya.Jake merasa ia akan mati di tangan Teo jika kegilaan ini terus berlanjut. Kemarin saja ia melarikan diri tanpa berkata apa-apa setelah Teo menyerangnya. Sekarang ketika Jake berdiri memandang gedung klub Solar Eclipse, ia merasa Teo sengaja mengubahnya menjadi pengecut dan menginjak harga dirinya.“Sialan. Teo Andersen benar-benar pengacau.”

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 38: Rumor yang Akhirnya Menjadi Viral

    Misi yang Nick jalani di Fidoria berjalan mulus sesuai perkiraannya. Nick Rayson memang orang yang tepat untuk misi pencarian Profesor Agasa. Teo tidak lagi terjebak dalam kecemasan sejak mendengar kabar terbaru dari Nick kemarin. Di sisi lain, Samuel yang terus menekannya pun mulai bermurah hati. Ini jelas situasi yang baik sampai Kinan datang dan mengubahnya menjadi badai.“Tuan sudah menonton tayangan berita di televisi?” tanya Kinan yang tanpa mengetuk pintu studio langsung menerobos masuk.Teo yang melihat tingkah Kinan merasa ada yang janggal. Wanita itu biasanya selalu menghormati privasinya. Namun, kali ini Kinan terlihat seperti dikejar pemburu dan tergesa-gesa menanyainya tentang siaran berita.“Apa yang terjadi?” Teo yang bingung hanya bisa mengajukan pertanyaan itu.Kinan berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Ruangan studio di kantor label rekaman sangat hening karena hanya ada Teo di sana. Ia seharusnya tengah menyiapkan naskah untuk hadir di sebuah acara. Sam

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 37: Jadwal yang Berantakan

    Kemunculan Samuel di ambang pintu tidak masuk dalam rencana Teo. Ia tidak menyangka pria itu akan terus mengusiknya sampai ke area privasi. Dengan agak gugup, Teo mengambil foto-foto barang bukti dan memasukkannya ke laci. Seraya mengendurkan otot wajah, ia berbalik dan mulai memasang senyum canggungnya untuk Samuel.“Oh, soal ini? Tentu saja aku ingin tahu perkembangan kasus Julia,” kata Teo membuka alibinya.“Memangnya kau paham?” Samuel bertanya lagi dan Teo mulai jengkel.“Paham atau tidak, aku pikir seorang suami harus bertindak semampunya.” Teo membeberkan apa alasannya kepada Samuel dengan cukup tenang. “Aku sudah menjalani jadwalku dengan baik dan sesuai keinginanmu. Mengapa masih terus menggangguku?”“Ah, maaf kalau kau terganggu,” balas Samuel agak kikuk. “Aku hanya ingin memberikan daftar jadwal untuk pekan ini. Kau harus membacanya agar semua kegiatan berjalan dengan baik. Aku tidak ingin kita mendapat komplain dari klien.”Samuel yang dalam pandangan Teo sudah tidak menaru

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 36: Kepercayaan yang Runtuh

    “Aku menemukan Profesor Agasa.”Kalimat pembuka dari Nick Rayson melesatkan harapan Teo. Ia baru saja mengunci pintu kamar setelah memeriksa seluruh area rumahnya. Kejadian yang rumit akhir-akhir ini membuat harapan dan kepercayaannya kepada orang-orang seketika goyah.“Apa yang kau temukan di sana, Nick?” tanya Teo yang kini mengintip dari balik tirai jendela di kamarnya, ia khawatir ada orang asing yang mengikutinya.“Profesor Agasa benar-benar ada di Fidoria,” kata Nick melanjutkan. “Aku sempat melihatnya di kantor polisi pusat Fidoria. Namun, ia tampak begitu sibuk. Setelah aku mengamati cukup lama dari luar gedung, aku curiga kalau ia sedang menangani sebuah kasus. Profesor Agasa ditemani oleh beberapa polisi dan aku tidak menemukan celah untuk menemuinya.”Kabar berikutnya bukan hal yang baik. Waktu terus berputar dan situasi mereka sangat sulit. Teo merasa Nick harus mengambil langkah yang lebih berani.“Kita sudah hampir kehabisan waktu.” Teo menimpali ucapan Nick dengan seriu

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 35: Pengkhianatan akan Selalu Terungkap

    “Dan, Nona Julia juga masih memakai syal itu saat di lokasi syuting. Jadi, tidak mungkin kalau tertinggal sebelum pergi ke lokasi,” tambah Kinan.Dua kalimat itu seolah menjadi palu besar yang telah menghantam kepala Aarav. Teo dan Kinan menatapnya dengan cukup dalam, membuatnya merasa semakin terpojok. Meskipun ia masih berusaha untuk terlihat tetap tenang, tetapi pada nyatanya, sorot mata itu tidak bisa berbohong.“Kalau begitu … kalau begitu kemungkinan Jake Arthur memang menghapus jejak sidik jarinya,” kata Aarav segera.Pandangan Teo masih tertuju pada sang Doberman. Ia tampak sedang menyelisik sesuatu yang tersembunyi di kepala Aarav.Padahal, sebelumnya Teo hanya berkata asal tentang Julia yang tidak tahu soal ruangan itu, tapi respon Aarav terasa sedikit berlebihan. Terlebih dengan pernyataan tambahan dari Kinan yang membuat Aarav semakin terlihat seperti kucing yang tertangkap mencuri lauk di dapur.“Atau, mungkin dia memakai sarung tangan sehingga sidik jarinya tidak ada yan

