Aku berdiri dengan napas yang terengah-engah, pasir basah di bawah kakiku menggenggam langkahku seperti tangan-tangan kecil yang ingin menyeretku ke bawah. Udara di sekitarku berat, penuh dengan energi yang berdesakan, mengguncang tubuhku seperti gempa. Di atas langit yang kelam, dengan retakan emas yang masih berpendar samar, berdiri makhluk itu. Ia bukan hanya entitas biasa, ia adalah bencana, kehancuran, dalang dari semua yang terjadi. Ia adalah Ordo Zeros. Aku mengepalkan tangan, pandanganku terkunci pada sosok besar itu. Matanya, hitam seperti jurang tanpa dasar, menatapku dengan dingin, tanpa emosi. Suaranya menggema di pikiranku, meski ia belum berkata apa-apa, seakan keberadaannya saja sudah cukup untuk menekan jiwaku. “Ordo Zeros!” Suaraku pecah, melawan angin yang menderu kencang. Aku merunduk, mengambil trisula yang jatuh di hadapanku. Energinya masih berkilauan, meski cahayanya meredup setelah terhempas oleh kekuatan Nyi Roro Kidul. “MATI KAU!” teriakku, memusatkan s
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-28 อ่านเพิ่มเติม