Ara terkekeh sinis, meski hatinya terasa sesak oleh amarah dan ketakutan yang bercampur menjadi satu. Matanya menatap Aether dengan penuh kebencian, bahkan bibirnya yang mulai gemetar tetap melontarkan kata-kata pedas. "Sekarang apa maumu? Memaksaku menjadi mainanmu?" tantangnya, suaranya bergetar namun tegas."Bukan!" jawab Aether dengan nada yang tajam dan tegas, seperti dentuman guntur yang memenuhi ruangan. Tatapannya dingin namun membara. Dia perlahan naik ke atas ranjang, lututnya menyentuh matras dengan gerakan yang terlihat begitu penuh kendali, seperti predator yang baru saja mengepung mangsanya. "Aku ingin..." kata Aether, suaranya menurun, terdengar seperti bisikan mengancam. Wajahnya semakin dekat, napasnya terasa di wajah Ara. "Membuatmu jadi milikku."Tanpa aba-aba, Aether menarik kepala Ara dengan gerakan cepat, membuat jarak di antara mereka menjadi hampir tidak ada. Bibirnya mendekat dengan ancaman yang jelas. Namun sebelum ia sempat menyentuh Ara,
Last Updated : 2025-01-27 Read more