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 34: Kejanggalan Baru

    Rasanya, Jake baru saja disambar petir ketika mendengar ucapan Teo. Bagaimana bisa ia melewatkan hal sekecil itu. Sekarang, ia harus dilanda kebingungan dengan pertanyaan itu.“Itu ….”Belum sempat selesai bicara, ucapan Jake telah dipotong oleh salah satu pihak kepolisian yang bertubuh tinggi. “Maaf, Tuan Teo, tapi di salah satu foto yang diambil oleh penggemar Nona Julia hari itu memang terlihat jelas kalau Nona Julia memakai anting itu.”Polisi itu memberikan selembar foto yang menampakkan Julia dari arah samping dengan anting serupa yang menghiasi telinga kirinya.“Ya, aku melihat foto itu, maka dari itu aku yakin ini adalah anting Julia,” sahut Jake dengan percaya diri. Dalam hatinya, ia merasa cukup lega.Teo menatap kedua orang itu bergantian dengan tatapan yang cukup dalam, kemudian kembali memperhatikan selembar foto di tangannya.“Tuan Teo, sebenarnya pagi ini saya juga menemukan jejak orang mencurigakan ke arah ini dan saya merasa mungkin itu adalah penculik Nona Julia. Say

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 33: Anting Julia

    Masih tersisa banyak waktu sebelum Teo tiba ke lokasi penyekapan ini. Setelah bersusah payah merancang alibi baru dan menyiapkan TKP palsu, Jake merasa segalanya berjalan begitu cepat dan mulus. Kini ia dikurung rasa bosan yang menyiksa, terutama saat membayangkan wajah Julia yang pucat dan sorot matanya yang putus asa.Jake menggeram marah. Seketika ia teringat betapa keras kepalanya Julia. Wanita itu bertahan dengan semua bungkamnya. Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut wanita itu meski Jake telah melakukan kekerasan. Di sisi lain, situasinya kian runyam karena Teo dan detektif terus melibatkan diri dalam penyelidikan.Jake bukan pria yang pesimis. Namun, ia yakin jika tidak bertindak lebih keras, Teo yang lebih dulu membongkar kedoknya.“Sial! Aku harus menemui wanita jalang itu,” keluh Jake yang kini melangkah lebar-lebar dan meninggalkan lokasi.Ia menyetir dengan dikuasai kegilaan hingga tiba di lokasi asli lebih cepat dari perkiraannya. Di tempat yang tersembunyi itu, Ja

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 32: Penemuan Lokasi Penyekapan

    Jake Arthur menatap bangunan kosong berpagar kawat itu dengan bangga. Ia disergap perasaan bahagia saat orang suruhannya mengirimkan lokasi ini dan mengatakan bahwa rencana mereka akan berhasil. Tentu saja, siapa yang bisa menebak bahwa gudang kosong bekas penyimpanan tepung ini adalah tempat penyekapan Julia Emaline? Para polisi sibuk mengumpulkan bukti dan kesaksian hingga otak mereka yang dangkal tidak akan mengira gudang kecil di pinggiran kota adalah lokasinya.“Perusahaan yang memiliki gudang ini sudah bangkrut sepuluh tahun yang lalu,” kata si orang suruhan begitu Jake tiba. “Lima tahun yang lalu masih ada penjaganya, tapi sekarang sudah tak ada sehingga ini tempat yang ideal.”“Ya, TKP palsu yang sangat ideal,” puji Jake seraya melangkah masuk. “Taruh anting ini di sana. TKP ini harus sempurna.”Orang suruhan itu patuh dan segera mengatur ulang TKP. Sebelum mengemudi ke pinggiran kota yang terpencil, Jake menyempatkan diri menemui Julia di TKP yang asli. Ia mengambil anting ya

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 31: Langkah Baru Jake Arthur

    “Ah, soal itu!” seru Jake sembari menuding wajah Teo yang dingin. “Tadi aku sempat bingung.”Jake berusaha mencari kata-kata yang tepat. Mungkin Jake pikir aktingnya sudah cukup untuk mengalihkan atensi Teo. Namun, Teo bukanlah pria yang naif dan mudah dibodohi. Dari gelagat Jake saja, Teo sudah menebak betapa gugupnya pria iblis itu.“Tadi aku sangat bingung karena kau tiba-tiba mengungkit hal itu,” kata Jake beralasan sembari menyeka keningnya. “Sepertinya aku minum terlalu banyak alkohol sampai merasa bingung.”“Ya, kau memang terlihat sangat bingung,” cibir Teo yang berusaha menahan tawanya. “Jadi, kau pergi ke studio pribadiku?”“Ya, sesekali saja,” kata Jake yang berusaha keras mengatur mimik wajahnya. “Kau tahu sendiri betapa sibuknya aku di klub. Selain bekerja di klub, aku juga harus pergi ke lokasi syuting dan studioku. Setelah itu, aku hanya bisa istirahat di rumahku.”“Semua selebritas memang punya jadwal yang padat,” ujar Teo menanggapi.“Ya, itu sebabnya aku sangat suntu

DMCA.com Protection Status